Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

......................

BAB II

HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Deskripsi Pelaksanaan
Tanggal/Waktu : Rabu 11 Juni 2018/ 12.00 – 13.00 WIB
Tempat : PMB .................
Topik : Tumbuh Kembang Bayi atau Balita
Metode : Bedside Teaching dan Pre-Post Conference
Peran CI : Latifatussyarifah
Mahasiswa Praktik : …........... (Semester IV/ D III Kebidanan)
B. Narasi Pelaksanaan
1. Hasil pelaksanaan
.........................
BAB III

TINJAUAN TEORI DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Teori
1. Bed Side Teaching
a. Pengertian bed side teaching
Terdapat beberapa pengertian mengenai bed side teaching
dari beberapa sumber yang diantaranya yaitu Menurut
Conigliaro (2009), bedside teaching merupakan
proses pembelajaran dimana pembimbing, mahasiswa dan
pasien bersama dengan tujuan untuk memperoleh informasi
tentang status kesehatan pasien, melakukan pemeriksaan fisik,
dan mendiskusikan diagnosa dan perawatan pasien
Pengertian bed side teaching menurut jurnal Efektifitas
Metode Pembelajaran Bedside Teaching Dalam Pembelajaran
Klini, bed side teaching merupakan suatu metode pembelajan
klinis yang dilakukan disamping tidur pasien. Pada metode ini
mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu atau teori yang sudah
didapatkan dari kampus sedangkan pembimbing atau tutor
hanya sebagai fasilitator. Disini mahasiswa dituntut untuk lebih
aktif dan dapat mencipatakan hubungan timbal balik yang bagus
antara mahsiswa dan pembimbing. Meskipun demikian
penerapan metode pembelajaran yang baik oleh pembimbing
atau tutor sangat mempengaruhi keberhasilan dari metode
pemebelajaran BST tersebut.
Sebagai seorang pembimbing klinik terdapat beberapa hal
yang harus diajarkan kepada mahaiswa diantaranya yaitu cara
melakukan tindakan kepada pasien dan komunikasi dengan
pasien. Dalam berkomunikasi dengan pasien terdapat hal yang
harus di[perhatikan yaitu etika dalam profesi, etika dalam profesi
yang dimaksud sebagai contohnya yaitu hal-hal yang berkaitan
dengan pemeriksaan pribadi bagi pasien.
Terdapat 4 komponen utama dalam metode bed side teacing
yaitu pasien, tutor/pembimbing, tempat,dan mahasiswa yang
dibimbing. Keempat komponen tersbeut saling terkait dalam
proses pembelajaran BST.
b. Tujuan metode bed side teaching
1) Peserta didik mampu menguasai keterampilan prosedural.
2) Menumbuhkan sikap profesional.
3) Mempelajari perkembangan biologis/fisik.
4) Melakukan komunikasi dengan pengamatan langsung.
c. Manfaat Bedside Teaching
Manfaat darimetode bed side teaching yaitu agar pembimbing
klinik dapat mengajarkan dan membimbing peserta didik untuk
menguasai keterampilan prosedural, menumbuhkan
sikap profesional, mempelajari perkembangan biologis/fisik,
dan melakukan komunikasi melalui pengamatan langsung
(Nursalam 2007).
c. Kelebihan atau keuntungan dari metode bedside teaching:
1) Observasi langsung.
2) Menggunakan seluruh pikiran.
3) Klarifikasi dari anamnesa dan pemeriksaan fisik.
4) Kesempatan untuk membentuk keterampilan klinik
mahasiswa.
5) Memperagakan fungsi
6) Perawatan
7) Keterampilan interaktif
8) Dapat diterapkan dibeberapa situasi di mana ada pasien.
d. Kekurangan bedside teaching:
1) Terdapat gangguan (misalnya ada panggilan telepon/HP
berdering).
2) Waktu rawat inap atau waktu berjumpa yang singkat.
3) Ruangan yang kecil sehingga padat dan sesak.
4) Tidak dapat mengacu pada buku.
5) Pelajar lelah.
Terdapat beberapa hambatan dari pasien:
1) Pasien merasa tidak nyaman.
2) Menyakiti pasien, terutama pada pasien yang kondisi
fisiknya tidak stabil.
3) Pasien tidak ada di tempat.
4) Pasien salah pengertian dalam diskusi.
5) Pasien tidak terbuka.
6) Pasien tidak kooperatif atau marah\
2. Pre conference dan Post Conference
a. Pengertian Conference
Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari.
Prekonference dan post conference merupakan suatu pertemuan
antara mahasiswa dengan pembimbing untuk mempersiapakn dan
mengevaluasi setiap tindakan yang akan dan telah dilakukan oleh
mahasiswa untuk mencapai pembelajaran klinik yang lebih efektif
dan efisien.
b. Kegunaan metode preconference dan post conference
1) Dirancang melalui diskusi kelompok.
2) Meningkatkan pembelajaran penyelesaian masalah dalam
kelompok melalui analisis kritikal, pemilihan alternatif
pemecahan masalah dan pendekatan kreatif.
3) Memberi kesempatan mengemukakan pendapat dalam
menyelesaikan masalah.
4) Menerima umpan balik dari kelompok atau pengajar.
5) Memberi kesempatan terjadinya peer review, diskusi
kepedulian, isu dan penyelesaian masalah oleh disiplin ilmu
lain.
6) Berinteraksi dan menggunakan orang lain sebagai
narasumber.
7) Meningkatkan kemampuan memformulasikan ide.
8) Adanya kemampuan peserta didik untuk berkontribusi.
9) Meningkatkan rasa percaya diri dalam berinteraksi dengan
kelompok.
10) Kemampuan menggali perasaan, sikap dan nila-nilai yang
mempengaruhi praktik.
11) Mengembangkan keterampilan berargumentasi.
12) Mengembangkan keterampilan kepemimpinan.
c. Tujuan metode preconference dan post conference
Tujuan pre conference:
1) Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien,
merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil
2) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
3) Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan
pasien
Tujuan post conference
Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian
masalah dan membandingkan masalah yang dijumpai.
d. Syarat melakukan pre dan post conference
1) Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan
keperawatan dan post conference dilakukan sesudah
pemberian asuhan keperawatan
2) Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit
3) Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang
keadaan pasien, perencanaan tindakan rencana dan data-data
yang perlu ditambahkan
4) Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua
tim dan anggota tim
e. Pedoman pelaksanaan conference:
1) Sebelum dimulai, tujuan conference harus dijelaskan.
2) Diskusi harus mencerminkan proses dan dinamika kelompok.
3) Pembimbing mempunyai peran untuk menjaga focus diskusi
tanpa mendominasi dan memberi umpan balik.
4) Pembimbing harus merencanakan topic yang penting secara
periodic.
5) Menciptakan suasana diskusi yang mendukung peran serta,
keinginan mengambil tanggung jawab dan menerima
pendekatan serta pendapat yang berbeda.
6) Ruang diskusi diatur sehingga dapat tatap muka pasa saar
diskusi.
7) Pada saat menyimpulkan conference, ringkasan diberikan oleh
pemimpin dan kesesuaiannya dengan situasi lapangan.
B. Pembahasan
Pembelajaran klinik dalam praktikum ini menggunakan metode pre-
post conference dan bedside teaching. Dalam pembelajaran klinik yang
digunakan tersebut terdiri dari komponen student yakni mahasiswa
praktik DIII semester IV, Coach yaitu Mahasiswa DIV Semester VI
yang berperan sebagai pembimbing, Patient yaitu balita berusaia 4
tahun lebih 10 bulan, serta Setting yaitu di lahan praktik tepatnya di
PMB ................ Kulon Progo. Metode tersebut dilakukan secara
bertahap, yakni melakukan tahap pre-conference selanjutnya
melakukan bimbingan bedside teaching dan yang terakhir dilakukan
post-conference.
Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari.
Prekonference dan post conference merupakan suatu pertemuan
antara mahasiswa dengan pembimbing untuk mempersiapkan dan
mengevaluasi setiap tindakan yang akan dan telah dilakukan oleh
mahasiswa untuk mencapai pembelajaran klinik yang lebih efektif dan
efisien.
Metode bedside teaching sendiri adalah suatu metode pembelajaran
yang dilakukan di samping tempat tidur klien. Pembimbing klinik
memberikan bimbingan secara langsung kepada mahasiswa di ….......
ketika mahasiswa memberikan asuhan kepada klien/pasien.
Dalam pelaksanaan pembimbingan klinik dalam praktikum ini
pembimbing klinik melakukan pre conference pada mahasiswa yaitu
berdiskusi mengenai sejauh mana pengetahuan atau wawasan
mahasiswa kemudian target apa saja yang akan dicapai oleh
mahasiswa, kemudian mendiskusikan mengenai proses bedside
teaching yang akan dilakukan serta pembimbing klinik dan mahasiswa
membuat kesepakatan jika mahasiswa akan melakukan tindakan yang
kurang tepat dengan memberi kode atau isyarat seperti menepuk bahu
mahasiswa.
Selanjutnya proses bimbingan bedside teaching yang mana
pembimbing klinik memberikan bimbingan secara langsung kepada
mahasiswa di samping tempat tidur ketika mahasiswa memberikan
asuhan kepada klien/pasien. Proses bimbingan ini dimulai dari
mahasiswa yang memulai anamnesa sampai memberikan konseling
kepada klien. Dalam memberikan asuhan mahasiswa masih terdapat
kekurangan dan kesalahan sehingga perlu diingatkan oleh pembimbing
klinik.
Setelah bedside teaching dan meninggalkan ruangan, dilakukan
post conference. Dalam post conference pembimbing melakukan
evaluasi kepada mahasiswa mengenai asuhan yang telah diberikan
kepada pasien. Kemudian menanyakan kepada mahasiswa mengenai
tindakan apa saja yang belum dilakukan atau yang kurang tepat.
Selanjutnya pembimbing klinik juga memberikan masukan atau nasihat
kepada mahasiwa mengenai tindakan yang seharusnya dilakukan dan
tidak dilakukan.
Ditinjau dari kajian teori, hasil pelaksanaan kegiatan yang dilakukan
di PMB ….................., tahapan bimbingan klinik sudah sesuai dengan
teori. Namun demikian dalam pelaksanaan masih terdapat kekurangan
yaitu pembimbing klinik tidak melakukan sesuai yang telah disepakati
dengan mahasiswa karena keterbatasan alat untuk melakukan
pemeriksaan tumbuh kembang, mahasiswa kurang aktif dalam
berkomunikasi kepada klien sehingga menyebabkan klien pasif, dan
pembimbing klinik tidak memberi isyarat untuk membenarkan. Begitu
juga dalam tahap post conference dimana seharusnya pembimbing
klinik memberikan masukan kepada mahasiswa tentang kesalahannya,
namun pembimbing klinik tidak melakukannya.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam pembelajaran klinik asuhan kebidanan pada balita pada
praktikum ini menggunakan metode bertahap yaitu bedside teaching,
preconference dan postconference. Metode bedside teaching menuntut
mahasiswa menjadi lebih aktif dan menciptakan hubungan timbal baik
yang bagus antara mahasiswa dan pembimbing serta meningkatkan
keterampilan prosedural bagi mahasiswa. Metode preconference dan
postconference dapat meningkatkan pembelajaran pemecahan
masalah melalui analisis kritikal, pemilihan alternatif pemecahan
masalah, dan pendekatan kreatif serta memberikan kesempatan
diskusi dan penyelesaian masalah. Ditinjau dari pembahasan,
bimbingan klinik sudah sesuai dengan teori walaupun masih terdapat
kekurangan namun dirasa metode ini sudah tepat untuk diaplikasikan
pada bimbingan klinik tersebut.
B. Saran
1. Bagi mahasiswa
Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan metode
pembelajaran klinik dengan tepat yaitu dapat merencanakan,
melaksanakan bimbingan, serta mengevaluasi pembelajaran klinik.
Sehingga di kemudian hari mahasiswa sudah dibekali oleh teori
maupun pengalaman dan siap untuk menjadi pembimbing klinik.
2. Bagi profesi
.........................
DAFTAR ISI

https://ejournal.unisayogya.ac.id>jurnal kebidanan dan keperawatan,


vol.11,No.2,Desember 2015:141-157
https://www.scribd.com/doc/127135835/Pre-Dan-Post-Conference-Dalam-
Manajemen-Keperawatan
Jurnal Ners Vol. 9 No. 1 April 2014: 19 – 25. https://media.neliti.com/medi
a/publications/114907-ID-none.pdf

Sitorus Ratna. 2006. Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah


Sakit . EGC, Jakarta 2
Sitorus Ratna, Yulia, 2005. Model Praktek Keperawatan Profesional di
Rumah Sakit Panduan Implementasi,. EGC, Jakarta
Tyas, Lusia Wahyuning. Efektifitas Metode Pembelajaran Bedside
Teaching Dalam Pembelajaran Klinik. STIKes Satria Bhakti Nganjuk

Anda mungkin juga menyukai