Anda di halaman 1dari 13

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMPRES HANGAT DAN

TEPIDSPONGE TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH ANAK YANG


MENGALAMIDEMAM RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

Aryanti Wardiyah1, Setiawati2 , Dwi Setiawan3


1,2
Akademi Keperawatan Malahayati Bandarlampung
3
Mahasiswa Akademi Keperawatan Malahayati Bandarlampung

ABSTRAK
Demam dapat berdampak kejang dan penurunan kesadaran. Data rekam medik RSUD dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung tahun 2014 jumlah anak yang menderita demam dengan
bronkopneumonia 442 anak, typhoid 279 anak dan DHF 46 anak. Tujuan penelitian untuk
mengetahui perbandingan efektifitas pemberian kompres hangat dan tepid sponge terhadap
penurunan suhu tubuh anak yang mengalami demam diruang Alamanda. Jenis penelitian
kuantitatif, desain quasi eksperiment dengan rancangan penelitian pre test andpost test designs
with two comparison treatments. Populasi adalah anakyang mengalami demam dengan penyakit
bronkopnuemonia, typhoid, dan DHF yang berjumlah 185 anak. Sampel dibagi 2 kelompok
masing-masing 15 orang, yang diambil dengan teknik purposive sampling.Analisis menggunakan
univariat dan bivariat dengan uji T dependen dan uji T independen. Hasil uji statistik menunjukkan
ada perbedaan penurunan suhu tubuh antara kompres hangat dengan mean 0,5 °C dan tepid
sponge dengan mean 0,8°C (p value ˂ α, 0,003 ˂ 0,05). Saran untuk Rumah Sakit hasil penelitian ini
dapat dijadikan masukan untuk standar operasional prosedur dalam menurunkan suhu tubuh
anak yang mengalami demam secara non farmakologis.
Kata kunci : Kompres hangat, tepid sponge, demam

Abstract
Impact of fever for the child until stiff and lost consciousness. Medical record dr. H. Abdul Moeloek
Lampung Province in 2014 the number of children who has fever with bronchopneumonias were
442 , typhoids were 279, and DHF were 46 children. Purpose of this study was to compare the
effectiveness of warm compress and tepid sponge to decrease the body temperature of children
who have a fever in Alamanda room. This quantitative research, quasi experiment design with pre-
test research design and post test designs with two comparison treatments. The population were a
children who has a fever with bronchopneumonia disease, typhoid, and DHF amounts to 185
children. Samples were divided into two groups that consist of 15 people, taken by purposive
sampling technique. The analysis is using the analysis of univariate and bivariate with dependent T
test and independent T test. Results of statistical showed the difference of temperature decrease
between the body temperature warm compress with a mean of 0.5 ° C and tepid sponge with a
mean of 0.8 ° C (p value ˂ α, 0.003 ˂ 0.05). The Advice to Hospital related to the result of this study
can be used as input to the standard operating procedures in decreasing the fever of children who
have a fever in non-pharmacologic.
Key words :Warm compress, tepid sponge, fever

Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol: 4, No.1, Mei 2016; Korespondensi: Aryanti Wardiyah Akademi
Keperawatan Malahayati Bandarlampung. Jl. Pramuka no.27 Kemiling Bandarlampung. Email:
gipho85@yahoo.com. No. HP: 081328291685

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 4, No. 1 Mei 2016


44
PENDAHULUAN menyebutkan bahwa demam pada anak usia 1-

Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh 14 tahun mencapai 4.074 anak dengan

diatas normal sebagai akibat peningkatan pusat klasifikasi 1.837 anak pada usia 1-4 tahun,

pengatur suhu di hipotalamus (Sodikin, 1.192 anak pada usia 5-9 tahun dan 1.045 anak

2012).Sebagian besar demam pada anak pada usia 10-14 tahun. Penyakit terbanyak

merupakan akibat dari perubahan pada pusat dengan gejala awal demam di ruang Alamanda

panas (termoregulasi) di hipotalamus.Penyakit RSUD dr. H. Abdul Moeloek pada tahun 2014

– penyakit yang ditandai dengan adanya yaitu Bronkopneumonia, Demam Typhoid dan

demam dapat menyerang sistem tubuh.Selain DHF. Anak yang menderita demam dengan

itu demam mungkin berperan dalam penyakit Bronkopneumonia mencapai 442

meningkatkan perkembangan imunitas spesifik anak, Demam Typhoid mencapai 279 anak dan

dan nonspesifik dalam membantu pemulihan DHF mencapai 46 anak.

atau pertahanan terhadap infeksi (Sodikin,


Demam pada anak dibutuhkan perlakuan dan
2012).Badan Kesehatan Dunia (WHO)
penanganan tersendiri yang berbeda bila
memperkirakan jumlah kasus demam di
dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini
seluruh Dunia mencapai 16 – 33 juta dengan
dikarenakan, apabila tindakan dalam mengatasi
500 – 600 ribu kematian tiap tahunnya
demam tidak tepat dan lambat maka akan
(Setyowati, 2013). Data kunjungan ke fasilitas
mengakibatkan pertumbuhan dan
kesehatan pediatrik di Brazil terdapat sekitar
perkembangan anak terganggu. Demam dapat
19% sampai 30% anak diperiksa karena
membahayakan keselamatan anak jika tidak
menderita demam. Penelitian oleh Jalil, Jumah,
ditangani dengan cepat dan tepat akan
dan Al-Baghli (2007), di Kuwait menunjukkan
menimbulkan komplikasi lain seperti,
bahwa sebagian besar anak usia tiga bulan
hipertermi, kejang dan penurunan kesadaran
sampai 36 bulan mengalami serangan demam
(Maharani, 2011). Demam yang mencapai suhu
rata-rata enam kali pertahunnya (Setiawati,
41°C angka kematiannya mencapai 17%, dan
2009).
pada suhu 43°C akan koma dengan kematian

Di Indonesia penderita demam sebanyak 465 70%, dan pada suhu 45°C akan meninggal

(91.0%) dari 511 ibu yang memakai perabaan dalam beberapa jam (Said, 2014).

untuk menilai demam pada anak mereka


Penanganan terhadap demam dapat dilakukan
sedangkan sisanya 23,1 saja menggunakan
dengan tindakan farmakologis, tindakan non
thermometer (Setyowati, 2013). Data Dinas
farmakologis maupun kombinasi keduanya
Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2013

www.jik.ub.ac.id
45
.Tindakan farmakologis yaitu memberikan obat dilakukan pada pasien yang mengalami demam
antipiretik.Sedangkan tindakan non tinggi.Tujuan dilakukan tindakan tepid sponge
farmakologis yaitu tindakan tambahan dalam yaitu untuk menurunkan suhu tubuh pada
menurunkan panas setelah pemberian obat pasien yang mengalami hipertermia (Hidayati,
antipiretik.Tindakan non farmakologis terhadap 2014).
penurunan panas seperti memberikan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiawati
minuman yang banyak, ditempatkan dalam
(2009), pada anak usia prasekolah dan sekolah
ruangan bersuhu normal, menggunakan
yang mengalami demam di ruang perawatan
pakaian yang tidak tebal, dan memberikan
anak Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung
kompres (Kania, 2007).
menunjukkan bahwa pemberian antipiretik
Kompres hangat adalah tindakan yang disertai tepid sponge mengalami
denganmenggunakan kain atau handuk yang penurunan suhu yang lebih besar jika
telah dicelupkan pada air hangat, yang dibandingkan dengan pemberian antipiretik
ditempelkan pada bagian tubuh tertentu saja.
sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
menurunkan suhu tubuh (Maharani, 2011).
peneliti tanggal 27 Januari kepada perawat
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni
yang berada di ruang Alamanda didapatkan
(2009), di RSUP DR Wahidin Sudirohusodo
bahwa terapi yang digunakan dalam menangani
Makassar menunjukkan bahwa pemberian
demam pada anak diruangan tersebut yaitu
kompres hangat pada daerah aksila dan dahi
menggunakan terapi farmakologis dan terapi
mempunyai efek dalam menurunan suhu tubuh
non farmakologis.Terapi farmakologis yang
pada klien demam. Penurunan suhu tubuh klien
digunakan yaitu obat antipiretik sedangkan
yang dikompres air hangat di daerah aksila
terapi non farmakologis yang sering digunakan
rata-rata 0,0933°C sedangkan penurunan suhu
diruang tersebut yaitu kompres hangat dan
tubuh klien yang dikompres air hangat di
tepid sponge.Namun belum pernah dilakukan
daerah dahi rata-rata 0,0378°C.
penelitian terkait keefektifan kedua tindakan
Tindakan lain yang digunakan untuk tersebut.
menurunkan panas adalah tepid sponge. Tepid
Tujuan umum penelitian ini yaitu untuk
sponge merupakan suatu proseduruntuk
mengetahui perbandingan efektifitas
meningkatkan kontrol kehilangan panas tubuh
pemberian kompres hangat dan tepidsponge
melalui evaporasi dan konduksi, yang biasanya
terhadap penurunan suhu tubuhanak yang

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 4, No. 1 Mei 2016


46
mengalami demam. sedangkan tujuan khusus Populasi adalah semua anak yang mengalami
penelitian ini antara lain untuk mengetahui demam dengan penyakit bronkopneumonia,
karakteristik responden berdasarkan usia, demam typhoid, dan DHF dari bulan November
mengetahui rerata suhu tubuh anak sebelum sampai Desember yang dirawat di Ruang
dilakukan pemberian kompres hangat, untuk Alamanda berjumlah 185 anak. Pengambilan
mengetahui rerata suhu tubuh anak sesudah sampel menggunakan teknik purposive
dilakukan pemberian kompres hangat, untuk sampling sebanyak 30 orang terdiri dari 15
mengetahui rerata suhu tubuh anak sebelum orang sebagai kelompok kompres hangat dan
dilakukan tepidsponge, untuk mengetahui 15 orang sebagai kelompok tepid sponge.
rerata suhutubuh anak sesudah dilakukan tepid
Analisa pada penelitian ini menggunakan dua
sponge, untuk mengetahui perbedaan suhu
uji hipotesa yaitu Dependent T test dan
tubuh sebelum dan sesudah dilakukan kompres
Independent T test karena data
hangat, untuk mengetahui perbedaan suhu
berdistribusinormal setelah dilakukan uji
tubuh sebelum dan sesudah dilakukan
kenormalan dengan shapiro wilk dengan hasil p
tepidsponge, dan untuk
value> 0,05
mengetahuiperbandingan efektifitas pemberian
kompres hangat dan tepid sponge terhadap HASIL
penurunan suhu tubuh pada anak yang Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Usia
mengalami demam.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik
METODE Responden Berdasarkan Usia Di Ruang Alamanda

Desain penelitian ini adalah quasieksperiment Umur Frekuensi Persentase (%)


1 tahun 1 3.3
dengan rancangan penelitian pre test and post 2 tahun 9 30.0
3 tahun 7 23.3
test designs with two comparison treatments. 4 tahun 9 30.0
5 tahun 4 13.3
Rancangan penelitian ini,kedua kelompok
Total 30 100.0
diberikan perlakuan dan peneliti mengukur
suhu tubuh sebelum pemberian perlakuan (pre Tabel 1 menunjukkan bahwa distribusi
test), dan setelah pemberian perlakuan (post frekuensi karakteristik responden berdasarkan
test). usia diruang Alamanda RSUD dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung tahun 2015, usia
Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Alamanda
yang paling banyak menjadi responden yaitu
RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung,
pada usia 2 tahun sebanyak 9 orang (30.0%)
mulai tanggal 07 April sampai 07 Mei 2015.
dan pada usia 4 tahun sebanyak 9 orang

www.jik.ub.ac.id
47
(30.0%). suhu tubuh sebelum diberi tindakan tepid
Rerata Suhu Tubuh Sebelum dan sesudah sponge adalah 38,8°C sedangkan sesudah
Dilakukan Kompres Hangat
tindakan tepid sponge adalah 38,0°C, sehingga
Tabel 2. Rerata Suhu Tubuh Sebelum dan sesudah
terdapat penurunan sebesar 0,7°C.
Dilakukan Kompres Hangat Di Ruang
Alamanda
Perbedaan Suhu Tubuh Sebelum Dan
Variabel Mean Std. Min Max
(°C) Deviation (°C) (°C) Sesudah Dilakukan Kompres Hangat
Suhu 38,5 0,6638 37,7 39,5
tubuh
sebelum Tabel 4. Perbedaan Suhu Tubuh Sebelum Dan
tindakan Sesudah Dilakukan Kompres Hangat Di
kompres Ruang Alamanda
hangat Variabel Mean SD Mean SD SE P- N
Suhu 38 0,5506 37,2 38,9 (°C) Differen Differe Mean Value
tubuh ce (°C) nce differen
sesudah ce
Suhu 38,5 0,6638
tindakan Tubuh
kompres Sebelum
hangat Tindakan
Kompres
Tabel 2 menunjukkan rerata suhu tubuh hangat
0,5133 0,2475 0,0639 0,000 15
Suhu 38 0,5506
sebelum diberi tindakan kompres hangat Tubuh
Sesudah
adalah 38,5°C. sedangkan rerata suhu sesudah Tindakan
Kompres
diberikan kompres hangat adalah 38,0°C. hangat

Sehingga ada penurunan sebesar 0,5°C. Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai p value =
0,000 pada alpha 5% maka dapat disimpulkan
Rerata Suhu Tubuh Sebelum dan sesudah ada perbedaan rerata (mean) suhu tubuh
Dilakukantepid sponge sebelum dan sesudah tindakan kompres
Tabel 3. Rerata Suhu Tubuh Sebelum dan sesudah hangat.
Dilakukan TepidSponge Di Ruang
Alamanda Perbedaan Suhu Tubuh Sebelum Dan Sesudah
Variabel Mean Std. Min Max
Dilakukan Tepid Sponge
(°C) Deviation (°C) (°C)
Suhu 38,8 0,6026 38,1 40,5 Tabel 5. Perbedaan Suhu Tubuh Sebelum Dan
tubuh Sesudah Dilakukan Tepid Sponge Di
sebelum
Ruang Alamanda
tindakan
Mean SD SE
Tepid Mean Mean P-
Variabel SD differen differen Differe N
Sponge (°C) ce (°C) ce Value
Suhu 38 0,5663 37,4 39,3 nce
Suhu tubuh 38,8 0,6026
tubuh sebelum
sesudah tepid
sponge
tindakan
0,7867 0,2200 0,0568 0,000 15
Tepid 38 0,5663
Sponge Suhu tubuh
sesudah
Tepid
Sponge
Tabel 3 menunjukkan bahwa rerata (mean)

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 4, No. 1 Mei 2016


48
Tabel 5menunjukkan bahwa nilai p value sangat wajar apabila yang menjadi sampel pada
=0,000 pada alpha 5% maka dapat disimpulkan penelitian ini kebanyakan masih balita, karena
ada perbedaan rerata (mean) suhu tubuh memang pada balita belum terjadi kematangan
sebelum dan sesudah tindakan tepid sponge. pada mekanisme pengaturan suhu, inilah yang
menyebabkan pada usia balita sangat rentan
Perbandingan Pemberian Kompres Hangat
Dan Tepid Sponge Terhadapm Penurunan terserang penyakit termasuk demam. Selain itu
Suhu Tubuh juga pada usia balita masih sangat sensitif
Tabel 6. Perbandingan Pemberian Kompres terhadap perubahan suhu lingkungan.
Hangat Dan Tepid Sponge Terhadap
Penurunan Suhu Tubuh Di Ruang
Alamanda Rerata Suhu Tubuh Sebelum dan sesudah
Mean SE Mean
Variabel Mean
(°C) SD difference Differenc P-Value N Dilakukan Kompres Hangat
(°C) e
Suhu Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui rerata
tubuh 0,5 0,2475
Kompres
Hangat (mean) suhu tubuh sebelumdiberi tindakan
-.2733 0,0855 0,003 30
Suhu
tubuh 0,7 0,2200 kompres hangat adalah 38,5°C,dan sesudah
Tepid
Sponge
kompres hangat sebesar 38,0°C.
Semua penyakit yang diderita oleh respoden
Tabel 6 menunjukkan rerata penurunan suhu
disebabkan oleh infeksi, dan dari proses infeksi
tubuh setelah pemberian kompres hangat
inilah yang menyebabkan peningkatan suhu
sebesar 0,5°C sedangkan rerata penurunan
tubuh. Selain itu juga karena usia responden
suhu tubuh setelah pemberian tepid sponge
rata – rata masih balita, sangat wajar apabila
sebesar 0,7°C. Hasil uji statistik Independent
terjadi peningkatan suhu tubuh apabila
Sample TTest didapatkan nilai p value = 0,003
responden menderita penyakit infeksi, karena
padaalpha 5% maka dapat disimpulkan ada
pada usia ini belum terjadi kematangan
perbedaan efektifitas penurunan suhu tubuh
mekanisme pengaturan suhu tubuh yang
pada kompres hangat dan Tepid sponge.
menyebabkan tubuh tidak dapat menjaga
PEMBAHASAN keseimbangan antara produksi panas dan
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden pengeluaran panas.
Berdasarkan Usia
Hasil penelitian menunjukkan usia yang paling Suhu tubuh pada anak yang mengalami demam
banyak menjadi responden yaitu pada usia 2 dipengaruhi proses penyakit yang terjadi pada
tahun sebanyak 9 orang (30.0%) dan pada usia anak. Pola demam bergantung pada pirogen
4 tahun sebanyak 9 orang (30.0%). Hasil ini penyebab. Peningkatan atau penurunan

www.jjik.ub.ac.id
49
aktivitas pirogen mengakibatkan peningkatan (Guyton & Hall, 2007). Suhu tubuh pada anak
dan penurunan demam pada waktu yang sangat berfluktuasi, hal ini disebabkan
berbeda.Durasi dan tingkat demam bergantung termostat pada anak masih belum matur,
pada kekuatan pirogen dan kemampuan sehingga mudah berubah dan sensitif terhadap
respons individu (Potter & Perry, 2010). Sodikin perubahan suhu lingkungan. Termostat anak
(2012), menyatakan bahwa apabila anak akan matur saat anak memasuki usia remaja.
mengalami demam sebaiknya dilakukan Seiring dengan pencapaian maturitas tersebut,
tindakan seperti memberikan kompres hangat, suhu tubuh akan meningkat dengan variasi
memberikan lingkungan senyaman mungkin, suhu 0,54°C (Potter & Perry, 2005).
dampingi anak selama demam agar anak
merasa aman dan nyaman, berikan mainan Perbedaan Suhu Tubuh Sebelum Dan
yang menjadi kesukaannya, berikan minuman Sesudah Dilakukan Kompres Hangat
lebih banyak dari biasanya, dan aktivitas fisik Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa
yang berat dibatasi. nilai p value = 0,000 pada alpha 5% maka dapat
disimpulkan ada perbedaan rerata (mean) suhu
Rerata Suhu Tubuh Sebelum dan Sesudah tubuh sebelum dan sesudah tindakan kompres
Dilakukan tepid sponge hangat.
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa
rerata (mean) suhu tubuh sebelum diberi Pemberian kompres hangat memberikan reaksi
tindakan tepid sponge adalah 38,8°C dengan fisiologis berupa vasodilatasi dari pembuluh
standar deviasi 0,6026 dan nilai minimum serta darah besar dan meningkatkan evaporasi panas
maksimumnya adalah 38,1°C dan 40,5°C. dari pemukaan kulit.Hipotalamus anterior
Sedangkan rerata (mean) suhu tubuh sesudah memberikan sinyal kepada kelenjar keringat
diberi tindakan tepid sponge adalah 38,0°C untuk melepaskan keringat melalui saluran
dengan standar deviasi 0,5663 dan nilai kecil pada permukaan kulit. Keringat akan
minimum serta maksimum adalah 37,4°C dan mengalami evaporasi, sehingga akan terjadi
39,3°C, dengan rerata penurunan suhu sebesar penurunan suhu tubuh (Potter & Perry, 2010).
0,7°C. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang
Perbedaan proses penyakit yang terjadi pada dilakukan oleh Purwanti (2008) di RSUD dr.
masing-masing responden menyebabkan Moewardi Surakarta tentang pengaruh
pematokan suhu tubuh yang berbeda antara kompres hangat terhadap perubahan suhu
satu responden dengan responden lainnya tubuh pada pasien anak

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 4, No. 1 Mei 2016


50
hipertermia,didapatkan hasil p value = 0,001 Pada prinsipnya pemberian tepid sponge dapat
yang artinya ada pengaruh kompres hangat menurunkan suhu tubuh melalui proses
terhadap perubahan suhu tubuh pasien anak penguapan dan dapat memperlancar sirkulasi
hipertermi. darah, sehingga darah akan mengalir dari organ
dalam kepermukaan tubuh dengan membawa
Berdasarkan analisa peneliti yang diperkuat panas. Kulit memiliki banyak pembuluh darah,
oleh penelitian terkait dapat disimpulkan terutama tangan, kaki, dan telinga.Aliran darah
bahwa pemberian kompres hangat dapat melalui kulit dapat mencapai 30% dari darah
menurunkan suhu tubuh pada anak yang yang dipompakan jantung.Kemudian panas
mengalami demam. Kompres hangat pada berpindah dari darah melaui dinding pembuluh
area tubuh akan memberikan sinyal ke darah kepermukaan kulit dan hilang
hipotalamus melalui sumsum tulang belakang. kelingkungan sehingga terjadi penurunan suhu
Ketika reseptor yang peka terhadap panas di tubuh (Potter & Perry, 2010).
hipotalamus dirangsang, sistem afektor
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
mengeluarkan sinyal untuk memulai
yang dilakukan oleh Maling (2012) di RSUD
berkeringat dan vasodilatasi
Tugurejo Semarang tentang pengaruh kompres
perifer.Perubahan ukuran pembuluh darah
tepid sponge hangat terhadap penurunan suhu
diatur oleh pusat vasomotor pada medulla
tubuh anak umur 1 – 10 tahun dengan
oblongata dari tangkai otak, di bawah
hipertermi, didapatkan hasil p value = 0,001
pengaruh hipotalamik bagian anterior
yang artinya ada pengaruh kompres tepid
sehingga terjadi vasodilatasi.Vasodilatasi ini
sponge terhadap penurunan suhu tubuh pada
yang menyebabkan pembuangan atau
pasien hipertermi.
kehilangan panas melalui kulit meningkat
sehingga terjadi penurunan suhu tubuh. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian terkait dimana ada pengaruh
Perbedaan Suhu Tubuh Sebelum Dan Sesudah pemberian tepid sponge terhadap penurunan
Dilakukan Tepid Sponge suhu tubuh pada anak yang mengalami
demam.Tepid sponge dilakukan dengan cara
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa
mengelap seluruh tubuh dengan menggunakan
nilai p value = 0,000 pada alpha 5% maka dapat
washlap lembab hangat selama 15 menit. Efek
disimpulkan ada perbedaan rerata (mean) suhu
hangat dari washlap tersebut dapat
tubuh sebelum dan sesudah tindakan tepid
memvasodilatasi pembuluh darah sehingga
sponge.

www.jik.ub.ac.id
51
aliran darah menjadi lancar.Kulit memiliki konservasi panas tubuh (Guyton & Hall, 2007).
banyak pembuluh darah, ketika demam panas
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
kemudian diberikan tindakan tepidsponge,
yang dilakukan oleh Isneini (2014) yang
panas dari darah berpindah melaluidinding
berjudul “Efektifitas Penurunan Suhu Tubuh
pembuluh darah kepermukaan kulit dan hilang
Antara Kompres Hangat Dan Tepid Sponge Pada
ke luar tubuh.
Pasien Anak Usia 6 Bulan - 3 Tahun Dengan
Demam Di Puskesmas Kartasura Kutuharjo”
Perbandingan Pemberian Kompres Hangat
didapatkan hasil bahwa tepidsponge lebih
Dan Tepid Sponge Terhadap Penurunan Suhu
efektif menurunkan suhu tubuh dibandingkan
Tubuh
dengan kompres hangat. Tepid sponge lebih

Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui rerata efektif menurunkansuhu tubuh anak dengan

penurunan suhu tubuh setelah pemberian demam dibandingkan dengan kompres hangat

kompres hangat sebesar 0,5°C sedangkan disebabkan adanya seka tubuh pada

rerata penurunan suhu tubuh setelah tepidsponge yang akan

pemberian tepid sponge sebesar 0,7°C. Hasil uji mempercepatvasodilatasi pembuluh darah

statistik Independent Sample TTest didapatkan perifer diseluruh tubuh sehingga evaporasi

nilai p value = 0,003 padaalpha 5% maka dapat panas dari kulit kelingkungan sekitar akan lebih

disimpulkan ada perbedaan efektifitas cepat dibandingkan hasil yang diberikan oleh

penurunan suhu tubuh pada kompres hangat kompres hangat yang hanya mengandalkan dari

dan Tepid sponge. stimulasi hipotalamus. Perbedaan luas rasio


body surface area dengan jumlah luas washlap
Tepid sponge merupakan suatu proseduryang
yang kontak dengan pembuluh darah perifer
diberikan kepada pasien dengan tujuan untuk
yang berbeda antara teknik kompres hangat
menurunkan atau mengurangi suhu tubuh
dan tepid sponge akan turut
dengan menggunakan air hangat (Dagoon, et.
memberikanperbedaan hasil terhadap
All, 2007). Seperti pada kompres hangat, tepid
percepatan penurunan suhu responden pada
sponge bekerja dengan cara mengirimkan
kedua kelompok perlakuan tersebut.
implus ke hipotalamus bahwa lingkungan
sekitar sedang dalam keadaan panas. Keadaan Berdasarkan prosedur tindakan, terdapat

ini akan mengakibatkan hipotalamus berespon keunggulan yang dimiliki teknik kompres

dengan mematok suhu tubuh yang lebih tinggi hangat dibandingkan dengan teknik

dengan cara menurunkan produksi dan tepidsponge yaitu kecilnya washlap yang

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 4, No. 1 Mei 2016


52
kontakdengan tubuh memberikan kenyamanan sebelumnya, kombinasi cara kerja tepid sponge
yang lebih dibandingkan dengan teknik tepid lebih unggul menurunkan suhu tubuh pada
sponge.Ketidaknyamanan ini dapatdilihat dari anak yang demam dibandingkan dengan teknik
kegelisahan anak, menangis dan mudah kompres hangat.
tersinggung. Hal ini sejalan dengan penelitian
KESIMPULAN
yang dilakukan oleh Thomas,Vijaykumar, Naik,
Moses, dan Antonisamy (2009) yang Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan
mengatakan tindakantepidsponge memiliki efektifitas pemberian kompres hangat dan
tingkat ketidaknyamananyang lebih tinggi. tepid sponge terhadap penurunan suhu tubuh
anak yang mengalami demam (p value ˂ α,
Ketidaknyamanan dapat terjadi karena
0,003 ˂ 0,05). Diharapkan hasil penelitian ini
penularan dari orang tua terhadap
perawat dapat melakukan dan mengajarkan
anaknya.Bentuk penularan ketidaknyamanan
penggunaan kompres hangat dan tepidsponge
tersebut berupa rasa cemas sebagai respon
yang benar pada pasien dan jugadiharapkan
melihat anak mengalami demam. Hal lain yang
hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada
masukan untuk standar operasional prosedur
anak adalah penatalaksanaannya, dimana anak
(SOP) dalam menurunkan suhu tubuh anak
yang mengalami demam diberi tindakan
yang mengalami demam secara non
dengan mengelap seluruh bagian tubuh
farmakologis di RSUD dr. H. Abdul Moeloek
sehingga anak akan merasa gelisah (Setiawati,
Provinsi Lampung.
2009). Namun seperti yang dijelaskan paragraf

DAFTAR PUSTAKA

Alves, J. G. B., & Almedia, Tepid SpongingPlus 2012


Dipyrone Versus Dipyrone Alone In Arief, Z. R., & Weni K. S., Neonatus DanAsuhan
Reducing Body Temperature In Febrile Keperawatan Anak, NuhaOffset,
Children,Brazil, 2008, diperoleh tanggal Yogyakarta, 2009
19 Januari 2015, (online)
http://www.scielo.br/scielo.php?scr Arikunto, Suharsimi, Prosedur PenelitianSuatu
ipt=sci_arttext&pid=S1516- Pendekatan Praktik, RinekaCipta,Jakarta,
31802008000200008 2010

Ambarwati, Fitri R., & Nita Nasution, Asmadi, Teknik Prosedural Keperawatan
BukuPintar Asuhan Keperawatan Bayi Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan
&BalitaCakrawala Ilmu,Yogyakarta,
Dasar Klien, Salemba Medika,

www.jik.ub.ac.id
53
Jakarta, 2008 efektivi-.pdf
Dorland, W. A. Newman, KamusKedokteran
Dorland, EGC, Jakarta,2010
Bardu, Tito Y. S., Perbandingan EfektifitasTepid
Sponging Dan Plester Kompres Dalam Febri, Ayu Bulan & Zulfitro Marendra,Smart
Menurunkan Suhu Tubuh Pada Anak Parents Pandai MengaturMenu
Usia Balita Yang Mengalami Demam Di &Tanggap Saat Anak Sakit,Gagasmedia,
Puskesmas Salaman 1 Kabupaten Jakarta, 2010
Magelang,Skripsi, Magelang, 2014, Guyton, A. C., & John E. Hall, Buku AjarFisiologi
diperoleh Tanggal 14 Mei 2015 dari Kedokteran, EGC,Jakarta, 2007
http://perpusnwu.web.id/karyailmiah
/documents/3589.pdf Hamid, Mohammad Ali, Keefektifankompres
tepid sponge yang dilakukan ibu dalam
Dagoon, et al, RBS Technology, menurunkan demam pada anak:
LivelihoodEducation and Life Skills Series Randomized Control Trial Di puskesmas
Home Economics Tekhnology IV,Rex Mumbulsari Kabupaten Jember,Skripsi,
Book Store, Philipina, 2007 Universitas Sebelas Maret Surakarta,
Dahlan, Muhamad S, Statistik 2011, diperoleh tanggal 20 Januari 2015,
UntukKedokteran dan dari
Kesehatan:Deskriptif, Bivariat, http://eprints.uns.ac.id/7020/1/2112
danMultivariat,Dilengkapi 11812201107501.pdf
denganMenggunakanSPSS,SalembaMed Hidayat, Aziz Alimul, Pengantar
ika, Jakarta, 2013 IlmuKeperawatan Anak 1,
Debora, Oda, Proses Keperawatan SalembaMedika, Jakarta, 2005
DanPemeriksaan Hidayat, A. Aziz Alimul, Pengantar
Fisik,SalembaMedika, Jakarta, 2011 IlmuKesehatan Anak Untuk
Dempsey, P. N., & Arthur D. D., PendidikanKebidanan,Salemba
RisetKeperawatagn: Buku Ajar & Medika,Jakarta, 2008
Latihan, EGC, Jakarta, 2002 Hidayati, R., dkk, Praktik
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung,Laporan LaboratoriumKeperawatan Jilid 1,
Data Kesakitan SP2TP tahun 2013, Erlangga,Jakarta, 2014
Bandar Lampung, 2014 Inawati, Demam Typhoid, FK-Universitas Wijaya
Djuwariah, Sodikin, & Mustiah Kusuma Surabaya, 2008, dipeoleh
Yulistiani,Efektivitas Penurunan Suhu tanggal 4 Februari 2015, dari
Tubuh Menggunakan Kompres Air http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archi
Hangat dan Kompres Plester Pada Anak eve/jurnal/Vol%20Edisi%20Khusu
dengan Demam di Ruang Kanthil RSUD s%20Desember%202009/DEMAM
Banyumas, Skripsi,Banyumas, 2011, %20TIFOID.pdf
diperoleh tanggal 20 Januari 2015, dari Ismoedijanto, Demam Pada Anak, FK-UNAIR,
http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/ Surabaya, 2000, dari
16/jhptump-a-djuwariyah-758-1- http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/2 -2-

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 4, No. 1 Mei 2016


54
6.pdf Jakarta, 2012
Isneini, Memed, Efektifitas PenurunanSuhu Permatasari, Sri & Muslim,
Tubuh Antara Kompres Hangat Dan PerbedaanEfektifitas Kompres Air
Water Tepid Sponge Pada Pasien Anak Hangat Dan Kompres Air Biasa
Usia 6 Bulan – 3 Tahun Dengan Demam Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada
Di Puskesmas Kartasura Anak Dengan Demam Di RSUD Tugurejo
Sukuharjo,Sukuharjo, 2014, diperoleh Semarang, Semarang, 2013,diperoleh
tanggal 14 Mei 2015 dari Tanggal 14 Mei 2015 dari
http://eprints.ums.ac.id/32263/24/2. http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/
%20NASKAH%20PUBLIKASI%20FUL%2 e-
0TEX.pdf journal/index.php/ilmukeperawatan/a
rticle/download/126/151
Jaypee, Basic Concepts On
NursingProcedures, I Clement, India,
2007 Potter, P. A., & Perry, A. G., Buku
Kania, Nia, penatalaksanaan Demam ajarfundamental keperawatan : konsep,
PadaAnak, Bandung, 2007, dari proses, dan praktik (4thed. Vol. 1),EGC,
http://pustaka.unpad.ac.id/wpconte Jakarta, 2005
nt/uploads/2010/02/penatalaksanaa n Potter, P. A., & Perry, A. G.,
demam pada_anak.pdf
FundamentalKeperawatan, Edisi 7 Buku
Maharani, Lindya, perbandingan 2,Salemba Medika, Jakarta, 2010
efektifitaspemberian kompres hangat Purwanti, Sri, Pengaruh Kompres
dan tepid water sponge terhadap HangatTerhadap Perubahan Suhu Tubuh
penurunan suhu tubuh balita yang Pasien Anak Hipertermi di RSUD Dr.
mengalami demam di Puskesmas Rawat Moewardi Surakarta. Surakarta, Skripsi,
Inap Karya Wanita Rumbai Pesisir, Surakarta, 2008,diperoleh tanggal 19
Skripsi, Universitas Riau,2011, diperoleh Januari 2015, dari
tanggal 20 Januari 2015, dari http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bit
https://www.scribd.com/doc/73195 stream/handle/123456789/484/2f.p
543/all-ok df?sequence=1
Maling, Sri & Syamsul, Pengaruh KompresTepid RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung,
Sponge Hangat Terhadap Penurunan Data Penyakit RuangAlamanda Tahun
Suhu Pada Anak Umur 1 – 10 Tahun 2014, RSUD dr.H. Abdul Moeloek,
Dengan Hipertermia Di RSUD Tugurejo Bandar Lampung, 2014
Semarang,Semarang, 2012, diperoleh
tanggal 14 Mei 2015 dari Said, Perbedaan Pengetahuan Ibu
http://180.250.144.150/e- SebelumDanSesudahDiberikanPenyuluh
journal/index.php/ilmukeperawatan/a anTentang PenagananAnak Dengan
rticle/download/85/112 Demam Panas DiWilayah Kerja
PuskesmasManggala Kabupaten
Notoatmodjo, Soekidjo,Metodologipenelitian TulangBawang Tahun 2014, Skipsi,
Kesehatan, Rineka Cipta, PSIKUniversitas Malahayati, 2014

www.jik.ub.ac.id
55
Saryono, & Mekar D. A., %20NASKAH%20PUBLIKASI%20FUL%2
MetodologiPenelitian Kualitatif dan 0TEX.pdf
Kuantitatifdalam Bidang Kesehatan, Suriadi, & Rita Y., Asuhan KeperawatanPada
NuhaMedika, Yogyakarta, 2013 Anak, Sagung Seto, 2010
Setiawati, Pengaruh tepid sponge
terhadappenurunan suhu tubuh dan Tambunan, Eviana S., & Deswani
kenyamanan pada anak usia pra Kasim,Panduan Pemeriksaan Fisik
sekolah dan sekolah yang mengalai BagiMahasiswa Keperawatan,
demam di ruang perawatan anak SalembaMedika, Jakarta, 2011
Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung
Thomas, S., Vijaykumar, C., Naik, R., Mose P. D.,
tahun 2009, Skripsi,Universitas
& Antonisamy, B.,Comparative
Indonesia Fakultas Ilmu Keperawatan,
effectiveness of tepid sponging and
2009, diperoleh tanggal 19 Januari
antipyretic drug versus only antipyretic
2015, dari http://www.digilib.ui.ac.id.
drug in the management of fever
Setyowati, Lina, Hubungan among children: a randomized
TingkatPengetahuan Orang Tua Dengan controlled trial. Indian Pediatrics, 46(2):
Penanganan Demam Pada Anak Balita 133-136, 2009, diperoleh tanggal 19
Di Kampung Bakalan Kadipiro Januari 2015, dari
Banjarsari Surakarta,Skripsi, STIKES PKU http://www.indianpediatrics.net/feb
Muhamadiah Surakarta, 2013, dari 2009/133.pdf
http://stikespku.com/digilib/files/di
sk1/1/stikes%20pku--linasetyow- 44-1- Uliyah, Musrifatul, & A. Aziz A.
20101292.pdf H.,PraktikumKeterampilan
DasarPraktik KlinikAplikasi Dasar-
Sherwood, Lauralee, Fisiologi Manusia :Dari Sel
dasarPraktikKebidanan,SalembaMedika
Ke Sistem Ed. 8, EGC,Jakarta, 2014
, Jakarta, 2008
Siswanto dkk, Metodologi PenelitianKesehatan
dan Kedokteran, BursaIlmu, Yogyakarta, Wahyuni, Perbedaan Efek TeknikPemberian
2013 Kompres Hangat Pada Daerah Axilla
Dan Dahi Terhadap Penurunan Suhu
Sodikin, Prinsip Perawatan Demam PadaAnak,
Tubuh Pada Klien Demam di Ruang
Pustaka Belajar, Yogyakarta,2012
Rawat Inap RSUP DR Wahidin
Sudoyo, dkk, Buku Ajar Ilmu PenyakitDalam Sudirohusodo Makasar tahun 2009,
jilid III, Departemen IlmuPenyakit Dalam Skipsi,Universitas Hasanudin Makasar,
FK-Universitas Indonesia, Jakarta, 2006 2009, diperoleh tanggal 20 Januari 2015,
Sugihartiningsih, Efektifitas KompresTepid dari
Sponge Terhadap Penurunan Suhu http://www.4shared.com/document
Tubuh Anak Dengan Demam Di RS PKU /FB9xzrKp/Ika_Skripsi.html
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta,
Widjaja, M. C., Mencegah dan
2014,diperoleh tanggal 14 Mei 2015 th
mengatasidemam pada balita (1 ed.),
dari
KawanPustaka, Jakarta, 2001
http://eprints.ums.ac.id/32263/24/2.

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 4, No. 1 Mei 2016


56

Anda mungkin juga menyukai