Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kesehatan merupakan salah satu faktor yang berperan penting
dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui
pembangunan di bidang kesehatan diharapkan akan semakin meningkatkan
tingkat kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan dapat dirasakan oleh
semua lapisan masyarakat secara memadai (Dinas Kesehatan, 2007).
Berhasilnya pembangunan kesehatan ditandai dengan lingkungan yang
kondusif, perilaku masyarakat yang proaktif untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah terjadinya penyakit, pelayanan
kesehatan yang berhasil dan berdaya guna tersebar merata di seluruh wilayah
Indonesia.Akan tetapi pada kenyataanya, pembangunan kesehatan di Indonesia
masih jauh dari yang diharapkan. Permasalahan-permasalahan kesehatan
masih banyak terjadi. Beberapa diantaranya adalah: penyakit-penyakit seperti
DBD, flu burung, dan sebagainya yang semakin menyebar luas, kasus-kasus
gizi buruk yang semakin marak khususnya di wilayah Indonesia Timur,
prioritas kesehatan rendah, serta tingkat pencemaran lingkungan yang semakin
tinggi.
Sebagian masyarakat berpendapat bahwa kebijakan pemerintah lah yang
salah, sehingga masalah-masalah kesehatan di Indonesia seakan tak ada
ujungnya. Akan tetapi, kita tidak bisa hanya menyalahkan pemerintah saja
dalam hal ini. Karena bagaimanapun juga, sebenarnya individu yang menjadi
faktor penentu dalam menentukan status kesehatan. Dengan kata lain, selain
pemerintah masih banyak lagi faktor-faktor atau determinan yang
mempengaruhi status kesehatan masyarakat.

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu definisi dari teori Hendrik L Blum.
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep dari Hendrik L Blum.

1
3. Untuk mengetahui apa itu derajat kesehatan.
4. Untuk mengetahui bagaimana taxonomi dari Hendrik L Blum.
5. Untuk mengetahui faktor perilaku dari Lawrence Green

C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah teori Hendrik L Blum itu ?
2. Bagaimanakah konsepHendrik L Blum itu ?
3. Bagaimanakah derajat kesehatan itu ?
4. Bagaimanakah taxonomi Hendrik L Blum itu ?
5. Bagaimanakan faktor perilaku dari Lawrence Green ?

2
BAB II
KONSEP DASAR

A. Konsep dasar
Permasalahan-permasalahan kesehatan masih banyak terjadi. Beberapa
diantaranya adalah: penyakit-penyakit seperti DBD, flu burung, dan
sebagainya yang semakin menyebar luas, kasus-kasus gizi buruk yang semakin
marak khususnya di wilayah Indonesia Timur, prioritas kesehatan rendah, serta
tingkat pencemaran lingkungan yang semakin tinggi.
Sebagian masyarakat berpendapat bahwa kebijakan pemerintah lah yang
salah, sehingga masalah-masalah kesehatan di Indonesia seakan tak ada
ujungnya. Akan tetapi, kita tidak bisa hanya menyalahkan pemerintah saja
dalam hal ini. Karena bagaimanapun juga, sebenarnya individu yang menjadi
faktor penentu dalam menentukan status kesehatan. Dengan kata lain, selain
pemerintah masih banyak lagi faktor-faktor atau determinan yang
mempengaruhi status kesehatan masyarakat.
Maka dari iru permasalahan ini perlu dikaji dari beberapa sudut pandang
terlebih utama dinilai dari faktor-faktor perilaku individu itu sendiri agar bisa
tergambar bagimana pengaruh kehidupan terutama pada kesehatan itu bisa
diketahui.

3
BAB III
PEMBAHASAN

A. Teori Hendrik L Blum


Konsep hidup sehat H.L.Blum sampai saat ini masih relevan untuk
diterapkan. Kondisi sehat secara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik
melainkan juga spiritual dan sosial dalam bermasyarakat. Untuk menciptakan
kondisi sehat seperti ini diperlukan suatu keharmonisan dalam menjaga
kesehatan tubuh. H.L Blum menjelaskan ada empat faktor utama yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Keempat faktor tersebut
merupakan faktor determinan timbulnya masalah kesehatan.
Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku/gaya hidup (life
style), faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor pelayanan
kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya) dan faktor genetik (keturunan).
Keempat faktor tersebut saling berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan
perorangan dan derajat kesehatan masyarakat. Diantara faktor tersebut faktor
perilaku manusia merupakan faktor determinan yang paling besar dan paling
sukar ditanggulangi, disusul dengan faktor lingkungan. Hal ini disebabkan
karena faktor perilaku yang lebih dominan dibandingkan dengan faktor
lingkungan karena lingkungan hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh
perilaku masyarakat.
Di zaman yang semakin maju seperti sekarang ini maka cara pandang
kita terhadap kesehatan juga mengalami perubahan. Apabila dahulu kita
mempergunakan paradigma sakit yakni kesehatan hanya dipandang sebagai
upaya menyembuhkan orang yang sakit dimana terjalin hubungan dokter
dengan pasien (dokter dan pasien). Namun sekarang konsep yang dipakai
adalah paradigma sehat, dimana upaya kesehatan dipandang sebagai suatu
tindakan untuk menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan individu ataupun
masyarakat (SKM dan masyarakat).
Dengan demikian konsep paradigma sehat H.L. Blum memandang pola
hidup sehat seseorang secara holistik dan komprehensif. Masyarakat yang

4
sehat tidak dilihat dari sudut pandang tindakan penyembuhan penyakit
melainkan upaya yang berkesinambungan dalam menjaga dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Peranan Sarjana Kesehatan Masyarakat dalam
hal ini memegang kendali dominan dibandingkan peranan dokter. Sebab
hubungan dokter dengan pasien hanya sebatas individu dengan individu tidak
secara langsung menyentuh masyarakat luas. Ditambah lagi kompetensi dalam
memanagement program lebih dikuasai lulusan SKM sehingga dalam
perkembangannya SKM menjadi ujung tombak program kesehatan di negara-
negara maju.
Untuk negara berkembang seperti Indonesia justru, paradigma sakit yang
digunakan. Dimana kebijakan pemerintah berorientasi pada penyembuhan
pasien sehingga terlihat jelas peranan dokter, perawat dan bidan sebagai tenaga
medis dan paramedis mendominasi. Padahal upaya semacam itu sudah lama
ditinggalkan karena secara financial justru merugikan Negara. Anggaran
APBN untuk pendanaan kesehatan diIndonesiasemakin tinggi dan sebagian
besar digunakan untuk upaya pengobatan seperti pembelian obat, sarana
kesehatan dan pembangunan gedung. Seharusnya untuk meningkatan derajat
kesehatan kita harus menaruh perhatian besar pada akar masalahnya dan
selanjutnya melakukan upaya pencegahannya. Untuk itulah maka upaya
kesehatan harus fokus pada upaya preventif (pencegahan) bukannya curative
(pengobatan).
Namun yang terjadi anggaran untuk meningkatkan derajat kesehatan
melalui program promosi dan preventif dikurangi secara signifikan. Akibat
yang ditimbulkan adalah banyaknya masyarakat yang kekurangan gizi, biaya
obat untuk puskesmas meningkat, pencemaran lingkungan tidak terkendali dan
korupsi penggunaan askeskin. Dampak sampingan yang terjadi tersebut dapat
timbul karena kebijakan kita yang keliru.

1. KONSEP BLUM
Semua Negara di dunia menggunakan konsep Blum dalam menjaga
kesehatan warga negaranya. Untuk Negara maju saat ini sudah fokus pada
peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sehingga asupan makanan

5
anak-anak mereka begitu dijaga dari segi gizi sehingga akan melahirkan
keturunan yang berbobot. Kondisi yang berseberangan
dialamiIndonesiasebagai Negara agraris, segala regulasi pemerintah tentang
kesehatan malah fokus pada penanggulangan kekurangan gizi
masyarakatnya. Bahkan dilematisnya banyak masyarakatkotayang
mengalami kekurangan gizi. Padahal dari hasil penelitian membuktikan
wilayahIndonesiapotensial sebagai lahan pangan dan perternakan karena
wilayahnya yang luas dengan topografi yang mendukung.Adaapa dengan
pemerintah?. Satu jawaban yang pasti seringkali dalam analisis kesehatan
pemerintah kurang mempertimbangkan pendapat ahli kesehatan masyarakat
(public health) sehingga kebijakan yang dibuat cuma dari sudut pandang
kejadian sehat-sakit.
Dalam konsep Blum ada 4 faktor determinan yang dikaji, masing-
masing faktor saling keterkaitan berikut penjelasannya :
a. Perilaku masyarakat
Perilaku merupakan faktor kedua yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat karena sehat atau tidak sehatnya lingkungan
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat sangat tergantung pada
perilaku manusia itu sendiri. Di samping itu, juga dipengaruhi oleh
kebiasaan, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, pendidikan sosial
ekonomi, dan perilaku-perilaku lain yang melekat pada dirinya.
Perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan sangat memegang
peranan penting untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Hal ini
dikarenakan budaya hidup bersih dan sehat harus dapat dimunculkan dari
dalam diri masyarakat untuk menjaga kesehatannya. Diperlukan suatu
program untuk menggerakan masyarakat menuju satu misi Indonesia Sehat
2010. Sebagai tenaga motorik tersebut adalah orang yang memiliki
kompetensi dalam menggerakan masyarakat dan paham akan nilai
kesehatan masyarakat. Masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat
akan menghasilkan budaya menjaga lingkungan yang bersih dan sehat.
Pembuatan peraturan tentang berperilaku sehat juga harus dibarengi
dengan pembinaan untuk menumbuhkan kesadaran pada masyarakat.

6
Sebab, apabila upaya dengan menjatuhkan sanksi hanya bersifat jangka
pendek. Pembinaan dapat dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Tokoh-tokoh masyarakat sebagai role model harus diajak turut
serta dalam menyukseskan program-program kesehatan.

b. Lingkungan
Lingkungan memiliki pengaruh yang dan peranan terbesar diikuti
perilaku, fasilitas kesehatan dan keturunan. Lingkungan sangat bervariasi,
umumnya digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu yang berhubungan
dengan aspek fisik dan sosial. Lingkungan yang berhubungan dengan aspek
fisik contohnya sampah, air, udara, tanah, ilkim, perumahan, dan
sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antar
manusia seperti kebudayaan, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya.
Berbicara mengenai lingkungan sering kali kita meninjau dari kondisi
fisik. Lingkungan yang memiliki kondisi sanitasi buruk dapat menjadi
sumber berkembangnya penyakit. Hal ini jelas membahayakan kesehatan
masyarakat kita. Terjadinya penumpukan sampah yang tidak dapat dikelola
dengan baik, polusi udara, air dan tanah juga dapat menjadi penyebab.
Upaya menjaga lingkungan menjadi tanggung jawab semua pihak untuk
itulah perlu kesadaran semua pihak.
Puskesmas sendiri memiliki program kesehatan lingkungan dimana
berperan besar dalam mengukur, mengawasi, dan menjaga kesehatan
lingkungan masyarakat. namun dilematisnya di puskesmas jumlah tenaga
kesehatan lingkungan sangat terbatas padahal banyak penyakit yang berasal
dari lingkungan kita seperti diare, demam berdarah, malaria, TBC, cacar dan
sebagainya.
Disamping lingkungan fisik juga ada lingkungan sosial yang berperan.
Sebagai mahluk sosial kita membutuhkan bantuan orang lain, sehingga
interaksi individu satu dengan yang lainnya harus terjalin dengan baik.
Kondisi lingkungan sosial yang buruk dapat menimbulkan masalah
kejiwaan.

7
c. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat
menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap
penyakit, pengobatan dan keperawatan serta kelompok dan masyarakat
yang memerlukan pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas dipengaruhi
oleh lokasi, apakah dapat dijangkau atau tidak. Yang kedua adalah tenaga
kesehatan pemberi pelayanan, informasi dan motivasi masyarakat untuk
mendatangi fasilitas dalam memperoleh pelayanan serta program pelayanan
kesehatan itu sendiri apakah sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang
memerlukan.
Kondisi pelayanan kesehatan juga menunjang derajat kesehatan
masyarakat. Pelayanan kesehatan yang berkualitas sangatlah dibutuhkan.
Masyarakat membutuhkan posyandu, puskesmas, rumah sakit dan
pelayanan kesehatan lainnya untuk membantu dalam mendapatkan
pengobatan dan perawatan kesehatan. Terutama untuk pelayanan kesehatan
dasar yang memang banyak dibutuhkan masyarakat. Kualitas dan kuantitas
sumber daya manusia di bidang kesehatan juga mesti ditingkatkan.
Puskesmas sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan
masyarakat sangat besar perananya. sebab di puskesmaslah akan ditangani
masyarakat yang membutuhkan edukasi dan perawatan primer. Peranan
Sarjana Kesehatan Masyarakat sebagai manager yang memiliki kompetensi
di bidang manajemen kesehatan dibutuhkan dalam menyusun program-
program kesehatan. Utamanya program-program pencegahan penyakit yang
bersifat preventif sehingga masyarakat tidaka banyak yang jatuh sakit.
Banyak kejadian kematian yang seharusnya dapat dicegah seperti
diare, demam berdarah, malaria, dan penyakit degeneratif yang berkembang
saat ini seperti jantung karoner, stroke, diabetes militus dan lainnya.
penyakit itu dapat dengan mudah dicegah asalkan masyarakat paham dan
melakukan nasehat dalam menjaga kondisi lingkungan dan kesehatannya.

d. Genetik / Keturunan (Heriditas)

8
Seperti apa keturunan generasi muda yang diinginkan ???. Pertanyaan
itu menjadi kunci dalam mengetahui harapan yang akan datang. Nasib suatu
bangsa ditentukan oleh kualitas generasi mudanya. Oleh sebab itu kita harus
terus meningkatkan kualitas generasi muda kita agar mereka mampu
berkompetisi dan memiliki kreatifitas tinggi dalam membangun bangsanya.
Dalam hal ini kita harus memperhatikan status gizi balita sebab pada
masa inilah perkembangan otak anak yang menjadi asset kita dimasa
mendatang. Namun masih banyak saja anakIndonesiayang status gizinya
kurang bahkan buruk. Padahal potensi alamIndonesiacukup mendukung.
oleh sebab itulah program penanggulangan kekurangan gizi dan
peningkatan status gizi masyarakat masih tetap diperlukan. Utamanya
program Posyandu yang biasanya dilaksanakan di tingkat RT/RW. Dengan
berjalannya program ini maka akan terdeteksi secara dini status gizi
masyarakat dan cepat dapat tertangani.
Program pemberian makanan tambahan di posyandu masih perlu terus
dijalankan, terutamanya daeraha yang miskin dan tingkat pendidikan
masyarakatnya rendah. Pengukuran berat badan balita sesuai dengan kms
harus rutin dilakukan. Hal ini untuk mendeteksi secara dini status gizi balita.
Bukan saja pada gizi kurang kondisi obesitas juga perlu dihindari.
Bagaimana kualitas generasi mendatang sangat menentukan kualitas bangas
Indonesia mendatang.

2. Derajat Kesehatan Masyarakat


Menurut Hendrik L.Blum (1974), terdapat empat faktor utama yang
dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, yaitu : lingkungan,
perilaku manusia, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Keempat faktor
tersebut saling terkait dengan beberapa faktor lain, yaitu sumber daya alam,
keseimbangan ekologi, kesehatan mental, sistem budaya, dan populasi
sebagai satu kesatuan. Lingkungan mempunyai pengaruh paling besar
terhadap derajat kesehatan masyarakat (Gumilar, 2004). Gambar 1
menjelaskan hubungan antara faktor lingkungan, perilaku manusia,
pelayanan kesehatan, dan keturunan terhadap derajat kesehatan masyarakat.

9
Selain itu Hendrik L Blum juga menyebutkan 12 indikator yang
berhubungan dengan derajat kesehatan, yaitu :
1) Life spam: yaitu lamanya usia harapan untuk hidup dari masyarakat,
atau dapat juga dipandang sebagai derajat kematian masyarakat yang
bukan karena mati tua.
2) Disease or infirmity: yaitu keadaan sakit atau cacat secara fisiologis dan
anatomis dari masyarakat.
3) Discomfort or ilness: yaitu keluhan sakit dari masyarakat tentang
keadaan somatik, kejiwaan maupun sosial dari dirinya.
4) Disability or incapacity: yaitu ketidakmampuan seseorang dalam
masyarakat untuk melakukan pekerjaan dan menjalankan peranan
sosialnya karena sakit.
5) Participation in health care: yaitu kemampuan dan kemauan masyarakat
untuk berpartisipasi dalam menjaga dirinya untuk selalu dalam keadaan
sehat.
6) Health behaviour: yaitu perilaku manusia yang nyata dari anggota
masyarakat secara langsung berkaitan dengan masalah kesehatan.
7) Ecologic behaviour: yaitu perilaku masyarakat terhadap lingkungan,
spesies lain, sumber daya alam, dan ekosistem.
8) Social behaviour: yaitu perilaku anggota masyarakat terhadap
sesamanya, keluarga, komunitas dan bangsanya.
9) Interpersonal relationship: yaitu kualitas komunikasi anggota
masyarakat terhadap sesamanya.
10) Reserve or positive health: yaitu daya tahan anggota masyarakat
terhadap penyakit atau kapasitas anggota masyarakat dalam
menghadapi tekanan-tekanan somatik, kejiwaan, dan sosial.
11) External satisfaction: yaitu rasa kepuasan anggota masyarakat terhadap
lingkungan sosialnya meliputi rumah, sekolah, pekerjaan, rekreasi,
transportasi.
12) Internal satisfaction: yaitu kepuasan anggota masyarakat terhadap
seluruh aspek kehidupan dirinya sendiri.

10
Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
Menurut Hendrik L. Bloom ada empat faktor yang mempengaruhi status
kesehatan masyakarat yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan
keturunan.
Dari bagian tersebut dapat dilihat bahwa faktor yang paling mempengaruhi
derajat kesehatan adalah faktor lingkungan, kemudian disusul oleh faktor
perilaku pelayanan kesehatan dan terakhir keturunan.
Uraian faktor – faktor tersebut adalah :
1. Lingkungan hidup
a) Fisik : sampah, air, udara, perumahan dsb.
b) Sosial : kebudayaan, pendidikan, ekonomi (interaksi manusia)
c) Biologi : hewan , jasad remik, tetumbuhan.
2. Perilaku
a) Merupakan adat atau kebiasaan dari masyarakat.
b) Sehat tidaknya lingkungan dan keluarga tergantung perilaku.
3. Pelayanan kesehatan
Peranan pelayanan kesehatan adalah :
a) Menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan
penyakit pengobatan, dan perawatan kesehatan.
b) Dipengaruhi oleh faktor lokasi atau jarak ke tempat pelayanan
kesehatan sumber daya manusia, informasi kesesuaian program
pelayanan kesehatan dengan kebutuhan masyarakat.

4. Keturunan
Faktor keturunan adalah faktor yang telah ada dalam diri manusia yang
dibawa sejak lahir. Sebagai contoh : diabetes mellitus, asma, epilepsy,
retardasi mental, hipertensi, buta warna dll.
Upaya-upaya kesehatan masyarakat
1. Promotif
Adalah usaha yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan ,meliputi
usaha-usaha untuk peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan,

11
pemeliharaan kesehatan lingkungan , olahraga teratur dan istirahat cukup
sehingga dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal.
2. Preventif
Adalah usaha yang ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit meliputi
usaha-usaha pemberian imunisasi (bayi, anak, bumil). Pemeriksaan
kesehatan berkala untuk mendeteksi penyakit secara dini.
3. Kuratif
Adalah nusaha yangditujuikan kepada orang yang sakit untuk diobati secara
tepat dan adekuat sehinga kesehatan pulih.
4. Rehabilitative
Adalah nusaha yang ditujukan terhadap penderita yang baru pulih dari
penyakit yang dideritanya ,untuk memperbaiki kelemahan pisik mental dan
sosial pasien sebagai akibat dari penyakit yang dideritanya meliputi latihan-
latihan terpogram pisioterafi.

3. Taxonomi Bloom
Taksonomi berasal dari bahasaYunani tassein berarti untuk
mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi berarti
klasifikasi berhirarkhi dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi.
Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian-sampai pada
kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema
taksonomi. Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956
oleh Benjamin Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan. Konsep ini
mengklasifikasikan tujuan pendidikan dalam tiga ranah, yaitu kognitif,
afektif dan psikomotorik.
Ranah kognitif meliputi fungsi memproses informasi, pengetahuan dan
keahlian mentalitas. Ranah afektif meliputi fungsi yang berkaitan dengan
sikap dan perasaan. Sedangkan ranah psikomotorik berkaitan
dengan fungsi manipulatif dan kemampuan fisik. Ranah kognitif
menggolongkan dan mengurutkan keahlian berpikir yang menggambarkan
tujuan yang diharapkan. Proses berpikir mengekspresikan tahap-tahap
kemampuan yang harus siswa kuasai sehingga dapat menunjukan

12
kemampuan mengolah pikirannya sehingga mampu mengaplikasikan teori
ke dalam perbuatan. Mengubah teori ke dalam keterampilan terbaiknya
sehinggi dapat menghasilkan sesuatu yang baru sebagai produk inovasi
pikirannya.
Konsep tersebut mengalami perbaikan seiring dengan perkembangan
dan kemajuan jaman serta teknologi. Salah seorang murid Bloom yang
bernama Lorin Anderson merevisi taksonomi Bloom pada tahun 1990. Hasil
perbaikannya dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi
Taksonomi Bloom. Dalam revisi ini ada perubahan kata kunci, pada
kategori dari kata benda menjadi kata kerja.

B. Teori Lawrence Green


Lawrence Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat
kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyrakat dipengaruhi oleh 2 faktor
pokok, yakni faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non-
behaviour causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk
dari 3 faktor :
1. Faktro-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
2. Faktro-faktor pendukung (Enabling factors), yang terwujud dalam fasilitas-
fasilitas atau sarana-sarana, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.
3. Faktro-faktor pendorong (renforcing factors) yang terwujud dalam sikap
dan erilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok
referensi dari perilaku masyarakat.

Model ini dapat digambarkan sebagai berikut:

B=f (PF, EF, RF )


Keterangan :
B = Behavior
PF = Predisposing Factors
EF = Enabling Factors
RF = Reinforcing Factors

13
F = Fungsi
Jadi, bisa disimpulkan bahwa perilaku sesorang atau masyrakat tentang
kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan
sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu,
ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap
kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.
Contohnya:
Seseorang yang tidak mau mengimunisasikan anaknya di Posyandu dapat
disebabkan karena orang tersebut tidak atau belum mengetahui manfaat
imunisasi bagi anaknya (predisposing factors). Atau barangkali juga karena
rumahnya jauh dari posyandu atau puskesmas tempat mengimunisasikan
anaknya (enabling factors). Sebab lain, mungkin karena para petugas kesehatan
atau tokoh masyarakat lainnya disekitarnya tidak pernah mengimunisasikan
anaknya (reinforcing factors).

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Untuk mencapai status kesehatan yang baik, baik fisik, mental maupun
kesejahteraan sosial, setiap individu atau kelompok harus mampu
mengidentifikasi setiap aspirasi, untuk memenuhi kebutuhan, dan mengubah
atau mengantisipasi keadaan lingkungan agar menjadi lebih baik. Kesehatan,
sebagai sumber kehidupan sehari-hari, bukan sekedar tujuan hidup. Kesehatan
merupakan konsep yang positifyang menekankan pada sumber-sumber sosial
dan personal. Dengan teori Blum ini kita dapat memperbaiki kondisi

14
lingkungan yang buruk, dan juga hal-hal yang dapat mempengaruhi status
kesehatan. Seperti dengan cara memperbaiki 4 aspek utama determinan
kesehatan, yaitu genetik, lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan.

B. Saran
Melihat kondisi kesehatan dan kesadaran masyarakat terhadap
kesehatan, maka perlu peran aktif semua pihak dalam mengatasi masalah
kesehatan masyarakat. Penyedia layanan kesehatan, masyarakat, pemerintah
dan perusahaan perlu menjabarkan peta jalan pengembangan kesehatan
masyarakat secara terpadu dan berkelanjutan. Mengingat wilayah Indonesia
sangat luas, dibutuhkan kerjasama dalam merumuskan dan mengembangkan
program kesehatan masyarakat sesuai karakteristik daerah setempat sehingga
tahap perubahan menuju masyarakat sehat dalam pengelolaan kesehatan
masyarakat menjadi bagian kesadaran dan pengetahuan masyarakat dan pada
akhirnya memiliki self belonging bahwa kesehatan merupakan milik dan
tanggung jawab bersama. Selain itu, pola penyegaran, pembinaan,
pemberdayaan dan penguatan jaringan organisasi Puskesmas, Poskesdes,
Posyandu, UKS/UKGS dan PMR sangatlah penting didalam mengembangkan
sistem kesehatan masyarakat dengan tujuan menuju masyarakat sehat dan
sejalan dengan melibatkan masyarakat semaksimal mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

Slamet, Juli Soemirat. 2002. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah


Mada University Press.
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
EGC.
Ekasari, Mia Fatma, dkk. 2008. Keperawatan Komunitas Upaya Memandirikan
Masyarakat untuk Hidup Sehat. Jakarta: Trans Info Media.
Go Nursing. 2008. Keperawatan Keluarga Sebuah Pengantar.
http://ilmukeperawatan.wordpress.com/2008/04/07/keperawatan-keluarga-
sebuah-pengantar/. 09-10-2010.

15
16

Anda mungkin juga menyukai