Anda di halaman 1dari 3

Kodefikasi Baja

Di dunia industri, terdapat banyak sekali jensi baja, maka terdapat kode-kode untuk
mengelompokkan jenis baja. Misalnya adalah baja konstruksi yang biasanya kekuatan
merupakan faktor yang paling penting, penamaannya berdasarkan kekuatan tariknya.
Pada standarisasi Jerman  (DIN), baja kontruksi  dinyatakan dengan huruf St kemudian
diikuti dengan angka yang menunjukkan kekuatan tarik minimum dari baja. Misalnya :
kode St 37 adalah baja berkekuatan tarik paling tidak 370 N/mm
kode St 50 adalah baja berkekuatan tarik paling tidak 500 N/mm
kode C 15 adalah baja berkadar karbon15/100 % = (0,015 %) tidak mampu keras
kode C 10 adalah baja berkadar karbon 10/100% (0,10 %)   tidak mampu keras
St 60 adalah Baja berkekuatan tarik paling tidak 600 N/mm
C 45 adalah Baja berkadar karbon 45/100% (0,45 %)
Pada JIS (standar Jepang), baja kontruksi dinyatakan dengan huruf S lalu diikuti dengan
angka kekuatan tariknya dalam kg/mm.  Pada kasus tertentu, terutama untuk konstruksi
mesin, diperlukan baja dengan komposisi kimia yang terjamin. Dalam hal ini
penggolongan baja didasarkan atas komposisi  kimianya.  D I N menetapkan nama baja
karbon dengan huruf St. C. yang diikuti oleh angka yang menunjukkan per seratus
kandungan karbonnya dalam satuan persen. Misalnya :
St. C. 45 adalah baja karbon dengan kandungan karbonnya 0,45%.
St. C 35 adalah Baja dengan kadar C = 0,35 %, mampu lantak dingin.

Sedangkan standar Jepang (JIS) menggunakan huruf S kemudian diikuti oleh angka yang
menunjukkan per seratus persen kadar karbonnya dan huruf C. Untuk baja paduan
rendah DIN menyatakan suatu jenis baja dengan kode berupa angka dan huruf, diawali
dua angka atau tiga angka yang menunjukkan kadar karbon dalam  per seratus persen,
diikuti dengan beberapa huruf yang menunjukkan nama kimia sebagai unsur paduan dan
diikuti pula beberapa angka yang menunjukkan besarnya kandungan unsur-unsur paduan
tersebut.  Angka-angka yang menunjukkan per empat dalam bentuk persen untuk unsur
paduan,  yang sering gunakan dalam jumlah besar, antara lain ; Cr, Co, W, Mn, Ni, Si.  Dan
ada angka yang menunjukkan per sepuluh dalam persen, untuk unsur yang
penggunaannya biasanya dalam jumlah kecil, yaitu antaranya adalah ; Zr , Al, Be, Mo, Nb,
Ta , Pb, Cu,, Ti, V,  dan juga yang menyatakan perseratus persen bagi unsur-unsur P, S, N,
dan C. Misalnya :
15 Cr 3  adalah baja dengan paduan 0,15 % C dan
13 CrMo44  adalah baja dengan paduan 0,13 % C, Mo.
10 S 20  adalah baja dengan paduan 0,10 % C, dan 0,20 % S.

Untuk baja paduan tinggi sebelum angka yang pertama yang menunjukkan per seratus
persen karbon diberi huruf  X,   dan  angka-angka dibelakangnya adalah nama unsur
paduan yang langsung menunjukkan persen untuk unsur-unsur paduan tersebut.
Misalnya :
X45CrSi9 adalah baja paduan tinggi dengan  0,45% C, 9% Cr, sedikit Si.
X12CrNi18 8 adalah baja paduan tinggi dengan 0,12%C, 18%Cr, 8%Ni.

Pada S A E  (Society of Automotive Engineers) dan A I S I  (American Iron and Steel


Institute) menyatakan spesifikasi baja dengan empat atau lima angka:  Angka yang
pertama menunjukkan jenis bajanya, angka 1 untuk baja karbon, angka 2 untuk baja nikel,
angka 3 untuk baja nikel kromium  dan sebagainya Angka kedua, pada baja paduan
menunjukkan kadar unsur paduannya, misalnya 25XX berarti baja nikel dengan sekitar 5%
Nikel.   Dan pada baja paduan yang lebih kompleks angka kedua menunjukkan modifikasi
jenis baja paduan.

 
 

Anda mungkin juga menyukai