Anda di halaman 1dari 13

PENDAHULUAN

Masalah kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor

(multi kausal) olehnya itu pemecahannya harus secara komprehensif melalui

upaya kesehatan masyarakat, seperti faktor geografis pada masyarakat di wilayah

pesisir. Wilayah pesisir yang merupakan wilayah yang secara administrative jauh

pusat kota memungkinkan terjadinya masalah kesehatan disebabkan oleh akses

dan sarana prasarana tidak memadai karena kondisi geografis yang terdiri dari

gugusan pulau yang dipisahkan oleh laut. Negara Indonesia sebagai Negara

kepulauan memiliki tantang besar dalam meningkatkan derajat kesehatan

rakyatnya terkait dengan keadaan geografis, misalnya sulitnya akses masyarakat

terhadap fasyankes akibat masalah transportasi, termasuk terhambatnya mobilisasi

pasien darurat.

Provinsi Maluku sebagai salah satu daerah kepulauan, seorang dokter

dituntut untuk memahami kondisi lingkungan di wilayah kerjanya. Maka

diperlukan pendidikan kedokteran yang berbasis kepulauan. Pendidikan ini

bertujuan mengenalkan kepada tenaga kesehatan tentang kondisi yang perlu

diantisipasi saat berada di daerah terpencil dengan kondisi transportasi laut yang

tidak lancar. Seorang dokter juga dituntut untuk mampu menangani pasien dengan

baik meskipun saran dan prasarana di daerah dinilai cukup sederhana. Pertolongan

pertama di daerah yang berbasis laut pulau sebaiknya harus lebih ditingkatkan

dengan cara melakukan pelatihan terhadap tenaga medis yang akan bertugas di

daerah kepulauan.

1
Evakuasi medis laut diperlukan untuk pertolongan pertama terhadap orang

yang tenggelam. Teknik penyelamatan di air, serta edukasi tentang keamanan

serta keselamatan di laut perlu ditingkatkan. Dokter di Maluku juga dituntut untuk

mampu menjadi promoter penanganan pasien dekompresi atau pun penyakit

lainnya yang dapat diterapi dengan penggunaan terapi oksigen hiperbarik yang

telah tersedia di salah satu rumah sakit di Ambon. Dengan demikian, dokter pulau

mengambil peran penting untuk disalurkan ke masyarakat.

2
PENCAPAIAN KOMPETENSI KLINIK
STASE KHUSUS DOKTER PULAU

I. TARGET PENCAPAIAN
NO LEARNING OUTCOMES AKTIVITAS YANG FREKUENSI/
(KOMPETENSI) MEMBANTU MENCAPAI DURASI
LO KEGIATAN
1 a. Aplikasi prinsip keamanan - Ikut serta dalam pemeriksaan Selama 1 hari
dan keselamatan di laut kelayakan kapal muatan
saat melaksanakan tugas barang dalam hal kesehatan
dan keselamatan di Kapal

b. Identifikasi masalah - Mengidentifikasi masalah Selama 2 hari


kemanan dan keselamatan yang timbul akibat tidak
dilaut pada masyarakat menggunakan alat keamanan
pesisir/pulau saat berlaut pada nelayan
penyelam

c. Advokasi keamanan dan - Memberikan arahan singkat Belum tercapai


keselamatan dilaut mengenai keamanan dan
keselamatan selama
penyelaman
2 a. Identifikasi kecelakaan - Mengidentifikasi kecelakaan Belum tercapai
penyelaman (simulasi jika akibat penyelaman pada
tidak ada kasus) dan nelayan penyelam
penyakit kelautan (marine - Membahas masalah kesehatan Selama 5 hari
medicine) dan faktor- yang dapat diterapi dengan
faktor resiko hiperbarik oksigen.
- Ikut serta dalam melihat Belum tercapai
penanganan kasus penyakit
dekompresi di RUBT RSAL
Halong
b. Penanganan kasus - Ikut serta dalam terapi Belum tercapai
penyakit dekompresi a.l. di kebugaran di RUBT RSAL

3
RUBT RSAL Halong Halong.
(komplementer dan
tradisional) dan
pengembangan marine dan
coastal medicine

c. Penanganan kedaruratan - Melakukan penanganan Belum tercapai


dilaut (simulasi kasus-kasus kedaruratan di
kasus/training) laut
3 a. Triage - Mengaplikasikan triage di Belum tercapai
b. Medical First Response lokasi bencana
- Pelatihan pemindahan korban Selama 1 hari
bencana
- Pelatihan pemasangan back Selama 1 hari
board pada korban bencana
- Melakukan pemindahan Belum tercapai
korban bencana di lokasi
bencana
- Mengaplikasikan pemasangan Belum tercapai
back board pada korban
bencana di lokasi bencana

4
II. PERNYATAAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Safety and Survival at Sea

a. Aplikasi prinsip keamanan dan keselamatan di laut saat

melaksanakan tugas. Keselamatan dan keamanan saat melakukan pekerjaan di laut

oleh para nelayan merupakan hal yang penting mengingat banyaknya bahaya

kecelakaan yang akan terjadi saat melaut. Pada kompetensi ini, kami ikut serta

dalam pemeriksaan kelayakan kapal muatan barang dalam hal kesehatan dan

keselamatan di kapal yang sedang berlabuh di Pelabuhan Tawiri Ambon, skrining

dan konseling tentang deteksi dini HIV/AIDS dengan para ABK.

b. Identifikasi masalah keamanan dan keselamatan dilaut pada

masyarakat pesisir/pulau. Pada kompetensi ini, kami kami melakukan tanya jawab

pada masyarakat di pesisir pantai di pulau serang tentang apa yang terjadi atau

keluhan yang muncul selama proses penyelaman.

c. Advokasi keamanan dan keselamatan di laut. Pada kompetensi ini,

kami belum mencapai target karena keterbatasan waktu kepaniteraan.

2. Dokter Pulau
a. Identifikasi kecelakaan penyelaman (simulasi jika tidak ada kasus) dan

penyakit kelautan (marine medicine) dan faktor-faktor risiko

Pada kompetensi ini kami melakukan identifikasi kecelakaan penyelaman

pada pasien yang datang berobat di ruang hiperbarik hanya berdasarkan data

rekam medis, tidak secara langsung dengan pasien; kemudian kami melakukan

pembuatan referat mengenai penggunaan terapi hiperbarik pada penyakit klinis

dan mempresentasikan di RSAL F.X. Suharjdo Halong. Kami juga di berikan

5
kesempatan melihat terapi pasien klinis dengan stroke untuk pengobatan dengan

hiperbarik chamber.

b. Penanganan kasus penyakit dekompresi a.l. di RUBT RSAL Halong

(komplementer & tradisional) dan pengembangan marine & coastal

medicine

Penyakit dekompresi adalah penyakit penyelaman akibat naik ke permukaan

dengan cepat yang tidak sesuai dengan prosedur penyelaman yang baik sehingga

terbentuknya gelembung gas-gas nitrogen di dalam jaringan dan menimbulkan

berbagai gejala.Penyakit dekompresi merupakan penyakit yang paling sering

dialami para penyelam. Terapi oksigen hiperbarik atau Ruang Udara Bertekanan

Tinggi (RUBT) merupakan suatu metode pengobatan dengan cara memberikan

oksigen murni 100% dengan tekanan tinggi sehingga oksigen tersebar secara

menyeluruh diseluruh jaringan tubuh dan menyebabkan meluruhnya gelembung

gas nitrogen yang terbentuk sehingga mengurangi gejala yang ditimbulkan, seperti

pada pasien dengan penyakit dekompresi dan penyakit penyelaman lainnya.

Kompetensi ini belum tercapai, karena belum didapatkan secara langsung kasus

terkait pada saat waktu dinas di RUBT RSAL F.X. Suharjdo Halong, sehingga

kami hanya diberikan materi bimbingan yang memuat kasus tersebut.

c. Penanganan kedaruratan di laut (simulasikasus/professional training)

Pada kompetensi ini belum tercapai, karena belum dilakukannya simulasi

penanganan kedaruratan di laut akibat waktu yang tidak memungkinkan. Namun,

kami mempelajari kasus-kasus kedaruratan serta penanganannya melalui

6
pertemuan ilmiah dengan Dokter maupun professional trainer selama menjalani

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di RSAL Halong.

3. Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat di Kantor SAR Ambon

a. Triage

Pada kompetensi ini, kami belum mencapai target karena tidak adanya kasus

kedaruratan yang kami temui. Kami hanya mempelajari kasus-kasus kedaruratan

serta penanganan pertama di lokasi bencana melalui pertemuan ilmiah dengan

instruktur selama menjalani Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di

kantor SAR Ambon.

b. Medical First Response

Pada kompetensi ini, kami belum mencapai target karena tidak adanya kasus

kedaruratan yang kami temui. Kami hanya mempelajari penanganan pertama

korban bencana, cara pemindahankorban bencana serta pemasangan back board

pada korban bencana melalui pertemuan ilmiah dan pelatihan yang dilakukan oleh

instruktur selama menjalani Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di

kantor SAR Ambon.

7
III. KOMPETENSI YANG BELUM TERCAPAI
NO LEARNING AKTIVITAS LEVEL DURASI/ TARGET
OUTCOMES YANG KOMPETENSI FREKUENSI KAPAN
(KOMPETENSI) MEMBANTU YANG DICAPAI KEGIATAN LEVEL
MENCAPAI KOMPETENSI
LO AKAN
DICAPAI
1 Dokter Pulau Penanganan Mempelajari Saat ada kasus 2019, Pada Saat
kedaruratan di kasus-kasus Internship di
laut kedaruratan dilaut Puskesmas
serta
penanganannya
2 Kantor SAR a. Triage Mengaplikasikan Selama 1 hari, Bila mendapat
triage di lokasi 1 x 1 jam kesempatan
bencana mengikuti
kegiatan di
lokasi bencana

b. Medical - Melakukan Selama 1 hari, Bila mendapat


First pemindahan 1 x 1 jam kesempatan
Response korban bencana mengikuti
di lokasi kegiatan di
bencana lokasi bencana

- Mengaplikasika Selama 1 hari Bila mendapat


n pemasangan 1 x 30 menit kesempatan
back board pada mengikuti
korban bencana kegiatan di
di lokasi lokasi bencana
bencana

8
LAMPIRAN

9
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan selama Kepaniteraan klinik
di Kantor BASARNAS

Gambar 1. Mendapat materi dari Tim BASARNAS

Gambar 2. Melakukan praktek kegiatan pemindahan korban (1),


Mengikuti kegiatan penyelamatan korban yang dilakukan oleh
Tim BASARNAS (2)

10
Gambar 3. Melakukan praktek kegiatan pemindahan/ evakuasi
korban kecelakaan dari mobil ke daerah aman.

11
Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan selama Kepaniteraan klinik
di RSAL Dr. F.X Suhardjo Kota Ambon.

Gambar 1. Mengikuti pemberian materi tentang evakuasi korban


tenggelam oleh Tim RSAL Dr. F.X Suhardjo Kota Ambon

Gambar 2. Mengikuti pemberian materi tentang HBOT


(Hiperbaric Oxygen Therapy) oleh Tim RSAL Dr. F.X Suhardjo
Kota Ambon

12
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan selama Kepaniteraan klinik
di Kantor Kesehatan Pelabuhan Provinsi Maluku.

Gambar 1,2,3,4. Melakukan kegiatan pemeriksaan kapal dan


ABK (anamnesis, dan pemberian vaksin)

13

Anda mungkin juga menyukai