Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FESES”
MATA KULIAH ILMU DASAR KEPERAWATAN II
Dosen pengampu : Sri Hindryastuti, S.kep., Ns., M.N
Di Susun Oleh :
ERNI ROSIYANTI (2018012046)
PSIK II A
a) Pengertian
Suatu tindakan mengambil sejumlah urine sebagai sampel untuk pemeriksaan
laboratorium. Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan
oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang
disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostatis cairan tubuh. Urin disaring di
dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar
tubuh melalui uretra.
b) Tujuan
1. Melakukan pemeriksaan kesehatan klien secara umum dan memeriksa apakah
urin klien normal atau tidak. Urin normal adalah urin yang tidak terdapat bakteri,
keton, darah, protein atau zat obat adiktif.
2. Mendiagnosa penyakit metabolik atau sistemik yang mempengaruhi fungsi
ginjal.
3. Mendiagnosa kelainan endokrin. Untuk tes ini dilakukan pemeriksaan urin 24
jam.
4. Mendiagnosa kelainan atau penyakit ginjal atau saluran kemih.
Melakukan monitoring klien dengan Diabetes.
5. Melakukan tes kehamilan.
c) Indikasi
Efektif dilakukan jika:
1. Memastikan apakah urin klien terdapat bakteri, keton, darah, protein atau zat obat
adiktif.
2. Adanya dugaan penyakit tertentu misalnya penyakit yang berkaitan dengan
system perkemihan, endokrin.
3. Adanya penyakit-penyakit metabolic atau sistemik yang mempengaruhi fungsi
ginjal.
4. Ingin memastikan apakah klien dalam keadaan hamil atau tidak.
d) Kontraindikasi
1. Kandung kencing yang kecil atau yang tidak teraba
2. Sikatriks karena operasi lower abdomen sebelumnya
3. Tumor kandung kencing yang belum diketahui
e) Jenis Pengambilan Sampel Urine
a. Urine sewaktu/urine acak (random)
Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan setiap saat dan tidak ditentukan secara
khusus. Mungkin sampel encer, isotonik, atau hipertonik dan mungkin mengandung sel
darah putih, bakteri, dan epitel skuamosa sebagai kontaminan. Jenis sampel ini cukup
baik untuk pemeriksaan rutin tanpa pendapat khusus.
b. Urine pagi
Pengumpulan sampel pada pagi hari setelah bangun tidur, dilakukan sebelum makan atau
menelan cairan apapun. Urine satu malam mencerminkan periode tanpa asupan cairan
yang lama, sehingga unsur-unsur yang terbentuk mengalami pemekatan. Urine pagi baik
untuk pemeriksaan sedimen dan pemeriksaan rutin serta tes kehamilan berdasarkan adanya
HCG (human chorionic gonadothropin) dalam urine.
c. rine tampung 24 jam
Urine tampung 24 jam adalah urine yang dikeluarkan selama 24 jam terus-menerus dan
dikumpulkan dalam satu wadah. Urine jenis ini biasanya digunakan untuk analisa
kuantitatif suatu zat dalam urine, misalnya ureum, kreatinin, natrium, dsb. Urine
dikumpulkan dalam satu botol besar bervolume 1.5 liter dan biasanya dibubuhi bahan
pengawet, misalnya toluene.
d. Kateter indwelling
Urin steril dapat diperoleh dengan mengambil urin melalui area kateter yang khusus
disiapkan untuk pengambilan urin dengan jarum suntik.Klem kateter selama kurang lebih
30 menit jika tidak diperoleh urin waktu pengambilan. Untuk kultur urin diperlukan 3 mL,
dan 30 mL untuk urinalisa rutin. Untuk kultur urin, hati-hati dalam pengambilan agar tidak
terkontaminasi.
f) Prosedur Pengambilan Urin
Pengambilan spesimen urin sewaktu (random urine)
Alat dan Bahan
1. 1 Pasang sarung tangan bersih
2. 1 buah handuk kecil atau tisu
3. 1 buah pakainan mandi
4. 1 buah sabun
5. 1 buah kertas label
6. 1 berkas form permintaan pemeriksaan labolatorium
7. 1 buah wadah specimen dan tutupnya
8. 1 buah plastic specimen
Prosedur pelaksaan
Prosedur pelaksanaan:
Prosedur pelaksanaan
1. Volume urine
Banyaknya urine yang dikeluarkan oleh ginjal dalam 24 jam. Dihitung dalam gelas ukur.
Volume urine normal : 1200-1500 ml/24 jam. Volume urine masingmasing orang
bervariasi tergantung pada luas permukaan tubuh, pemakaian cairan, dan kelembapan udara
/ penguapan.
2. Bau
Bau urine yang normal, tidak keras. Bau urine yang normal disebabkan dari sebagian oleh
asam-asam organik yang mudah menguap.
3. Buih
Buih pada urine normal berwarna putih. Jika urine mudah berbuih, menunjukkan bahwa
urine tersebut mengandung protein. Sedangkan jika urine memiliki buih yang berwarna
kuning, hal tersebut disebabkan oleh adanya pigmen empedu(bilirubin) dalam urine.
4. Warna urine
Warna urine ditentukan oleh besarnya dieresis. Makin besar dieresis, makin muda warna
urine itu. Biasanya warna urine normal berkisar antara kuning muda dan kuning tua.
Warna itu disebabkan oleh beberapa macam zat warna, terutama urochrom dan urobilin.
Jika didapat warna abnormal disebabkan oleh zat warna yang dalam keadaan normal pun
ada, tetapi sekarang ada dalam jumlah besar.
Kemungkinan adanya zat warna abnormal, berupa hasil metabolism abnormal, tetapi
mungkin juga berasal dari suatu jenis makanan atau obat-obatan. Beberapa keadaan warna
urine mungkin baru berubah setelah dibiarkan.
5. Kejernihan
Cara menguji kejernihan sama seperti menguji warna yaitu jernih, agak keruh, keruh atau
sangat keruh. Tidak semua macam kekeruhan bersifat abnormal. Urine normal pun akan
menjadi keruh jika dibiarkan atau didinginkan. Kekeruhan ringan disebut nubecula dan
terjadi dari lender, sel-sel epitel, dan leukosit yang lambat laun mengendap.
d) Kontraindikasi
Tidak ada
e) Waktu
Pengambilan dilakukan setiap saat, terutama pada gejala awal, sebaiknya sebelum pemberian
antibiotik. Feses yang diambil dalam keadaan segar.
f) Jenis Pemeriksaan Feses
Pemeriksaan dengan bahan feses ini terdiri dari 2, yaitu :
1. Pemeriksaan feses lengkap merupakan pemeriksaan feses yang terdiri atas pemeriksaan
warna, bau, konsistensi, lendir, darah, dan lain-lain.
2. Pemeriksaan feses kultur merupakan pemeriksaan feses melalui biakan dengan cara
toucher (prosedur pengambilan feses dengan tangan).
Jika akan memeriksa tinja, pilihlah selalu sebagian dari tinja itu yang memberi kemungkinan
sebesar-besarnya untuk menemui kelainan umpamanya bagian yang tercampur darah atau
lendir dan sebagainya. Oleh Karen unsur-unsur patologik biasanya tidak terdapat merata, maka
hasil pemeriksaan mikroskopis tidak dapat dinilai derajat kepositifannya dengan tepat, cukup
diberi tanda – (negative), +, ++ atau +++ saja.
Cara kerja :
a) Penderita diharuskan buang air kecil terlebih dahulu karena tinja tidak boleh boleh
tercemar urine
b) intruksikan pada penderita untuk buang air besar langsung kedalam pot tinja ( kira kira
5gram )
c) tutup pot dengan rapat
d) Berikan label berisi tanggal pemeriksaan,nama pasien dan jenis spesimen
Analisa specimen feses dapat memberikan informasi meliputi proses tentang kondisi
kesehatan. Beberapa tujuan pemeriksaan feses meliputi :
a. Untuk menentukam adanya darah samar (tersembunyi) perdarahan dapat terjadi akibat
adanya ulkus,penyakit inflamasi atau tumor. Pemeriksaan samar sering disebut sebagai tes
uji guaiase, dapat dilakukan dengan cepat oleh perawat di klinik atau klien di rumah.
Kertas guaiase yang di gunakan untuk pemeriksaan sensitive terhadap adanya darah dalam
feses. Makanan tertentu,obat dan vitamin c dapat menjadikan pemeriksaan tidak akurat.
Hasil positif palsu dapat terjadi bila klien baru memakan daging merah,sayuran atau buah-
buahan mentah atau obat-obatan tertentu yang mengiritasi mukosa lambung dan
mengakibatkan perdarahan, seperti aspirin atau abat anti inflamasi nonsteroid
(Nonsteroidal antI-inflamatory drugs/NSAID) yang lain,steroid,sediaan besi dan anti
koagulan. Hasil negatif palsu terjadi bila klien mengonsumsi lebih dari 50 mg vitamin
c/hari dari semua sumber baik dari diet dan suplemen 3 hari sebelum pengukuran –
sekalipun njika ada perdarahan.
b. Untuk menganalisis produk diet dan sekresi digestif. Sebagai contoh, jumlah lemak yang
berlebihan pada feses (steatore) dapat mengindikasi absorbsi lemak yang terjadi pada usus
halus. Penurunan jumlah empedu dapat mengiritasi obstruksi aliran empedu dari hati dan
kandung kemih ke dalam usus. Untuk pemeriksaan jenis ini, perawat perlu mengumpulkan
dan mengirim seluruh feses pada satu kali defekasi bukan sempel yang sedikit.
c. Untuk mendeteksi adanya telur dan parasit. ketika mengumpulkan spesimen untuk
pemeriksaan parasit sample yang harus di bawa ke laboratorium masih baru. Biasanya,
ada tiga spesimen feses yang di evaluasi untuk memastikan dan mengidentifikasi adanya
organisme sehingga dapet disusun pengobatan yang sesuai.
d. Untuk mendeteksi adanya bakteri atau virus. Pemeriksaan ini hanya membutuhkan sedikit
feses karena spesimen tersebut akan di kultur. Wadah atau penampung harus steril dan
teknik aseptik digunakan saat mengumpulkan spesimen. Feses perlu dikirim segera ke
laboratorium. Perawat perlu membuat catatan pada slip permintaan laboratorium bila klien
mendapatkan antibiotik.
k) Hal – hal yang perlu diperhatikan
Penyimpanan
Pengiriman
https://www.google.com/search?q=SOP+urine+dan+feses&oq=SOP+urine+dan+feses&aqs=chrome..
69i57l2j69i60l2.9955j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8