TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pernikahan
Tahun 1974 menegaskan bahwa perkawinan itu adalah ikatan lahir batin antara
seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk
keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa yang
ditegaskan pada ketentuan pasal 2 ayat (1) dan (2) undang-undang nomor 1 tahun 1974
perundang-undangan.
memiliki umur yang relatif muda. Umur yang relatif muda tersebut yaitu usia pubertas
usia antara 10-19 tahun (Desiyanti, 2015). Pernikahan dini juga dikemukakan oleh
(Rumekti dan Indah, 2016) bahwa pernikahan dini merupakan pernikahan yang
dilakukan oleh pasangan suami dan istri yang secara psikis dan mentalnya belum
cukup. Dari definisi pernikahan dini di atas dapat disimpulkan bahwa pernikahan dini
merupakan pernikahan yang dilakukan oleh pasangan yang masih muda yaitu usia
yang masih pubertas usia antara 10-19 tahun dan belum mempunyai persiapan, baik
1. Faktor Ekonomi
Beban ekonomi pada keluarga sering kali mendorong orang tua untuk cepat-cepat
karena anak perempuan yang sudah menikah menjadi tanggung jawab suami,
sehingga orang tua sudah tidak mempuyai tanggung jawab lagi. Hal ini banyak
kita jumpai dipedesaan, tanpa peduli umur anaknya masih sangat muda (Sardi,
2016).
2. Faktor Pendidikan
pengetahuan sehingga tidak berfikir panjang dampak dan akibat dari pernikahan
Orang tua akan menikahkan anaknya ketika anaknya sudah gadis. Hal ini sudah
turun temurun dikalangan pedesaan, karena orang tua takut anaknya akan terjadi
pengetahuan orang tua sehingga menyebabkan pola fikir orang tua yang bersifat
pasrah dan menyerahkan anaknya kepada orang yang akan menikahinya, orang
tuatanpa befikir panjang tidak memperhatikan usia anak dan tidak memikirkan
Semakin modern media massa berkembang secara canggih. Hal ini banyak remaja
kecil. Kemudian orang tua yang bertempat tinggal di pedesaan pada umumnya
ingin cepat-cepat menikahkan anak gadisnya karena takut akan menjadi perawan
berikut:
1. Dampak Psikologis
banyak dampak dari pernikahan dini terutama bagi kaum wanita, salah satunya
a. Cemas
Gejala psikologis seperti sangat takut merasakan akan ditimpa bahaya atau
kecelakaan, hilang kepercayaan, tidak bisa memusatkan perhatian, ingin lari dari
pernikahan dini disebabkan karena takut akan adanya bahaya yang mengancam dan
persepsi itu akan menghasilkan perasaan tertekan bahkan panik. Jadi kecemasan
yang dialami keluarga pernikahan dini dapat diartikan sebagai perasaan campur
dalam keluarganya.
b. Stres
Stress yang muncul karena keadaan lingkungan (stres psikososial) adalah setiap
halnya seseorang yang menikah dini dia harus mengulang atau adaptasi dengan
c. Beban Ganda Wanita Nikah Dini Adanya anggapan bahwa kaum wanita
memiliki sifat memelihara dan rajin, serta tidak cocok untuk menjadi kepala
harus bekerja keras dan lama untuk menjaga kebersihan dan kerapihan rumah
tangganya. Dikalangan keluarga miskin beban sangat berat ini ditanggung oleh
d. Perceraian Keluarga Nikah Dini Dampak dari pernikahan usia muda adalah
2. Dampak Biologis
3. Dampak Sosial
ibu maupun anak. Hal ini disebabkan sebagian besar tubuh seorang gadis belum
siap untuk persalinan yang aman dan sehat. Anak-anak dibawah umur 17 tahun
lebih sering mengalami persalinan yang lama dan sulit serta persalinan yang
2.2. Kehamilan
Kehamilan adalah masa dimulai dari saat konsepsi sampai lahirnya janin.
Lama hamil normal adalah 40 minggu atau 9 bulan 7 hari dihitung dari hari pertama
dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, trimester kedua dari bulan keempat sampai
bulan keenam, dan trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai bulan kesembilan
bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin
kurangnya pengalaman dan informasi serta alat reproduksi yang belum matang
angka morbiditas dan mortalitas ibu hamil remaja 2-4 kali lebih tinggi
daripada ibu hamil berusia 20-35 tahun. Bahaya yang terjadi pada ibu hamil
berusia terlalu muda antara lain anemia, hipertensi pada kehamilan, prematur,
fetal distress, asfiksia neonatorum, berat badan bayi lahir rendah, abortus
persalinan dan bedah sesar. (WHO, 2002) Bahaya yang terjadi pada primi tua
persalinan
dengan distosia. Ibu dengan tinggi badan 145 cm atau kurang meningkatkan
Definisi dari bayi berat badan lahir rendah menurut Saputra (2014), bayi berat
lahir rendah ialah berat badan bayi yang lahir kurang dari 2500 gram tanpa
memandang masa gestasi atau usia kehamilan. Berdasarkan Ikatan Dokter Indonesia
(IDI) 2014, BBLR yaitubayi berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa maemandang
masa gestasi dengan catatan berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam satu
jam setelah lahir.Menurut Hasan&Alatas (2005), bayi yang berat badan saat lahir
Berat Badan Lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan lahir
kurang dari 2500 gram (Pantiawati, 2010).BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat
2010):
b. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 1000- 1500
gram.
c. Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir kurang dari
1000 gram.
berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi atau biasa
SMK).LITERATUR CANTUMIN
b. Dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
Reflexs tonus leher lemah, reflexs menghisap dan menelan serta reflexs batuk
Alat kelamin luar: pada perempuan labia mayora belum menutupi labia
minora, pada laki-laki belum terjadi penurunan testis dan kulit testis rata
BBLR karenaprematur (usia kandungan kurang dari 38 minggu) yang dikenal dengan
BBLR sesuai masa kehamilan, dan BBLR karena Intra Uterine Growth
Retardation(IUGR) atau dikenal dengan istilah kecil masa kehamilan. Kedua
(SMK) adalah bayi saat lahir beratnyakurang dari 2500 gram yang disebabkan karena
lahir prematur atau belummencapaiusia kehamilan 38 minggu. BBLR tipe ini disebut
kelainanbentuk uterus, tumor dan ibu yang menderita penyakit serta trauma
BBLR kecil masa kehamilan (KMK)BBLR kecil masa kehamilan adalah bayi
saat lahir beratnya kurang dari2500 gram untuk masa gestasi. BBLR tipe ini dapat
merupakan bayi kurang bulan(preterm), cukup bulan (aterm), lewat bulan (postterm).
Bayi ini disebut jugadengan sebutan Small for Gestational Age(SGA) atau Small for
sebelum janin lahir. Panjang badan bayi dan lingkar kepala normal, akan tetapi berat
tidak sesuaidengan masa gestasidalam keadaan ini. Bayi tampak kurus dan lebih
panjang dengan tanda-tandasedikit jaringan lemak di bawah kulit, kulit kering keriput
lain adalah karakteristik sosial demografi ibu (umur kurang dari 20 tahun dan umur
lebih dari 34 tahun, ras kulit hitam, status sosial ekonomi yang kurang, status
perkawinan yang tidah sah, tingkat pendidikan yang rendah). Risiko medis ibu
sebelum hamil juga berperan terhadap kejadian BBLR (paritas, berat badan dan tinggi
berisiko terhadap BBLR (status gizi ibu, infeksi dan penyakit selama kehamilan,
kandungan saat pertama kali pemeriksaan kehamilan) juga dapat beresiko untuk
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum
cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi
lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih
kecil dari masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Masalah ini terjadi
disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan
berkurang.LITERATUR CANTUMIN
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak
mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir
normal. Kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak menderita
sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan
melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat dari pada ibu dengan kondisi kehamilan
yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering
melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi
Ibu hamil umumnya mengalami deplesi atau penyusutan besi sehingga hanya
memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang
normal. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada
pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan
kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, dan BBLR. Hal ini
menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna
lebih tinggi, sehingga kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih
Penegakan diagnosa bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan memastikan berat
bayi yang lahir dalam waktu satu jam pertama setelah kelahiran dan didapatkan berat
1. pH : 7,35-7,45
1. Pemberian posisi
energi untuk mengatasi usaha bernafas, makan ataumengatur suhu tubuh dapat
tubuh dengan leher dan punggung melengkung.Sehingga pada bayi yang sehat
2. Minimal handling
Dukungan Respirasi
dapatmencapaidanmempertahankanrespirasi.Bayidenganpenanganan
NYA
Termoregulasi
memiliki masa otot yang lebih kecil dan depositlemak cokelat lebih
saat bayi
BBLRlahirmerekaharussegeraditempatkandilingkunganyangdipanaska
dingin.FONT NYA
tinggi (70% pada bayi cukup bulandan sampai 90% pada bayi
Nutrisi
tetap normal, hal ini dapat mencegah terjadinya hipotermi karena tubuh
melalui kontak antara kulit ibu dengan kulit bayi, ini juga dapat
bayi dari infeksi, pemberian makanan yang sesuai untuk bayi (ASI),
antara ibu dan bayi, serta ibu lebih percaya diri dalam merawatbayi
Komplikasi yang dapat timbul pada bayi dengan berat lahir rendah(Mitayani,
2009)
bayi).
FONT NYA
b. Hipoglikemi simptomatik
FONT NYA
rendahlebih penting daripada menghadapi kelahiran dengan berat yang rendah, yaitu :
a. Upayakan agar melakukan asuhan antenatal yang baik, segera melakukan
dengan BBLR.
d. Anjurkan lebih banyak istirahat bila kehamilan mendekati aterm atau tirah
baring bila terjadi keadaan yang menyimpang dari partun normal kehamilan.
f. Mengkonsumsi tablet zat besi secara teratur sebanyak 1 tablet per hari.
rahim, tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan
agar mereka dapat menjaga kesehatanya dan janin yang dikandung dengan
baik.
Alat reproduksi seorang wanita adalah alat prokreasi dan kreasi yang
diupayakan semaksimal sehingga tercapai well health mother for well born baby. Usia
reproduksi sehat seorang wanita yang akan menjalankan kehamilan yaitu usia 20-35
tahun. Usia tersebut merupakan batasan yang aman dari segi reproduksi. Seorang
kehamilan biasanya berhubungan dengan berat badan bayi. Kehamilan dibawah usia
20 tahun merupakan usia yang berisiko tinggi karena sistem reproduksi belum
optimal, peredaran darah menuju serviks dan menuju uterus belum sempurna
sehingga dapat mengganggu proses penyaluran nutrisi dari ibu ke janin. Kehamilan
usia diatas 35 tahun memiliki masalah kesehatan seperti hipertensi, diabetes melitus,
BBLR merupakan salah satu faktor resiko dari kehamilan usia resiko tinggi.
Hubungan Usia Ibu dengan BBLR,Menurut Anwar (2003) usia Ibu < 20 tahun dan >
35 tahun termasuk dalam rawan hamil dengan kehamilan beresiko tinggi. Remaja
putri yang berusia kurang dari 18 tahun mempunyai 2 sampai 5 kali risiko kematian
(maternal mortality) dibandingkan dengan wanita yang berusia 18-25 tahun akibat
persalinan lama dan persalinan macet, perdarahan maupun faktor lain (Purwoastuti,
2015). Disebabkan karena organ reproduksi di usia tersebut seperti rahim belum
seperti terjadinya keracunan kehamilan atau preeklamsi dan plasenta previa yang
dapat menyebabkan perdarahan selama persalinan selain itu pada usia ini biasanya
karena belum siap ibu secara psikis maupun fisik (Anwar, 2003).
Menurut penelitian Suradi, dkk (2000) usia ibu kurang dari 20 tahun
mempunyai peluang 1,27 kali untuk melahirkan bayi dengan BBLR dibandingkan
dengan usia ibu 20-35 tahun dan usia ibu lebih dari 35 tahun mempunyai peluang 2,10
kali untuk melahirkan bayi dengan BBLR dibandingkan dengan usia 20-35 tahun.
Meningkatnya kelahiran bayi pada ibu dengan umur muda atau kurang dari 20 tahun
antenatal sedangkan umur tua berhubungan dengan kurangnya potensial tumbuh janin
akibat usia jaringan biologis dan adanya penyakit. Diketahui bahwa dari beberapa
faktor yang mempengaruhi BBLR meliputi faktor usia ibu, jumlah anak, usia
kehamilan, jenis kelamin, dan jarak kehamilan. Namun dari hasil kesimpulan peneliti
bahwa faktor usia ibu tidak jelas mempengaruhi berat badan bayi baru lahir. Berat
badan bayi kurang 2500 gram sebagian kecil (3%) pada kelompok usia kurang dari
20 tahun, dan (8%) pada usia Ibu lebih dari 30 tahun. Tetapi hampir seluruh (89%)
Menurut Aras (2013) usia ibu yang sangat muda terlibat dengan peningkatan
memiliki risiko tinggi terhadap kejadian bayi lahir mati, kelahiran prematur, dan bayi
yang dirawat di NICU (Neonatal Intensive Care Unit) (Lisonkova et al, 2010). Ibu
remaja yang melahirkan memiliki proporsi kelahiran bayi prematur yang lebih tinggi
sebesar 27,7% dibandingkan dengan ibu dewasa dengan proporsi sebesar 13,1% serta
ibu remaja mempunyai bayi berat lahir rendah sebesar 38,9% dibandingkan dengan
bahwa secara multivariat terdapat hubungan yang signifikan antara umur, paritas,
tinggi badan, jarak kelahiran, terutama kekurangan energi kronis (KEK), status
berdasarkan umur ≥ 35 tahun, paritas 1 dan ≥ 5, jarak kehamilan > 2 tahun dan ante
natal care (ANC) < 4 kali dengan kejadian BBLR. Kehamilan ibu dibawah usia
20tahun memiliki risiko tinggi sebesar 2-4 kali karena dalam masa pertumbuhan dan
diatas usia 35 tahun mempunyai masalah penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes
mellitus, dan anemia. Kelompok usia ibu kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun
akan mengalami kemungkinan 3,4 kali atau 77% melahirkan BBLR daripada
BBLR. Hal ini disebabkan karena keadaan anatomis reproduksi pada usia ibu < 20
tahun belum berfungsi dengan optimal baik alat-alat reproduksi internal maupun
eksternal termasuk keadaan endometrium yang belum mampu menerima nidasi, dan
usia ibu > 35 tahun yang mengalami penurunan fungsi karena penuaan, antara lain
menurunnya fungsi berbagai organ dan sistem tubuh diantaranya sistem otot-otot
umumdapat disimpulkan bahwa usia ibu dibawah 20 tahun akan berpengaruh pada
perkembangan sistem reproduksi yang belum berfungsi secara optimal serta dari
faktor psikologis yang belum siap menerima kehamilan dan akan berpengaruh
terhadap bayi yang dilahirkan. Serta usia diatas 35 tahun fungsi alat reproduksi sudah
menurun, terjadi perubahan pada pembuluh darah, serta menurunnya fungsi hormon
2013).
2.5. Kerangka teori
Kehamilan
>35 tahun
BBLR
<20 tahun
Bagan KerangkaTeori
2.6. Kerangka konsep
Hamil di Usia
BBLR
Remaja
2.7. Hipotesis