Anda di halaman 1dari 10

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kelompok 1 English for Biology dapat
menyelesaikan makalah penerjemahan Origin of Species yang disusun guna memenuhi tugas
yang diberikan oleh guru mata kuliah Bahasa Inggris Untuk Biologi.

Dan tidak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Sueb, M.Kes. selaku dosen mata kuliah Bahasa Inggris Untuk Biologi yang
telah membimbing serta memberi pengarahan kepada kami demi terselesaikannya
makalah ini.
2. Keluarga yang telah memberi dukungan moral maupun materiil.
3. Teman-teman yang telah membantu dan senantiasa memberi semangat kepada kami.
4. Serta pihak-pihak lain yang telah ikut terlibat dan mendukung dalam penyelesaian
proposal pengadaan penelitian pertumbuhan dan perkembangan ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan. Dalam penyusunan
makalah ini, kami menyadari pengetahuan dan pengalaman kami masih sangat terbatas. Oleh
karena itu, kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini sangat kami harapkan.

Malang, 30 Agustus 2018

Penyusun

1
Daftar Isi

Kata Pengantar .......................................................................................................... 1


Daftar Isi ................................................................................................................... 2
Bab I
Terjemahan Origin of Species Campbell Edisi 9 ................................................... 3
Bab II
Penutup .................................................................................................................. 9
Daftar Pustaka .......................................................................................................... 10

2
BAB I
Terjemahan Origin of Species Campbell Edisi 9

"Misteri dari segala misteri"

Darwin datang ke Kepulauan Galapagos dengan niat yang menggebu untuk menjelajahi
daratan yang baru muncul dari laut. la memperhatikan bahwa pulau-pulau vulkanik ini,
meskipun secara geologis masih muda, ternyata kaya akan tumbuhan dan hewan ada. yang
tidak ditemukan di tempat lain di dunia. Belakangan, ia menyadari bahwa spesies-spesies ini,
seperti juga pulau-pulau tersebut, relatif baru. la menulis dalam buku hariannya: "Baik dalam
ruang maupun waktu kita tampaknya dibawa untuk mendekati fakta besar itu- misteri dari
segala misteri-kemunculan pertama makhluk baru di Bumi ini.

" Misteri dari segala misteri' yang menarik hati Darwin adalah spesiasi (speciation), proses
pemisahan satu spesies menjadi dua spesies atau lebih. Spesiasi memikat Darwin (dan banyak
ahli biologi setelahnya) karena proses tersebut pe merupakan penyebab keanekaragaman
hayati yang luar biasa, menghasilkan spesies baru yang berbeda dari spesies yang sudah ada
secara berulang-ulang. Spesiasi menjelaskan tidak hanya perbedaan di antara spesies, namun
juga kesamaan di antara mereka (kesatuan kehidupan). Ketika satu spesies memisah, spesies
yang dihasilkan memiliki banyak kesamaan karakteristik karena mereka diturunkan dari
spesies nenek moyang yang sama. Misalnya, kesamaan DNA mengindikasikan bahwa pecuk
tak-dapat-terbang (Phalacrocorax harrisi) pada Peraga 24.1 berkerabat dekat dengan spesies
pecuk dapat-terbang yang ditemukan di pantai barat Benua Amerika. Ini menunjukkan bahwa
pecuk tak-dapat-terbang mungkin berasal dari spesies pecuk nenek moyang yang bermigrasi
dari daratan utama ke Galapagos

Spesiasi juga membentuk jembatan konseptual antara mikroevolusi (microevolution),


perubahan frekuensi alel dari suatu populasi seiring waktu, dan makroevolusi
(macroevolution), pola yang luas dari evolusi melalui rentang waktu yang lama. Contoh dari
perubahan makroevolusioner adalah asal usul kelompok-kelompok organisme baru, seperti
mamalia atau tumbuhan berbunga, melalui serangkaian peristiwa spesieasi. Kita mengkaji
mekanisme mikroevolusioner (mutasi, seleksi alam, hanyutan genetik, dan aliran gen) pada
Bab 23, dan kita akan mendalami makroevolusi pada Bab 25. Pada bab ini, kita akan
menelusuri 'jembatan' di antara keduanya-mekanisme yang memunculkan spesies baru dari
spesies yang sudah ada. Namun, pertama-tama, kita perlu menentukan apa yang sebenarnya
disebut sebagai 'spesies'

Konsep spesies biologis menekankan pada isolasi reproduktif

Kata spesies dalam bahasa Latin berarti 'jenis' atau 'penampilan'. Dalam kehidupan sehari-
hari, kita membedakan berbagai jenis' organisme secara umum anjing dan kucing, misalnya
berdasarkan perbedaan penampilan mereka. Namun apakah organisme benar- benar terbagi
menjadi unit-unit diskret yang kita sebut spesies, atau mungkinkah klasifikasi ini hanyalah
usaha manasuka untuk menyusun dunia alamiah dalam suatu Konsep Spesies Biologis

3
Definisi utama spesies yang digunakan dalam buku teks ini mengacu pada konsep spesies
biologis (biological species concept). Menurut konsep ini, seperti yang dijabarkan pada 1942
oleh ahli biologi Ernst Mayr, spesies (species) adalah suatu kelompok populasi yang anggota-
anggotanya memiliki potensi untuk saling mengawini (interbreed) di alam dan menghasilkan
keturunan yang viabel (mampu hidup) dan fertil-namun tidak menghasilkan keturunan yang
viabel dan fertil dengan anggota dari kelompok lain semacam itu. Dengan demikian, anggota
spesies biologis disatukan oleh kompatibilitas reproduktif, setidaknya secara potensial.
Semua manusía, misalnya, berasal dari spesies yang sama. Seorang wanita karir di Manhattan
mungkin tidak akan pernah bertemu seorang peternak sapi di Mongolia, namun jika keduanya
ternyata bertemu dan menikah, mereka bisa memiliki bayi yang viabel dan mampu
berkembang menjadi orang dewasa yang fertil. Sebaliknya, manusia dan simpanse tetap
merupakan spesies biologis yang berbeda walaupun keduanya mungkin tinggal di wilayah
yang sama, karena banyak faktor yang menghalangi mereka untuk kawin dan menghasilkan
keturunan fertil. Apa yang mempertahankan keutuhan lungkang gen dari suatu spesies, yang
menyebabkan anggota-anggota spesies tersebut lebih mirip satu sama lain dibandingkan
dengan spesies lain? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus mempertimbangkan kembali
mekanísme evolusioner yang telah didiskusikan pada Bab 23: aliran gen, transfer alel
antarpopulasi. Anggota suatu spesies seringkali mirip satu sama lain sebab populasi mereka
terhubung oleh aliran gen. Seperti yang mungkin Anda duga, populasi- populasi yang terletak
berdekatan relatif sering bertukar alel. Namun bagaimana dengan populasi-populasi yang
terpisah jauh? Ahli biologi evolusioner Scott Edwards, yang diwawancarai di halaman 1-3,
mengkaji pertanyaan ini pada burung pelanduk mahkota-kelabu, Pomatostomus temporalis
(Peraga 24.3). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa aliran gen tingkat rendah terjadi di
antara populasi yang terpisah sangat jauh sekali pun. Hasil-hasil serupa telah ditemukan pada
spesies hewan lain, juga pada berbagai fungi dan tumbuhan. Hasil-hasil semacam itu
menggambarkan bahwa aliran gen memiliki potensi untuk mempertahankan keutuhan
lungkang gen suatu spesies, asalkan tidak dikalahkan oleh efek-efek seleksi atau hanyutan
(keduanya dapat menyebabkan populasi memisah atau berdivergensi). Seperti yang akan kita
jelajahi di bagian berikut, aliran gen juga memainkan peran yang penting dalam pembentukan
spesies baru.

Isolasi Reproduktif

Karena spesies biologis didefinisikan menurut kompatibilitas reproduktif, pembentukan


spesies baru mengandalkan isolasi reproduktif (reproductive isolation)-eksistensi faktor-
faktor biologis (penghalang) yang merintangi anggota dua spesies yang berbeda untuk
menghasilkan keturunan yang viabel dan fertil. Penghalang semacam itu mencegah aliran gen
di antara spesies-spesies dan membatasi pembentukan hibrida (hybrid), keturunan yang
dihasilkan dari perkawinan antarspesies. Walaupun satu penghalang mungkin tidak dapat
mencegah semua aliran gen, kombinasi dari beberapa penghalang dapat mengisolasi
lungkang gen suatu spesies secara efektif. Jelaslah kalau seekor lalat tidak bisa kawin dengan
seekor katak atau pakis, namun penghalang reproduktif di antara spesies-spesies yang
berkerabat lebih dekat tidak sedemikian nyata. Penghalang-penghalang ini dapat digolongkan
berdasarkan apakah isolasi reproduktif terjadi sebelum atau setelah fertilisasi. Penghalang

4
prazigotik (prezygotic barrier, 'sebelum zigot) menghalangi terjadinya fertilisasi. Penghalang
semacam itu secara khas bekerja pada salah satu dari ketiga jalan berikut: dengan
menghalangi anggota spesies lain yang mencoba untuk kawin, mencegah usaha kawin agar
tidak diselesaikan secara tuntas, atau merintangi fertilisasi jika perkawinan berhasil
dituntaskan. Jika sel sperma dari suatu spesies berhasil menerobos penghalang prazigotik dan
memfertilisasi ovum dari spesies lain, berbagai penghalang pascazigotik (postzygotic barrier,
'setelah zigot) dapat berperan dalam isolasi reproduktif setelah zigot hibrida terbentuk.
Sebagai contoh, kesalahan perkembangan dapat mengurangi kesintasan di antara embrio-
embrio hibrida. Masalah-masalah setelah kelahiran juga dapat menyebabkan hibrida infertil
atau mungkin mengurangi kesempatan mereka untuk sintas cukup lama untuk bereproduksi.
Peraga 24.4 menjabarkan berbagai penghalang prazigotik dan pascazigotik
secara lebih detail.

Menjelajahi Penghalang Reproduktif

Isolasi Habitat: dua spesies yang menempati habitat yang berbeda pada
wilayah yang sama bisa jadi jarang bertemu,atau bahkan tidak sama
sekali,walaupun tidak terisolasi oleh penghalang fisik yang jelas,misalnya
pegunungan. Contoh : dua spesies ular garter dari genus Thamnophis terdapat
pada wilayah geografis yang sama,namun yang satu terutama hidup di air (a)
sedangkan yang lain hdup di darat (b).

Isolasi Temporal : Spesies yang kawin pada waktu yang berbeda-beda


dalam sehari,musim yang berbeda,atau tahun yang berbeda tidak dapat
memadukan gamet-gametnya. Contoh : Di Amerika Utara wilayah geografis
sigung bintik timur (Spilogle putorius) (c) dan sigung bintik barat (Spilogale
gracili) (d) saling tumpag-tindih,namun S. gracilis kawin dipengujung
musim panas.

Isolasi Perilaku :Ritual percumbuan yang menarik pasangan


dan perilaku lain yang unik bagi suatu spesies merupakan
penghalang reprodutif yang efektif,bahkan di antara spesies-
spesies yang berkerabat dekat sekali pun.ritual perilaku
semacam itu memungkinkan pengenalan pasangan (mate
recognition) suatu cara mengidentifikasi pasangan potensial
dari spesies yang sama. Contoh: Angsa batu kaki
biru,penghuni Galapagos ,kawin hanya setelah pameram
percumbuan yang unik bagi spesiesnya. Bagian dari ‘naska’ ritual mensyaratkan jantan untuk
melangkah dengan kaki terangkat tinggi (e),perilaku yang menarik perhatian betina pada
kakinya yang biru terang.

5
Isolasi Mekanis : organisme mencoba untuk
kawin,namun perbedaan morfologis mencegah
perkawinan berhasil dituntaskan. Contoh: cangkang
dari dua spesies siput dari genus Bradybaena mengalir
kearah berbeda: Dengan memuntir ke dalam menuju
bagian tengah,satu spesies mengulir berlawanan dengan
arah jarum jam (f kiri )sedangkan spesies yang lai
mengulir searah jarum jam (f kanan). Akibatnya, bukaan genital dari siput (ditunjukkan oleh
tanda panah) menjadi tidak sejajar,dan perkawinan tidak dapat diselesaikan.

Isolasi gamet : Sperma dari satu spesies mungkin tidak


dapat membuahi telur spesies lain. Misalnya, sperma
mungkin tidak dapat bertahan hidup di saluran
reproduksi betina dari spesies lain, atau mekanisme
biokimia dapat mencegah sperma menembus membran
yang mengelilingi sel-sel spesies lain. Contoh: Isolasi
gamet memisahkan spesies hewan air tertentu yang
terkait erat, seperti bulu babi (g). Bulu babi melepaskan
sperma dan telur mereka ke air di sekitarnya, di mana
mereka melebur dan membentuk zigot. Sulit untuk gamet
spesies yang berbeda, seperti bulu babi merah dan murni yang ditunjukkan di sini, untuk
menyatu karena protein pada permukaan telur dan sperma mengikat sangat buruk satu sama
lain.

Mengurangi viabilitas hibrida: Gen-gen dari spesies


induk yang berbeda dapat berinteraksi dengan cara-
cara yang mengganggu perkembangan atau
kelangsungan hidup hibrida di lingkungannya.
Contoh: Beberapa sub-spesies salamander dari genus
Ensatina hidup di daerah dan habitat yang sama, di
mana mereka kadang-kadang dapat menghindarinya.
Tetapi sebagian besar hibrida tidak menyelesaikan
pembangunan, dan mereka yang lemah (h)

6
Mengurangi kesuburan hibrida : Bahkan jika hibrida kuat, mereka
mungkin steril. Jika kromosom dari dua spesies induk berbeda dalam
jumlah atau struktur, meiosis pada hibrida dapat gagal menghasilkan
gamet normal. Karena leher yang tidak subur tidak dapat
menghasilkan keturunan ketika mereka kawin dengan salah satu
spesies, gen tidak dapat mengalir bebas di antara spesies. Contoh:
Anak hibrida dari keledai jantan) dan kuda betina () adalah keledai (k),
yang kuat tetapi steril. A "hinny" (tidak ditampilkan), keturunan
keledai betina dan kuda jantan, juga steril.

Perpecahan hibrida : Beberapa hibrida generasi pertama dapat


hidup dan subur, tetapi ketika mereka berpasangan satu sama
lain atau dengan salah satu spesies induknya, musim semi
generasi berikutnya akan lemah atau mandul. Contoh: Strain
beras yang dibudidayakan telah mengakumulasi alel resesif
mutan yang berbeda di dua lokus dalam perjalanan dari
perbedaan mereka dari leluhur yang sama. Hibrida di antara
mereka bertenaga dan subur (saya kiri dan kanan), tetapi
tanaman di generasi berikutnya yang membawa terlalu banyak
dari alel yang putus ini kecil dan steril (l, tengah). Meskipun strain padi ini belum dianggap
spesies yang berbeda, mereka mulai dipisahkan oleh hambatan postzygotic

Keterbatasan Konsep Spesies

Biologis Salah satu kekuatan konsep spesies biologis adalah konsep tersebut mengarahkan
perhatian kita pada bagaimana spesiasi terjadi: melalui evolusi dari isolasi reproduktif. Akan
tetapi, konsep ini dapat diterapkan pada jumlah spesies yang terbatas. Misalnya, tidak ada
cara untuk mengevaluasi isolasi reproduktif dari fosil, Konsep spesies biologis juga tidak
berlaku pada organisme yang selalu, atau nyaris selalu, bereproduksi secara aseksual,
misalnya prokariota. (Banyak prokariota yang memang saling mentransfer gen, seperti yang
akan kita bahas pada Bab 27, namun ini bukan bagian dari proses reproduksi mereka.) Lebih
lanjut, dalam konsep spesies biologis, spesies didefinisikan berdasarkan ketiadaan aliran gen.
Akan tetapi, terdapat banyak pasangan spesies yang berbeda secara morfologis dan ekologis,
namun aliran gen tetap terjadi di antara keduanya. Seperti yang akan kita lihat, seleksi alamU
dapat menyebabkan spesies-spesies semacam itu tetap terpisah walaupun masih ada aliran
gen. Pengamatan ini menyebabkan sejumlah peneliti berargumen bahwa konsep spesies
biologis terlalu menekankan pada aliran gen dan meremehkan peran seleksi alam. Karena
keterbatasan konsep spesies biologis, konsep-konsep spesies alternatif berguna dalam situasi-
situasi tertentu.

7
Definisi Lain Spesies

Sementara konsep spesies biologis menekankan pada keterpisahan spesies satu sama lain
akibat penghalang reproduktif, beberapa definisi lain menekankan kesatuan di dalam spesies.
Misalnya, konsep spesies morfologis (morphological species concept) mencirikan spesie
berdasarkan bentuk tubuh dan sifat struktural lain. Konsep spesies morfologis memiliki
sejumlah keuntungan. Konsep ini dapat diterapkan pada organisme aseksual dan seksual dan
dapat berguna bahkan tanpa informasi tentang besarnya aliran gen. Pada praktiknya, inilah
cara saintis membedakan kebanyakan spesies. Akan tetapi, salah satu kerugiannya adalah
definisi ini bersandar pada kriteria yang subjektif; peneliti mungkin tidak sepakat tentang ciri
struktural mana yang dipakai untuk membedakan spesies.

Konsep spesies ekologis (ecological species concept) memandang spesies berdasarkan


relung (niche) ekologinya keseluruhan interaksi dari anggota spesies dengan komponen tak
hidup maupun hidup dari lingkungannya (lihat Bab 54). Misalnya, dua spesies amfibi
mungkin tampak mirip, namun berbeda dalam makanan atau kemampuan untuk bertoleransi
terhadap kondisi kering. Tidak seperti konsep spesies biologis, konsep spesies ekologis dapat
mengakomodasi spesies aseksual maupun seksual; konsep ini juga menekankan peran seleksi
alam disruptif ketika organisme beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berbeda

Konsep spesies filogenetik (phylogenetic species concept)

mendefinisikan spesies sebagai kelompok terkecil dari individu-individu yang memiliki


nenek moyang yang sama, membentuk satu cabang pada pohon kehidupan. ketir Para ahli
biologi menelusuri sejarah filogenetik spesies me dengan cara membandingkan
karakteristiknya, misalnya kin morfologi atau sekuens molekular, dengan spesies lain.
Analisis semacam itu dapat membedakan kelompok-kelompok individu yang cukup berbeda
untuk diang sebagai spesies terpisah. Tentu saja, kesulitan untuk menerapkan konsep spesies
ini terletak pada penentuan gap erajat perbedaan yang diperlukan untuk mengindikasikan
spesies yang terpisah. Selain yang dibahas di sini, terdapat lebih dari 20 definisi lain tentang
spesies yang telah diajukan. Kegunaan setiap definisi bergantung pada situasi dan pertanyaan
yang diajukan dalam penelitian. Untuk keperluan kita mempelajari bagaimana spesies
bermula, konsep spesies biologis yang memfokuskan pada penghalang reproduktif, sangat
berguna.

8
BAB II
Penutup

2.1 Kesimpulan
Makhluk hidup di Bumi ini sangat beraneka ragam jenisnya. Secara sederhana kita
dapat dengan mudah membedakan antara tumbuhan dan hewan. Namun, kita juga
mengetahui bahwa tumbuhan maupun hewan sangat banyak jenisnya atau spesiesnya.

Charles Darwin (1809-1882) adalah salah satu tokoh yang mempelajari tentang bagaimana
asal-usul makhluk hidup yang demikian banyak jenisnya di muka Bumi ini. Darwin
mengunjungi Kepulauan Galapagos. Di sana dia mengamati keberagaman burung finch dan
iguana. la memperhatikan bahwa pulau-pulau vulkanik ini, meskipun secara geologis masih
muda, ternyata kaya akan tumbuhan dan hewan ada. yang tidak ditemukan di tempat lain di
dunia. Belakangan, ia menyadari bahwa spesies-spesies ini, seperti juga pulau-pulau tersebut,
relatif baru. Hasil pengamatan tersebut menghasilkan hipotesa bahwa makhluk hidup berubah
dengan berjalannya waktu.

Darwin di sini menjelaskan apa itu spesies, bagaimana variasi-variasinya. Di sini Darwin
menampilkan pengamatan atau kesimpulan bahwa spesies-spesies itu bukan sesuatu yang
terakhir atau yang tetap, tetapi disebutnya sebagai “spesies-spesies dalam penantian”.
Maksudnya, menanti untuk berubah. Jadi spesies2 itu adalah hanya bagian dari jalan panjang
menuju spesies berikutnya. Jelas Darwin mulai berbeda pandangannya dari ahli-ahli biologi
sezamannya.

9
Daftar Pustaka

Campbell, Neil A.,Reece,Jane.B.,Urry,L.A.,Cain,M.L.,wasserma,S.A.,Minorsky,P.V., Jackson, R.B.(2012).


Biologi Jilid 2. Edisi 8. Terjemahan D.T Wulandari.Jakarta: Erlangga

10

Anda mungkin juga menyukai