INDONESIA
MAKALAH
Disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Evolusi
Dosen Pengampu :
Dra. Ammi Syulasmi, MS.
Prof. Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd
Oleh:
Kelompok 3
Biologi C 2016
Pada awalnya hanya terbentuk satu benua besar yang disebut Pangaea dan
dikelilingi satu samudera Panthalassa. Sekitar 200 juta tahun yang lalu benua ini
terbelah menjadi dua yakni Gondwanaland dan Laurasia. Gondwanaland kemudian
terbelah membentuk benua afrika, antartika, australia, Amerika Selatan, dan sub
benua India. Sedangkan Laurasia terbelah menjadi Eurasia dan Amerika Utara.
Pada saat benua ini terbelah-belah beberapa samudera baru muncul di sela-selanya.
Diperlukan waktu berjuta-juta tahun untuk membentuk posisi daratan yang seperti
sekarang ini.
Bumi terdiri dari beberapa lapisan, lapisan luar Bumi disebut Lithosphere
dan terdiri dari 30 lapisan. Masing-masing lapisan terdiri dari bagian yang keras
dan mantel bagian atas, lapisan keras ini bergerak di atas sebuah lapisan batu yang
sangat panas di dalam lapisan mantel yang disebut asthenosphere. Pada saat lapisan-
lapisan ini bergerak mereka juga membawa benua-benua dan lantai dasar samudera
bergerak bersamanya.
Lapisan-lapisan Bumi ini bergerak dengan tiga cara; pertama saling
menjauh, kedua saling mendekat dan ketiga saling melewati. Jika lapisan Bumi
bergerak saling menjauh di suatu tempat, maka mereka pasti bergerak saling
mendekat di tempat yang lain. (Merbabu, 2017)
Nama Pangea atau Pangaea diambil dari bahasa Yunani Kuno, pan yang
berarti keseluruhan dan gaia yang berarti daratan. Ilmuwan yang pertama kali
mencetuskan teori adanya benua Pangea adalah Alfred Wegener yang juga
mengemukakan teori pergeseran benua di tahun 1912. Pangea adalah benua terbesar
yang pernah ada. Benua ini terdiri dari seluruh daratan yang ada di bumi dan
terbentuk pada zaman Paleozoic hingga Mesozoic.
Benua Pangea terbentuk melalui tahapan proses selama ratusan juta tahun.
Permulaan pembentukannya terjadi pada 480 juta tahun yang lalu saat benua
Laurentia bergabung dengan benua-benua kecil membentuk Euramerica. Benua ini
terdiri dari benua Amerika utara, Asia, dan Eropa saat ini.
Sebelum Pangea, Bumi hanya diisi oleh dua benua yaitu Euramerica dan
Gondwana. Ketika Pangea mengalami pergeseran, ia membentuk dua benua besar
Laurasia dan Gondwana yang tidak bertahan lama kemudian bergeser kembali
menjadi beberapa lempengan. Lempengan itu terus bergeser hingga terbentuk
benua dan kepulauan seperti saat ini. (Putri, 2019)
BAB III
PEMBAHASAN
Gambar 3. Laurasia dan Gondwana 180 Gambar 4. Laurasia dan Gondwana 135
jtl (Anonim, Tanpa tahun) jtl (Anonim, Tanpa tahun)
Pada 1200 juta tahun lalu, seluruh daratan yang ada di bumi tergabung
menjadi super benua yang dinamakan dengan Rodinia. Rodinia berada pada Era
Neoproterozoic. Rodinia tersusun dari beberapa Craton; Craton Amerika utara,
pada bagian tenggara craton Eropa Timur, craton Amazonia dan craton Afrika
barat. Pada bagian selatan, Rio plato dan San Fransisco, sedangkan pada bagian
barat daya; craton Kongo dan craton Kalahari. Pada bagian timur laut; craton
Australia, craton India dan craton Antartica. Sedangkan untuk craton Siberia, craton
china utara dan selatan, para ahli memiliki perbedaan pendapat untuk rekonstruksi
craton ini.
Gondwana dan Laurasia (650 Mya)
Karena pergerakan kerak bumi, Rodinia terpisah menjadi dua super benua
yaitu Gondwana dan laurasia. Bagian-bagian yang akan membentuk Indonesia
termasuk ke dalam super benua Gondwana, juga Australia. Pada masa ini pulau
Papua sudah terpisah dari Australia. Sedangkan pulau-pulau lainnya dari Indonesia
masih tergabug dalam craton China Utara.
Pangea adalah super benua yang terbentuk dari bersatunya Gondwana dan
Laurasia. pada era Paleozoic, era setelah Neoproteozoic. Saya ingin membahas
dalam tulisan terpisah mengenai perbedaan Rodinia dan Pangea. Sekitar tahun ini
beberapa pulau dari Indonesia sudah mulai terpisah dari craton China Utara, para
ahli menyebutnya dengan Malaya. Pada era ini craton China Utara dan craton China
Selatan masih terpisah.
Periode Cretaceous (94 Mya)
Periode ini juga termasuk ke dalam Era Cenozoic, pada periode ini
Indonesia mulai terbentuk. Pulau Sumatra, Jawa dan Borneo masih terpisah jauh
dengan pulau Papua. Bagaimana dengan Sulawesi, berdasarkan pendapat para ahli,
Pulau Sulawesi terbentuk dari pulau-pulau kecil bagian dari daratan Asia, daratan
Australia dan pulau-pulau kecil yang awalnya berada pada samudra Pasifik, yang
disebabkan oleh pergerakan kulit bumi, pulau-pulau ini kemudian membentuk
Sulawesi.
Alfred Wegener adalah pencetus ide teori Pengapungan Benua yang diajukan
pada tahun 1915 yang menjelaskan bahwa benua-benua di muka bumi ini bergerak
secara perlahan dipermukaan Bumi. Akan tetapi dia tidak dapat menjelaskan
pendukung sehingga teori ini kurang mendapat tanggapan sampai sekitar tahun
dikemukakan oleh Wegener, masih terdapat kejanggalan dari teori tersebut yaitu
meskipun Wegener mampu menjelaskan pergerakan dari benua awal hingga sampai
pada benua-benua saat ini, dia tidak dapat menjelaskan penyebab utama dari
diantaranya adalah :
1. Kecocokan Benua : Wegener terkesan dengan kemiripan yang dekat antara garis
2. Kesamaan Urutan Batuan dan Barisan Pegunungan : Jika benua dalam satu
waktu bergabung, maka batuan dan pegunungan pada waktu yang sama di
benua yang besar dari belahan bumi selatan. Bukti untuk glasiasi ini melingkupi
hingga lapisannya (sedimen yang diendapkan oleh gletser) dan tanda goresan di
batuan dasar hingga bagian bawahnya. Fosil dan batuan sedimen yang berumur
bumi utara memiliki iklim tropis selama belahan bumi bagian selatan
mengalami glasiasi.
4. Bukti Fosil : Beberapa bukti yang paling menarik tentang pergeseran benua
Mesosaurus, reptil air tawar yang fosil ditemukan dalam Permian usia batuan di
daerah tertentu dari Brasil dan Afrika Selatan dan tempat lain di dunia. Karena
fisiologi hewan air tawar dan laut sangat berbeda, sulit untuk membayangkan
Atlantik dan menemukan lingkungan air tawar hampir identik dengan habitat
mendorong revisi Hipotesis Apungan Benua ini menjadi Teori Tektonik Lempeng
(Plate Tectonic Theory). Pada teori ini, dijelaskan bahwa permukaan bumi dibentuk
oleh kepingan-kepingan litosfer, yaitu lapisan padat dari kerak bumi dan mantel
karena kerak benua yang menumpangi litosfer yang berupa lempeng benua yang
terus mengalami pergerakan. Pergerakan lempeng menyebabkan interaksi antar
lempeng yang terjadi pada setiap batas lempeng. Terdapat tiga jenis pergerakan
lempeng, yaitu :
D. Biogeografi
Biogeografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang pola distribusi
organisme seiring dengan perubahan dan waktu. Studi tentang penyebaran spesies
menunjukkan, spesies-spesies berasal dari suatu tempat, namun selanjutnya
menyebar ke berbagai daerah. Organisme tersebut kemudian mengadakan
diferensiasi menjadi subspesies baru dan spesies yang cocok terhadap daerah yang
ditempatinya. Terdapat beberapa prinsip dasar yang digunakan untuk menjelaskan
peyebaran organisme tersebut, khususnya hewan dan tumbuhan, yaitu:
1. Evolusi
Berkaitan dengan pemisahan Pangea, teori pergeseran benua (Teori
Wegener) dan perubahan pola benua. Menurut teori ”Apungan” dan
”Pergeseran Benua” yang disampaikan oleh Alfred Lothar Wegener (1880-
1930), kurang lebih 265 juta tahun yang lalu, bumi hanya terdiri atas satu benua
besar yang disebut ”Pangaea” dan satu samudera besar ”Panthalassa”, karena
adanya tenaga endogen benua besar itu terpecah membentuk Benua Eurasia di
bagian utara (Amerika Utara, Eropa, Asia bagian utara, dan Asia bagian tengah)
dan Gondwana di bagian selatan (Amerika Selatan, Afrika, India, Australia, dan
Antartika). Adanya pergeseran benua yang terus berlangsung akibat tenaga
endogen, kurang lebih 20-50 juta tahun yang lalu Afrika dan Asia selatan
bergabung dengan Eurasia, sedang Australia memisahkan diri dengan
Antartika.
Proses pemisahan benua-benua tersebut menyebabkan terpisah pula
flora dan fauna saat itu. Sebagai contoh, para ahli palentologi telah menemukan
fosil reptilia masa Trias di Ghana (Afrika Barat) yang sama persis dengan yang
ditemukan di Brazil. Kedua bagian dunia ini, sekarang dipisahkan oleh lautan
sepanjang 3000 km, merupakan daratan yang menyatu selama awal zaman
Mesozoikum. Pergeseran benua juga menjelaskan banyak mengenai
penyebaran organisme saat ini, seperti mengapa fauna dan flora Australia jauh
berbeda dengan fauna dan flora yang berasal dari bagian dunia yang lain.
Keanekaragaman marsupial (mamalia berkantung) yang sangat tinggi, yang
menjadi peran ekologi analog dengan peran ekologis yang diiisi oleh mamalia
berplasenta pada benua yang lain (Campbell, 2000)
2. Perubahan Iklim
Iklim merupakan faktor utama yang menentukan tipetanah maupun
spesies tumbuhan yang tumbuh di daerah tersebut. Sebaliknya, jenis tumbuhan
yang ada menentukan jenis hewan dan mikroorganisme yang akan menghuni
daerah tersebut. Pada dasarnya iklim tergantung pada matahari.
Matahari bertanggung jawabt idak hanya untuk intensitas cahaya yang tersedia
untak proses fotosintesis, tetapi juga untuk temperatur umumnya.
Suhu dan kelembapan udara berpengaruh terhadap proses
perkembangan fisik flora dan fauna, sedangkan sinar matahari sangat
dibutuhkan oleh tanaman untuk fotosintesis dan metabolisme tubuh bagi
beberapa jenis hewan. Angin sangat berperan dalam proses penyerbukan atau
bahkan menerbangkan beberapa biji-bijian sehingga berpengaruh langsung
terhadap persebaran flora. Kondisi iklim yang berbeda menyebabkan flora dan
fauna berbeda pula. Di daerah tropis sangat kaya akan keanekaragaman flora
dan fauna, karena pada daerah ini cukup mendapatkan sinar matahari dan hujan,
keadaan ini berbeda dengan di daerah gurun. Daerah gurun beriklim kering dan
panas, curah hujan sangat sedikit menyebabkan daerah ini sangat minim jenis
flora dan faunanya. Flora dan fauna yang hidup di daerah gurun mempunyai
daya adaptasi yang khusus agar mampu hidup di daerah tersebut.
3. Daratan
Daratan memiliki peranan yang sangat penting bagi penyebaran hewan
dan tumbuhan. Pola distribusi hewan dan tumbuhan sangat dipengaruhi oleh
kondisi benua di masa lampau. Sebagai contoh, pada masa awal terbentuknya
daratan di Indonesia. Wilayah indonesia bagian barat yang disebut juga Dataran
Sunda masih menyatu dengan Benua Asia, sedangkan Indonesia bagian timur
yang disebut juga Dataran Sahul menyatu dengan Benua Australia. Dataran
Sunda dan Dataran Sahul juga masih berupa daratan yang belum dipisahkan
oleh laut dan selat. Keadaan tersebut menyebabkan keanekaan flora dan fauna
di Indonesia bagian Barat seperti Jawa, Bali Kalimantan, dan Sumatera pada
umumnya menunjukkan kemiripan dengan flora di Benua Asia.
Begitu pula denga flora dan fauna di Indonesia bagian Timur seperti
Irian Jaya dan pulau-pulau disekitarnya pada umumnya mempunyai kemiripan
dengan flora dan fauna di benua Australia. Jadi Indonesiapada masa itu menjadi
jembatan penghubung persebaran hewan dari Asia dan Australia. Kemudian,
pada akhir zaman es, suhu permukaan bumi naik sehingga permukaan air laut
naik kembali. Naiknya permukaan air laut mengakibatkan Jawa terpisah dengan
Benua Asia, kemudian terpisah dari Kalimantan dan terakhir dari Sumatera.
Selanjutnya Sumatera terpisah dari Kalimantan kemudian dari Semenanjung
Malaka dan terakhir Kalimantan terpisah dari Semenanjung Malaka.
A. Persebaran Flora di Permukaan Bumi
a. Bioma Tundra
Bioma tundra mempunyai karakteristik iklim regional yang
sangat ekstrim dengan suhu rata-rata rendah, bersalju, dan mempunyai
musim panas yang pendek. Jenis vegetasi yang tumbuh adalah lumut
yang membentuk suatu hamparan yang luas atau sering disebut sebagai
”hamparan bantalan”. Jenisjenis lumut tersebut yaitu dark red, rumput
kipas, dan lain-lain. Tersebar di kutub utara dan di Pegunungan Alpine.
b. Bioma Taiga atau Hutan Boreal
Bioma taiga terletak di kawasan beriklim subartik dengan iklim
yang sangat dingin dan musim panas yang sangat pendek. Kisaran
temperatur antara suhu rendah dan suhu tinggi sangat besar. Tersebar
di Skandinavia, Rusia Timur, Amerika Utara, dan beberapa di kawasan
Asia Utara. Jenis vegetasi yang mendominasi adalah jenis vegetasi
konifer (tumbuhan berdaun jarum), di antaranya picea, abies, pinus,
dan larix.
c. Bioma Hutan Iklim Sedang
Ciri khas dari bioma hutan iklim sedang adalah warna daun yang
berwarna oranye keemasan. Hal ini disebabkan karena pendeknya hari
sehingga merangsang tanaman menarik klorofil dari daun sehingga
diisi pigment lain. Jenis vegetasi yang tumbuh
adalah quercus (oak), acer (maple), castanea dan lain-lain.Tersebar di
Eropa Barat, Eropa Tengah, Asia Timur (Korea dan Jepang) dan Timur
Laut Amerika. Vegetasi jenis ini hanya dapat ditemui di Benua Eropa
serta Asia Timur, karena vegetasi ini hidup pada kawasan subtropis
dengan iklim semi selama enam bulan serta mengalami musim gugur
saat musim kering sampai musim dingin.
d. Bioma Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan merupakan bioma paling kompleks, jumlah dan
jenis vegetasinya sangat banyak dan bervariasi, keadaan itu disebabkan
oleh iklim mikro yang sangat sesuai bagi kehidupan berbagai jenis
tumbuhan. Iklim hutan hujan tropis dicirikan dengan musim hujan yang
panjang, suhu udara, dan kelembapan udara tinggi. Terdapat beberapa
lapisan vegetasi dalam hutan hujan, yaitu sebagai berikut:
1) Lapisan vegetasi yang tingginya mencapai 35-42 m, dan
daunnya merupakan ”kanopi” (payung) bagi vegetasi di
bawahnya.
2) Lapisan tertutup kanopi dengan ketinggian vegetasi berkisar 20-
35 m, pada lapisan ini sinar matahari masih bias menembus.
3) Lapisan tertutup kanopi berkisar 4–20 m, merupakan daerah
kelembapan udara relatif konstan.
4) Lapisan vegetasi dengan ketinggian berkisar 1-4 m.
5) Lapisan vegetasi dengan ketinggian antara 0-1 m, berupa anakan
pohon serta semak belukar.
Jenis vegetasi yang tumbuh dalam hutan hujan tropis di
antaranya Dipterocarpaceae, Pometia spp,
Arecaceae (palem), Mangifera spp, dan Rafflesia spp. Terdapat juga
jenis vegetasi yang khas yaitu epifit (angrek-anggrekan)
dan liana (tumbuhan merambat contohnya adalah rotan). Bioma hutan
hujan tropis tersebar di daerah antara 10º LU dan 10º LS, termasuk di
dalamnya Hutan Amazon (Amerika Tengah), Afrika Barat, Madagaskar
Timur, Asia Selatan (Indonesia dan Malaysia), dan Australia.
e. Bioma Savana (Padang Rumput)
Bioma savana beriklim asosiasi antara iklim tropis basah dan
iklim kering yang terbentang dari kawasan tropika sampai subtropik.
Daerah tropika sampai subtropika dengan curah hujan yang tidak
teratur menyebabkan tanah di daerah tersebut mempunyai tingkat
kesuburan sangat rendah. Vegetasi yang tumbuh adalah rumput-
rumputan, seperti gramineae jenis rumput yang hidup sepanjang tahun
dengan ketinggian rumput mencapai 2,5 m
lebih. Selaingramineae tedapat juga palm savanna, pine
savanna dan acacia savanna. Bioma ini tersebar di Afrika Timur,
Amerika Tengah, Australia, dan Asia Timur.
f. Bioma Gurun
Bioma gurun dicirikan dengan kondisi iklim musim kering yang
sangat ekstrim dengan suhu udara yang tinggi. Bioma gurun ini tersebar
di Amerika Utara yang disebut praire, di Asia disebutsteppa, Amerika
Selatan disebut pampas, dan Afrika Selatan disebut veld. Sesuai
dengan kondisi alamnya, maka tidak semua jenis vegetasi bisa tumbuh
di gurun. Jenis vegetasi yang bisa bertahan hidup di daerah gurun antara
lain adalah kaktus, liliaceae, aloe, kaktus saguora, dan cholla.
B. Persebaran Fauna di Permukaan Bumi
Alfred Russel Wallece pada tahun 1876 membagi persebaran fauna di
dunia dalam beberapa provinsi, yaitu sebagai berikut:
(Ajim, 2016)
a. Provinsi Zoogeografi Paleartic
Provinsi ini meliputi di Siberia, Afrika Utara, dan beberapa
kawasan di Asia Timur. Fauna yang hidup di antaranya harimau siberia,
beruang kutub, beaver, dan rusa.
b. Provinsi Zoogeografi Neartic
Provinsi ini meliputi sebagian besar Amerika Utara dan
Greenland (kutub utara sampai dengan subtropis). Fauna yang hidup di
antaranya antelope, rusa, dan beruang.
c. Provinsi Zoogeografi Neotropical
Provinsi ini meliputi Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan
Mexico. Fauna yang hidup di antaranya primata, kelelawar, rodent,
trenggiling, dan kukang.
d. Provinsi Zoogeografi Ethiopian
Provinsi ini meliputi Afrika dan Madagaskar. Fauna yang hidup
di kawasan ini di antaranya gajah afrika, gorila gunung, jerapah, dan
lain-lain.
e. Provinsi Zoogeografi Oriental
Provinsi ini meliputi India, Cina, Asia Selatan dan Asia
Tenggara. Fauna yang hidup dalam kawasan ini di antaranya harimau
sumatra, tapir malaysia, gajah india, kerbau air, badak, dan lain-lain.
f. Provinsi Zoogeografi Australia
Provinsi ini meliputi Australia, Tasmania, dan sebagian
Indonesia bagian timur. Fauna yang hidup di antaranya kanguru,
plathypus, kuskus, wombat, dan lain-lain.
g. Provinsi Zoogeografi Oceanic
Tersebar di seluruh samudra di dunia, berupa beberapa jenis ikan
dan fauna laut jenis mamalia, seperti anjing laut, lumbalumba, dan ikan
paus.
h. Provinsi Antartik
Provinsi ini mencakup kawasan di kutub Selatan, jenis fauna
yang hidup di daerah ini memiliki bulu lebat untuk menahan dingin
serta memiliki lapisan lemak yang tebal pula. Fauna daerah ini di
antaranya rusa kutub, burung penguin, anjing laut, kelinci kutub, dan
beruang kutub.
C. Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Pemisahan Pangea menjadi Laurasia dan Gondwana terjadi sekitar 250 juta
tahun yang lalu, diduga disebabkan karena adanya pegerseran lempeng atau
kerak bumi yang menggerakan kerak bumi diatasnya sehingga memisahkan
Lauransia dan Gondwana.
2. Daratan terbentuk disebabkan karena beberapa hal, diantaranya adanya gaya
eksogen yang disebabkan oleh aktivitas di luar bumi dan endogen yang
disebabkan oleh aktivitas di dalam bumi. Selain itu, terjadi penurunan suhu
bumi secara sserempak sehingga dapat menyebabkan daratan retak lalu
terpisah-pisah.
3. Terdapat beberapa teori mengenai terbentuknya Kepulauan Indonesia,
diantaranya Indonesia muncul dari dasar laut (1960-an), Indonesia sebagian
besar berasal dari Gondwana dan sebagian berasal dari Laurasia, serta
Indonesia berasal dari Gondwana.
4. Terjadinya evolusi di permukaan bumi mengakibatkan terjadinya
penyebaran hewan dan tumbuhan atau biasa disebut biogeografi. Selain
karena evolusi, terdapat faktor penting yang berpoeran dalam penyebaran
tumbuhan dan hewan diataranya perubahan iklim dan daratan yang berperan
sebagai jembatan bagi penyebaran tersebut.
4.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
terutama, kurangnya sumber dalam mencari informasi. Diharapkan untuk
penyusunannya, penulis harus lebih banyak menggali informasi tidak hanya
dari pencarian melalui internet tetapi juga harus bersumber dari buku-buku
referensi yang lebih relevan, supaya pembaca dapat lebih memahami lagi
mengenai isi makalah yang disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA
http://volcano.oregonstate.edu/sites/default/files/picture2_0.gif
http://volcano.oregonstate.edu/sites/default/files/picture4_0.gif
http://volcano.oregonstate.edu/sites/default/files/picture5_0.gif
http://volcano.oregonstate.edu/sites/default/files/picture7_0.gif
https://www.clearias.com/up/geomorphic-processes-mind-map.jpg