Muka Air Tanah
Muka Air Tanah
keterangan :
qu = kapasitas dukung maksimum
q = P0 = tekanan overburden = γ.Df
c = kohesi tanah
γ = berat isi tanah
Df = kedalaman pondasi
B = lebar pondasi (R = jari-jari untuk pondasi lingkaran)
L = panjang pondasi (L ≥ B)
Nc , Nq , Nγ adalah faktor daya dukung yang besarnya dapat ditentukan dengan
memakai Tabel 1.
γ Nc Nq Nγ γ Nc Nq Nγ
0 5,70 1,00 0,00 26 27,09 14,21 9,84
1 6,00 1,10 0,01 27 29,24 15,90 11,60
2 6,30 1,22 0,04 28 31,61 17,81 13,70
3 6,62 1,35 0,06 29 34,24 19,98 16,18
4 6,97 1,49 0,10 30 37,16 22,46 19,13
5 7,34 1,64 0,14 31 40,41 25,28 22,65
6 7,73 1,81 0,20 32 44,04 28,52 26,87
7 8,15 2,00 0,27 33 48,09 32,23 31,94
8 8,60 2,21 0,35 34 52,64 36,50 38,04
9 9,09 2,44 0,44 35 57,75 41,44 45,41
10 9,61 2,69 0,56 36 63,53 47,16 54,36
11 10,16 2,98 0,69 37 70,01 53,80 65,27
12 10,76 3,29 0,85 38 77,50 61,55 78,61
13 11,41 3,63 1,04 39 85,97 70,61 95,03
14 12,11 4,02 1,26 40 95,66 81,27 115,31
15 12,86 4,45 1,52 41 106,81 93,85 140,51
16 13,68 4,92 1,82 42 119,67 108,75 171,99
17 14,60 5,45 2,18 43 134,58 126,50 211,56
18 15,12 6,04 2,59 44 151,95 147,74 261,60
19 16,56 6,70 3,07 45 172,28 173,28 325,34
20 17,69 7,44 3,64 46 196,22 204,19 407,11
21 18,92 8,26 4,31 47 224,55 241,80 512,84
22 20,27 9,19 5,09 48 258,28 287,85 650,67
23 21,75 10,23 6,00 49 298,71 344,63 831,99
24 23,36 11,40 7,08 50 347,50 415,14 1072,80
25 25,13 12,72 8,34
Dewatering (pekerjaan pengeringan) adalah pekerjaan sipil yang bertujuan untuk dapat
mengendalikan air (air tanah/permukaan) agar tidak mengganggu/menghambat proses
pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi, terutama untuk pelaksanaan bagian struktur yang
berada dalam tanah dan di bawah muka air tanah.
Pengaruh air tanah yang tidak dipertimbangkan pada proyek konstruksi dapat
mengakibatkan suatu problem yang besar. Kondisi air tanah yang semula kurang diketahui
atau tidak diperhitungkan, dapat mengubah proses pelaksanaan dan bahkan dapat
mengubah desain struktur, dan terakhir akan mempengaruhi biaya keseluruhan bangunan.
Sering dijumpai, bahwa problem air tanah yang tidak diharapkan dapat menyebabkan
terlambatnya penyelesaian proyek konstruksi, dan bahkan dapat mengakibatkan
perubahan desain konstruksi secara drastis. Agar dapat menghindari masalah-masalah di
atas, kita harus dapat memahami dan mengerti hal-hal tentang air tanah.
Pada dasarnya ada 2 hal yang perlu diketahui tentang air tanah, ditinjau dari pengaruhnya
terhadap proses pelaksanaan bangunan, yaitu:
1. Bagaimana air tersebut bergerak di dalam tanah sekitarnya.
2. Bagaimana pengaruh air tersebut terhadap tanah sekitarnya.
Dengan mempelajari kedua faktor pokok tersebut, kita dapat melakukan berbagai usaha
untuk mencegah hal-hal yang tidak kita inginkan.
Jadi maksud dan tujuan Dewatering /pekerjaan pengeringan adalah untuk dapat
mengendalikan air tanah, supaya tidak mengganggu /menghambat proses pelaksanaan
suatu pekerjaan konstruksi bangunan sipil.
Metode yang dapat dipakai untuk pekerjaan dewatering antara lain:
1. Open Pumping
2. Predrainage
3. Cut Off
4. Compressed Air
Pertimbangan-pertimbangan perancangan :
a. Kedalaman pondasi harus cukup dan penggaliannya harus memperhitungkan
telapak-telapak yang sudah ada pada bangunan yang bersebelahan.
b. Kedalaman pondasi harus di bawah zona perubahan volume musiman yang
disebabkan oleh pebekuan , pelumeran dan pertumbuhan tanaman.
c. Skema pondasi harus mempertimbangkan kondisi tanah yang memuai.
d. Sistem pondasi harus aman terhadap pembalikan , pergeseran dan pengangkatan.
e. Sistem harus aman terhadap kemunduran atau korosi dari dalam tanah yang
mengandung bahan-bahan berbahaya.
f. Sistem pondasi mampu bertahan terhadap perubahan-perubahan tapak atau
geometri konstruksi dan mudah dimodifikasi bila akan memerlukan perubahan
pada struktur-atas dan pembebanan.
g. Pondasi harus dapat dibangun dengan tenaga konstruksi yang ada
h. Perkembangan pondasi dan tapak harus memenuhi standar-standar lingkungan
setempat.
Di dalam proyek suatu konstruksi, hal yang paling penting salah satunya adalah pondasi
dikarenakan berfungsi untuk meneruskan beban struktur di atasnya kelapisan tanah di
bawahnya. Ditinjau dari segi pelaksanaan, ada beberapa keadaan dimana kondisi
lingkungan tidak memungkinkan adanya pekerjaan yang baik dan sesuai dengan kondisi
yang diasumsikan dalam perencanaan meskipun macam pondasi yang sesuai telah dipilih
dengan perencanaan yang memadai, serta struktur fondasi yang telah dipilih itu di
lengkapi dengan pertimbangan mengenai kondisi tanah pondasi dan batasan-batasan
struktur.
Setiap pondasi harus mampu mendukung beban sampai batas keamanan yang telah
ditentukan, termasuk mendukung beban maksimum yang mungkin terjadi. Jenis pondasi
yang sesuai dengan tanah pendukung yang terletak pada kedalaman 10 meter di bawah
permukaan tanah adalah fondasi tiang. (Dr. Ir. Suyono Sosrodarsono dan Kazuto
Nakazawa, 1990).
Tanah selalu mempunyai peranan penting dalam suatu pekerjaan konstruksi. Tanah
adalah sebagai dasar pendukung suatu bangunan atau bahan konstruksi dari bangunan itu
sendiri. Pada umumnya semua bangunan dibuat diatas dan dibawah permukaan tanah,
maka diperlukan suatu sistem fondasi yang akan menyalurkan beban dari bangunan ke
tanah. Untuk menentukan dan mengklasifikasi tanah diperlukan suatu pengamatan di
lapangan. Tetapi jika mengandalkan pengamatan di lapangan, maka kesalahan-kesalahan
yang disebabkan oleh perbedaan pengamatan perorangan akan menjadi sangat besar.
Untuk memperoleh hasil klasifikasi yang objektif, biasanya tanah itu secara sepintas
dibagi dalam tanah berbutir kasar dan berbutir halus berdasarkan suatu hasil analisa
mekanis. Selanjutnya tahap klasifikasi tanah berbutir halus diadakan berdasarkan
percobaab konsistensi. (Dr. Ir. Suyono osrodarsono dan Kazuto Nakazawa, 1990).
Karena tanah mempunyai pori yang besar, maka pembebanan biasa akan mengakibatkan
deformasi tanah yang sangat besar. Hal ini tentu akan mengakibatkan penurunan fondasi
yang akan merusak konstruksi. Berbeda dengan bahan-bahan konstruksi yang lain,
karakteristik tanah didominasi oleh karakteristik mekanisnya seperti permeabilitas atau
kekuatan geser yang berubah-ubah sesuai dengan pembebanan. Akibat dari beban yang
bekerja pada tanah, susunan butir – butir tanah berubah atau kerangka struktur butir-butir
tanah berubah ehingga angka perbandingan pori (valid ratio) menjadi kecil yang
mengakibatkan deformasi pemampatan. Deformasi pemampatan tanah yang terjadi
memperlihatkan gejala yang elastis, sehingga bila beban itu ditiadakan maka tanah akan
kembali pada bentuk semula. (Dr. Ir. Suyono Sosrodarsono dan Kazuto Nakazawa,
1990).
Pondasi tiang digolongkan berdasarkan kualitas bahan material dan cara pelaksanaan.
Menurut kualitas bahan material yang digunakan, tiang pancang dibedakan menjadi
empat yaitu tiang pancang kayu, tiang pancang beton, tiang pancang baja dan tiang
pancang composite (kayu – beton dan baja – beton). Tiang pancang beton berdasarkan
cara pembuatannya dibedakan menjadi dua macam yaitu cast in place (tiang beton cor
ditempat atau pondasi tiang bor) dan precast pile (tiang beton dibuat ditempat lain atau
dibuat dipabrik). Pondasi tiang pancang dibuat ditempat lain (pabrik, dilokasi) dan baru
dipancang sesuai dengan umur beton setelah 28 hari. Karena tegangan tarik beton adalah
kecil, sedangkan berat sendiri beton adalah besar, maka tiang pancang beton ini haruslah
diberi tulangan yang cukup kuat untuk menahan momen lentur yang akan timbul pada
waktu pengangkatan dan pemancangan. Pemakaian pondasi tiang pancang mempunyai
keuntungan dan kerugian antara adalah sebagai berikut ini. Keuntungan nya yaitu :
1. Karena tiang dibuat di pabrik dan pemeriksaan kualitas ketat, hasilnya lebih dapat
diandalkan. Lebih-lebih karena pemeriksaan dapat dapat dilakukan setiap saat.
2. Prosedur pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air tanah
3. Daya dukung dapat diperkirakan berdasarkan rumus tiang pancang sehingga
mempermudah pengawasan pekerjaan konstruksi.
4. Cara penumbukan sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung vertikal.
Kerugian nya :
Metode pelaksanaan :
1. Tiang gesek (friction pile), bila tiang pancang pada tanah berbutir. Akibat
pemancangan tiang, tanah disekitar tiang menjadi padat. Porositas dan
kompresibilitas tanah akibat getaran pada waktu tiang dipancang menjadi berkurang
dan angka gesekan antara butir-butir tanah dan permukaan tiang pada arah lateral
menjadi bertambah.
2. Tiang lekat (cohesion pile), bila tiang dipancang pada tanah lunak (permeabilitas
rendah) atau tanah mempunyai kohesi yang tinggi.
3. Tiang mendukung dibagian ujung tiang (point / end bearing pile), bila tiang
dipancang dengan ujung tiang mencapai tanah keras sehingga seluruh beban yang
dipikul oleh tiang diteruskan ke tanah keras melalui ujung tiang.
4. Tiang tekan, bila tiang telah menumpu pada tanah keras dan mendapatkan tekanan
vertikal dari beban mati maupun beban hidup.
5. Tiang tarik, bila tiang pancang pada tanah berbutir mendapat gaya yang bekerja dari
lendutan momen yang mengakibatkan tiang mengalami gaya tarik.