Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN KELUARGA PERTEMUAN-3 (KUNJUNGAN KETIGA)

A. Latar Belakang
1. Latar Belakang
Rheumatoid arthritis adalah penyakit kronis yang menyebabkan nyeri,
kekakuan, pembengkakan dan keterbatasan gerak serta fungsi dari banyak sendi.
Rheumatoid arthritis dapat mempengaruhi sendi apapun, sendi-sendi kecil di
tangan dan kaki cenderung paling sering terlibat. Pada rheumatoid arthritis
kekakuan paling sering terburuk di pagi hari. Hal ini dapat berlangsung satu
sampai dua jam atau bahkan sepanjang hari. Kekakuan untuk waktu yang lama
di pagi hari tersebut merupakan petunjuk bahwa seseorang mungkin memiliki
rheumatoid arthritis, karena sedikit penyakit arthritis lainnya berperilaku seperti
ini. Misalnya, osteoarthritis paling sering tidak menyebabkan kekakuan pagi
yang berkepanjangan (American College of Rheumatology, 2012).
Penyakit reumatik adalah penyakit yang menyerang persendian dan
struktur di sekitarnya yang terdiri lebih dari 100 jenis. Salah satu jenis dari
penyakit reumatik adalah Rheumatoid Arthritis (Nainggolan,2009).
Rheumatoid Arthritis (RA) adalah penyakit autoimun progresif dengan
inflamasi kronik yang menyerang sistem muskuloskeletal namun dapat
melibatkan organ dan sistem tubuh secara keseluruhan, yang ditandai dengan
pembengkakan, nyeri sendi serta destruksi jaringan sinovial yang disertai
gangguan pergerakan diikuti dengan kematian prematur (Mclnnes,2016).
Saat ini diperkirakan paling tidak 355 juta penduduk dunia menderita
rematik, yang artinya 1 dari 6 penduduk dunia mengalami penyakit
rematik.Sementara itu, hasil survei di benuaEropa pada tahun 2004 menunjukkan
bahwa penyakit rematik merupakan penyakit kronik yang paling sering
dijumpai. Kurang lebih 50% penduduk Eropa yang berusia diatas 50
tahunmengalami keluhan nyeri muskuloskeletal paling tidak selama 1bulan pada
waktu dilakukan survei Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2010).
Berdasarkan American College Of Rheumathology (2013) menyatakan bahwa
sebanyak 52,5 juta atau sekitar 23 persen penduduk dewasa Amerika Serikat
menderita rheumatoid arthritis.

1
Penyebab RA masih belum diketahui secara pasti, namun banyak faktor
risiko yang dapat meningkatkan angka kejadian RA. Diantaranya adalah faktor
genetik, usia lanjut, jenis kelamin perempuan, faktor sosial ekonomi, faktor
hormonal, etnis, dan faktor lingkungan seperti merokok, infeksi, faktor
diet, polutan, dan urbanisasi (Tobon et al,2009). penyebab RA masih belum
diketahui secara pasti, namun banyak faktor risiko yang dapat meningkatkan
angka kejadian RA. Diantaranya adalah faktor genetik, usia lanjut, jenis kelamin
perempuan, faktor sosial ekonomi, faktor hormonal, etnis, dan faktor
lingkungan seperti merokok, infeksi, faktor diet, polutan, dan urbanisasi
(Tobon et al, 2014).
Telah diketahui bahwa RA adalah penyakit kronik dan fluktuatif sehingga
apabila tidak dilakukan penanganan yang tepat dan cepat akan menyebabkan
kerusakan sendi yang progresif, deformitas, disabilitas, dan kematian. Menurut
Fuch dan Edward, hanya 15% pasien RA yang memperoleh pengobatan secara
medis yang mengalami remisi atau berfungsi normal setelah 10 tahun sejak awal
onset dan hanya 17% dengan tanpa disabilitas. Prognosis RA sendiri dievaluasi
dari berbagai parameter seperti level remisi, status fungsional, dan derajat
kerusakan sendi (Sumariyono,2010).
Pemberian terapi rheumatoid arthritis dilakukan untuk mengurangi nyeri
sendi dan bengkak, meringankan kekakuan serta mencegah kerusakan sendi
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Pengobatan rheumatoid
arthritis yang dilakukan hanya akan mengurangi dampak penyakit, tidak dapat
memulihkan sepenuhnya. Rencana pengobatan sering mencakup kombinasi dari
istirahat, aktivitas fisik, perlindungan sendi, penggunaan panas atau dingin untuk
mengurangi rasa sakit dan terapi fisik atau pekerjaan.
Salah satu intervensi nonfarmakologi yang dapat dilakukanperawat secara
mandiri dalammenurunkan skala nyeri rheumathoidarhtritis yaitu dengan
kompres jahe(Santoso, 2013). Jahe (Zinger Officinale(L) Rosc) mempunyai
manfaat yangberagam, antara lain sebagai rempah,minyak atsiri, pemberi aroma,
ataupunsebagai obat. Secara tradisional,kegunaannya antara lain untuk
mengobatirematik, asma, stroke, sakit gigi,diabetes, sakit otot, tenggorokan,
kram,hipertensi, mual, demam dan infeksi ( Aliet al, 2008 dalam Hernani &
Winarti,2010). Beberapa komponen kimia jahe,seperti gingerol, shogaol dan

2
zingeronememberi efek farmakologi dan fisiologiseperti antioksidan, anti
inflamasi,analgesik, antikarsinogenik (stoilova etal.2007 dalam Hernani &
Winarti, 2010).

3
2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
a. Data Umum
1) Nama KK : Tn. S
2) Umur : 55 tahun
3) Agama : Islam
4) Pendidikan : SMA
5) Pekerjaan : Karyawan Swasta
6) Suku : Jawa
7) Penghasilan : >2.000.000/bulan
b. Lingkungan
1) Perumahan
a) Tipe rumah : Permanen
b) Status kepemilikan : Milik sendiri
c) Jenis lantai : Keramik
d) Sistem ventilasi rumah : Ada
e) Sistem pencahayaan : Terang
f) Halaman sekitar rumah : Ada
g) Pemanfaatan pekarangan : kebun
2) Sumber Air Bersih
a) Sumber air masak dan minum : PDAM
b) Sistem pengolahan air minum : Dimasak
c) Kondisi air : Tidak berbau dan
berasa
3) Tempat Penampungan Air
a) Tempat penampungan air : Bak
b) Pengurasan : ≤7 hari
4) Pembuangan Sampah
a) Cara pembuangan sampah : Dibakar
b) Kondisi penampungan bak sampah : Terbuka
5) Pembuangan Kotoran Rumah Tangga

4
a) Kebiasaan keluarga BAB : WC
b) Jara sumber air dengan septic tank : >10 meter
c) Sistem pembuangan air limbah : Got
6) Hewan Peliharaan
a) Kepemilikan hewan peliharaan : Ada
b) Letak kandang : Luar rumah/terpisah
c) Kondisi kandang : Terawat
c. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
Ny. S selalu memperhatikan kebutuhan suami, begitu pula
sebaliknya. Tn.S selalu memberikan motivasi kepada istrinya
untuk hidup dengan baik dan selalu meciptakan hubungan yang
harmonis dalam keluarga dana anak-anaknya. Setiap anggota
keluarga merasa saling melengkapi dengan anggota keluarga
yang lain.
2) Fungsi Sosialisasi
Keluarga Tn. S memiliki hubungan yang baik dengan tetangga
maupun masyarakat di RT 06. Interaksi antar anggota keluarga
terjalin baik, masing-masing anggota keluarga memperhatikan
norma dan etika dalam berperilaku, baik dalam lingkungan
keluarga maupun di masyarakat. Selain itu Ny. S merupakan
pengurus dasawisma di RT 06.
3) Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan
Tn. S bila merasa ada keluhan maka dibawa ke fasilitas
kesehatan atau puskesmas kecuali Ny. S memiliki keluhan
tangan kaku sudah lama dan tidak mau berobat ke
puskesmas, sehingga Ny. S kurang paham terhadap
penyakitnya.
b. Mengambil Keputusan tentang tindakan yang tepat

5
Sebenarnya keluarga ini sudah mengetahui masalah
kesehatan yang terjadi pada Tn.S. namun pada masalah
kesehatan Ny. S keluarga belum tepat mengambil keputusan
karena dengan keadaan saat ini Ny. S tidak melakukan
pengobatan dan hanya pasrah.
c. Merawat Anggota keluarga yang sakit
Keluarga Tn. S belum maksimal dalam merawat anggota
keluarga yang sakit karena saat Tn. S dalam masa
penyembuhan tidak kontrol ke RS dan saat ini Ny. S merasa
sakit tidak dimotivasi untuk berobat ke puskesmas.
d. Memelihara lingkungan rumah
Keluarga Tn. S mengatakan bahwa mereka tahu akan
kepentingan kesehatan lingkungan yang dapat memenuhi
kesehatan. Sehingga kondisi rumah bersih dan terawat,
jamban sesuai standar dan WC bersih. Namun sampah Tn. S
dibakar sehingga mencemari udara.
e. Memanfaatkan Fasilitas pelayanan kesehatan
Keluarga Tn. S kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan,
karena saat memiliki keluhan tentang kesehatan tidak
langsug di bawa ke puskesmas terdekat. Bila keadaan
memburuk anggota keluarga langsung membawa kerumah
sakit.
4) Fungsi Reproduksi
Jumlah anak 2 orang, ketiga-tiganya sudah berumah tangga dan
mempunyai anak.
5) Fungsi Ekonomi
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan
papan.
a. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Ny. S
Kesadaran Composmentis

6
Tekanan Darah 140/90 mmHg

Nadi 89 x /menit
RR 20 x/menit
Suhu 36,8 0C
Kepala kulit kepala dan rambut menipis berwarna
kelabu (beruban), bersih, panjang, tak ada
lesi.
Mulut Tidak ada stomatitis, indra pengecap baik.
Gigi bersih
Mata Simetris, conjungtiva tidak anemis, sclera
tidak ikhterik, penglihatan sedikit
menurun
Hidung Bersih, Tidak ada polip.
Telinga Bersih, tidak ada serumen, pendengaran
baik
Leher Tidak ada pembesaran thiroid.
Dada dinding dada simetris
Punggung Tidak ada nyeri tekan
Jantung  Inspeksi: Ictus cordis tampak jelas
 palpasi : Ictus cordis teraba di IC V
sinistra.
 perkusi : bunyi tidak pekak, tidak ada
akumulasi cairan.
 auskultasi : reguler (S1>S2)
Paru Inspeksi: simetris
palpasi : tidak terdapat pembengkakan,
vokal vremitus sama keras
perkusi : suara paru kiri dan kanan sama
auskultasi : bunyi paru vesikuler, tak ada
suara tambahan.
Abdomen inspeksi : bentuk supel
palpasi : tidak terdapat massa, tidak ada
nyeri tekan
perkusi : bunyi timpani
auskultasi : bising usus 12 x/menit
Kulit Sedikit keriput, dan lembab
Ekstremitas Tangan : terasa nyeri dan kaku tidak
mampu mengepal sempurna, kaki kadang
terasa nyeri bila terasa lelah
Reproduksi Berjenis kelamin perempuan, tidak ada
maalah pada alat genetalia, memiliki 2
anak, telah manupause.

7
Eliminasi BAB lancar, 1xsehari, BAK 7-8x/hari

Keluhan Kedua jari tangan terasa nyeri dan kaku


tidak mampu mengepal sempurna, kaki
terasa nyeri bila lelah.

b. Harapan Keluarga
Keluarga berharap pada petugas kesehatan agar selalu meningkatkan
mutu pelayanan dan membantu masalah Tn. A.
3. Masalah Keperawatan
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah rematik berhubungan
dengan kurang pengetahuan tentang rematik.
b. Ketidakmampuan keluarga menggunakan sumber di masyarakat guna
memelihara kesehatan berhubungan dengan kurang mengetahui
manfaat yang ada.

B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah rematik berhubungan
dengan kurang pengetahuan tentang rematik.
2. Tujuan Umum
Dalam waktu 40 menit terkumpul data yang dapat menunjang timbulnya
masalah kesehatan pada keluarga.
3. Tujuan Khusus
a. Terkumpul data umum, lingkungan, fungsi keluarga, pemeriksaan
fisik
b. Teridentifikasi masalah kesehatan
C. Rancangan Kegiatan
1. Topik
Memberikan pendidikan kesehatan tentang reumatoid atritis dan
pengobatan tradisional mengurangi nyeri sendi dengan mengompres air
hangat dan jahe.
2. Metode
Ceramah dan demontrasi

8
3. Media
Video dan leaflet.
4. Waktu
Hari Jumat, 22 Maret 2019 pukul 15.00 WIB
5. Tempat
Rumah Keluarga Tn. S RW 1/RT 4
6. Strategi Pelaksanaan
No. Fase Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga
1. Orientasi 10 menit a. Mengucapkan salam Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri Menerima
c. Menjelaskan tujuan
kunjungan
d. Memvalidasi keadaan Memberikan informasi
keluarga
2. Kerja 20 menit a. Melakukan Memberikan informasi
pendidikan kesehatan
tentang pengertian, Menerima
tanda dan gejala,
komplikasi dan Memperhatikan
pencegahan
reumatoid atritis Menerima
b. Melakukan
demontrasi kompres
air hangat dan jahe
untuk mengurangi
nyeri
3. Terminasi 10 menit a. Mengevaluasi Membuat kesepakatan
tindakan
b. Membuat kontrak Menjawab salam
untuk pertemuan

9
selanjutnya
c. Mengucapkan salam

7. Kriteria Evaluasi
a. Struktur
1) Alat bantu/media disiapkan
2) Kontrak dengan keluarga tepat dan sesuai rencana
b. Proses
1) Pelaksanaan sesuai waktu strategi pelaksanaan
2) Keluarga aktif dalam kegiatan
c. Hasil
1) Keluarga mengetahui masalah kesehatan
2) Keluarga mampu melakukan kompres air hangat dan jahe pada
sendi yang terasa nyeri
3) Kontrak untuk pertemuan selanjutnya.

10

Anda mungkin juga menyukai