Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BEBEK
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
II. Rumusan Masalah
III. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
I. Klasifikasi Bebek
II. Jenis-jenis Bebek
III. Teknik Budidaya Bebek
IV. Hama, Penyakit dan Penanggulangannya
V. Laba Rugi
III. Tujuan
1. Mengetahui berbagai macam jenis Bebek.
2. Mengetahui dan memahami cara budidaya Bebek.
3. Mengetahui cara mencegah dan mengobati penyakit pada Bebek.
Bab II
Pembahasan
A. Klasifikasi Bebek
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Anseriformes
Famili : Anatidae
Genus : Cairina
Species : Cairina domesticus (Bebek Ternak), Cairina mpschata (Bebek Liar)
B. Jenis-Jenis Bebek
Ciri-ciri itik/bebek petelur jenis Indian Runneri:
1. Warna bulu kebanyakan merah tua (coklat). Ada pula yang bertotol-totol
coklat (rebruin) yang disebut warna “branjangan”. Warna yang lainnya ialah
putih bersih, putih kekuning-kuningan, abu-abu hitam, dan campuran.
2. Badan langsing, jika dilihat dari depan mulai dari kepala, leher,
badan/punggung, berbentuk seperti botol.
3. Kepala kecil mungil, matanya bersinar terang, terletak di bagian atas dari
kepala.
4. Leher langsing, bulat tegak, disebut leher menjalin.
5. Sayap rapat pada badan dan ujungnya tersusun rapih di atas pangkal ekor.
6. Warna kulit telur dari itik ini ialah hijau kebiru-biruan.
7. Kapasitas produksi: 50-300 butir/tahun (Eropa). 140-250 butir/tahun
(Indonesia). Berat telur antara 65-70 gram/butir.
Sifat-sifat ITIK PETELUR JENIS Indian Runner: Disebut
Indische Loopend sebab pada waktu berjalan hampir berdiri tegak, tidak datar
(horizontal). Dapat berjalan jauh, digiring oleh pengangon-pengangon,
digembalakan dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Tidak mengeram dan
mulai bertelur pada umur kurang lebih 6 bulan, asalkan diberi makanan yang
baik dan cukup.
Ciri-ciri itik/bebek petelur jenis Tegal
1. Warna bulu kecoklatan hampir seluruh tubuh bercorak totol-totol kecoklatan
terlihat jelas pada bagian dada, punggung dan pada sayap luar, warna mata
merah.
2. Pada paruh kaki dominan warna hitam.
3. Bentuk paruh panjang serta lebar pada ujungnya.
4. Bentuk kepala kecil.
5. Leher langsing, panjang, bentuk bulat.
6. Sayap menempel pada badan dan ujung bulu-bulu saling menutupi di atas
ekor.
7. Posisi badan hampir tegak lurus, langsing seperti botol, dengan langkah tegap.
Bebek tegal adalah itik petelur yang mempunyai produktifitas telur banyak.
Berasal dari daerah tegal jawa tengah. Jenis bebek ini dapat dijadikan salah satu
pilihan untuk usaha itik petelur. Produksi telur pertahun rata-rata mencapai 200 –
250 telur dengan berat antara 70 – 75 gram tiap telur.
Ciri-ciri itik/bebek petelur jenis Mojosari
1. Warna bulu kemerahan variasi coklat kehitaman, Warna paruh dan kaki hitam.
2. Pada itik jantan terdapat 1-2 bulu ekor melengkung ke atas.
3. Berat badan itik dewasa rata-rata 1,7 kg.
Itik Mojosari adalah itik petelur yang sering di budidaya oleh para petani
karena produksi telurnya banyak. Budidaya itik ini menguntungkan karena mudah
dalam pemasaran dengan telurnya besar dengan rasa telur enak. Berasal dari
Mojosari, Jawa Timur. Produksi telur pertahun rata-rata 230-250 butir.
Ciri-ciri itik/bebek petelur jenis Bali atau Itik Pinguin ( Anas Sp )
Itik Bali disebut juga itik penguin karena bentuk tubuhnya yang hampir tegak
berdiri seperti penguin. Memiliki ciri khas jambul pada bagian kepalanya yang kecil,
itik ini dapat pula dimanfaatkan sebagai unggas hias selain sebagai itik petelur.
2. Pembibitan
Ternak itik yang dipelihara harus benar-benar merupakan ternak unggul yang telah
diuji keunggulannya dalam memproduksi hasil ternak yang diharapkan.
I. Pemilihan bibit dan calon induk
Pemilihan bibit ada 3 ( tiga) cara untuk memperoleh bibit itik yang baik
adalah sebagai berikut :
- membeli telur tetas dari induk itik yang dijamin keunggulannya
- memelihara induk itik yaitu pejantan + betina itik unggul untuk mendapatkan
telur tetas kemudian meletakannya pada mentok, ayam atau mesin tetas
- membeli DOD (Day Old Duck) dari pembibitan yang sudah dikenal mutunya
maupun yang telah mendapat rekomendasi dari dinas peternakan setempat.Ciri
DOD yang baik adalah tidak cacat (tidak sakit) dengan warna bulu kuning
mengkilap.
II. Perawatan bibit dan calon induk
- Perawatan Bibit. -> Bibit (DOD) yang baru saja tiba dari pembibitan,
hendaknya ditangani secara teknis agar tidak salah rawat. Adapun
penanganannya sebagai berikut: bibit diterima dan ditempatkan pada kandang
brooder (indukan) yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dan hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam brooder adalah temperatur brooder diusahakan yang
anak itik tersebar secara merata, kapasitas kandang brooder (box) untuk 1 m²
mampu menampung 50 ekor DOD, tempat pakan dan tempat minum sesuai
dengan ketentuan yaitu jenis pakan itik fase stater dan minumannya perlu
ditambah vitamin/mineral.
- Perawatan calon Induk. -> Calon induk itik ada dua macam yaitu induk untuk
produksi telur konsumsi dan induk untuk produksi telur tetas. Perawatan
keduanya sama saja, perbedaannya hanya pada induk untuk produksi telur
tetas harus ada pejantan dengan perbandingan 1 jantan untuk 5 – 6 ekor betina.
- Reproduksi dan Perkawinan. -> Reproduksi atau perkembangbiakan
dimaksudkan untuk mendapatkan telur tetas yang fertil/terbuahi dengan baik
oleh itik jantan. Sedangkan sistem perkawinan dikenal ada dua macam yaitu
itik hand mating/pakan itik yang dibuat oleh manusia dan nature mating
(perkawinan itik secara alami).
3. Pemeliharaan
- Sanitasi dan Tindakan Preventif. -> Sanitasi kandang mutlak diperlukan dalam
pemeliharaan itik dan tindakan preventif (pencegahan penyakit) perlu
diperhatikan sejak dini untuk mewaspadai timbulnya penyakit.
- Pengontrol Penyakit. -> Dilakukan setiap saat dan secara hati-hati serta
menyeluruh. Cacat dan tangani secara serius bila ada tanda-tanda kurang sehat
pada itik.
- Pemberian Pakan. -> Pemberian pakan itik tersebut dalam tiga fase, yaitu fase
stater (umur 0– 8 minggu), fase grower (umur 8–18 minggu) dan fase layar
(umur 18–27 minggu). Pakan ketiga fase tersebut berupa pakan jadi dari
pabrik (secara praktisnya) dengan kode masing-masing fase. Cara memberi
pakan tersebut terbagi dalam empat kelompok yaitu:
1. umur 0-16 hari diberikan pada tempat pakan datar (tray feeder)
2. umur 16-21 hari diberikan dengan tray feeder dan sebaran dilantai
3. umur 21 hari samapai 18 minggu disebar dilantai.
4. umur 18 minggu–72 minggu, ada dua cara yaitu 7 hari pertama secara pakan
peralihan dengan memperhatikan permulaan produksi bertelur sampai produksi
mencapai 5%. Setelah itu pemberian pakan itik secara ad libitum (terus menerus).
Dalam hal pakan itik secara ad libitum, untuk menghemat pakan biaya baik tempat
ransum sendiri yang biasa diranum dari bahan-bahan seperti jagung, bekatul, tepung
ikan, tepung tulang, bungkil feed suplemen. Pemberian minuman itik, berdasarkan
pada umur itik juga yaitu :
umur 0-7 hari, untuk 3 hari pertama iar minum ditambah vitamin dan mineral,
tempatnya asam seperti untuk anak ayam.
umur 7-28 hari, tempat minum dipinggir kandang dan air minum diberikan secara
ad libitum (terus menerus).
umur 28 hari-afkir, tempat minum berupa empat persegi panjang dengan ukuran
2 m x 15 cm dan tingginya 10 cm untuk 200-300 ekor. Tiap hari dibersihkan.
4. PANEN
Hasil Utama
Hasil utama, usaha ternak itik petelur adalah telur itik.
Hasil Tambahan
Hasil tambah berupa induk afkir, itik jantan sebagai ternak daging dan
kotoran ternak sebagai pupuk tanam yang berharga.
5. PASCAPANEN
Kegiatan pascapanen yang bias dilakukan adalah pengawetan. Dengan pengawetan
maka nilai ekonomis telur itik akan lebih lama dibanding jika tidak dilakukan
pengawetan. Telur yang tidak diberikan perlakuan pengawetan hanya dapat tahan
selama 14 hari jika disimpan pada temperatur ruangan bahkan akan segera
membusuk.
Adapun perlakuan pengawetan terdiri dari 5 macam, yaitu:
Pengawetan dengan air hangat.
Pengawetan dengan air hangat merupakan pengawetan telur itik yang paling
sederhana. Dengan cara ini telur dapat bertahan selama 20 hari.
Pengawetan telur dengan daun jambu biji.
Perendaman telur dengan daun jambu biji dapat mempertahankan mutu telur
selama kurang lebih 1 bulan. Telur yang telah direndam akan berubah warna
menjadi kecoklatan seperti telur pindang.
Pengawetan telur dengan minyak kelapaPengawetan ini merupakan
pengawetan yang praktis. Dengan cara ini warna kulit telur dan rasanya tidak
berubah.
Pengawetan telur dengan natrium silikatBahan pengawetan natrium silikat
merupkan cairan kental, tidak berwarna,jernih, dan tidak berbau. Natirum
silikat dapat menutupi pori kulit telur sehingga telur awet dan tahan lama
hingga 1,5 bulan. Adapun caranya adalah dengan merendam telur dalam
larutan natrium silikat10% selama satu bulan.
Pengawetan telur dengan garam dapurGaram direndam dalam larutan garam
dapur (NaCl) dengan konsentrasi 25-40% selama 3 minggu.
Salmonellosis
Penyakit ini banyak menyerang Bebek di segala usia, dan bisa menyebabkan
angka kematian sampai 50%. Gejala yang ditimbukan keluarnya kotoran dari mata dan
hidung dengan disertai mencret. Pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga
kesehatan dan kebersihan. Sebaiknya dilakukan pembersihan kandang secara berkala agar
kandang bebas dari kuman salmonella.
Sinusitis
Penyakit ini menyerang Bebek dewasa sehingga menyebabkan kerugian ekonomi
yang tidak kecil. Penyakit ini disebabkan karena tata laksana pemeliharaan yang buruk,
kekurang mineral dalam makanan dan tidak tersedianya kolam air untuk bermain. Gejala
yang ditimbulkan adalah terjadi pembengkakan sinus, dari lubang hidung keluar cairan
jernih dan sekresi mata menjadi berbuih. Pencegahan yang bisa dilakukan dengan tata
laksana pemeliharaan yang baik. Pengobatan bagi bebek yang terserang penyakit ini bisa
dengan menyuntikkan antibiotika.
E. PERHITUNGAN LABA DAN RUGI
Biaya produksi usaha ternak bebek petelur :
Biaya awal produksi
Pos biaya penyediaan kandang = Rp 150.000
Pos pembelian bebek 50 ekor = Rp 3.500.000
Biaya operasional
Pos biaya pakan, vitamin dan vaksin 1 bulan = Rp 300.000
Pos biaya tenaga kerja 1 orang 2 bulan = Rp 650.000
biaya total bulanan = Rp 950.000
biaya total 10 bulan = Rp 9.500.000
Keuntungan 10 bulan
Total pendapatan = Rp 23.250.000
c) Daftar Pustaka
https://ilmupengetahuanpeternakan.blogspot.com/2016/12/budidaya-bebek-
petelur-lokal.html
http://budidayanews.blogspot.com/2011/01/budidaya-ternak-bebek-petelur.html
https://www.beternak.net/usaha-ternak-bebek-petelur/
http://caraternak-bebekpetelur.blogspot.com/2016/01/6-jenis-bebek-petelur-
ungulan-terbaiik.html
http://fredikurniawan.com/klasifikasi-dan-morfologi-bebek-itik/