1. TUJUAN
2. ALAT
3. DASAR TEORI
Reaktansi Induktif
Ketika arus bolak-balik (AC) mengalir pada sebuah induktor dengan induktansi L, maka
arus tersebut akan mengalami semacam hambatan. Hal ini disebabkan oleh variasi arus
itu akan menginduksikan (menghasilkan) tegangan pada ujung-ujung induktor yang
polaritasnya berlawanan dengan polaritas tegangan sumber yang terpasang. Kuantisasi
dari hambatan yang muncul pada induktor itu dinamakan rekatansi induktif (XL). Untuk
1
gelombang sinus (arus AC yang berbentuk sinusoidal), besar dari reaktansi induktif itu
dapat dinyatakan sebagai :
Reaktansi Kapasitif
Ketika sebuah kapasitor dimuati atau dikosongkan dengan cara dikenai tegangan yang
bervariasi, maka arus AC dapat mengalir. Meskipun tidak ada arus yang melewati
dielektrik dalam kapasitor, peristiwa pemuatan dan pengosongan itu menimbulkan arus
di dalam rangkaian yang terhubung dengan plat-plat kapasitor. Besar arus AC yang
mengalir dalam rangkaian itu mengalami semacam hambatan yang seterusnya dikenal
sebagai reaktansi kapasitif (XC). Untuk gelombang sinus (arus AC yang berbentuk
sinusoidal), besar dari reaktansi kapasitif itu dapat dinyatakan sebagai :
1
XC = dengan = 2f
C
Fenomena Resonansi
Efek resonanasi pada rangkaian RLC atau LC saja dapat terjadi ketika nilai
reaktansi induktif (XL = L) dan nilai rekatansi kapasitif (XC = 1/C) pada rangkaian
tersebut sama besar (XL = XC). Aplikasi dari fenomena resonansi sangat luas, utamanya
selalu digunakan dalam rangkaian RF (Radio Frequency) untuk menala suatu sinyal
pada frekuensi yang dikehendaki. Contohnya adalah penalaan pada pesawat penerima
radio, televisi, dan pemancar.
2
Terjadinya efek resonansi dapat dijelaskan sebagai berikut. Nilai reaktansi
induktif (XL) pada suatu rangkaian RLC semakin besar ketika frekuensi ( = 2f)
diperbesar, sedangkan nilai reaktansi kapasitif (XC) rangkaian tersebut semakin kecil
ketika frekuensi diperbesar. Oleh karena sifat yang berlawanan itu, untuk suatu
kombinasi LC terdapat sebuah frekuensi yang menyebabkan X L = XC, yakni pada saat
salah satu membesar dan yang lainnya mengecil. Keadaan di mana X L = XC disebut
sebagai keadaan resonansi dan rangkaian RLC tersebut dikenal sebagai rangkaian
resonan. Frekuensi yang menyebabkan keadaan resonansi tersebut dinamakan frekuensi
resonan (fr). Besar frekuensi resonan itu dapat dihitung dengan formulasi :
1
fr =
2 LC
Amplitudo tegangan
10 kHz keluaran terbesar untuk
fr = 1 MHz
100 kHz Rangkain resonan
pada
1 MHz 1 MHz
2 MHz
3
amplitudo tegangan keluarannya terbesar bila dibandingkan dengan amplitudo tegangan
keluaran untuk frekuensi yang lainnya.
R T L S C
A B
VL
VR VC
4. LANGKAH PERCOBAAN
S L T R U
VL
mA VR
VS
Dengan frekuensi sumber sinyal yang divariasi antara 100 Hz hingga 10 kHz, ukurlah
tegangan antara ujung-ujung :
a. Induktor (VL) atau antara titik-titik S dan T,
b. Resistor (VR) atau antara titik-titik T dan U,
c. Sumber sinyal (VS) atau antara titik-titik S dan U,
Jika mungkin, ukur pula kuat arus (mA) yang mengalir dalam rangkaian itu untuk setiap
harga frekuensi tersebut ! Hasil pengukurannya masukkan ke dalam tabel pencatatan
data seperti berikut :
4
No. Frekuensi VL VR VS Arus
1. 100 Hz
2. 200 Hz
3. 400 Hz
600 Hz
Dst.
10.000 Hz
S C T R U
VC
mA VR
VS
Dengan frekuensi sumber sinyal yang divariasi antara 10 Hz hingga 10 kHz, ukurlah
tegangan antara ujung-ujung :
a. Kapasitor (VC) atau antara titik-titik S dan T,
b. Resistor (VR) atau antara titik-titik T dan U,
c. Sumber sinyal (VS) atau antara titik-titik S dan U,
Jika mungkin, ukur pula kuat arus (mA) yang mengalir dalam rangkaian itu untuk setiap
harga frekuensi tersebut ! Hasil pengukurannya masukkan ke dalam tabel pencatatan
data seperti berikut :
5
S L T C U
VL
mA VC
VS
Dengan frekuensi sumber sinyal yang divariasi antara 100 Hz hingga 10 kHz, ukurlah
tegangan antara ujung-ujung :
a. Induktor (VL) atau antara titik-titik S dan T,
b. Kapasitor (VC) atau antara titik-titik T dan U,
c. Sumber sinyal (VS) atau antara titik-titik S dan U,
d. Pada frekuensi berapa VL = VC , carilah hingga ditemukan keadaan, frekuensi
tersebut tidak harus terletak di dalam interval frekuensi di atas !
Jika mungkin, ukur pula kuat arus (mA) yang mengalir dalam rangkaian itu untuk setiap
harga frekuensi tersebut ! Hasil pengukurannya masukkan ke dalam tabel pencatatan
data seperti berikut :
A R S L T C B
VR VC
mA VL
VS
6
Dengan frekuensi sumber sinyal yang divariasi antara 100 Hz hingga 10 kHz, ukurlah
tegangan antara ujung-ujung :
a. Resistor (VR) atau antara titik-titik A dan S,
b. Induktor (VL) atau antara titik-titik S dan T,
c. Kapasitor (VC) atau antara titik-titik T dan B,
d. Sumber sinyal (VS) atau antara titik-titik A dan B,
e. Pada frekuensi berapa VL = VC , carilah hingga ditemukan, frekuensi tersebut tidak
harus terletak di dalam interval frekuensi di atas !
Jika mungkin, ukur pula kuat arus (mA) yang mengalir dalam rangkaian itu untuk setiap
harga frekuensi tersebut ! Hasil pengukurannya masukkan ke dalam tabel pencatatan
data seperti berikut :
S T
L
mA
VS
Dengan frekuensi sumber sinyal yang divariasi antara 0 Hz hingga 10 kHz, ukurlah :
a. Tegangan (VS-T) antara titik-titik S dan T,
b. Kuat arus I (mA),
7
c. Pada frekuensi berapa kuat arus (mA) paling kecil, carilah hingga ditemukan,
frekuensi tersebut tidak harus terletak di dalam interval frekuensi di atas !
Jika mungkin, ukur pula kuat arus (mA) yang mengalir dalam rangkaian itu untuk setiap
harga frekuensi tersebut ! Hasil pengukurannya masukkan ke dalam tabel pencatatan
data seperti berikut :