Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
drg.
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena atas berkat dan rahmat-Nya jua
lah sehingga kami selaku kelompok lima dapat menyelesaikan makalah “CLEFT
LIP AND PALATE”. Makalah ini dibuat sebagai bahan pembelajaran, kedokteran
gigi Universitas Lambung Mangkurat tahun ajaran 2019 diharapkan makalah ini
dapat bermanfaat dalam pembelajaran selanjutnya.
Kami selaku kelompok A mengucapkan terimakasih kepada drg. .....
sebagai pembimbing. Apabila ada kesalahan dan kekurangan pada makalah kami,
kami bersedia meminta kritik dan saran. Atas perhatiannya kami mengucapkan
terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
Cleft Lip and Cleft Palate atau Orofacial Cleft, yang biasa dikenal dengan
bibir sumbing ada suatu kondisi defek lahir dimana terbentuknya pembukaan atau
belahan yang tidak wajar pada bibir atau palatum. Terdapat tiga jenis utama defek
cleft lip cleft palate yaitu cleft lip (CL) dimana terjadi belahan hanya pada bibir,
cleft palate (CP) dimana terjadi belahan pada daerah palatum, dan cleft lip palate
Berdasarkan data CDC di Amerika Serikat pada tahun 2004 hingga 2006
mengatakan bahwa kasus cleft palate mengenai 2,650 bayi baru lahir dan cleft lip
dan cleft lip palate mengenai kira-kira 4,440 bayi baru lahir.2 Sebuah penelitian di
Bandung menunjukkan dari 1596 pasien, ditemukan 50.53% pasien dengan cleft
lip and palate, 25.05% cleft palate, dan 24.42% cleft lip, dimana 20.08% dari
keseluruhan pasien memiliki riwayat keluarga dengan cleft lip dan cleft palate.3
Sampai saat ini, cleft lip dan cleft palate belum diketahui penyebabnya atau
bersifat idiopatik.1 Cleft lip dan cleft palate dicurigai akibat mutasi pada gen
pembentuk rongga mulut dan bibir pada bayi ketika masa kandungan umur 4
palatum dan bibir atas, yang akhirnya membentuk belahan yang terlihat jelas pada
rongga mulut. Namun, beberapa penelitian terbaru juga mencurigai diet dan
pemakaian obat-obatan pada ibu, kebiasaan merokok, dll. dapat menjadi faktor
penyebab terjadinya cleft lip dan cleft palate.4,5,6 Cleft lip and cleft palate dapat
mengenai cleft lip dan cleft palate, mengenai cara mendiagnosis hingga pemberian
tatalaksana bagi pasien dengan cleft lip dan cleft palate. Penulis berharap melalui
2. 1. Definisi
Cleft Lip and Palate adalah suatu kondisi dimana terdapat celah abnormal
di bibir atas dan atap mulut yang terjadi ketika beberapa bagian gagal bergabung
bersama selama awal kehamilan. Bibir dan palatum berkembang secara terpisah,
sehingga memungkin bagi bayi untuk dilahirkan hanya dengan bibir sumbir,
2.2 Epidemiologi
Insiden bibir sumbing pada populasi kulit putih adalah sekitar 1 dari 1000
kelahiran hidup. Insiden di populasi Asia dua kali lebih besar, sedangkan pada
populasi kulit hitam kurang dari setengah besar.9 Anak laki-laki lebih sering
belum ada data yang pasti. Kasus bibir sumbing/ celah pada palatum (langit-
langit) 1:600 kelahiran, sedangkan kasus pada palatum saa 1:1000 kelahiran.
Tahun 2012 Pusat Pelatihan Celah Bibir dan Langit-langit Internasional mecatat
jumlah penderita kelainan bibir sumbing di Indonesia mencapai 7500 orang per
tahun.10 Hal ini menunjukan kasus bibir sumbing merupaka masalah di kalangan
masyarakat Indonesia. Angka kejadian terus meningkat dari tahun ke tahun harus
Cleft Lip atau Celah Bibir adalah penyakit yang disebabkan oleh kontribusi
dari faktor lingkungan serta faktor genetik. Penyebab dari sebagian besar kejadian
celah bibir masih belum diketahui hingga sekarang. Beberapa anak mengalami
celah bibir karena adanya perubahan genetik. Kasus celah bibir merupakan hal
yang diturunkan secara genetik. 1 dari 5 kasus celah bibir merupakan kasus yang
- Faktor Genetik
dan biasa juga karena atropi dari pada epithelium ataupun tidak adanya
perubahan otot pada epithelium ataupun tidak adanya perubahan otot pada
yang dominan dan resesif juga merupakan penyebab terjadinya hal ini.
a. Defisiensi Nutrisi
Nutrisi yang kurang pada masa kehamilan merupakan satu hal penyabab
terjadinya celah.
b. Zat kimia
c. Virus rubella
Frases mengatakan bahwa virus rubella dapat menyebabkan cacat berat, tetapi
mengganggu foetus
- Gangguan endokrin
e. Trauma
Strean dan Peer melaporkan bahwa trauma mental dan trauma fisik dapat
Faktor resiko lain terjadinya celah bibir pada anak bayi sudah ada sejak bayi
tersebut masih berada dalam kandungan. Beberapa faktor resiko bagi janin untuk
2.3 Klasifikasi
Menurut sistem Veua, sumbing palatum dapat dibagi dalam empat tipe
klinis, yaitu :
1. Kelas I : Sumbing yang terbatas pada palatum lunak
2. Kelas II : Cacat pada palatum keras dan lunak, meluas tidak
melampaui foramen insisivum dan terbatas hanya pada palatum
sekunder.
3. Kelas III : Sumbing pada palatum sekunder dapat komplet atau tidak
komplet. Sumbing palatum komplet meliputi palatum lunak dan keras
sampai foramen insisivum. Sumbing tidak komplet meliputi palatum
lunak dan bagian palatum keras, tetapi tidak meluas sampai foramen
insisivum. Sumbing unilateral yang komplet dan meluas dari uvula
sampai foramen insisivum di garis tengah dan prosesus alveolaris
unilateral juga termasuk kelas III
4. Kelas IV :Sumbing bilateral komplet meliputi palatum lunak dan keras
serta prosesus alveolaris pada ke dua sisi premaksila, meninggalkan
daerah itu bebas dan sering kali bergerak.15
Sumbing bibir dapat bervariasi, dari pit atau takik kecil pada tepi merah
bibir sampai sumbing yang meluas ke dasar hidung.
1. Kelas I : Takik unilateral pada tepi merah bibir dan meluas sampai
bibir
2. Kelas II : Bila takik pada merah bibir sudah meluas ke bibir, tetapi
tidak mengenai dasar hidung
3. Kelas III : Sumbing unilateral pada merah bibir yang meluas melalui
bibir ke dasar hidung
4. Kelas IV : Setiap sumbing bilateral pada bibir yang menunjukkan takik
tak sempurna atau merupakan sumbing yang sempurna.15
2.4 Patogenesis
dimana mereka akan membentuk jaringan tulang, jaringan ikat, serta seluruh
jaringan pada gigi kecuali enamel. Bibir atas merupakan turunan dari prosesus
medial nasal dan maxillary. Kegagalan penggabungan prosesus medial nasal dan
maksila pada minggu kelima kehamilan, baik pada satu atau kedua sisinya,
berakibat cleft lip. Cleft lip biasanya terjadi pada pertemuan antara bagian sentral
dan lateral dari bibir atas. Cleft dapat memengaruhi bibir atas saja atau bisa juga
melebar lebih jauh ke maksila dan palatum primer. Jika terjadi kegagalan
pengabungan palatal shelves juga, terjadi cleft lip dengan cleft palatum, yang
kanan dan kiri. Fusi palatal shelve dimulai pada minggu ke-8 kehamilan dan
berlanjut sampai minggu ke-12 kehamilan. Cleft palate terjadi karena kegagalan
fusi total atau sebagian dari palatal shelve. Hal ini dapat terjadi dengan beberapa
cara, yaitu ada kelainan pada gen yang mengatur diferensiasi sel, pertumbuhan,
apoptosis, adhesi antar sel, dan pensinyalan sel, serta adanya gangguan pada
keduanya.13
Faktor lingukungan dan genetik saling memengaruhi dan berperan penting dalam
patogenesis dari Cleft Lip and Palate (CLP). Ibu yang merokok selama kehamilan
berisiko melahirkan anak yang mengalami CLP karena bisa terjadi mutasi gen
khususnya pertumbuhan palatum. Selain itu juga, serum folat juga dapat menurun
pada ibu hamil tersebut yang dapat terbentuknya celah atau cleft yang sering
abnormalitas pada keturunannya yang disebut Fetal Alcohol Syndrome (FAS). Hal
ini dikarenakan konsumsi alkohol oleh ibu hamil dapat memberikan efek
Patofisiologi
Bibir atas bayi berkembang di sekitar lima minggu kehamilan, dan dari sekitar
jaringan di kedua sisi lidah. Biasanya jaringan ini tumbuh terhadap satu sama lain
terbentuk celah di bibir dan gusi. Biasanya hal ini akan menjadi celah tunggal di
bawah lubang hidung (bibir sumbing unilateral). Kadang-kadang ada dua
kesenjangan dalam bibir atas, masing- masing di bawah (bibir sumbing bilateral)
lubang hidung. Ketika langit-langit gagal untuk bergabung, celah akan tersisa di
langit-langit mulut. Hampir setengah dari celah melibatkan kedua bibir dan langit-
langit. Sekitar sepertiga adalah bibir saja dan seperempat adalah dari langit-langit
saja.
memisahkan rongga mulut dan hidung. Palatum terbagi dua, yaitu palatum durum
dibentuk oleh prosessus maksila (2/3anterior), pars horisontalis osis palatine (1/3
lateral melekat pada dinding faring dan sebelah posterior sebagai suatu pinggiran
bebas.
dari anterior ke posterior dimana proses ini dapat berhenti tiba-tiba. Menurut
yang terdapat pada langit-langit juga linggir alveolar dan bibir terkena baik
sempurna, meninggalkan celah yang dapat meluas kedalam rongga hidung. Celah
dapat melibatkan sisi lain palatum. Celah ini dapat meluas dari bagian depan
Seringkali celah juga melibatkan bibir. Celah palatum tidak terlihat sejelas celah
bibir karena berada di dalam mulut. Celah palatum bisa saja merupakan satu-
satunya kelainan pada seorang anak, atau bisa saja berhubungan dengan celah
bibir atau sindroma lainnya. Pada kebanyakan kasus, anggota keluarga lain juga
anterior ke foramen incisivus, disebut alveolus dan bibir atas. Palatum sekunder
palatum durum (keras), dan lebih ke belakang lagi, palatum molle (lunak). Celah
palatum adalah hasil dari kegagalan menyatunya dua lempeng palatina. Kegagalan
ini mungkin terbatas pada palatum molle saja atau melibatkan kedua palatum
durum dan palatum molle. Ketika celah palatum menempel pada septum nasi dan
vomer, celah disebut inkomplit. Jika septum nasi dan vomer terpisah secara total
bicara normal, dicapai oleh 5 otot berbeda yang berfungsi dalam sebuah cara yang
komplit dan terkoordinasi. Umumnya serat otot palatum molle berorientasi secara
melintang tanpa tambahan berarti ke palatum durum. Pada celah palatum molle,
serat otot berorientasi pada arah anteroposterior, masuk ke dalam batas posterior
palatum durum.
Palatum durum normal dapat dibagi kedalam zona anatomis dan fisiologis.
Pusat fibromukosa palatum sangat tipis dan terletak secara langsung dibawah
berbatasan dengan gigi. Dalam melakukan penutupan secara bedah pada celah
bagian tengah kubah palatum tidak dijumpai dan fibromukosa palatum berkurang
selama perkembangan janin. Derajat celah bibir dapat sangat bervariasi, dari
ringan (takik pada bibir) sampai yang berat (celah lebar dari bibir ke hidung).
Terdapat beberapa nama berbeda yang diberikan pada celah bibir berdasarkan
pada lokasinya dan seberapa banyak bibir terlibat. Celah pada satu sisi bibir yang
tidak meluas ke hidung disebut inkomplit unilateral. Celah pada satu sisi bibir
yang meluas kedalam hidung disebut komplit unilateral. Celah yang melibatkan
kedua sisi bibir dan meluas kedalam dan melibatkan hidung disebut komplit
bilateral.
Pada celah bibir unilateral, cincin otot nasolabial dan bilabial terganggu
pada satu sisi, menghasilkan deformitas asimetris yang melibatkan kartilago nasi
eksternal, septum nasi dan maksila anterior (premaksila). Deformitas ini
kedalam bibir dan retraksi kulit labia, juga perubahan ke merah terang dan
Kedua cincin otot superior terganggu pada kedua sisinya, menghasilkan hidung
ketiadaan otot. Sebagaimana celah bibir unilateral, deformitas otot, kartilago dan
Bibir sumbing atau yang juga dikenal dengan cleft lip with or without
dibandingkan dengan bilateral. Jangkauan dari cleft lip bervariasi dan dapat diikuti
oleh cleft alveolus, bisa berupa komplit atau lekukan (notched). Pada jenis bibir
melekat pada septum nasal) atau bilateral. Jangkauan dari bibir sumbing bias
diklasifikasikan sebagai bibir sumbing yang lengkap (Gambar 1), tidak tidak
lengkap (Gambar 2), atau bentuk mikro (Gambar 3). Pada jenis bibir sumbing
yang lengkap, ada gangguan pada mukosa bibir hingga ke dasar hidung dengan
deformitas nasal terkait. Bibir sumbing bilateral yang tidak lengkap bisa sangat
karena ketegangan luka. Penatalaksanaan bibir sumbing yang lebih parah sering
Pada bibir sumbing unilateral lengkap, terdapat rotasi eksternal dan ke atas
dari segmen medial premaxilla dan rotasi internal dan lateral segmen lateral.16
Serat orbikularis oris menempel secara medial ke dasar columella dan lateral ke
basis alar. Septum hidung mengalami dislokasi dari alur vomerian dengan
pemendekan columella. Tulang rawan alar dari sisi sumbing mengalami deformasi
sedemikian rupa sehingga crus medial bergeser ke posterior dan crus lateral
sepenuhnya terpisah dari bibir lateral dan segmen maksila. Akibatnya, premaksila
menjorok melewati segmen lateral. Prolabium dapat bervariasi dalam ukuran dan
tidak memiliki struktur philtral normal dari alur tengah dan punggungan philtral.
Persimpangan vermilion dan gulungan kulit (putih) sering kurang. Pada bibir
oris. Deformitas hidung yang terkait dengan bibir sumbing bilateral adalah
columella yang diperpendek, ujung hidung pipih, dan alar hooding. Pembakaran
dari basis alar ini sama dengan perbaikan base alar yang tidak memadai.16
Gambar 1. Bayi dengan bibir sumbing dan celah palatum unilateral lengkap. (A) Pra
operasi. (B) Ilustrasi yang menggambarkan alveolus premaxilla, otot perioral, dan
deformitas nasal sumbing khas. Panah menunjukkan ketinggian vermilion, yang harus
dibuat simetris dan garis merah dari Noordhoff (wet-dry junction) dari bibir. (C)
Pandangan pasca operasi anak yang sama setelah modifikasi perbaikan rotasi Mohler
dan rhinoplasti primer. (Dikutip dari: [A, B] Tollefson TT, Sykes JM. Unilateral cleft
lip. In: Goudy S, Tollefson TT, editors. Complete cleft care. New York: Thieme; 2015. p.
Gambar 2. Bayi dengan bibir sumbing yang tidak lengkap. (A) Pra operasi. (B)
puncak Cupid, (2) pengerakan philtrum, (3) defisiensi vermilion kering medial,
(4) maloksi alar dasar, (5) mukosa berlubang, dan (6) defisiensi otot orbicula-ris
oris.15
Gambar 4. (A) Bayi berusia dua minggu dengan bibir sumbing bilateral asimetris
dan palatum (tidak lengkap di kanan dan lengkap di kiri). (B) Enam bulan pasca
operasi.15
2.6 Diagnosis
Orofacial cleft termasuk cleft lip dengan atau tanpa cleft palate adalah
abnormalitas kongenital yang umum. Namun deteksi prenatal yang tepat sangat
penting karena jenis dan ekstensi dari cleft berhubungan dengan outcome yang
berhubungan secara anatomi dan abnormalitas kromosom. Cleft lip tanpa cleft
palate memiliki prognosis yang lebih baik daripada cleft lip yang disertai cleft
palate. Teknik rekonstruksi, operasi, risiko untuk kronis otitis media, kehilangan
Cleft lip yang disertai cleft palate menimbulkan morbiditas yang lebih besar dan
memerlukan perbaikan yang lebih banyak yang berhubungan dengan lebih
dua kehamilan adalah pilihan pertama untuk screening orofacial cleft. TA-US
banyak dilakukan karena mudah dan tidak menimbulkan radiasi.18 Selain itu ada
adalah gambaran rekonstruksi 3D dari regio perioral fetal. SROP dapat melihat
superior lip, alveolar ridge, dan palate sekunder dalam satu kali scan. SROP ini
digunakan untuk managemen cleft lip dengan atau tanpa cleft palate, uni atau bi-
lateral yang telah didiagnosis pada umur gestasi 22-28 minggu.19 Namun 3-D US
lebih jarang digunakan karena membutuhkan waktu lebih lama. Sehingga orang
lebih sering menggunakan 2-D US. Untuk meningkatkan akurasi dari 2-D US ada
berwarna abu-abu dapat saja melewati adanya cleft palate saat pemeriksaan
karena bayangan dari bony alveolar ridge yang menutupi kecacatan pada palate.
Penggunaan warna atau power Doppler pada potongan sagittal dapat memperbaiki
minggu, dapat juga dilakukan MRI pada umur gestasi 29-30 minggu jika
terkonfirmasi saat dilakukan pemeriksaan klinis pada bayi yang sudah lahir. 17
Gambar 5. Gambaran ultrasonographic prenatal dengan cleft lip and palate pada
2.7 Komplikasi
Terdapat komplikasi lain yang mungkin terkait dengan celah bibir dan
Karena pembukaan atap mulut dan bibir, fungsi otot dapat menurun, yang
ektensif dan rutin. Perawatan dilakukan dalam 4 tahap yaitu sebelum pembedahan
awal untuk memperbaiki bentuk bibir, selama masa gigi geligi sulung, masa gigi
palatum yang seperti normal agar lidah terbiasa pada posisi fisiologis.22
keparahan. Penutupan bibir awal dilakuakn selama beberapa bulan pertama lalu
Anak dengan kasus cleft lip atau cleft palate biasanya akan dirawat oleh
tim dokter khusus yang mencakup dokter gigi spesialis bedah mulut, dokter
spesialis bedah plastik, ahli terapi bicara, audiologist, dokter gigi spesialis gigi
Ada tiga tahap penanganan bibir sumbing yaitu tahap sebelum operasi,
tindakan operasi, asupan gizi yang cukup dilihat dari keseimbangan berat
badan yang dicapaidan usia yang memadai. patokannya adalah rule of ten
meliputi berat badan lebih dari 10 pounds atau 4-5 kg, Hb lebih dari 10 gr%
dan usia lebih dari 10 minggu, hal ini bertujuan agar anak lebih dapat
lebih maksimal.
Pada saat ini yang perlu diperhatikan adalah kesiapan tubuh si bayi
menerima tindakan operasi, hal ini hanya bisa diputuskan oleh seorang ahli
bedah. Usia optimal untuk operasi bibir sumbing adalah 3 bulan. Usia ini
dipilih mengingat pengucapan bahasa bibir dimulai pada usia 5-6 bulan
sehingga jika koreksi pada bibir lebih dari usia tersebut makan pengucapan
optimal pada usia 1,5 – 2 tahun mengingat anak aktif bicara pada usia 2
tahun dan sebelum anak masuk sekolah. Operasi yang dilakukan sesudah
usia 2 tahun harus diikuti dengan tindakan speech teraphy karena jika tidak,
setelah operasi suara sengau pada saat bicara tetap terjadi karena anak sudah
terbiasa.
instruksi pada orang tua pasien misalnya setelah operasi bibir sumbing luka
bekas operasi dibiarkan terbuka dan tetap menggunakan sendok atau dot
Celah bibir dan celah langit-langit adalah cacat lahir dari mulut yang terbentuk
selama perkembangan janin awal. Mutasi genetik yang menyebabkan celah bibir
dan langit-langit mulut tidak dapat dicegah. Tetapi wanita hamil dapat mengambil
meningkatkan risiko memiliki anak yang lahir dengan bibir sumbing atau langit-
langit celah : 24
Mengonsumsi makanan dan vitamin yang benar sebelum hamil dan selama
terlebih dahulu dari dokter. Beberapa obat resep yang diambil selama
kebutuhan akan obat dan risiko yang mungkin terjadi pada janin.
Hindari merokok. Merokok selama kehamilan dapat meningkatkan risiko
Jauhkan diri dari orang sekitar yang memiliki penyakit menular, seperti
cacar air.24,25
2.10 Prognosis
Pada umumnya, prognosis buat celah bibir dan celah langit-langit adalah
bagus kalau pasien di beri perawatan. Perawatan yang terbaik buat pasien celah
18 bulan pertama atau lebih awal jika mungkin. Ramai kanak-kanak memerlukan
rawatan dan perkhidmatan yang lain, seperti penjagaan gigi atau ortodontik khas
orofacial mungkin mempunyai masalah dengan harga diri jika mereka bimbang
dengan perbedaan yang kelihatan antara dirinya dan anak-anak lain. Sokongan
moral dari ibu bapa boleh adalah penting dalam memelihara keadaan psikologis
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Cleft Lip and Palate adalah sebuah kondisi defek pada anak-anak yang
mengakibatkan belahan pada palatum dan bibir. Selama ini faktor genetik
dicurigai menjadi faktor penyebab kuat dari cleft lip and palate, namun beberapa
studi terkini menunjukkan bahwa faktor lingkungan dan gaya hidup dari ibu dapat
berkontribusi mengakibatkan kondisi ini pada bayi. Belahan pada kondisi ini
membentuk bibir pada masa gestasi. Apabila cleft lip and palate tidak diatasi,
pernapasan, dll. Kondisi ini dapat didiagnosis kini pada masa kehamilan, dan
penatalaksanaan dengan tindakan operasi dan terapi pra dan pasca operasi agar
melatih fisiologis mulut dan gigi anak dengan normal. Pencegahan dapat
dilakukan dengan memperhatikan asupan nutrisi dan gaya hidup dari ibu maupun
and palate.
DAFTAR PUSTAKA
2. Parker SE, Mai CT, Canfield MA, Rickard R, Wang Y, Meyer RE,
Anderson P, Mason CA, Collins JS, Kirby RS, Correa A; for the National
estimates for selected birth defects in the United States, 2004-2006. Birth
2010;88:1008-16.
5. Correa A, Gilboa SM, Besser LM, Botto LD, Moore CA, Hobbs CA,
2008;199:237.e1-9.
6. Margulis AV, Mitchell AA, Gilboa SM, Werler MM, Glynn RJ,
7. Mossey PA, Little J, Munger RG, Dixon MJ, Shaw WC. Cleft lip and
2012;16(2):228.
9. 15. Shaye D, Liu C, Tollefson T. Cleft Lip and Palate. Facial Plastic
10. Tollefson TT, Sykes JM. Unilateral cleft lip. In: Goudy SG, Tollefson TT,
11. Erwin S. Perawatan Ortodontik Pada Pasien Celah Bibir dan Langit-langit.
12. Stone C. Cleft Lip and Palate: Etiology, Epidemiology, Preventive and
13. Global health issues related to cleft lip and palate: Prevention and
2016;27(5):455.
14. Parker SE, Mai CT, Canfield MA, Rickard R, Wang Y, Meyer RE,
Anderson P, Mason CA, Collins JS, Kirby RS, Correa A; for the National
estimates for selected birth defects in the United States, 2004-2006. Birth
Defects Research (Part A): Clinical and Molecular Teratology
2010;88:1008-16 .