Anda di halaman 1dari 6

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No.

1, (2012) 1-6 1

DESAIN INTERIOR POLI REHABILITASI


MEDIK DENGAN KONSEP BIOCLIMATIC
DESIGN BERLANGGAM POSTMODERN
Okta Putra Setio Ardianto dan Ir.Budiono,MSn
Jurusan Desain Produk Industri, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: budiono@prodes.its.ac.id

Abstrak— Keberadaan fasilitas rehabilitasi medik sebagai mengenai kurangnya luasan bangunan untuk aktivitas
salah satu fasilitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat sangat pengobatan yang sukar terselesaikan. Dikarenakan persoalan
dibutuhkan.Yaitu sebagai fasilitas pelayanan terpadu untuk keterbatasan luasan bangunan maka solusi paling optimal
mempercepat pemulihan fungsi organ yang terganggu sebagai
adalah mengolah ruangan yang tersedia dengan maksimal.
pendukung upaya penyembuhan gangguan kesehatan. Sebagai
bangunan publik, sebuah fasilitas rehabilitasi medik Desain interior dapat menjadi salah satu solusi untuk
mengkonsumsi energi dalam jumlah besar sehingga memaksimalkan fungsi ruang dari fasilitas rehabilitasi medik
menimbulkan banyak pula efek negatif yang diberikan pada tanpa menambah luasan bangunan.
lingkungan. Pemborosan energi adalah salah satu contoh efek Viktor Papanek mengungkapkan bahwa trend desain di
negatif. Namun sejauh ini penerapan desain interior belum abad 21 setidaknya akan terpengaruh pada upaya-upaya
terlalu diperhatikan untuk solusi pada permasalahan ini.
pelestarian lingkungan karena adanya pandangan dan gerakan
Dengan pertimbangan tersebut diperlukan sebuah usulan
rancangan desain interior rehabilitasi medik dengan konsep
gerakan baru ke arah “green design”. Yaitu gaya desain yang
bioclimatic design yang di satu sisi memberikan kenyamanan lebih futuristik, berbasis teknologi, bernuansa anggun dan
bagi pengguna ruang sebagai aspek fungsi, serta dapat tahan lama, serta lebih enviromental friendly [8]. Konsep
mengkomunikasikan image ramah lingkungan sebagai aspek desain ramah lingkungan tidak hanya menjadi tren namun
fungsi bahasa. telah menjadi suatu keharusan untuk penerapan desain,
Metode desain yang digunakan meliputi pengumpulan data termasuk desain interior.
yang dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung.
Donald Watson mengungkapkan bahwa bioclimatic design
Survey dan pengamatan langsung ke lapangan untuk mengetahui
apa yang dibutuhkan. Dilanjutkan dengan proses analisa data adalah sebuah konsep desain bangunan yang sangat
dan proses desain yang memperhatikan hasil analisis data secara memperhatikan faktor lingkungan [16]. Mendesain dengan
menyeluruh. memperhatikan keadaan iklim sekitar bangunan dengan
Hasil dari desain interior ini adalah usulan desain interior pertimbangan aspek ekologis untuk memenuhi kebutuhan
interior rehabilitasi medik dengan kenyamanan optimal yang konservasi energi adalah kunci utama bioclimatic design.
memiliki konsumsi energi minimal dan bisa bermanfaat bagi Dengan pertimbangan pandangan tersebut serta didukung
masyarakat luas.
realita bahwa suatu poli rehabilitasi medik adalah bangunan
Kata Kunci—Rehabilitasi Medik, Bioclimatic Design, publik dengan konsumsi energi yang relatif tinggi, maka
Postmodern ditetapkan konsep bioclimatic design sebagai konsep usulan
perancangan desain interior poli rehabilitasi medik. Pada
artikel ini akan dibahas metode desain, uraian konsep dan
I. PENDAHULUAN penerapannya pada poli rehabilitasi medik.
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH

S emakin banyak masyarakat Indonesia yang mengalami


berbagai masalah kesehatan seperti stroke, melemahnya
fungsi organ, sakit tua, pasca operasi, kecacatan, dan sakit
Perencanaan desain interior poli rehabilitasi medik dengan
konsep bioclimatic design adalah suatu kebutuhan mendesak
untuk mendukung pembangunan berkelanjutan yang
tulang (kelainan tulang) yang membutuhkan pelayanan mendorong perubahan konsep-konsep ruang aktivitas publik
vokasional khusus seperti rehabilitasi medik. Maka untuk lebih ramah lingkungan. Sementara eksisting fasilitas
keberadaan fasilitas rehabilitasi medik sebagai salah satu kebanyakan poli rehabilitasi medik adalah sebuah eksisting
fasilitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat sangat yang belum dikembangkan dengan pola ramah lingkungan.
dibutuhkan. Namun, pada saat ini mayoritas rehabilitasi medik Maka dirumuskan pertanyaan yang melandasi perencanaan
kurang memenuhi standar. desain interior sebagai berikut:
Keberadaan fasilitas rehabilitasi medik yang menyatu 1. Bagaimana menerapkan konsep bioclimatic design
sebagai bagian dari ruamh sakit menimbulkan permasalahan berbasis efisiensi energi pada desain interior poli
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 2

rhabilitasi medik dengan tanpa merubah banyak eksisting digunakan pada bangunan publik yang membutuhkan tingkat
dari selubung bangunan tetap dari fasilitas tersebut untuk konsumsi energi yang besar untuk tujuan konservasi energi.
kenyamanan pengguna? Sehingga penerapan bioclimatic design yang fokus pada
2. Bagaimana menampilkan semangat ramah lingkungan dari konversi energi pada bangunan perkantoran dan rumah sakit
poli rehabilitasi medik melalui desain interior dengan tema dengan aktivitas pubik padat serta memiliki tingkat konsumsi
post modern? energi besar sangat mendesak untuk diterapkan.
C. BATASAN MASALAH C. Teori PostModern
1. Modifikasi desain difokuskan pada beberapa ruang terpilih Agus Dharma mengungkapkan dalam materi ajarnya bahwa
yang bersifat publik pada tipikal instalasi poli rehabiltasi post modern adalah istilah untuk menyebut suatu masa atau
medik meliputi ruang fisioterapi, zona lobby, ruang periksa zaman saat berbagai disiplin ilmu mempunyai sudut pandang
dan gymnasium. kebudayaan yang berlawanan dengan istilah modernisme.
2. Desain tidak banyak merubah tatanan layout bangunan Karena salah satu bentuk ungkapan bentuk fisik kebudayaan
eksisting karena keterbatasan fleksibilitas lahan adalah seni, termasuk arsitektur, karena itu post modern
banyak digunakan di dalam arsitektur. Arsitektur post modern
D. TUJUAN DAN MANFAAT muncul sebagai reaksi penolakan terhadap arsitektur modern.
Tujuan dari desain interior Poli Rehabilitsi Medik, Penolakan oleh post modern terhadap modern di dasarkan
antara lain : kepada sebuah prinsip. Prinsip arsitektur post modern adalah
1. Menghadirkan sebuah desain interior bangunan medis semua arsitektur bersifat simbolik [2]. Semua bangunan,
publik dengan pertimbangan utama aspek penghematan termasuk banguan modern, sebenarnya sedang berbahasa
energi. dengan bahasa dan menyampaikan pesan tertentu.
2. Menghadirkan usulan desain interior yang dapat D. Dasar Teori Terpilih
mengkomunikasikan semangat dari konsep ramah Permasalahan pada poli rehabilitasi adalah bagaimana
lingkungan maksimalisasi komunikasi dan pelayanan. memaksimalkan luasan ruang bangunan yang ada untuk
Usulan desain interior poli rehabilitasi medik ini diharapkan memberi kenyamanan maksimal bagi pengguna ruang serta
memberi manfaat yang luas, antara lain: penonjolan identitas poli rehabilitasi tersebut. Solusi dari
1. Memberikan usulan desain interior poli rehabilitasi medik permasalahan tersebut adalah dengan perencanaan desain
dengan kenyamanan ruang optimal dengan penggunaan interior yang memperhatikan fungsi dan estetika seperti yang
energi yang minimal untuk mendukung pelayanan medis diungkapkan Francis D. K. Ching [3].
2. Memberikan usulan desain interior poli rehabilitasi medik Bioclimatic design diterapkan sebagai konsep untuk aspek
dengan menampilkan image ramah lingkungan. fungsi seperti yang diungkap Viktor Papanek sebagai solusi
atas trend desain masa kini. Penerapan konsep bioclimatic
design dengan strategi meliputi insulasi termal dinding dan
II. DASAR TEORI DESAIN jendela, maksimalisasi sun shading, penggunaan night
A. Teori Desain Interior ventilation dan hybrid solar lighting. Strategi tersebut dipilih
Francis D. K. Ching mengungkapkan bidang ilmu desain atas pertimbangan kesesuaian fungsinya pada penerapan iklim
interior terletak diantara teknik dan seni, karena tanpa adanya tropis lembab tempat obyek desain berada seperti yang
teknik, maka desain tidaklah aman, sebaliknya tanpa disampaikan oleh Szkolay [15]. Sementara untuk aspek
mempertimbangkan aspek estetika dan seni, maka desain tidak estetika dipilih langgam post modern sebagai langgam terpilih.
akan menarik [3]. Suatu desain yang tidak mempertimbangkan Seperti yang diungkap Charles Jencks bahwa salah satu
aspek teknik, berarti mengabaikan aspek konstruksi, akibatnya prinsip post modern adalah suatu desain dapat diciptakan
desain yang dihasilkan tidak akan aman dipergunakan dan khusus untuk suatu obyek saja dan berbeda dengan yang lain.
pasti akan mengakibatkan kecelakaan bagi penggunanya. Semangat ini berlawanan dengan semangat modern yang
Sebaliknya apabila suatu desain hanya mempertimbangkan menyeragamkan bentukan desain atau disebut international
aspek teknik saja tanpa mempertimbangkan aspek estetika, style.
maka desain tersebut tidak akan laku dijual karena tidak ada Gaya yang didesain khusus dan hanya digunakan pada
yang tertarik untuk menggunakannya. desain interior poli rehabilitasi medik dimaksudkan agar
desain tersebut dapat mengkomunikasikan bentuk image
B. Teori Bioclimatic Design tertentu, dalam konsteks ini image yang akan disampaikan
Donald Watson mengungkapkan bahwa bioclimatic design adalah semangat ramah lingkungan.Selain hal tersebut
adalah sebuah konsep desain bangunan “green” yang sangat pertimbangan lain adalah post modern memiliki aliran
memperhatikan faktor lingkungan [16]. Mendesain dengan metaphor and metaphysical yang mengambil bentukan alam
memperhatikan keadaan iklim sekitar bangunan dengan sebagai inspirasi estetika yang berkesan lingkungan.
pertimbangan aspek ekologis untuk memenuhi kebutuhan Seperti yang diungkapkan Sadjiman Ebdi mengenai kesan
konservasi energi adalah kunci utama bioclimatic design. bentukan garis [12], maka bentukan elemen interior pada
Karakteristik bioclimatic design adalah envelope-dominated desain ini mengambil bentukan alam yang berkarakter garis
yang fokus pada penggunaan selubung bangunan sebagai lengkung S untuk memberi kesan dinamis sehingga dapat
strategi penghematan energi untuk mencapai kenyamanan di mewakilkan semangat ramah lingkungan yang siap terus
interior bangunan. Konsep seperti ini lazim dan dianjurkan berkembang dalam pemeliharaan lingkungan. Selain itu,
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 3

pengambilan garis lengkung S dari alam juga diharapkan D. Sistematika Desain


dapat memberi nuansa alam sebagai wujud visual dari konsep
ramah lingkungan dari aspek fungsi.

III. METODE DESAIN


A. Metode Pengumpulan Data
Dalam tahap pengumpulan data dapat terbagi menjadi dua
bagian, yaitu :
Data Primer
Data Primer merupakan dat yang didapat secara langsung di
lapangan ( pihak yang bersangkutan ) dengan melakukan
pengamatan dan pendokumentasian. Data ini dibutuhkan agar
penulis bisa mengerti permasalahan, isu dan kondisi
lingkungan yang terjadi pada hal-hal yang sedang kita teliti.
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan dari pihak yang
tidak berkaitan langsung dan didapatkan dengan jalan
menghimpun data yang ada dan menjadi sumber perolehan
data yang akan dianalisis. Dalam tahap pengumpulan data
dilakukan melalui beberapa metode pengambilan data, yaitu :
Observasi Lapangan (langsung)
Observasi yang dilakukan dibagi menjadi 2 objek studi, Gambar. 1. Bagan Sistematika Alur Desain
yaitu observasi pada objek studi. Kedua pengamatan secara
langsung pada obyek pembanding yang akan dijadikan studi
IV. HASIL DAN DISKUSI
tentang standar perancangan Poli Rehabilitasi Medik
Wawancara A. Konsep Makro
Wawancara yang dilakukan akan ditujukan pada Sebagai sumber pembentukan konsep makro desain interior
manajemen poli rehabilitasi medik, dokter jaga poli poli rehabilitasi medik adalah penerapan dwilogi arsitektur
rehabilitasi medik, fisioterapis poli rehabilitasi medik oleh Romo Mangunwijaya bahwa arsitektur bukan hanya
Studi Literatur sekedar rancang bangun saja melainkan sebagai bentuk
B. Metode Analisa Data “berbudaya” bagi manusia. Dua pertimbangan penting dalam
dwilogi arsitektur tersebut adalah aspek citra dan fungsi.
Metode yang digunakan adalah metode analitis, dimana
Bioclimatic design diterapkan sebagai konsep untuk aspek
setiap hal dalam perancangan akan dianalisa kembali. Adapun
fungsi seperti yang diungkap Viktor Papanek sebagai solusi
teknik analisa yang digunakan oleh penulis antara lain:
atas trend desain masa kini. Penerapan konsep bioclimatic
Metode analisa induktif, adalah metode yang digunakan untuk
design dengan strategi meliputi insulasi termal dinding dan
mencari standarisasi yang diperlukan dalam perancangan
jendela, maksimalisasi sun shading, penggunaan night
untuk dianalisa dan didapatkan standar tetap sesuai dengan
ventilation dan hybrid solar lighting (HSL). Strategi tersebut
tema perancangan yang kemudian dipakai dalam aplikasi
dipilih atas pertimbangan kesesuaian fungsinya pada
perancangan desain. Metode analisa kajian semiotika,metode
penerapan iklim tropis lembab tempat obyek desain berada
yang digunkan untuk mencari kaitan antara “tanda” yang ada
seperti yang disampaikan oleh Szkolay [15]. Sementara untuk
pada unsur fisik-fisik bangunan dengan “makna” yang
aspek estetika dipilih langgam post modern sebagai langgam
terkandung didalamnya. Metode analisa deskriptif , metode
terpilih. Seperti yang diungkap Charles Jencks bahwa salah
yang memaparkan dan menguraikan segala bentuk data yang
satu prinsip post modern adalah suatu desain dapat diciptakan
diperoleh untuk dianalisa. Metode analisa komparasi, metode
khusus untuk suatu obyek saja dan berbeda dengan yang lain.
yang membandingkan data dengan teori atau menganalisa
antara data dengan data yang lainnya, yang kemudian diambil B. Konsep Mikro
data yang sesuai dengan perancangan. Konsep Bentuk
C. Metode Desain
Metode desain dilakukan dengan perancangan desain secara
sistematis. Dengan cara menentukan sasaran, variable, dan
kriteria desain; memperhatikan analisa data menyeluruh; dan
mensintesiskan konsep secara sistematis serta mengevaluasi
secara logis sesuai target desain yang telah ditentukan.

Gambar. 2. Bagan Konsep Bentuk


JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 4

Dari pertimbangan 2 aspek konsep makro maka ditetapkan penyeimbang konsep warna sebelumnya. Warna yang dipilih
konsep bentukan menggunakan konsep bentukan desain adalah warna tumbuhan dan warna air
organik. Bentukan ini memiliki ciri-ciri antara lain memiliki Konsep Material
bentukan yang dinamis dan terinspirasi dari bentukan benda
benda di alam dan memiliki estetika pola perulangan dengan
irama dan bentukan asimetris. Contoh penerapan konsep ini
dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar. 3 Metafora pada Bentukan Plafon Gambar. 8 Bagan Konsep Material


Konsep Warna
Banyak aspek yang harus ditinjau pada konsep material,
namun fokus konsep material yang dikembangkan adalah yang
menyelesaikan masalah aspek fungsi yaitu material
membantu efisiensi pemantulan cahaya alami dan material
Material Reflektif
Material reflektif yang membantu pemantulan cahaya
diharapkan dapat membantu distribusi cahaya alami.
Distribusi cahaya alami yang merata akan mengurangi kerja
cahaya buatan sehingga penghematan energi.
Material Insulasi
Gambar. 4 Bagan Konsep Warna
Material insulator yang membantu menangkal gelombang
Konsep warna yang diterapkan adalah konsep warna yang panas dari lingkungan luar diharapkan dapat membantu
menjawab permasalahan dari konsep makro yaitu fungsi teknis mengatasi efek bahan pada interior. Panas yang tertahan pada
dan fungsi identitas. Penjabaran penerapannya yaitu: bahan akan mencegah pemanasan udara di dalam ruang,
Warna Pemantul Cahaya sehingga dapat menghemat energi untuk kerja penghawaan
buatan.

V. PENGEMBANGAN DESAIN
Gambar. 5 Warna Pemantul Cahaya
Poli Rehabilitasi Medik adalah instalasi rehabilitasi medik
Warna yang digunakan adalah warna-warna terang dengan yang termasuk pada pelayanan rawat jalan pada suatu rumah
kemampuan memantulkan cahaya tinggi sehingga membantu sakit. Secara garis besar jenis dan alur pelayanan pada interior
efiensi penyebaran cahaya alami bagi interior. ruang pada instalasi tersebut adalah sebagai berikut:
Warna Penyerap Panas

Gambar. 6 Warna Penyerap Panas

Warna yang digunakan adalah warna-warna gelap yang


seusai temadengan kemampuan menyerap panas sehingga
membantu efiensi penyerapan energi panas bagi interior.
Warna Tema

Gambar. 4. Contoh Penerapan Konsep Bentukan untuk Plafon


Gambar. 7 Warna Tema
Gambar. 9 Sirkulasi Pelayanan Obyek Desain
Warna yang mewakili warna tema bioclimatic design
interior dari yaitu warna-warna alami. Dari warna-warna Berdasarkan analisa alur sirkulasi pengguna pada poli
alami yang tersedia diambil warna-warna yang dingin sebagai
rehabilitasi medik, maka dapat disimpulkan bahwa Area
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 5

lobby, fisioterapi, Gymnasium dan Ruang Periksa memiliki ceiling. Cahaya HSL yang bersifat dinamis sesuai
fungsi yang penting dan besar bagi pengguna melakukan ketersediaan cahaya matahari membuat irama cahaya berubah-
aktifitas di instalasi ini sehingga ruangan tersebut menjadi ubah setiap saat. Untuk spot lighting di area panel estetika
obyek perancangan. digunakan spot light LED hemat energi. Sementara pada saat
Desain Ruang Terpilih Lobby cuaca mendung dan ketersediaan cahaya matahari sedikit
Lobby merupakan area pertama yang akan dimasuki seluruh pencahayaan menggunakan lampu LED. Untuk
pengguna poli rehabilitasi. Area ini merupakan area penghawaan pada saat siang hari dan ruangan digunakan
penghubung ke area-area inti yaitu berhubungan dengan area- dikondisikan dengan low energy AC.Dengan dukungan
area pelayanan terapi lain seperti fisioterapi, terapi wicara, insulasi termal di dinding yang menghadap luar diharapkan
ruang periksa dan gymnasium yang berhubungan langsung. penghematan energi semakin ditingkatkan. Pada saat ruangan
tidak digunakan jendela ventilasi yang berada di bawah tiap
bukaan yang menghadap sisi luar dioperasikan ke dalam posisi
terbuka.
Desain Ruang Terpilih Fisioterapi
Ruangan ini dipergunakan untuk area pelayanan fisioterapi
dengan aktifitas utama terapi dengan menggunakan peralatan
aktif atau elektro-terapi. Secara garis besar seluruh ruangan ini
dipergunakan untuk aktifitas terapi. Terdapat 2 bagian area
utama. Yaitu bagian administrasi dan terapi.

Gambar. 10 Perspektif Area Lobby


Pada gambar 13 terlihat perspektif dari area front office. Di
area ini diterapkan elemen estetis berupa panel steel cutting
berpola barisan pohon. Meja front office menyatu dengan
bagian administrasi dengan bentukan lengkung senada dengan
pola lantai dan ceiling. Bagian lantai menggunakan perpaduan
warna lantai keramik dengan tema aliran dan buih air. Selain
berfungsi estetika juga berfungsi sebagai waypatch bagi
pengguna ruang untuk kemudahan akses ke bagian-bagian
ruang lainnya. Gambar. 13 Perspektif Area Fisioterapi

Pada bagian ceiling menggunakan metafora yang sama


dengan penerapan di ruang lobby. Dengan juluran melintang
ruangan. Warna dari ceiling tidak sepenuhnya mengadopsi
warna langit dan awan. Pemberian warna menggunakan warna
Gambar. 11 Penerapan Metafora Aliran Air pada Pola Lantai
hijau sebagai pembentuk nuansa. Nuansa hijau dipilih sebagai
Bagian ceiling menggunakan metafora yang wujud tema bioclimatic design. Begitu juga dengan bagian
menganalogikan aliran awan dan udara pada awan tipe cirrus. lantai digunakan pola desain sama.
Dengan juluran melintang ruangan. Warna dari ceiling tidak Pada area terapi, jarak antar bed digunakan dan dibatasi
sepenuhnya mengadopsi warna langit dan awan. Pemberian oleh kelambu untuk pertimbangan kepraktisan serta
warna menggunakan warna hijau sebagai pembentuk nuansa. fleksibilitas untuk staf medis melakukan terapi dengan
Nuansa hijau dipilih sebagai wujud tema bioclimatic design . penggunaan alat eletronik.

Gambar. 12 Penerapan Metafora Pola Awan Cyrus pada Ceiling


Gambar. 14 Metafora pada Furnitur

Untuk pencahayaan saat cucaca cerah pada ruang ini Pada area administrasi furnitur didesain untuk sedikit
menggunakan cahaya alami dari jendela yang menghadap luar mungkin memberi resistensi pada aliran udara. Furnitur
ke arah parkir dan dari void tangga untuk general lighting. didesain memiliki lubang-lubang angin seperti pada meja
Untuk Ambient Lighting digunakan HSL yang juga utama administrasi. Selain memiliki lubang angin struktur
memanfaatkan cahaya matahari dan dipasang di sela-sela sulur furnitur dibuat ringan. Untuk bentukan digunakan metafora
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 6

repetisi pola sawah terasering. luar diharapkan penghematan energi semakin ditingkatkan.
Desain Ruang Terpilih Gymnasium Pada saat ruangan tidak digunakan jendela ventilasi yang
Ruang periksa dan Gymnasium ini sebenarnya adalah satu berada di bawah tiap bukaan yang menghadap sisi luar
kesatuan ruang hanya dipisahkan partisi karena kedua area ini dioperasikan ke dalam posisi terbuka.
memiliki tipe aktifitas yang berbeda. Pada ruang periksa
digunakan untuk kegiatan diagnosa fisioterapi sementara pada
VI. KESIMPULAN
gymnasium digunakan untuk aktivitas excersise untuk terapi
fisik. Untuk Ruang Periksa bagian lantai digunakan pola Usulan perancangan desain interior poli rehabilitasi medik
desain sama dengan ruang-ruang sebelumnya. Namun pada dengan konsep bioclimatic design dapat memberi kenyamanan
gymnasium untuk area excercise menggunakan parket berpola optimal bagi pengguna ruangan dengan konsumsi energi yang
kayu red oak dengan warna cerah kemerahan. Untuk rendah sesuai dengan uraian. Langgam Postmodern digunakan
gymnasium bagian ceiling menggunakan metafora yang sama sebagai style dengan pengambilan bentukan lengkung S yang
dengan penerapan di ruang-ruang lainnya. diadaptasi dari bentukan alam dalam mendesain untuk
memunculkan semangat ramah lingkungan sekaligus semangat
ramah lingkungan pendukung konsep bioclimatic design
secara visual.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT atas
Gambar. 15 Metafora akar Tumbuhan pada Ceiling
kesempatan dan kekuatan, orang tua tercinta untuk dukungan
moril dan materiil, pihak Desain Produk ITS yang telah
memfasilitasi dan memberikan seluruh kebutuhan studi
Sedangkan pada ruang periksa ceiling sedikit berbeda.
mengenai desain serta banyak pihak yang tidak bisa
Karena letak ruang yang berada pada kedalaman bangunan
disebutkan satu persatu yang membantu dalam penulisan
yang cukup besar yang tak dapat dijangkau pencahayaan
artikel ini.
mempengaruhi bentuk ceiling. Bentuk ceiling masih sama
bersulur namun pola suluran tidak lagi repetisi pola awan
cirrus namun pola akar-akar tetumbuhan. Pada pola itu DAFTAR PUSTAKA
diletakkan diffuser HSL untuk pencahayaan alami. [1] Anggoro. Sury. 2009. Hybrid Solar Lighting sebagai Alternatif
Teknologi Penerangan Alami Bangunan untuk Efisiensi Energi dan
Pemanfaatan Energi Terbarukan. Jurnal Teknik Lingkungan BPPT vol
10
[2] D.K. Ching, Francis, 2002, Architectue, Space and Order, New York.
New York : Maxmillan Publishing Company
[3] D.K. Ching. Francis. 1996. Ilustrasi Desain Interior. Jakarta : Penerbit
Erlangga
[4] Hatmoko. Adi Utomo. 2010. Arsitektur Rumah Sakit. Yogyakarta :
Global Rancang Selaras
[5] Heerwagen. Dean. 2004. Passive and Active Environment Control, New
York : McGrawHill
[6] Hyde. Richard. 2008. Bioclimatic Housing. London : Earthscan
Publisher
[7] Standar Pelayanan. Standar Pelayanan Rehabilitasi Medik. SMF
Gambar. 16 Perspektif Ruang Periksa Rehabilitasi Medik RSUD.Dr.Soetomo Surabaya,2008
[8] Kusumowidagdo. Astrid. 2005. Etika Lingkungan pada Karya Desain
Interior. Dimensi Interior vol. 3 no. 2.
[9] Lechner. Norbert. 2001. Heating, Cooling, Lighting:Design Methods for
Architects. New York : Wiley
[10] Pearson. David. 2001. The Breaking Wave: New Organic Architecture.
Stroud: Gaia
[11] Standar Operating Procedures.Pedoman Pelayanan Rehabilitasi Medik
pada Sarana Kesehatan, KEMENKES RI, Jakarta, 2005
[12] Sanyoto. Sadjiman Ebdi. 2005. Dasar Seni Rupa dan Desain.
Yogyakarta : Jalasutra
[13] Samira.2010.Pusat Rehabilitasi Medik Surabaya.Surabaya
[14] Sergio at al. 2010. Building Energy Efficiency. Budhapest: IUSES
[15] Szokolay. Steven. 2004. Introduction to Architectural Science:The Basic
of Sustainable Design. Massachusetts: Architectural Press.
[16] Watson. Donald et al. 1997. Timer Saver Standard : Architectural Data
Gambar. 17 Perspektif Ruang Gymnasium 7th edition. New York : McGrawHill

Untuk penghawaan saat siang hari dan ruangan digunakan


kedua ruangan ini dikondisikan dengan low energy AC.
Dengan dukungan insulasi termal di dinding yang menghadap

Anda mungkin juga menyukai