Tugas 2 Kapita Selekta
Tugas 2 Kapita Selekta
OLEH
KELOMPOK 10:
KELAS :A
SEMESTER : IV
∆𝑟
V𝑟𝑡 =
∆𝑡
∆𝑟 ∆𝑣 ∆𝑧
V𝑟𝑡 = 𝑖+ 𝑗+ 𝑘
∆𝑡 ∆𝑡 ∆𝑡
Besar kecepatan rata-rata dirumuskan :
V = √V𝑥 ² + V𝑦 ² + V𝑧 ²
Percepatan Sesaat
Seperti halnya pada kecepatan, percepatan dapat pula ditinjau dari suatu
waktu dan titik tertentu. Percepatan ini disebut percepatan sesaat.Besar
percepatan sesaat sebagai berikut.
Dv=adt
2. Gerak Parabola (Peluru)
Perpaduan gerak lurus beraturan (GLB) pada sumbu x dan gerak lurus berubah
beraturan (GLBB) pada sumbu y pada sistem koordinat kartesius merupakan gerak
yang lintasannya berbentuk parabola.
1
𝑦 = 𝑉0𝑦 𝑡 − 𝑔𝑡 2
2
𝑥 1 𝑥 2
𝑦 = 𝑉0𝑦 − 𝑔( )
𝑉0𝑥 2 𝑉0𝑥
𝑉0𝑦 𝑔
𝑦= 𝑥−( ) 𝑥2
𝑉0𝑥 2𝑉0𝑥
𝑉0𝑦 𝑔
Dengan menganggap A=𝑉 dan B=2𝑉 maka persamaan di atas
0𝑥 0𝑥
dapat dituliskan menjadi:𝑦 = 𝐴𝑥 − 𝐵𝑥 2 yang tidak lain adalah
persamaan kuadrat yang bila digambarkan dalam koordinat kartesius
berbentuk parabola.
b. Menghitung Kecepatan Awal Gerak Parabola
Kecepatan awal pada sumbu x dan sumbu y dapat dicari dengan
pendekatan matematis yaitu menggunakan trigonometri:
V0
V0
𝛼
V0
𝑉0𝑥 = 𝑉0 cos 𝛼
1
𝑦𝑚𝑎𝑥 = 𝑉0𝑦 𝑡 − 𝑔𝑡 2
2
𝑉0 𝑠𝑖𝑛𝛼 1 𝑉0 𝑠𝑖𝑛𝛼 2
<=> 𝑦𝑚𝑎𝑥 = 𝑉0 𝑠𝑖𝑛𝛼 ( )− 𝑔( )
𝑔 2 𝑔
𝑉0 2 𝑠𝑖𝑛2 𝛼 1 𝑉0 2 𝑠𝑖𝑛2 𝛼
<=> 𝑦𝑚𝑎𝑥 = ( )− 𝑔( )
𝑔 2 𝑔2
𝑉0 2 𝑠𝑖𝑛2 𝛼
≤> 𝑦𝑚𝑎𝑥 =
2𝑔
𝑉0 𝑠𝑖𝑛𝛼
Sehingga tx=2
𝑔
𝑥𝑚𝑎𝑥
𝑉0𝑥 =
𝑡𝑥
𝑥𝑚𝑎𝑥 = 𝑉0𝑥. 𝑡𝑥
𝑉0 𝑠𝑖𝑛𝛼
𝑥𝑚𝑎𝑥 = 𝑉0. 𝑐𝑜𝑠𝛼. 2
𝑔
2
𝑉0 2𝑠𝑖𝑛𝛼. 𝑐𝑜𝑠𝛼
𝑥𝑚𝑎𝑥 =
𝑔
2
𝑉0 𝑠𝑖𝑛2𝛼
𝑥𝑚𝑎𝑥 =
𝑔
e. Contoh Gerak Parabola Dalam Kehidupan Sehari-hari
Ada beberapa contoh gerak parabola dalam kehidupan sehari-hari,
antara lain:
Gerak bola yang ditendang. Gerakan lintasan bola yang
dimaksud disini adalah gerak pada lintasan yang membentuk
parabola.
Gerak peluru yang ditembakkan. Tentunya lintasan peluru yang
dimaksud disini adalah lintasan yang berbentuk parabola.
3. Gerak Melingkar
Gerak melingkar mempunyai lintasan berbentuk lingkaran, arah kecepatan
selalu berubah yaitu dalam arah tegak lurus jari-jari lintasannya serta mempunyai
percepatan sentripental yang selalu mengarah pada pusat lingkaran.
a. Gerak Melingkar Beraturan
Pada gerak melingkar beraturan, benda bergerak pada lintasan berbentuk lingkaran
dengan laju tetap, sedangkan kecepatannya terus menerus berubah sesuai dengan
posisinya pada lingkaran tersebut.
v v
v r
Gambar di atas adalah gambar sebuah partikel A bergerak dengan laju tetap pada
lintasan lingkaran dengan jari-jari r, sedangkan arah kecepatannya selalu berubah.
Contoh gerak melingkar beraturan adalah gerak jarum arloji, dan gerak satelit pada
orbitnya.
Gerak melingkar beraturan percepatannya :
a = ∆v / ∆t
berdasarkan definisi percepatan ini, arah kecepatan benda yang selalu berubah pada
gerak melingkar beraturan akan menimbulkan percepatan.
b. Besaran Fisis Pada Gerak Melingkar Beraturangerak Melingkar
Beraturan
1) Besaran sudut (Ɵ)
Perhatikan sebuah partikel yang bergerak mengelilingi sebuah
lingkaran dengan jari-jari r, seperti gambar di bawah ini:
r
Ɵ
r
Untuk menjelaskan posisi partikel atau sejauh mana partikel ini
mengelilingi lingkaran, digunakan sudut Ɵ (baca: theta). Posisi partikel
berpindah sebesar Ɵ setelah benda tersebut bergerak sejauh s pada
keliling lingkaran. Besar sudut Ɵ dinyatakan dalam radian. Suatu
radian (rad) didefinisikan sebagai sudut dimana panjang busur
lingkaran (s) sama jari-jari lingkaran tersebut (r). Pada gambar di atas,
bila s = r maka Ɵ akan bernilai 1 rad. Secara umum, besaran sudut Ɵ
ditulis :
𝑠
𝜃=
𝑟
Dimana
r = jari-jari lngkaran (m)
s = panjang busur lingkaran (m)
𝜃 = sudut (rad), 1 rad = 57,30
2) Kecepatan dan laju anguler (ω)
Pada gerak melingkar, besaran yang menyatakan seberapa jauh
benda berpindah (Ɵ) dalam selang waktu tertentu 9t) disebut
sebagai kecepatan anguler atau kecepatan sudut (ω).
Kecepatan sudut rata-rata:
t
kecepatan sedut sesaat dinyatakan :
Lim
t
3) Periode (T)
Periode adalah waktu yang dibutuhkan oleh suatu benda untuk
bergerak satu putaran (T).
𝑝𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑢𝑙𝑒𝑟
𝑇=
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑢𝑙𝑒𝑟
2𝜋
𝑇=
𝜔
2𝜋
𝜔= … … … … … … … … … … (1)
𝑇
Dimana
T = periode (sekon)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
2 = perpindahan anguler untuk satu putaran
Bila jumlah putaran benda dalam satu sekon (frekuensi
putaran) dinyatakan sebagai f, maka diperoleh hubungan:
1
T ……………………..(2)
f
Dengan memasukkan persamaan (1) ke persamaan (2)
maka diperoleh:
2f
T = periode (sekon)
F = frekuensi (1/s)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
4) Kecepatan dan laju linier
Rumus persamaan untuk laju linier rata-rata adalah
s
v
t
Bila benda bergerak satu putaran, maka panjang lintasan
menjadi 2 r dan selang waktu tempuhnya menjadi T. Persamaan
kecepatan atau laju linier menjadi:
2r
v atau v = 2 f r
T
5) Hubungan kecepatan linier dan kecepatan anguler
v = ωr
Contoh:
Roda sebuah mesin gerinda dengan diameter 25 cm berputar
dengan kecepatan sudut 2400 rpm. Tentukanlah laju linier sebuah titik
yang terletak pada permukaan roda gerinda tersebut.
Penyelesian:
2
ω = 2400 rpm = 2400. = 80 rad/s
60
v = ωr
25
= 80 rad/s .
2
= 1000 cm/s
= 3140 cm/s
= 3,14 m/s
6) Percepatan sudut (α)
Percepatan sudut didefinisikan sebagai perubahan kecepatan
sudut dibagi dengan selang waktu yang dibutuhkan untuk
perubahan tersebut.Percepatan sudut rata-rata
0
t t
Dimana
ω = kecepatan sudut akhir (rad/s)
ω0 = kecepatan sudut awal (rad/s)
= percepatan sudut rata-rata (rad/ s2)
Percepatan sudut sesaat dinyatakan dalam persamaan
lim
t
7) Percepatan Sentripental
as
r 2 2 r
r
Atau
2 4 2 r
2
as r
T T2
2
Adapun , sehingga diperoleh persamaan:
T
m4 2 r
Fs
T2
Contoh soal:
Bila jarak antara pusat bumi dan bulan adalah 3,85 x 108 m, sedangkan
massa bulan adalah 7,35 x 1022 kg, tentukanlah besarnya gaya yang diberikan
bumi terhadap bulan bila periode bulan mengelilingi bumi adalah 27,3 hari.
(Asumsikan orbit bulan mengelilingi bumi berbentuk lingkaran)
Penyelesaian:
Besarnya gaya yang diberikan bumi terhadap bulan dapat dihitung
menggunakan persamaan gaya sentripetal.
m4 2 r
Fs
T2
7,35 10 22 4 2 3,85 10 8
Fs
2358720 2
1,113 10 30
Fs
5,564 1012
Fs 2,0 10 20 N
EVALUASI
1. Jika sebuah partikel bergerak dengan persamaan posisi r = 5t2 + 1, kecepatan rata-rata
persamaan antara t1 = 2 s dan t2 = 3 sadalah...
Pembahasa:
Menghitung r1 untuk t1= 2 s
r 1= 5t2 + 1 = 5(2)2 + 1 = 5.4 + 1
r1 = 21 m
Menghitung r2 untuk t2 = 3 s
r 2 = 5t2 + 1 = 5(3)2 + 1= 5.9 + 1
r2 = 46 m
Menghitung perpindahan Δr
Δr = r2 – r1 = 46 – 21 = 25 m
Menghitung kecepatan rata-rata vr
∆𝑟 25 𝑚 25 𝑚
𝑣𝑟 = = = = 25 𝑚/𝑠
∆𝑡 3 𝑠 − 2 𝑠 1𝑠
2. Sebuah benda yang semula berada di titik acuan bergerak dengan kecepatan v = 2 i – 1,5 j
m/s. Setelah bergerak 4 s benda berpindah sejauh...
Penyelesaian:
Terlebih dahulu tentuka persamaan posisi r
𝑡
𝑟 = 𝑟0 + ∫ 𝑣 𝑑𝑡
0
𝑡
𝑟 = 0 + ∫ (2𝑖 − 1,5𝑗)𝑑𝑡
0
𝑟 = 2𝑡 𝑖 − 1,5𝑡 𝑗
Menentukan vektor posisi r1 (t = 0 s)
𝑟1 = 2 . 0 𝑖 − 1,5 . 0 𝑗 = 0 𝑖 − 0 𝑗
Menentukan vektor posisi r2 (t = 4 s)
𝑟2 = 2 .4 𝑖 − 1,5 .4 𝑗 = 8 𝑖 − 6 𝑗
Menghitung perpindahan Δr
∆𝑟 = 𝑟2 − 𝑟1 = 8 𝑖 − 6 𝑗 − (0 𝑖 − 0 𝑗)
∆𝑟 = 8 𝑖 − 6 𝑗
Menghitung besar perpindahan Δr
∆𝑟 = √(8)2 + (−6)2 = √64 + 36
∆𝑟 = √100 = 10 𝑚
3. Posisi sudut suatu titikroda yang berputar dapat dinyatakan sebagai fungsi waktu (t):
𝜃 = 5 = 10𝑡 + 2𝑡 2 dengan θ dan t dalam sekon. Kecepatan sudut pada t = 3 s sebesar....
Penyelesaian:
Terlebih dahulu tentukan persamaan kecepatan sudut ω
𝑑𝜃 𝑑(5 + 10𝑡 + 2𝑡 2
𝜔= =
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝜔 = 10 + 4𝑡
Menghitung besar kecepatan sudut
𝑟𝑎𝑑
𝜔 = 10 + 4 .3 = 22
𝑠
4. Kelajuan anguler sebuah benda diketahui sebagai 𝜔 = (3𝑡 2 + 6𝑡 − 2)𝑟𝑎𝑑/𝑠, t dalam sekon.
pada t = 0,5 sekon, nilai percepatan sudut benda itu adalah....
penyelesaian:
Tentukan persamaan percepatan sudut ω
𝑑𝜔 𝑑((3𝑡 2 + 6𝑡 − 2)
𝛼= =
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝛼 = 6𝑡 + 6
Menghitung besar percepatan α
𝛼 = 6(0,5) + 6 = 9 𝑟𝑎𝑑/𝑠
5. Joko menendang bola dengan sudut elevasi 45o. Bola jatuh dengan jarak mendatar sejauh 5 m.
Jika percepatan gravitasi bumi 10 m/s, kecepatan awal bola adalah...
Penyelesaian:
Menghitung kecepatan awal bola jika jarak terjauh diketahui:
𝑣0 2 sin 2𝛼
𝑥𝑚𝑎𝑥 =
𝑔
2
𝑣0 sin(2𝑥 45)
5𝑚 =
10 𝑚/𝑠 2
𝑣0 2 sin 90
5𝑚 =
10 𝑚/𝑠 2
𝑣0 2 × 1
5𝑚 =
10 𝑚/𝑠 2
50 𝑚2/𝑠2 = 𝑣0 2
𝑣0 = √50 𝑚2 /𝑠 2
𝑣0 = 5√2𝑚/𝑠
6. Ali melempar bola basket dengan kecepatan 2o m/s dan sudut elevasi 30o. Waktu yang
dibutuhkan bola untuk mencapai titik tertinggi adalah.....
Penyelesaian:
Menghitung waktu untuk mencapai ketinggian maksimum:
𝑣0 sin 𝜃
𝑡=
𝑔
20 𝑚/𝑠 . 𝑠𝑖𝑛30𝑜
𝑡=
10 𝑚/𝑠 2
20 𝑚/𝑠. (0,5)
𝑡=
10 𝑚/𝑠 2
𝑡 = 1 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
7. Jika sebuah peluru ditembakkan dengan sudut elevasi 37o dan kecepatan awal 10 m/s, maka
tentukan kecepatan peluru setelah 0,4 detik.
Penyelesaian:
Untuk mengetahui kecepatan peluru setelah 0,4 detik maka kita harus menentukan terlebih
dahulu vx dan vy setelah 3 detik sebagai berikut:
Vx = vox (ingat bahwa GLB kecepatannya tetap)
𝑣𝑥 = 𝑣0 cos 𝜃
𝑣𝑥 = 10 𝑚/𝑠. cos 37𝑜
𝑣𝑥 = 10 𝑚/𝑠. (4/5)
𝑣𝑥 = 8 𝑚/𝑠
𝑣𝑡 = √(𝑣𝑥 2 + 𝑣𝑦 2 )