Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan taufik, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah penerjemahan Why Don’t Eephants Get Cancer? yang disusun guna memenuhi
tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Bahasa Inggris Untuk Biologi tanpa
suatu halangan apapun.
1. Bapak Dr. Sueb, M.Kes. selaku dosen mata kuliah Bahasa Inggris Untuk Biologi yang
telah membimbing serta memberi pengarahan kepada penulis demi terselesaikannya
makalah ini.
2. Keluarga yang telah memberi dukungan moral maupun materil.
3. Teman-teman, khususnya anggota kelompok 1 yang telah membantu dan senantiasa
memberi semangat demi terselesaikannya makalah ini.
4. Serta pihak-pihak lain yang telah ikut terlibat dan mendukung dalam penyelesaian
terjemahan dan penyusunan makalah ini .
Penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan. Dalam
penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dikarenakan
pengetahuan dan pengalaman penuils masih sangat terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran
untuk penyempurnaan makalah ini sangat diharapkan.
Penulis
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Kanker adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan yang tidak
terkedali dan penyebaran sel-sel abnormal. Jika penyebaran kanker tidak terkontrol dapat
mengakibatkan kematian kanker disebabkan oleh factor eksternal seperti tembakau,
organisme menular, dan faktor internal seperti mutase genetik, hormone dan kondisi
kekebalan tubuh. Faktor faktor ini dapat bertindakbersama-sama atau secara beruruta
sehingga menyebabkan kanker.
Saat ini sekitar 17 persen kematian diseluruh dunia disebabkan oleh kanker.
Sementara jumlah gajah yang mati karena kanker hanya lima persen adahal rata-rata usia
hidup mereka sama dengan manusia yaitu sekitar 70 tahun. Sebuah tim yang dipimpin oleh
seorang ahli genetika manusia, Vincent Lynch, meneliti hal ini. Mereka menduga ini
berhubungan dengan adanya p53 yang berfungsi menekan tumor pada gajah.
Keistimewaan gen tersebut adalah mengenali DNA yang rusak dan mendorongnya
ke dalam kematian sel terprogram, juga disebut autophagy.
Jadi sel sel yang sakit akan dirusakdan dicena sendiri oleh sistem kekebalan tubuh,
jika tidak mereka dapat berkembang menjadi sel-sel tumor.
Semakin besar Anda, semakin banyak sel yang Anda miliki dan oleh sebab itu semakin tinggi
kemungkinan salah satu sel tersebut menjadi kanker.
Tetapi jika Anda melihat seekor hewan yang semakin besar, dan tidak melihat peningkatan
tingkat kanker. Ini disebut Paradox Peto setelah Richard Peto dari Universitas Oxford yang
menunjukkan - berdasarkan sel demi sel, manusia memiliki risiko kanker yang lebih rendah
daripada tikus. Jadi mengapa itu terjadi?
Vinny Lynch dari University of Chicago telah melihat gajah untuk inspirasi ...
Chris - Apakah Anda hanya pergi ke database dan mendapatkan urutan DNA dari gajah yang
berbeda atau apakah Anda mendapatkan DNA gajah yang nyata untuk diri Anda sendiri?
Vinny - Jadi kita memiliki DNA gajah asli dan memiliki sel gajah tetapi itu lebih mudah. Jadi
selama 10 tahun atau lebih dari sekarang, NIH dan banyak yayasan lain di seluruh dunia telah
mengurutkan genom hewan. Jadi genom gajah dan genom hyrax juga yang lain sudah
diurutkan. Jadi pada dasarnya kami hanya dapat membuka situs web ini dan mengetikkan
banyak nama gen yang kami minati dan melihat mereka muncul di layar. Jadi kami
melakukan itu untuk beberapa gen gajah dan menemukan beberapa hal yang kami pikir
mungkin terkait dengan peningkatan resistensi terhadap kanker pada gajah.
Chris - Apakah Anda benar-benar melakukan perbandingan huruf demi huruf atau apakah
Anda berkata, "Yah, kita tahu bahwa ada mekanisme tertentu yang digunakan sel untuk
menghentikan kanker di jalurnya. Ada gen tertentu yang menyebabkan kanker sehingga kita
akan fokus perhatian kami pada keduanya dan melihat apakah ada perbedaan. "
Vinny-Tepatnya, itu adalah hal yang kami lakukan. Sekarang, kanker telah dipelajari dengan
sangat baik, jadi kita tahu bahwa kanker adalah hal yang mendasar-setidaknya pada biologi
kanker, ada dua macam gen yang berbeda. Ada gen onkogen dan apabila gen ini bermutasi,
mereka menyebabkan kanker dan terdapat gen yang disebut tumor suppressor yang fungsinya
untuk menumpas tumor. Gen ini menggambarkan beberapa ratus macam tumor dengan baik,
jadi kami ingin mengetahui genom gajah dan menghitung berapa banyak tumor suppressor
yang mereka miliki dan berapa banyak onkogen yang mereka miliki. Kami memahami bahwa
tumor suppressor spesial yang satu ini, mereka memiliki 20 salinan sedangkan setiap hewan
lain yang kita ketahui hanya memiliki satu salinan.
Chris-Semua salinan gen itu bersifat fungsional karena salah satu hal yang telah kami
pelajari dari genom manusia adalah adanya salinan semacam fosil dari gen terterntu yang
tersembunyi pada genom. Ketika kamu membacanya, kamu dapat menemukan gen ini disana.
Ini tidak berarti mereka bekerja keras. Jadi apakah sebenarnya 20 salinan pada gajah
melakukan sesuatu ?
Vinny - Jadi sepertinya sekitar setengah dari mereka, mungkin 10 memiliki tanda bahwa
mereka melakukan sesuatu dan kemudian sisanya memiliki tanda dari gen non-fungsional ini.
Mereka disebut gen semu karena mereka terlihat seperti gen, tetapi mereka bukan benar-
benar gen. Jadi saya pikir sebagian dari mereka sebenarnya fungsional.
Chris – Onkogen, apakah Anda melihat bukti bahwa mereka memiliki kemampuan yang lebih
sedikit untuk sel menjadi kanker mulanya?
Vinny - Jadi, kami tidak menemukan bahwa gajah memiliki lebih sedikit onkogen. Jadi itu
bukan bagian dari strategi. Jika Anda memiliki gen-gen ini, ketika mereka bermutasi, mereka
menyebabkan kanker. Salah satu cara Anda dapat mengurangi risiko terkena kanker adalah
menyingkirkan gen-gen ini. Tetapi gajah hanya memiliki sebanyak orang lain. Itu tidak
sepenuhnya tidak biasa, karena onkogen ini memainkan peran penting dalam perkembangan
hewan. Jadi mungkin itu kasusnya, jika Anda menyingkirkannya, perkembangan Anda akan
menjadi aneh. Jadi, mereka mungkin benar-benar kekal. Anda tidak bisa mengacaukannya.
Chris - Jadi itu terlihat seperti mekanisme, setidaknya pada gajah, adalah ekspansi besar
kemampuan Anda untuk menekan kanker dalam sel; tapi bagaimana dengan hewan lain?
Karena gajah, hanya karena Anda melihatnya di dalamnya, itu tidak membuktikan aturannya,
bukan? Bagaimana dengan kerabat dekat gajah lain, hal-hal seperti mammoth, atau hewan
besar lainnya seperti ikan paus? Sudahkah Anda melihat contoh-contoh itu misalnya?
Vinny – Mari kita perhatikan Mammoth. Mammoth sangat berkerabat dekat dengan Gajah
Asia. Baik mammoth maupun gajah Asia masing-masing memiliki data genome yang identik
dengan gajah Afrika. Jadi, kelihatannya terjadi peningkatan jumlah salinan gen spesial yang
disebut p53, dimiliki oleh gajah. Lalu kami gambarkan jelas jika gen tersebut diantara para
gajah, apa yang akan terjadi pada kondisi dimana tingkat kanker tampak seperti yang tak
semestinya. Setidaknya untuk paus, kami tidak menemukan sekumpulan gen tersebut dalam
tubuh paus, jadi paus hanya memiliki satu salinan gen seperti yang dimiliki yang lain. Namun,
kami melihat salah satu garis keturunan kelelawar kecil yang hidup dalam waktu yang sangat
lama, mereka mungkin memiliki salinan gen tambahan.
Chris – Badak, kuda nil, mereka juga cukup besar. Apakah mereka juga menampakkan
perluasan gen p53 ini?
Vinny - Jadi, kami telah melihat semua yang bisa kami temukan termasuk badak dan kuda nil,
dan mereka tampaknya tidak memiliki perluasan gen p53 yang mungkin memberi tahu kami
sesuatu yang lebih mendasar tentang evolusi dan itu, ada lebih dari satu cara untuk
memecahkan masalah. Jadi gajah menemukan cara khusus untuk memecahkan masalah ini,
tetapi garis keturunan lain yang menjadi besar atau hidup lama seperti kelelawar hidup lama,
paus hidup lama, dan badak, dan kuda nil. Mereka baru saja menemukan cara lain untuk
melakukannya.