Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kelompok 1 English for Biology dapat
menyelesaikan makalah penerjemahan Origin of Species yang disusun guna memenuhi tugas
yang diberikan oleh guru mata kuliah Bahasa Inggris Untuk Biologi.
1. Bapak Dr. Sueb, M.Kes. selaku dosen mata kuliah Bahasa Inggris Untuk Biologi yang
telah membimbing serta memberi pengarahan kepada kami demi terselesaikannya
makalah ini.
2. Keluarga yang telah memberi dukungan moral maupun materiil.
3. Teman-teman yang telah membantu dan senantiasa memberi semangat kepada kami.
4. Serta pihak-pihak lain yang telah ikut terlibat dan mendukung dalam penyelesaian
proposal pengadaan penelitian pertumbuhan dan perkembangan ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan. Dalam penyusunan
makalah ini, kami menyadari pengetahuan dan pengalaman kami masih sangat terbatas. Oleh
karena itu, kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini sangat kami harapkan.
Penyusun
1
Daftar Isi
2
BAB I
Terjemahan Origin of Species Campbell Edisi 9
Darwin datang ke Kepulauan Galapagos dengan niat yang menggebu untuk menjelajahi
daratan yang baru muncul dari laut. la memperhatikan bahwa pulau-pulau vulkanik ini,
meskipun secara geologis masih muda, ternyata kaya akan tumbuhan dan hewan ada. yang
tidak ditemukan di tempat lain di dunia. Belakangan, ia menyadari bahwa spesies-spesies ini,
seperti juga pulau-pulau tersebut, relatif baru. la menulis dalam buku hariannya: "Baik dalam
ruang maupun waktu kita tampaknya dibawa untuk mendekati fakta besar itu- misteri dari
segala misteri-kemunculan pertama makhluk baru di Bumi ini.
" Misteri dari segala misteri' yang menarik hati Darwin adalah spesiasi (speciation), proses
pemisahan satu spesies menjadi dua spesies atau lebih. Spesiasi memikat Darwin (dan banyak
ahli biologi setelahnya) karena proses tersebut pe merupakan penyebab keanekaragaman
hayati yang luar biasa, menghasilkan spesies baru yang berbeda dari spesies yang sudah ada
secara berulang-ulang. Spesiasi menjelaskan tidak hanya perbedaan di antara spesies, namun
juga kesamaan di antara mereka (kesatuan kehidupan). Ketika satu spesies memisah, spesies
yang dihasilkan memiliki banyak kesamaan karakteristik karena mereka diturunkan dari
spesies nenek moyang yang sama. Misalnya, kesamaan DNA mengindikasikan bahwa pecuk
tak-dapat-terbang (Phalacrocorax harrisi) pada Peraga 24.1 berkerabat dekat dengan spesies
pecuk dapat-terbang yang ditemukan di pantai barat Benua Amerika. Ini menunjukkan bahwa
pecuk tak-dapat-terbang mungkin berasal dari spesies pecuk nenek moyang yang bermigrasi
dari daratan utama ke Galapagos
Kata spesies dalam bahasa Latin berarti 'jenis' atau 'penampilan'. Dalam kehidupan sehari-
hari, kita membedakan berbagai jenis' organisme secara umum anjing dan kucing, misalnya
berdasarkan perbedaan penampilan mereka. Namun apakah organisme benar- benar terbagi
menjadi unit-unit diskret yang kita sebut spesies, atau mungkinkah klasifikasi ini hanyalah
usaha manasuka untuk menyusun dunia alamiah dalam suatu Konsep Spesies Biologis
3
Definisi utama spesies yang digunakan dalam buku teks ini mengacu pada konsep spesies
biologis (biological species concept). Menurut konsep ini, seperti yang dijabarkan pada 1942
oleh ahli biologi Ernst Mayr, spesies (species) adalah suatu kelompok populasi yang anggota-
anggotanya memiliki potensi untuk saling mengawini (interbreed) di alam dan menghasilkan
keturunan yang viabel (mampu hidup) dan fertil-namun tidak menghasilkan keturunan yang
viabel dan fertil dengan anggota dari kelompok lain semacam itu. Dengan demikian, anggota
spesies biologis disatukan oleh kompatibilitas reproduktif, setidaknya secara potensial.
Semua manusía, misalnya, berasal dari spesies yang sama. Seorang wanita karir di Manhattan
mungkin tidak akan pernah bertemu seorang peternak sapi di Mongolia, namun jika keduanya
ternyata bertemu dan menikah, mereka bisa memiliki bayi yang viabel dan mampu
berkembang menjadi orang dewasa yang fertil. Sebaliknya, manusia dan simpanse tetap
merupakan spesies biologis yang berbeda walaupun keduanya mungkin tinggal di wilayah
yang sama, karena banyak faktor yang menghalangi mereka untuk kawin dan menghasilkan
keturunan fertil. Apa yang mempertahankan keutuhan lungkang gen dari suatu spesies, yang
menyebabkan anggota-anggota spesies tersebut lebih mirip satu sama lain dibandingkan
dengan spesies lain? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus mempertimbangkan kembali
mekanísme evolusioner yang telah didiskusikan pada Bab 23: aliran gen, transfer alel
antarpopulasi. Anggota suatu spesies seringkali mirip satu sama lain sebab populasi mereka
terhubung oleh aliran gen. Seperti yang mungkin Anda duga, populasi- populasi yang terletak
berdekatan relatif sering bertukar alel. Namun bagaimana dengan populasi-populasi yang
terpisah jauh? Ahli biologi evolusioner Scott Edwards, yang diwawancarai di halaman 1-3,
mengkaji pertanyaan ini pada burung pelanduk mahkota-kelabu, Pomatostomus temporalis
(Peraga 24.3). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa aliran gen tingkat rendah terjadi di
antara populasi yang terpisah sangat jauh sekali pun. Hasil-hasil serupa telah ditemukan pada
spesies hewan lain, juga pada berbagai fungi dan tumbuhan. Hasil-hasil semacam itu
menggambarkan bahwa aliran gen memiliki potensi untuk mempertahankan keutuhan
lungkang gen suatu spesies, asalkan tidak dikalahkan oleh efek-efek seleksi atau hanyutan
(keduanya dapat menyebabkan populasi memisah atau berdivergensi). Seperti yang akan kita
jelajahi di bagian berikut, aliran gen juga memainkan peran yang penting dalam pembentukan
spesies baru.
Isolasi Reproduktif
4
prazigotik (prezygotic barrier, 'sebelum zigot) menghalangi terjadinya fertilisasi. Penghalang
semacam itu secara khas bekerja pada salah satu dari ketiga jalan berikut: dengan
menghalangi anggota spesies lain yang mencoba untuk kawin, mencegah usaha kawin agar
tidak diselesaikan secara tuntas, atau merintangi fertilisasi jika perkawinan berhasil
dituntaskan. Jika sel sperma dari suatu spesies berhasil menerobos penghalang prazigotik dan
memfertilisasi ovum dari spesies lain, berbagai penghalang pascazigotik (postzygotic barrier,
'setelah zigot) dapat berperan dalam isolasi reproduktif setelah zigot hibrida terbentuk.
Sebagai contoh, kesalahan perkembangan dapat mengurangi kesintasan di antara embrio-
embrio hibrida. Masalah-masalah setelah kelahiran juga dapat menyebabkan hibrida infertil
atau mungkin mengurangi kesempatan mereka untuk sintas cukup lama untuk bereproduksi.
Peraga 24.4 menjabarkan berbagai penghalang prazigotik dan pascazigotik
secara lebih detail.
Isolasi Habitat: dua spesies yang menempati habitat yang berbeda pada
wilayah yang sama bisa jadi jarang bertemu,atau bahkan tidak sama
sekali,walaupun tidak terisolasi oleh penghalang fisik yang jelas,misalnya
pegunungan. Contoh : dua spesies ular garter dari genus Thamnophis terdapat
pada wilayah geografis yang sama,namun yang satu terutama hidup di air (a)
sedangkan yang lain hdup di darat (b).
5
Isolasi Mekanis : organisme mencoba untuk
kawin,namun perbedaan morfologis mencegah
perkawinan berhasil dituntaskan. Contoh: cangkang
dari dua spesies siput dari genus Bradybaena mengalir
kearah berbeda: Dengan memuntir ke dalam menuju
bagian tengah,satu spesies mengulir berlawanan dengan
arah jarum jam (f kiri )sedangkan spesies yang lai
mengulir searah jarum jam (f kanan). Akibatnya, bukaan genital dari siput (ditunjukkan oleh
tanda panah) menjadi tidak sejajar,dan perkawinan tidak dapat diselesaikan.
6
Mengurangi kesuburan hibrida : Bahkan jika hibrida kuat, mereka
mungkin steril. Jika kromosom dari dua spesies induk berbeda dalam
jumlah atau struktur, meiosis pada hibrida dapat gagal menghasilkan
gamet normal. Karena leher yang tidak subur tidak dapat
menghasilkan keturunan ketika mereka kawin dengan salah satu
spesies, gen tidak dapat mengalir bebas di antara spesies. Contoh:
Anak hibrida dari keledai jantan) dan kuda betina () adalah keledai (k),
yang kuat tetapi steril. A "hinny" (tidak ditampilkan), keturunan
keledai betina dan kuda jantan, juga steril.
Biologis Salah satu kekuatan konsep spesies biologis adalah konsep tersebut mengarahkan
perhatian kita pada bagaimana spesiasi terjadi: melalui evolusi dari isolasi reproduktif. Akan
tetapi, konsep ini dapat diterapkan pada jumlah spesies yang terbatas. Misalnya, tidak ada
cara untuk mengevaluasi isolasi reproduktif dari fosil, Konsep spesies biologis juga tidak
berlaku pada organisme yang selalu, atau nyaris selalu, bereproduksi secara aseksual,
misalnya prokariota. (Banyak prokariota yang memang saling mentransfer gen, seperti yang
akan kita bahas pada Bab 27, namun ini bukan bagian dari proses reproduksi mereka.) Lebih
lanjut, dalam konsep spesies biologis, spesies didefinisikan berdasarkan ketiadaan aliran gen.
Akan tetapi, terdapat banyak pasangan spesies yang berbeda secara morfologis dan ekologis,
namun aliran gen tetap terjadi di antara keduanya. Seperti yang akan kita lihat, seleksi alamU
dapat menyebabkan spesies-spesies semacam itu tetap terpisah walaupun masih ada aliran
gen. Pengamatan ini menyebabkan sejumlah peneliti berargumen bahwa konsep spesies
biologis terlalu menekankan pada aliran gen dan meremehkan peran seleksi alam. Karena
keterbatasan konsep spesies biologis, konsep-konsep spesies alternatif berguna dalam situasi-
situasi tertentu.
7
Definisi Lain Spesies
Sementara konsep spesies biologis menekankan pada keterpisahan spesies satu sama lain
akibat penghalang reproduktif, beberapa definisi lain menekankan kesatuan di dalam spesies.
Misalnya, konsep spesies morfologis (morphological species concept) mencirikan spesie
berdasarkan bentuk tubuh dan sifat struktural lain. Konsep spesies morfologis memiliki
sejumlah keuntungan. Konsep ini dapat diterapkan pada organisme aseksual dan seksual dan
dapat berguna bahkan tanpa informasi tentang besarnya aliran gen. Pada praktiknya, inilah
cara saintis membedakan kebanyakan spesies. Akan tetapi, salah satu kerugiannya adalah
definisi ini bersandar pada kriteria yang subjektif; peneliti mungkin tidak sepakat tentang ciri
struktural mana yang dipakai untuk membedakan spesies.
8
BAB II
Penutup
2.1 Kesimpulan
Makhluk hidup di Bumi ini sangat beraneka ragam jenisnya. Secara sederhana kita
dapat dengan mudah membedakan antara tumbuhan dan hewan. Namun, kita juga
mengetahui bahwa tumbuhan maupun hewan sangat banyak jenisnya atau spesiesnya.
Charles Darwin (1809-1882) adalah salah satu tokoh yang mempelajari tentang bagaimana
asal-usul makhluk hidup yang demikian banyak jenisnya di muka Bumi ini. Darwin
mengunjungi Kepulauan Galapagos. Di sana dia mengamati keberagaman burung finch dan
iguana. la memperhatikan bahwa pulau-pulau vulkanik ini, meskipun secara geologis masih
muda, ternyata kaya akan tumbuhan dan hewan ada. yang tidak ditemukan di tempat lain di
dunia. Belakangan, ia menyadari bahwa spesies-spesies ini, seperti juga pulau-pulau tersebut,
relatif baru. Hasil pengamatan tersebut menghasilkan hipotesa bahwa makhluk hidup berubah
dengan berjalannya waktu.
Darwin di sini menjelaskan apa itu spesies, bagaimana variasi-variasinya. Di sini Darwin
menampilkan pengamatan atau kesimpulan bahwa spesies-spesies itu bukan sesuatu yang
terakhir atau yang tetap, tetapi disebutnya sebagai “spesies-spesies dalam penantian”.
Maksudnya, menanti untuk berubah. Jadi spesies2 itu adalah hanya bagian dari jalan panjang
menuju spesies berikutnya. Jelas Darwin mulai berbeda pandangannya dari ahli-ahli biologi
sezamannya.
9
Daftar Pustaka
10