wabah sindroma tangan, kaki, dan mulut yang disebabkan virus coxsackie di singapura baru-baru
ini bukanlah yang pertama kali menghebohkan dunia. wabah besar coxsackie pernah terjadi di
inggris pada tahun 1994. saat itu ditemukan sekitar 952 kasus, yang seluruhnya terjadi pada anak-
anak berusia 1 - 4 tahun. seperti wabah penyakit lainnya, serangan coxsackie yang pada keadaan
tertentu dapat menyebabkan kematian ini tentunya sangat menggelisahkan masyarakat. di
indonesia, belakangan juga ditemukan beberapa kasus. meski baru satu atau duaorang anak saja
yang terkena, sudah cukup membuat takut para ibu yang masih memiliki anak berusia balita.
VIRUS COXSACKIE BUKAN VIRUS BARU
virus ini diberi nama Coxsackie, karena pertama kali ditemukan di daerah Coxsackie, New York
pada tahun 1948. kala itu, virus Coxsackie menyerang lambung dan dapat menyebarkan dengan
segala cara. sepuluh tahun kemudian, barulah dikenal sebagai sindroma "tangan, kaki, dan
mulut" kemudian, beberapa tipe virus serupa ditemukan, yaitu Coxsackie tipe A, B, dan A16.
dalam jangka waktu tertentu, virus Coxsackie acap mengalami mutasi. perubahan yang dialami
oleh Coxsackie tipe B lebih cepat di banding Coxsackie tipe A. setiap 2-5 tahun, Coxsackie B
memproduksi "model terbaru". Coxsackie B ini dijuluki sebagai "peluru dalam roket". yang dapat
mewabah karena penyebarannya berlangsung sangat cepat. diduga, penyebab epidemi
Coxsackie di Sarawak belakangan terakhir ini adalah Virus Coxsackie jenis B.
PENYEBARANNYA
Coxsackie dapat menyerang siapa saja, terutama anak-anak berusia 2 minggu hingga 5 tahun.
virus Coxsackie tergolong berumur panjang ini mudah sekali tersebar, dalam suhu panas maupun
kering. Coxsackie juga dapat bertahan hidup di bahan organik dan di dalam air yang tercemar.
virus ini menyebar terutama lewat makanan atau minuman yang sudah tercemar kotoran
penderita (fecal-oral route). pencemarannya bisa terjadi melalui sentuhan tangan, lalat, lipas
atau tikus yang memindahkan virus dari kotoran penderita ke makanan/minuman. virus juga
dapat menyebar dengan mudahnya melalui tetesan air liur yang keluar ketika penderita batuk,
bersin, atau bahkan ketika bercakap-cakap.
TANDA DAN GEJALA VIRUS COXSACKIE
Gejala baru akan timbul setelah 3-5 hari virus memasuki tubuh penderita. gejala yang sangat
khusus adalah timbulnya bintik-bintik merah berisi air (menyerupai kutu air, berdiameter 3-7
mm) pada telapak tangan, kaki dan mulut.
gejala ini biasanya didahului beberapa keluhan berupa :
1. Deman (panas tubuh antara 30-40 derajat celcius)
2. sakit tenggorokan
3. sakit kepala.
4. hilangnya selera makan, mual
5. sakit perut
6. nyeri otot
7. sariawan di mulut
namun, ada juga sumber yang menyebutkan bahwa sering kali anak-anak yang terserang virus
Coxsackie malah tidak menunjukkan gejala khusus. gejalanya lebih mirip demam biasa yang akan
sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. tak jarang juga ditemukan gejala panas yang
hilang timbul (biphasic), sehari panas, hari berikutnya normal. panas yang sama akan kembali
timbul dalam 2-4 hari selanjutnya.
KEMUNGKINAN KOMPLIKASI VIRUS COXSACKIE
Bagi sebagian besar anak-anak yang sistem kekebalannya tubuhnya bekerja dengan sempurna,
serangan virus Coxsackie tidak akan membahayakan. tapi, anak-anak yang tidak memiliki sistem
kekebalan tubuh tertentu dapat menjadi sangat rentan terhadap virus Coxsackie. Virus Coxsackie
akan menimbulkan infeksi dan berbagai komplikasi. bahkan, jika virus Coxsackie menyerang
organ yang sangat vital seperti jangtung, dan otak , maka akan menyebabkan kematian.
jika virus Coxsackie menyerang jaringan otot jantung, terjadilah Myocarditis yang bisa
menyebabkan gagal jantung. komplikasi ini biasanya terjadi pada bayi yang baru lahir, yang dapat
terinfeksi oleh sang ibu. bayi yang terserang virus Coxsackie Myocarditis akan terserang panas
selama 2 minggu berturut-turut, diikuti dengan kesulitan bernafas, tak mau menyusu atau
makan, enggan bergerak dan kadang-kadang didapat Cyanosis (kulit, bibir, dan kuku berwarna
kebiruan karena kurangnya kandungan oksigen dalam darah).
komplikasi lain yang ditimbulkan adalah Hemorrhagic conjunctivitis, yaitu infeksi pada bagian
putih mata, mata menjadi sangat sensitif terhadap cahaya, dan penglihatan kabur, bagian putih
mata berwarna merah, membengkak, dan berair.
Pleurodynia (dikenal juga dengan penyakit Bornholm), juga dikaitkan erat dengan infeksi
serangan virus Coxsackie, gejalanya adalah adanya sakit pada dada dan perut bagian atas. anak
laki-laki yang terkena Pleurodynia biasanya merasakan sakit pada testicle-nya.