Disusun oleh:
Kelas XI IA 1 (Kelompok IV)
1. Firdaus Dheo Saputra (14)
2. Nadiya Dini R (24)
3. Novianita Putri NA (27)
4. Rizka Amalia F (31)
Tahun 2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BABI: PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................................ 2
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 12
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah
yang telah memberi kemudahan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penulis tidak akan sanggup
menyelesaikan laporan penelitian ini. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad saw.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Perekonomian suatu daerah sangat tergantung dari sumber daya alam danfaktor
produksi yang dimilikinya. Hal itu berarti besarnya PDRB atauperekonomian di
suatu daerah kabupaten/kota terbentuk dari berbagai macamaktivitas atau
kegiatan ekonomi yang timbul di daerah tersebut. PDRB sebagaisuatu indikator
yang berperan penting dalam mengukur keberhasilan pembangunanyang telah
dicapai dan juga dapat dijadikan suatu ukuran untuk menentukan
arahpembangunan suatu daerah di masa yang akan datang.
Jawa Barat masih menghadapi masalah kemiskinan yang antara lainditandai oleh
masih tingginya proporsi penduduk miskin. Jumlah penduduk miskin pada tahun
2010 (data maret 2010) adalah sebesar 11,27% dari jumlahpenduduk Jawa Barat,
menurun dari tahun 2009 yang mencapai angka 11,96%(data susenas 2009).
Tingkat kemiskinan ini dipandang sebagaiketidakmampuan dari sisi ekonomi
untuk memenuhi kebutuhan dasar makanandan non makanan yang diukur dari
sisi pengeluaran. Penduduk miskin adalahpenduduk yang memiliki rata-rata
pengeluaran per kapita perbulan dibawah Garis Kemiskinan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2. Agar kita mengerti apa saja tang menjadi permasalahan dalam pembangunan
ekonomi daerah
PEMBAHASAN
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam
melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam
saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak
didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber
daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya
kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan
laut.
4. Faktor Budaya
Jawa Barat masih menghadapi masalah kemiskinan yang antara lain ditandai oleh
masih tingginya proporsi penduduk miskin. Jumlah penduduk miskin pada tahun
2010 (data maret 2010) adalah sebesar 11,27% dari jumlahpenduduk Jawa Barat,
menurun dari tahun 2009 yang mencapai angka 11,96%(data susenas 2009).
Tingkat kemiskinan ini dipandang sebagaiketidakmampuan dari sisi ekonomi
untuk memenuhi kebutuhan dasar makanandan non makanan yang diukur dari
sisi pengeluaran. Penduduk miskin adalahpenduduk yang memiliki rata-rata
pengeluaran per kapita perbulan dibawahGaris Kemiskinan.
Secara umum, LPE Jawa Barat pada triwulan III tahun 2010 mengalami
peningkatan jika dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini disebabkan
meningkatnya kinerja semua sektor terutama industri pengolahan yang tumbuh
sebesar 1,89 persen. Sektor perdagangan, hotel dan restoran juga mengalami hal
yang sama yaitu sebesar 2,47 persen dan sektor pertanian mengalami
pertumbuhan sebesar 1,38 persen, sedangkan pada triwulan sebelumnya tumbuh
negatif yaitu sebesar minus 16,59 persen. Hal yang sama juga dialami
sektorkeuangan dalam PDRB, yaitu pertumbuhan semua sektor kecuali sub
sektorbank dan sub sektor lembaga keuangan bukan bank, pada triwulan III
tahun2010 mengalami peningkatan sebesar 2,66 persen, atau meningkat di
banding triwulan sebelumnya sebesar 1,42 persen.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat sampai dengan akhir tahun 2010 menguat.
Setelah tumbuh melambat pada laju 4,0% (yoy) pada triwulan III-2010,
pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2010 mengalami peningkatan,yang
berada pada kisaran 6-6,5%. Secara keseluruhan pertumbuhanperekonomian
Jawa Barat tahun 2010 mencapai 6,0%. Sementara itu,perkembangan inflasi
secara tahunan (yoy) sampai dengan periode Oktober2010 mencapai 5,35%, lebih
rendah dari inflasi nasional 5,67%. Inflasi yangtinggi terjadi pada kelompok
bahan makanan, kelompok makanan jadi/minuman, dan kelompok sandang
masing-masing sebesar 10.65%, 6.32%,dan 6.28%. Sedangkan inflasi yang relatif
rendah, yaitu kelompok perumahan,kelompok kesehatan, kelompok pendidikan,
dan kelompok transport, masing masing 3.17%, 2.27%, 1.86%, dan 1.45%.
Secara tahunan, seluruh kota di JawaBarat mengalami inflasi. Secara berurutan,
inflasi tertinggi dihadapi oleh kotaBekasi diikuti oleh kota Cirebon dan Bogor
masing-masing 6.42%, 5.87%, dan5.84%.
Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) LPE kabupaten bandung pada tahun 2008
mencapai 5,34%angka ini lebih rendah 0,62 point dari tahun sebelumnya.
Sedangkanpada tahun 2009 LPE kabupaten bandung mengalami
penurunanmenjadi 4,35% dan pada tahun 2010 mengalami penigkatan
sebesar1,54 point dari tahun 2009 yaitu mencapai 5,88%.
Tingkat Inflasi Inflasi merupakan salah satu indikator perekonomian yang dapat
memberikan informasi tentang dinamika perkembangan hargabarang dan jasa
yang dikonsumsi masyarakat.Tingkat inflasi di Kabupaten Bandung tahun 2009
cukup rendah yaitu 3,15% dibandingkan tahun 2008 yang mencapai 9,11%.
Penurunan tingkat inflasi terjadi hampir di seluruh sector perekonomian.
Sedangkan, pada tahun 2010 meningkat 2,51 point, yaitu sebesar 5,66%.
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah
dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB).
Berdasarkan data yang diuraikan pada tabel tersebut, secara umum indikator
makro ekonomi Kota Bandung periode 2008-2012 menunjukkan peningkatan dan
pertumbuhan yang cukup signifikan. Hal ini dapat menjadi salah satu indikasi
bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat Kota Bandung menjadi lebih baik
dibandingkan sebelumnya.
Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Bandung selama 5 (lima)
tahun terakhir (tahun 2008–2012) menunjukkan peningkatan yang positif. Jika
pada tahun 2008 LPE Kota Bandung mencapai 8,17.%, pada tahun 2012
mengalami kenaikan menjadi 9,40%. Tingkat LPE Kota Bandung ini lebih tinggi
jika dibandingkan dengan kinerja LPE secara nasional. Hal ini menunjukkan
bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Bandung relatif lebih baik jika dibandingkan
dengan kondisi ekonomi secara nasional. Selama periode 2008-2012, rerata LPE
Kota Bandung mencapai 8,59%, sedangkan rerata LPE nasional secara periode
2008-2012 hanya berada di kisaran 5,89%.
PENUTUP
Chapin Jr F Stuart and Edward J Kaiser. 1979. Urban Land Use Planning. Third
Edition. Chichago : University of Illinoise Press.
http://perencanaankota.blogspot.com/2011/11/definisi-dan-konsep-
perkembangan-kota.html
http://meilinda.blogspot.com/epidemiology.html
http://urbanisasi-wikipedia-ensiklopedia.html