PENDAHULUAN
Keterangan gambar :
y = Sinyal Pengukuran
u = Sinyal Kendali
M+ = Variabel Termanipulasi
W- = Variabel Gangguan
1.2.7 Macam-macam Pengendalian
1.2.7.1 Pengendalian Proportional
Pengendalian proportional memiliki keluaran yang
sebanding/ proportional dengan besarnya sinyal kesalahan
(selisih antara besaran yang diinginkan dengan harga
aktualnya). Pengendali proportional mampu untuk
memperbaiki respon transien khususnya rise time dan
settling time. Ciri-ciri pengendalian proporsional :
- Jika nilai Kp kecil, pengontrol proporsional hanya
mampu melakukan koreksi kesalahan yang kecil,
sehingga akan menghasilkan respon sistem yang lambat
(menambah rise time).
- Jika nilai Kp dinaikkan, respon 1 tanggapan sistem
akan semakin cepat mencapai keadaan (mengurangi rise
time).
1.2.7.2 Pengendalian Integral
Pengendalian integral berfungsi menghasilkan respon
sistem yang memiliki keslahan keadaan mantap nol (error
steady state = 0). Pengontrol integral dapat memperbaiki
sekaligus menghasilkan respon stady state, namun pemilihan
konstanta integral yang tiak dapat menyebabkan respon yang
tinggi sehingga dapat menyebabkan ketidak stabilan sistem.
Jika sinyal kesalahan tidak mengalami perubahan,
maka keluaran akan menjaga keadaan seperti sebelum
terjadinya perubahan masukan. Ciri-ciri pengendalian
integral :
- Keluaran pengendali integral membutuhkan selang
waktu tertentu, sehingga pengontrol integral cenderung
memperlambat respon.
- Ketika sinyal kesalahan nilainya nol, keluasan
pengendali akan bertahan pada nilai sebelumnya.
- Jika sinyal kesalahan tidak berharga nol, keluasan akan
menunjukkan kenaikan atau penurunan yang dipengaruhi
oleh besarnya sinyal kesalahan dan nilai konstanta
integral.
1.2.7.3 Pengendali Derivatif
Keluaran pengendali derivatif memiliki sifat seperti
halnya suatu operasi derivatif. Ketika masukannya tidak
mengalami perubahan makan keluaran pengendali juga tidak
mengalami perubahan, sedangkan apabila sinyal masukan
berubah mendadak dan naik, keluaran menghasilkan sinyal
berbentuk implus.
Pengendali derivatif dapat digunakan untuk
memperbaiki respon transien memprediksi error yang akan
terjadi. Ciri-ciri pengendali derivatif :
- Pengendali tidak dapat menghasilkan keluaran, jika tidak
ada perubahan pada masukannya (berupa perubahan
sinyal kesalahan).
- Jika sinyal kesalahan berubah terhadap fungsi waktu,
maka keluaran yang dihasilkan pengendali tergantung
pada nilai konstanta derivatif dan laju perubahan sinyal
kesalahan.
BAB II
METODOLOGI
3.2 Pembahasan
Praktikum kali ini adalah tentang flow control dengan menggunakan
alat Control Flow merk PTC-40. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah
mengenal peralatan yang digunakan dalam control flow, mengamati
prinsip kerja sistem control flow, mengamati respon dari metode
pengendalian proportional band, proportional integral, dan proportional
integral derivative.
Pengendalian proportional memiliki waktu respon yang cepat tetapi
memiliki error yang besar. Pengendalian proportional integral memilki
waktu respon yang lambat, tetapi memilki respon yang cepat dan error
yang kecil. Sedangkan pengendalian proportional integral derivative
memilki respon yang cepat dan error yang kecil, tetapi peka terhadap
gangguan.
Pada unit yang merupakan variable proses adalah laju alir pada sistem
proses yaitu pipa. Sedangkan Variable termanipulasi pada proses ini
adalah % pompa A
.
Gambar 3.1 Diagram instrumentasi Control Flow PCT 40
Prinsip kerja pada diagram diatas adalah laju alir yang masuk dihisap
oleh pompa A, lalu terbaca oleh alat sesuai dengan setting yang telah
dilakukan sebelumnya, kemudian hasil yang terbaca diolah oleh komputer
menjadi tabel dan grafik.
Gambar 3.2 Grafik Laju Alir Pump Vs Flow
Pada gambar 3.2 juga dapat kita lihat bahwa terdapat hubungan antara
variable proses dan variable termanipulasi. Variable prosesnya (proses
variable) yaitu laju alir aliran air (Flow) sedangkan variable termanipulasi
(manipulated variable) yaitu laju alir pump (% Pompa A). Dari grafik
dapat dilihat bahwa semakin tinggi % pompa A maka flow pun semakin
tinggi pula. Hal ini dikarenakan semakin tinggi % pompa A maka semakin
tinggi pula kemampuan tekanan pompa A untuk menekan aliran sehingga
laju alirnya semakin besar.
Pada praktikum ini yang diinginkan atau dicapai (set point) yaitu
239 𝑚𝑙⁄𝑚𝑖𝑛. Pengendalian dengan metode P (porportional) dilaksanakan
dengan nilai 5, 10, dan 20 %. Pada mode pengendalian PI (proportional
SP
integral) dilakukan dengan nilai integral time 0, 5, dan 10 s. Pada mode
pengendalian PID (proportional integral derivative) dilakukan derivative
time yaitu 5 dan 10 s. Pada praktikum ini nilai P (proportional), PI
(proportional integral), dan PID (proportional integral derivative) di
variasikan.
270
260
250
240
230
220 Variasi
210 P : 10%
I :5s
200
00:00 02:53 05:46 08:38
D : 10 s
Elapsep Time
Gambar 3.3 Grafik PB = 10%, Integral = 5 s, Derivatif = 10 s
Dari percobaan yang dilakukan, didapatkan grafik yang paling terbaik
seperti gambar 3.3 yang menunjukkan bahwa pengendalian yang paling
baik yaitu pada mode pengendalian P (porportional) dengan nilai 10,
Pengendalian PI (proportional integral) dengan nilai 5, Pengendalian PID
(proportional integral derivative) dengan nilai 10. Hal ini dikarenakan
settling time lebih cepat dari variasi lain dan terjadi pada kondisi konstan
pada nilai yang diinginkan (set point), yaitu pada waktu set point
239 𝑚𝑙⁄𝑚𝑖𝑛 . Hal ini terjadi karena menggunakan P (proportional)/PB
yang mempercepat waktu untuk mencapai set point dan error terkecil
disebabkan karena menggunakan PI (proportional integral) yang benar.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
- Semakin besar Proportional Band (PB) maka semakin cepat stabil
tetapi jauh dari set point
- Semakin besar Proportional Integral (PI) maka respon semakin cepat
dan mendekati nilai set point
- Semakin besar nilai Proportional Integral Derivative (PID) maka
semakin cepat terjadinya kondisi konstan/tetap
- Pengendalian yang optimal terjadi pada nilai Proportional Band (PB)
10%, Proportional Integral (PI) 5 s, dan Proportional Integral
Derivative (PID) 10 s
DAFTAR PUSTAKA