Fluidisasi5 PDF
Fluidisasi5 PDF
ABSTRAK
Penentuan kecepatan bubbling dilaksanakan dalam kondisi operasi pada saat simulasi pembakaran
batubara di dalam fluidized bed. Langkah-langkah yang dilakukan sebelum melakukan simulasi
pembakaran adalah melakukan validasi fluidisasi lalu dilakukan meshing, selanjutnya dilakukan
simulasi fluidisasi. Geometri fluidized bed yang digunakan berbentuk tabung dengan panjang silinder
fluidized bed 1.370 mm, diameter silinder 152 mm. Bahan yang digunakan pada penelitian ini berupa
pulverized coal dengan jenis batubara Bituminous dimana ukuran partikel dianggap monodisperse
dengan particle size sebesar 1.43 mm dan polydisperse dengan ukuran partikel 1 mm dan 1,86 mm,
dan variasi kecepatan superficial sebesar 0,1 sampai 1,5 m/s. Hasil yang didapat adalah batubara jenis
bituminous memiliki kecepatan minimum fluidisasi untuk monodisperse sebesar 0,5 m/s selama 10
detik sedangkan untuk polydisperse hampir sama dengan monodisperse yaitu sebesar 0,45 m/s selama
60 detik dengan pressure drop yang diperoleh untuk monodisperse sebesar 2.500 Pa namun pada
polydisperse pressure drop sebesar 1.200 Pa. Hasil kedua adalah penentuan kecepatan bubbling pada
kondisi seragam yaitu sebesar 0,51 m/s dan pada kondisi partikel polydisperse sebesar 0,8 m/s..
Kata kunci: bubbling fluidization, batubara, kecepatan minimum fluidisasi, Fluidized Bed
ABSTRACT
The Determination of bubbling velocity is carried out in the operating condition during the
simulation of coal combustion in a fluidized bed. The step was preceded by fluidization
validation, followed by meshing method, and the next step was fluidization simulation. The
used fluidized bed geometry was tubular cylinder. The used materials in this study was
pulverized coal with Bituminous coal type which has the particle size of 1.43 mm for the
monodispers, and those of 1 mm and 1.86 mm for the polydisper, and the superficial velocity
was varied from 0.1 to 1.5 m/s. The result shows that the minimum fluidization velocity was
0.5 m/s for monodispered with the pressure drop of 2.500 Pa in 10 seconds, and that of 0,45
m/s for polydispersed with the pressure drop of 1.200 Pa in 60 seconds. The determining
bubbling velocity in single particle size was 0,51 m/s, and that for polydispered was 0,8 m/s.
51
Jurnal ESDM, Volume 8, Nomor 1, Mei 2016, hal. 51-57
padat perlu penanganan khusus, biasanya Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
bongkahan bahan bakar padat misalnya kecepatan minimum fluidisasi dan
batubara langsung dimasukkan ke dalam kecepatan bubbling partikel batubara
seragam/ rata-rata dan dua jenis ukuran
furnace atau diubah menjadi briket atau dengan menggunakan simulasi CFD dimana
digasifikasi. Baru–baru ini seorang peneliti fraksi massa tiap ukuran sebesar 50%.
Wang1) mempresentasikan fluidisasi Penentuan kecepatan minimum
batubara yang sebelumnya di-pulverized fluidisasi diperoleh dari persamaan Ergun
dahulu kemudian batubara dibakar di dalam yaitu persamaan (1), sedangkan kecepatan
kolom, lalu batubara yang baru masuk ke superficial adalah kecepatan yang dimiliki
dalam kolom fluidisasi secara kontinyu. fluida saat fluida itu bergerak pada bidang
yang sama tanpa mengalami gangguan.
Keunggulan sistem fluidisasi batubara Kecepatan minimum fluidisasi dapat
adalah fleksibilitas batubara, emisi NOx dan ditentukan secara grafis dan teoritis. Teknik
SOx rendah, tidak terjadi slagging dan grafis dapat dilakukan apabila tersedia
korosi. kurva karakteristik fluidisasi (antara log u
terhadap log ∆P) namun karena adanya
A. Teori penyimpangan seperti interlock, yang
menyebabkan partikel menyatu (biasanya
Fluidisasi menurut Mc Cabe2) adalah karena basah atau karena kelembaban
metode pengontakan butiran-butiran padat udara) sehingga kecepatan udara yang
dengan fluida (cair ataupun gas) sehingga dibutuhkan untuk memfluidisasikan partikel
memiliki sifat seperti fluida dengan tersebut juga bertambah besar dan
viskositas tinggi. Sedangkan Fluidized Bed mengakibatkan pressure drop (ΔP) menjadi
adalah bed partikel padat yang mana besar, maka kecepatan fluidisasi ditentukan
digerakkan oleh hembusan aliran gas ke dengan lima teori fenomena fluidisasi.
atas, kecepatan aliran gas harus lebih besar
untuk menyebarkan partikel (fluidized bed) 150(1−𝜀𝜀𝑚𝑚𝑚𝑚 )𝑑𝑑𝑝𝑝 𝜌𝜌𝑔𝑔 1,75𝑑𝑑𝑝𝑝 𝜌𝜌𝑔𝑔
𝑢𝑢𝑚𝑚𝑚𝑚 + 𝑢𝑢𝑚𝑚𝑚𝑚 2 =
tetapi partikel tersebut tidak keluar dari 𝜀𝜀𝑚𝑚𝑚𝑚 3 µ 𝜀𝜀𝑚𝑚𝑚𝑚 3 µ
unggun. Unggun tersebut memiliki sifat 𝑑𝑑𝑝𝑝 2 𝜌𝜌𝑔𝑔 (𝜌𝜌𝑠𝑠 −𝜌𝜌𝑔𝑔 )𝑔𝑔
seperti cairan, yang terlihat seperti …………………………..(1)
µ2
mendidih dan memperlihatkan kemampuan
mengapung dan tekanan hidsrotatik. Untuk keadaan ekstrem, yaitu:
Menurut Ragland3) Fluidized bed terdiri atas 1. Aliran laminer (Re < 20), kecepatan
4 bagian, yaitu air plenum; air distributor; fluidisasi minimumnya adalah:
bed; dan freeboard. Fungsi dari freeboard
adalah digunakan untuk melepaskan 𝑢𝑢𝑚𝑚𝑚𝑚 =
partikel yang terlempar ke atas bed dan 𝑑𝑑𝑝𝑝 2 �𝜌𝜌𝑠𝑠 −𝜌𝜌𝑔𝑔 �𝑔𝑔 𝜀𝜀𝑚𝑚𝑚𝑚 3
menyempurnakan pembakaran dari partikel ……………......(2)
150 µ 1−𝜀𝜀𝑚𝑚𝑚𝑚
kecil yang belum terbakar sempurna di
dalam bed. Air plenum sebagai ruang
kosong untuk saluran udara atau gas yang 2. Aliran turbulen (Re > 1000), kecepatan
akan memfluidisasi unggun tersebut, fluidisasi minimumnya adalah :
sedangkan air distributor adalah alat untuk
mendistribusi udara/ gas agar unggun 𝑢𝑢𝑚𝑚𝑚𝑚 2 =
terfluidisasi merata di sepanjang permukaan 𝑑𝑑𝑝𝑝 �𝜌𝜌𝑠𝑠 −𝜌𝜌𝑔𝑔 �𝑔𝑔
unggun. 𝜀𝜀𝑚𝑚𝑚𝑚 ……………..………(3)
1,75 𝜌𝜌𝑔𝑔
Parameter yang penting dalam
mempelajari fluidisasi adalah kecepatan Grafik kondisi kurva fluidisasi tidak ideal
minimum fluidisasi Umf yang merupakan
kecepatan awal terjadinya fluidisasi di dapat dilihat pada Gambar 1.
dalam unggun, dan menentukan tekanan
yang hilang yang terdapat pada awal
fluidisasi. Sehingga pada penelitian ini
membuktikan dan memvalidasi penelitian
Wang1) dimana mendistribusikan ukuran
partikel batubara selanjutnya difluidisasi
dan dikeringkan dengan udara panas.
52
Iswara, Penentuan Kecepatan Minimum Fluidisasi...
53
Jurnal ESDM, Volume 8, Nomor 1, Mei 2016, hal. 51-57
∂ρ/∂t+div(ρu)=0…………………........(4)
2. METODE
54
Iswara, Penentuan Kecepatan Minimum Fluidisasi...
3. PEMBAHASAN
55
Jurnal ESDM, Volume 8, Nomor 1, Mei 2016, hal. 51-57
Dari Gambar 7. dapat dijelaskan bahwa Hasil selanjutnya adalah grafik pressure
pada kondisi tersebut terjadi kondisi drop terhadap kecepatan superfisial selama
bubbling, pada detik pertama gelembung 60 detik, pada kecepatan 0 m/s hingga 0,4
terlihat simetris, kemudian naik menuju m/s pressure drop mengalami kenaikan
permukaan unggun, sebelum menuju secara signifikan, kemudian pada kecepatan
permukaan gelembung terlihat menyatu dan 0,45 m/s terjadi fluidisasi minimum sehingga
membentuk gelembung besar. Pada bagian pressure drop membelok sejajar dengan
bawah unggun terbentuk lagi gelembung sumbu-x. Pada kecepatan selanjutnya pres-
kemudian melebar membentuk slugging sure drop bergerak mendatar sedikit naik
kemudian terpecah membentuk gelembung turun dengan asumsi konstanhingga pada
kecil, hingga seterusnya pada detik ke kecepatan 1 m/s terjadi kenaikan tekanan dan
sepuluh. pada kecepatan 1,1 m/s terjadi penurunan
Selanjutnya pada simulasi berikutnya sampai pada kecepatan 1,5 m/s pressure
adalah menentukan kecepatan minimum drop diasumsikan konstan mendatar pada
fluidisasi dan bubbling dengan dua partikel sumbu-x seperti terlihat pada Gambar 9.
dimana berukuran 0,001 m dan 0,00186 m.
Pada penelitian ini berbeda dengan yang
sebelumnya, simulasi dilakukan selama 60
detik simulasi, dan kecepatan superfisial
dimulai dari 0 m/s hingga 1,5 m/s. Ketika
kecepatan superfisial dari 0 m/s hingga 0,4
m/s unggun partikel belum terangkat,
selanjutnya dinaikkan lagi 0,45 m/s unggun
mulai terangkat dan ini disebut sebagai
kecepatan minimum fluidisasi. Selanjutnya
pada kecepatan 0,5 m/s hingga 0,7 m/s Gambar 9. Grafik Pressure Drop Fase
terjadi slugging dan pada kecepatan 0,8 m/s Padatan terhadap Variasi Kecepatan
mulai terbentuk bubbling, sehingga bisa (m/s) selama 60 Detik Simulasi9)
disebut sebagai kecepatan bubbling. Setelah
mengalami kondisi bubbling pada kecepatan 4. SIMPULAN
0,9 m/s hingga 1,5 m/s unggun mengalami
turbulensi fluidisasi sehingga mengakibatkan Dari hasil simulasi didapat bahwa
tinggi unggun naik dan permukaan unggun kecepatan minimum fluidisasi untuk partikel
tidak terlihat lagi seperti pada Gambar 8. seragam sebesar 0,5 m/s dan kondisi
bubbling terjadi pada kecepatan 0,51 m/s,
untuk dua jenis ukuran partikel didapat
kecepatan minimum fluidisasi sebesar 0,45
m/s dan kondisi bubbling terjadi pada
kecepatan 0,8 m/s. Kecepatan bubbling
digunakan sebagai acuan kondisi operasi
pada simulasi pembakaran batubara, dengan
asumsi panas dapat tersebar merata di
seluruh bagian unggun dimana bubbling
bergerak ke atas menggerakkan partikel di
atas menuju ke bawah dan partikel di bawah
Gambar 8. Kontur Volume Fraksi bergerak ke atas. Selanjutnya untuk pressure
Padatan pada Variasi Kecepatan (m/s) drop kecepatan minimum fluidisasi terjadi
pada Detik Simulasi ke-609) ketika pada saat inisiasi hingga kecepatan
tertentu tekanan bergerak naik dan
membelok konstan sejajar terhadap ke-
cepatan superfisial.
56
Iswara, Penentuan Kecepatan Minimum Fluidisasi...
57