Anda di halaman 1dari 24

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pernikahan

2.1.1. Definisi Pernikahan

Seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1

Tahun 1974 menegaskan bahwa perkawinan itu adalah ikatan lahir batin antara

seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk

keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa yang

ditegaskan pada ketentuan pasal 2 ayat (1) dan (2) undang-undang nomor 1 tahun 1974

sebagai berikut 1) Perkawinan adalah sah, apabila melakukan menurut masing-masing

agamanya dan kepercayaannya. 2) Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan

perundang-undangan.

2.1.2. Definisi Pernikahan Dini

Pernikahan dini merupakan pernikahan yang dilakukan oleh seseorang yang

memiliki umur yang relatif muda. Umur yang relatif muda tersebut yaitu usia pubertas

usia antara 10-19 tahun (Desiyanti, 2015). Pernikahan dini juga dikemukakan oleh

(Rumekti dan Indah, 2016) bahwa pernikahan dini merupakan pernikahan yang

dilakukan oleh pasangan suami dan istri yang secara psikis dan mentalnya belum

cukup. Dari definisi pernikahan dini di atas dapat disimpulkan bahwa pernikahan dini

merupakan pernikahan yang dilakukan oleh pasangan yang masih muda yaitu usia

yang masih pubertas usia antara 10-19 tahun dan belum mempunyai persiapan, baik

secara psikis dan mental.


2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempegaruhi Pernikahan Dini

Beberapa faktor yang mempengaruhi pernikahan dini menurut beberapa ahli

yang biasa dijumpai di lingkungan masyarakat kita yaitu:

1. Faktor Ekonomi

Beban ekonomi pada keluarga sering kali mendorong orang tua untuk cepat-cepat

menikahkan anaknya dengan harapan beban ekonomi keluarga akan berkurang,

karena anak perempuan yang sudah menikah menjadi tanggung jawab suami,

sehingga orang tua sudah tidak mempuyai tanggung jawab lagi. Hal ini banyak

kita jumpai dipedesaan, tanpa peduli umur anaknya masih sangat muda (Sardi,

2016).

2. Faktor Pendidikan

Faktor Pendidikan kurangnya pendidikan dan pengetahuan orang tua

menyebabkan terjadinya pernikhan usia dini. Padahal pernikahan dini dapat

memutuskan pendidikan anaknya sehingga tidak dapat melanjutkan

pendidikannya. Hal ini disebabkan karena kurangnya wawasan terhadap

pengetahuan sehingga tidak berfikir panjang dampak dan akibat dari pernikahan

dini (Sardi, 2016).

3. Faktor Orang Tua

Orang tua akan menikahkan anaknya ketika anaknya sudah gadis. Hal ini sudah

turun temurun dikalangan pedesaan, karena orang tua takut anaknya akan terjadi

hal sesuatu yang akan membahayakan dirinya sendiri. Dan kurangnya

pengetahuan orang tua sehingga menyebabkan pola fikir orang tua yang bersifat

pasrah dan menyerahkan anaknya kepada orang yang akan menikahinya, orang

tuatanpa befikir panjang tidak memperhatikan usia anak dan tidak memikirkan

pendidikan anaknya akan terputus (Mahfudin dan Khoirotul, 2016).


4. Faktor Media Massa

Semakin modern media massa berkembang secara canggih. Hal ini banyak remaja

menyalahgunakan media massa untuk hal-hal yang negatif. Sehingga remaja

sekarang banyak kian permisif terhadap seks (Khilmiyah, 2014).

5. Faktor Adat Istiadat

Menurut adat-istiadat pernikahan sering terjadi karena adanya perjodohan sejak

kecil. Kemudian orang tua yang bertempat tinggal di pedesaan pada umumnya

ingin cepat-cepat menikahkan anak gadisnya karena takut akan menjadi perawan

tua. Hal ini tidak memikirkan nasib pendidikannya (Mubasyaroh, 2016)

2.1.4. Dampak Dari Pernikahan Dini

Dampak-dampak pernikahan dini Menurut (Khilmiyah, 2014) adalah sebagai

berikut:

1. Dampak Psikologis

banyak dampak dari pernikahan dini terutama bagi kaum wanita, salah satunya

berdampak pada psikoilogis wanita antara lain:

a. Cemas

Gejala psikologis seperti sangat takut merasakan akan ditimpa bahaya atau

kecelakaan, hilang kepercayaan, tidak bisa memusatkan perhatian, ingin lari dari

kenyataan, dan lain-lain. Adapun kecemasan yang terjadi didalam keluarga

pernikahan dini disebabkan karena takut akan adanya bahaya yang mengancam dan

persepsi itu akan menghasilkan perasaan tertekan bahkan panik. Jadi kecemasan

yang dialami keluarga pernikahan dini dapat diartikan sebagai perasaan campur

berisikan ketakutan dan kekhawatiran dalam menghadapi masalah yang timbul

dalam keluarganya.

b. Stres
Stress yang muncul karena keadaan lingkungan (stres psikososial) adalah setiap

keadaan atau peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan

seseorang. Sehingga orang tersebut terpaksa mengadakan adaptasi. Sama

halnya seseorang yang menikah dini dia harus mengulang atau adaptasi dengan

keadaan yang baru.

c. Beban Ganda Wanita Nikah Dini Adanya anggapan bahwa kaum wanita

memiliki sifat memelihara dan rajin, serta tidak cocok untuk menjadi kepala

rumah tangga, berakibat bahwa semua pekerjaan rumah tangga menjadi

tanggunga jawab kaum perempuan. Konsekuensinya, banyak perempuan yang

harus bekerja keras dan lama untuk menjaga kebersihan dan kerapihan rumah

tangganya. Dikalangan keluarga miskin beban sangat berat ini ditanggung oleh

perempuan sendiri. Terlebih jika perempuan tersebut harus bekerja, maka ia

memikul beban kerja ganda.

d. Perceraian Keluarga Nikah Dini Dampak dari pernikahan usia muda adalah

rentannya perceraian. Secara umum tidak seorangpun mengharapkan

perkawinannya berakhir dengan perceraian, namun demikian seringkali

lingkungan yang berbeda, serta perbedaan-perbedaan yang lain sifatnya pribadi

akan mengakibatkan perkawinan tidak bisa dipertahankan keutuhannya

2. Dampak Biologis

CARI BERDASARKAN LITERATUR.

3. Dampak Sosial

CARI BERDASARKAN LITERATUR.

4. Dampak Prilaku Seksual Menyimpang

CARI BERDASARKAN LITERATUR.

5. Dampak Terhadap Kesehatan Reproduksi


Pernikahan dini dari sudut kesehatan Reproduksi mempunyai dampak negatif baik

ibu maupun anak. Hal ini disebabkan sebagian besar tubuh seorang gadis belum

siap untuk persalinan yang aman dan sehat. Anak-anak dibawah umur 17 tahun

lebih sering mengalami persalinan yang lama dan sulit serta persalinan yang

terlambat karena usianya yang masih muda dan dalam peroses

pematangan.(JELASIN LEBIH BANYAK IMS, AIDS)

2.2. Kehamilan

2.2.1. Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah masa dimulai dari saat konsepsi sampai lahirnya janin.

Lama hamil normal adalah 40 minggu atau 9 bulan 7 hari dihitung dari hari pertama

haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan/trimester, yaitu trimester pertama

dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, trimester kedua dari bulan keempat sampai

bulan keenam, dan trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai bulan kesembilan

(Depkes RI, 2007).

2.2.2. Kehamilan pada usia pernikahan dini

JELASIN USIA KURANG DARI 20 YANG DIBAWAH 16 TAHUN (SESUAI

DEFINISI OPERASIONAL, GIMANA SIH PERSIAPANNYA SECARA

SIKOLOGIS, KESEHATAN ANATOMI

2.2.3. Definisi Kehamilan dengan risiko

Kehamilan dengan risiko adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya

bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin

yangdikandungnya selama kehamilan, persalinan ataupun nifas bila dibandingkan

dengan kehamilan, persalinan dan nifas normal (Sarwono, 2008)

2.2.4. Klasifikasi Kehamilan Resiko Tinggi


a. Usia pertama hamil terlalu muda (<20 tahun)

Wanita berumur terlalu muda meningkatkan risiko bayi premature,

perdarahan antepartum, dan perdarahan postpartum. Pada usia ini juga

berisiko mengalami penyulit pada saat hamil dan melahrikan. Karena

kurangnya pengalaman dan informasi serta alat reproduksi yang belum matang

angka morbiditas dan mortalitas ibu hamil remaja 2-4 kali lebih tinggi

daripada ibu hamil berusia 20-35 tahun. Bahaya yang terjadi pada ibu hamil

berusia terlalu muda antara lain anemia, hipertensi pada kehamilan, prematur,

fetal distress, asfiksia neonatorum, berat badan bayi lahir rendah, abortus

spontan, tindakan ekstraksi vakum, dan plasenta previa.

b. Kehamilan pertama terlalu tua

Pada beberapa penelitian menemukan primigravida berusia ≥35 tahun

jumlah komplikasi keluaran maternal meningkat bila dibandingkan

primigravida berusia 20-35 tahun yaitu pada kejadian perdarah postpartum,

persalinan dan bedah sesar. (WHO, 2002) Bahaya yang terjadi pada primi tua

dapat menimbulkan masalah selama hamil misalnya preeklamsi, dan masalah

persalinan tidak lancar yang memerlukan intervensi atau tindakan dalam

persalinan

c. Usia hamil terlalu tua (≥35 tahun)

 CARI BERDASARKAN LITERATUR

d. Jarak kehamilan terlalu dekat (≤2 tahun)

CARI BERDASARKAN LITERATUR

e. Jarak kehamilan terlalu jauh (≥10 tahun)

CARI BERDASARKAN LITERATUR

f. Jumlah anak terlalu banyak (≥4 anak)


CARI BERDASARKAN LITERATUR

g. Ibu dengan tinggi badan 145 cm atau kurang

Tinggi badan ibu mencerminkan ukuran pelvis yang berhubungan

dengan distosia. Ibu dengan tinggi badan 145 cm atau kurang meningkatkan

risiko untuk mengalami penyulit dalam persalinan (Rochjati, 2003).

2.3. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

2.3.1. Definisi Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

Definisi dari bayi berat badan lahir rendah menurut Saputra (2014), bayi berat

lahir rendah ialah berat badan bayi yang lahir kurang dari 2500 gram tanpa

memandang masa gestasi atau usia kehamilan. Berdasarkan Ikatan Dokter Indonesia

(IDI) 2014, BBLR yaitubayi berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa maemandang

masa gestasi dengan catatan berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam satu

jam setelah lahir.Menurut Hasan&Alatas (2005), bayi yang berat badan saat lahir

kurang dari 2500 gram dengan batas maksimal 2499 gram.LITERATUR

CANTUMIN DI AKHIR PARAGRAF AJA

Berat Badan Lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan lahir

kurang dari 2500 gram (Pantiawati, 2010).BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat

badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan.LITERATUR

CANTUMIN DI AKHIR PARAGRAF AJA

2.3.2. Klasifikasi Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

Klasifikasi Ada beberapa cara dalam mengelompokkan BBLR (Proverawati ,

2010):

 Menurut harapan hidupnya


a. Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500 gram.

b. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 1000- 1500

gram.

c. Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir kurang dari

1000 gram.

 Menurut masa gestasinya

a. Prematuritas murni yaitu masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan

berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi atau biasa

disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB-

SMK).LITERATUR CANTUMIN

b. Dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan

seharusnya untuk masa gestasi itu. Bayi mengalami retardasi

pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi kecil untuk masa

kehamilannya (KMK).LITERATUR CANTUMIN

2.3.3. KarakteristikBerat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

Menurut (Proverawati , 2010)Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

karateristik sesuai dengan kondisinya, karakteristik dari bayi BBLR

prematuritas adalah sebagai berikut

 Berat badan kurang dari 2500 gr.

 Panjang badan kurang dari 45 cm.

 Lingkar kepala kurang dari 33 cm.

 Lingkar dada kurang dari 33 cm.

 Masa Gestasi kurang dari 37 cm,

 kulit lebi tipis dari bayi normal dan lebih transparan.

 Kepala lebih besar dari pada badan dan sulit ditegakan.


 ditemukan banyak lanugo terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan

 Lemak subkutan kurang.

 Ubun-ubun dan sutura lebar teraba lebar.

 Ukuran Bayi lebih kecil dari bayi normal.

 Pergerakan kurang dan lemah

 Tangisan bayi lebih lemah dari bayi normal.

 Pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnea.

 Reflexs tonus leher lemah, reflexs menghisap dan menelan serta reflexs batuk

belum sempurna Tulang rawan telinga belum terbentuk

 Refleks-refleks masih lemah

 Alat kelamin luar: pada perempuan labia mayora belum menutupi labia

minora, pada laki-laki belum terjadi penurunan testis dan kulit testis rata

(rugae testis belum terbentuk).

Sedangkan karakteristik BBLR dismaturitas adalah sebagai berikut

 Kulit terselubung verniks kaseosa tipis atau tidak ada.

 Kulit pucat atau bernoda mekonium.

 Kering keriput tipis.

 Jaringan lemak dibawah kulit tipis.

 Bayi tamapk gesit, aktif dan kuat.

 Tali pusat berwarna kuning kehijauan.

2.3.4. Etiologi Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

Menurut Manuaba, berdasarkan penyebabnya, BBLR dibedakan menjadi 2,

BBLR karenaprematur (usia kandungan kurang dari 38 minggu) yang dikenal dengan

BBLR sesuai masa kehamilan, dan BBLR karena Intra Uterine Growth
Retardation(IUGR) atau dikenal dengan istilah kecil masa kehamilan. Kedua

jenispembagian tersebut sangat penting diketahui karena akan berpengaruh

terhadapketahanan dan probabilitas pencapaian berat normal. Contohnyaperbedaan

derajat,semakin parah atau semakin rendah berat lahirnya maka ketahanan

dankemungkinan untuk mencapai berat normal akan semakin rendah ataupun

kaloberhasil mencapai berat normal maka waktu yang diperlukan akan

semakinpanjang (Prabamurti et al., 2008).FONTNYA

BBLR sesuai masa kehamilan (prematur)BBLR sesuai masa kehamilan

(SMK) adalah bayi saat lahir beratnyakurang dari 2500 gram yang disebabkan karena

lahir prematur atau belummencapaiusia kehamilan 38 minggu. BBLR tipe ini disebut

sesuai masakehamilan karena pertumbuhan berat bayi dengan umur kehamilan

sesuai(normal), tidak terjadi distresssatau gangguan pertumbuhan.

Umurkehamilantersebut berat bayi belum mencapai 2500 gram, organ pentingseperti

paru-paru belum matang sehingga meningkatkan risiko kematian, kelainandan

kesakitan terutama pada tahun pertama kehidupannya(Putra, 2012). Penyebab

kelahiranprematur dapat berasal dari faktor ibu seperti toksemia gravidarum,

kelainanbentuk uterus, tumor dan ibu yang menderita penyakit serta trauma

masakehamilan sedangkan penyebab yang berasal dari faktor janin seperti

kehamilanganda, hidramnion, ketuban pecah dini, cacat bawaan, infeksi

rubelladantoksoplasmosis (Putra, 2012)FONTNYA

BBLR kecil masa kehamilan (KMK)BBLR kecil masa kehamilan adalah bayi

saat lahir beratnya kurang dari2500 gram untuk masa gestasi. BBLR tipe ini dapat

merupakan bayi kurang bulan(preterm), cukup bulan (aterm), lewat bulan (postterm).

Bayi ini disebut jugadengan sebutan Small for Gestational Age(SGA) atau Small for

Date Age(SDA).Hal ini dikarenakan janin mengalami gangguan pertumbuhan di


dalam uterus(Intra Uterine Growth Retardation) sehingga pertumbuhan janin

mengalamihambatan (distress)(Putra, 2012).

BBLR KMK dibagi menjadi 2 jenis.Proportionate Intra Uterine Growth

Retardation(PIUGR), yaitu janin yang menderita gangguanpertumbuhan cukup

lamamulai berminggu-minggu sampai berbulan-bulansebelum lahir. Gangguan

pertumbuhan yang lama tersebut menyebabkan beratbadan, panjang kepala dan

lingkar kepala dalam proporsi yang seimbang tetapiseluruh ukuran antopometri

tersebut berada di bawah masa gestasi yangsebenarnya.Disproportionate Intra

Uterine Growth Retardation(DIUGR) adalahjanin yang mengalami gangguan

pertumbuhan sub-akut. Gangguan terjadibeberapa minggu sampai beberapahari

sebelum janin lahir. Panjang badan bayi dan lingkar kepala normal, akan tetapi berat

tidak sesuaidengan masa gestasidalam keadaan ini. Bayi tampak kurus dan lebih

panjang dengan tanda-tandasedikit jaringan lemak di bawah kulit, kulit kering keriput

dan mudah diangkat(Putra, 2012).FONTNYA

2.3.5. Faktor Resiko Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

Faktor –faktor resiko yang mempengaruhi terhadap kejadian BBLR, antara

lain adalah karakteristik sosial demografi ibu (umur kurang dari 20 tahun dan umur

lebih dari 34 tahun, ras kulit hitam, status sosial ekonomi yang kurang, status

perkawinan yang tidah sah, tingkat pendidikan yang rendah). Risiko medis ibu

sebelum hamil juga berperan terhadap kejadian BBLR (paritas, berat badan dan tinggi

badan, pernah melahirkan BBLR, jarak kelahiran).Status kesehatan reproduksi ibu

berisiko terhadap BBLR (status gizi ibu, infeksi dan penyakit selama kehamilan,

riwayat kehamilan dan komplikasikehamilan). Status pelayanan antenatal (frekuensi


dan kualitas pelayanan antenatal, tenaga kesehatan tempat periksa hamil, umur

kandungan saat pertama kali pemeriksaan kehamilan) juga dapat beresiko untuk

melahirkan BBLR(Little et al., 2011; Prabamurti et al., 2008).

2.3.6. Patofisiologi Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum

cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi

lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih

kecil dari masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Masalah ini terjadi

karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang

disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan

keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi

berkurang.LITERATUR CANTUMIN

Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak

mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir

normal. Kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak menderita

sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan

melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat dari pada ibu dengan kondisi kehamilan

yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering

melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi

bila ibu menderita anemia.LITERATUR CANTUMIN

Ibu hamil umumnya mengalami deplesi atau penyusutan besi sehingga hanya

memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang

normal. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada

pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan

kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, dan BBLR. Hal ini
menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna

lebih tinggi, sehingga kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih

besar (Nelson, 2000).

2.3.7. Diagnosis Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

Penegakan diagnosa bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan memastikan berat

bayi yang lahir dalam waktu satu jam pertama setelah kelahiran dan didapatkan berat

bayi lahir kurang dari 2500 gram.

Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan diagnostik pada bayi BBLR (Mitayani, 2009) :

a. Jumlah darah lengkap: penurunan pada Hb (normal: 12- 24gr/dL), Ht

(normal:33 -38% ) mungkin dibutuhkan.

b. Dektrosik: menyatakan hipoglikemi (normal: 40 mg/dL).

c. Analisis Gas Darah (AGD): menentukan derajat keparahan distres pernafasan

bila ada. Rentang nilai normal:

1. pH : 7,35-7,45

2. TCO2 : 23-27 mmol/L

3. PCO2 : 35-45 mmHg

4. PO2 : 80-100 mmHg

5. Saturasi O2 : 95 % atau lebih

6. Elektrolit serum: mengkaji adanya hipokalsemia.

d. Bilirubin: mungkin meningkat pada polisitemia. Bilirubin normal:

1. bilirubin indirek 0,3 – 1,1 mg/dl.

2. bilirubin direk 0,1 – 0,4 mg/dl.

e. Urinalisis: mengkaji homeostatis.


f. Jumlah trombosit (normal: 200000 - 475000 mikroliter): Trombositopenia

mungkin menyertai sepsis.

g. EKG, EEG, USG, angiografi: defek kongenital atau komplikasi.

2.3.8. Penatalaksanaan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada bayi BBLR yaitu

denganmenerapkan beberapa metodeDevelopemntal careyaitu:

1. Pemberian posisi

Pemberian posisi pada bayi BBLR sangat mempengaruhi

padakesehatan dan perkembangan bayi. Bayi yang tidak perlumengeluarkan

energi untuk mengatasi usaha bernafas, makan ataumengatur suhu tubuh dapat

menggunakan energi ini untukpertumbuhan dan perkembangan.Posisi

telungkup merupakan posisi terbaik bagi kebanyakanbayi preterm dan BBLR

yang dapat menghasilkan oksigenasi yanglebih baik, lebih menoleransi

makanan, dan pola tidur istirahatnyalebih teratur. Bayi memperlihatkan

aktifitas fisik dan penggunaanenergi lebih sedikit bila diposisikan telungkup.

Akan tetapi adayang lebih menyukai postur berbaring miring fleksi.

Posisitelentang lama bagi bayi preterm dan BBLR tidak disukai,

karenatampaknya mereka kehilangan keseimbangan saat telentang

danmenggunakan energi vital sebagai usahauntuk mencapaikeseimbangan

dengan mengubahpostur.Posisi telentang jangka lama bayi preterm dan BBLR

dapatmengakibatkan abduksi pelvis lebar (posisi kaki katak), retraksidan

abduksi bahu, peningkatan ekstensi leher dan peningkatanekstensi batang

tubuh dengan leher dan punggung melengkung.Sehingga pada bayi yang sehat

posisi tidurnya tidak boleh posisitelungkup (Wong, 2008).FONT NYA

2. Minimal handling
 Dukungan Respirasi

Banyak bayi BBLR memerlukan oksigen suplemen danbantuan

ventilasi, hal ini bertujuan agar bayi BBLR

dapatmencapaidanmempertahankanrespirasi.Bayidenganpenanganan

suportif ini diposisikan untuk memaksimalkanoksigenasi. Terapi

oksigen diberikan berdasarkan kebutuhandan penyakit bayi.FONT

NYA

 Termoregulasi

Kebutuhan yang paling krusial pada bayi BBLR adalahpemberian

kehangatan eksternal setelah tercapainya respirasi.Bayi BBLR

memiliki masa otot yang lebih kecil dan depositlemak cokelat lebih

sedikit untuk menghasilkan panas,kekurangan isolasi jaringan lemak

subkutan, dan control reflekyang buruk pada kapiler kulitnya. Pada

saat bayi

BBLRlahirmerekaharussegeraditempatkandilingkunganyangdipanaska

n hal ini untuk mencegah atau menunda terjadinyaefek stres

dingin.FONT NYA

 Perlindungan terhadap infeksi

Perlindungan terhadap infeksi merupakan salah satupenatalaksanaan

asuhan keperawatan pada bayi BBLR untukmencegah terkena

penyakit. Lingkungan perilindungan dalaminkubator yang secara

teratur dibersihkan dan digantimerupakan isolasi yang efektif terhadap

agens infeksi yangditularkan melalui udara. Sumber infeksi meningkat

secaralangsung berhubungan dengan jumlah personel dan

peralatanyang berkontak langsung dengan bayi.FONT NYA


 Hidrasi

Bayi resiko tinggi sering mendapat cairan parenteral untukasupan

tambahan kalori, elektrolit, dan air. Hidrasi yangadekuat sangat

penting pada bayi preterm, karena kandunganair ekstraselulernya lebih

tinggi (70% pada bayi cukup bulandan sampai 90% pada bayi

preterm). Hal ini dikarenakanpermukaan tubuhnya lebih luas dan

kapasitas osmotik diuresisterbatas pada ginjal bayi preterm yang belum

berkembangsempurna, sehingga bayi tersebut sangat peka

terhadapkehilangan cairan.FONT NYA

 Nutrisi

Nutrisi yang optimal sangat kritis dalam manajemen bayiBBLR, tetapi

terdapat kesulitan dalam memenuhi kebutuhannutrisi mereka karena

berbagai mekanisme ingesti dan digestimakanan belum sepenuhnya

berkembang. Jumlah, jadwal, danmetode pemberian nutrisi ditentukan

oleh ukuran dan kondisibayi. Nutrisi dapat diberikan melalui parenteral

ataupun enteral atau dengan kombinasi keduanyaFONT NYA

3. Perawatan Metode Kanguru (Kangaroo Mother Care)

 Definisi dan manfaat perawatan metode kanguru

Perawatan metode kanguru (PMK) merupakan salahsatu alternatif cara

perawatan yang murah, mudah, danaman untuk merawat bayi BBLR.

Dengan PMK, ibu dapatmenghangatkan bayinya agar tidak kedinginan

yangmembuat bayi BBLR mengalami bahaya dan dapatmengancam


hidupnya, hal ini dikarenakan pada bayi BBLRbelum dapat mengatur

suhu tubuhnya karena sedikitnya lapisan lemak dibawah kulitnya.

PMK dapat memberikan kehangatan agar suhu tubuhpada bayi BBLR

tetap normal, hal ini dapat mencegah terjadinya hipotermi karena tubuh

ibu dapat memberikan kehangatan secara langsung kepada bayinya

melalui kontak antara kulit ibu dengan kulit bayi, ini juga dapat

berfungsi sebagai pengganti dari inkubator.PMK dapat melindungi

bayi dari infeksi, pemberian makanan yang sesuai untuk bayi (ASI),

berat badan cepat naik, memiliki pengaruh positif terhadap

peningkatan perkembangan kognitif bayi, dan mempererat ikatan

antara ibu dan bayi, serta ibu lebih percaya diri dalam merawatbayi

(Perinansia, 2008).FONT NYA

4. Perawatan pada incubator

Inkubator adalah suatu alat untuk membantu terciptanyasuatu lingkungan

yang optimal, sehingga dapat memberikansuhu yang normal dan dapat

mempertahankan suhu tubuh. Padaumumnya terdapat dua macam inkubator

yaitu inkubator tertutup dan inkubator terbuka

 Perawatan bayi dalam inkubator tertutup

Perawatan bayi dalam inkubator terbuka(Hidayat, 2005).FONT NYA

2.3.9. Komplikasi Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

Komplikasi yang dapat timbul pada bayi dengan berat lahir rendah(Mitayani,

2009)

a. Sindrom aspirasi mekonium


Sindrom aspirasi mekonium adalah gangguan pernapasanpada bayi baru

lahir yang disebabkan oleh masuknyamekonium (tinja bayi) ke paru-paru

sebelum atau sekitar waktukelahiran (menyebabkan kesulitan bernafas pada

bayi).

FONT NYA

b. Hipoglikemi simptomatik

Hipoglikemi adalah kondisi ketidaknormalan kadar glokosaserum yang

rendah. Keadaan ini dapat didefinisikan sebagaikadar glukosa dibawah 40

mg/dL. Hipoglikemi sering terjadipada BBLR, karena cadangan glukosa

rendah ,terutama padalaki-laki.

FONT NYA

c. Penyakit membran hialin yang disebabkan karena membransurfaktan belum

sempurna atau cukup, sehingga alveoli kolaps.Sesudah bayi mengadakan

aspirasi, tidak tertinggal udaradalam alveoli, sehingga dibutuhkan tenaga

negative yang tinggiuntuk pernafasan berikutnya.FONT NYA

TAMBAHIN KOMPLIKASINYA SAMPAI KE KEMATIAN BIAR

SESUAI SAMA LATBER (KEMATIAN IBU DAN BAYI)

2.3.10. PencegahanBerat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

Upaya mencegah terjadinya peralinan prematuritas atau bayi berat lahir

rendahlebih penting daripada menghadapi kelahiran dengan berat yang rendah, yaitu :
a. Upayakan agar melakukan asuhan antenatal yang baik, segera melakukan

konsultasi-merujuk penderita bila terdapat kelainan.

b. Meningkatkan gizi masyarakat sehingga dapat mencegah terjadinya persalinan

dengan BBLR.

c. Tingkat penerimaan gerakan keluarga berencana.

d. Anjurkan lebih banyak istirahat bila kehamilan mendekati aterm atau tirah

baring bila terjadi keadaan yang menyimpang dari partun normal kehamilan.

e. Tingkat kerjasama dengan dukun beranak yang masih mendapat kepercayaan

masyarakat (Manuaba, 2010).

f. Mengkonsumsi tablet zat besi secara teratur sebanyak 1 tablet per hari.

Lakukan minimal sebanyak 90 tablet. Mintalah tablet zat besi saat

berkonsultasi dengan ahli.

g. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam

rahim, tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan

agar mereka dapat menjaga kesehatanya dan janin yang dikandung dengan

baik.

h. Memberikan pengarahan kepada ibu hamil dan keluarganya untuk mengenali

tanda-tanda bahaya selama kehamilan dan mendapatkan pengobatan terhadap

masalah-masalah selama kehamilan (Proverawati, 2010).

2.4. Hubungan usia pernikahan dini beresiko dengan BBLR

Alat reproduksi seorang wanita adalah alat prokreasi dan kreasi yang

diupayakan semaksimal sehingga tercapai well health mother for well born baby. Usia

reproduksi sehat seorang wanita yang akan menjalankan kehamilan yaitu usia 20-35

tahun. Usia tersebut merupakan batasan yang aman dari segi reproduksi. Seorang

ibubisamengandung dengan aman dan sehat apabila mendapat pemeliharaan yang


baik serta keamanan reproduksinya bisa dipelihara dengan lebih mudah. Usia ibu saat

kehamilan biasanya berhubungan dengan berat badan bayi. Kehamilan dibawah usia

20 tahun merupakan usia yang berisiko tinggi karena sistem reproduksi belum

optimal, peredaran darah menuju serviks dan menuju uterus belum sempurna

sehingga dapat mengganggu proses penyaluran nutrisi dari ibu ke janin. Kehamilan

usia diatas 35 tahun memiliki masalah kesehatan seperti hipertensi, diabetes melitus,

anemia dan penyakit kronis lainnya.

BBLR merupakan salah satu faktor resiko dari kehamilan usia resiko tinggi.

Hubungan Usia Ibu dengan BBLR,Menurut Anwar (2003) usia Ibu < 20 tahun dan >

35 tahun termasuk dalam rawan hamil dengan kehamilan beresiko tinggi. Remaja

putri yang berusia kurang dari 18 tahun mempunyai 2 sampai 5 kali risiko kematian

(maternal mortality) dibandingkan dengan wanita yang berusia 18-25 tahun akibat

persalinan lama dan persalinan macet, perdarahan maupun faktor lain (Purwoastuti,

2015). Disebabkan karena organ reproduksi di usia tersebut seperti rahim belum

cukup matang untuk menganggung beban kehamilan dan kemungkinan komplikasi

seperti terjadinya keracunan kehamilan atau preeklamsi dan plasenta previa yang

dapat menyebabkan perdarahan selama persalinan selain itu pada usia ini biasanya

karena belum siap ibu secara psikis maupun fisik (Anwar, 2003).

Menurut penelitian Suradi, dkk (2000) usia ibu kurang dari 20 tahun

mempunyai peluang 1,27 kali untuk melahirkan bayi dengan BBLR dibandingkan

dengan usia ibu 20-35 tahun dan usia ibu lebih dari 35 tahun mempunyai peluang 2,10

kali untuk melahirkan bayi dengan BBLR dibandingkan dengan usia 20-35 tahun.

Meningkatnya kelahiran bayi pada ibu dengan umur muda atau kurang dari 20 tahun

berhubungan dengan tingkat pendidikan yang rendah primipara dan perawatan

antenatal sedangkan umur tua berhubungan dengan kurangnya potensial tumbuh janin
akibat usia jaringan biologis dan adanya penyakit. Diketahui bahwa dari beberapa

faktor yang mempengaruhi BBLR meliputi faktor usia ibu, jumlah anak, usia

kehamilan, jenis kelamin, dan jarak kehamilan. Namun dari hasil kesimpulan peneliti

bahwa faktor usia ibu tidak jelas mempengaruhi berat badan bayi baru lahir. Berat

badan bayi kurang 2500 gram sebagian kecil (3%) pada kelompok usia kurang dari

20 tahun, dan (8%) pada usia Ibu lebih dari 30 tahun. Tetapi hampir seluruh (89%)

pada kelompok ibu dengan usia ideal 20-30 tahun.

Menurut Aras (2013) usia ibu yang sangat muda terlibat dengan peningkatan

risiko BBLR dan kelahiran prematur. Semakin bertambahnyausia perempuan akan

memiliki risiko tinggi terhadap kejadian bayi lahir mati, kelahiran prematur, dan bayi

yang dirawat di NICU (Neonatal Intensive Care Unit) (Lisonkova et al, 2010). Ibu

remaja yang melahirkan memiliki proporsi kelahiran bayi prematur yang lebih tinggi

sebesar 27,7% dibandingkan dengan ibu dewasa dengan proporsi sebesar 13,1% serta

ibu remaja mempunyai bayi berat lahir rendah sebesar 38,9% dibandingkan dengan

ibu dewasa sebesar 30,4% (Aras, 2013).

Menurut Hasil penelitian yang dilakukan oleh Titik Hidayati menunjukkan

bahwa secara multivariat terdapat hubungan yang signifikan antara umur, paritas,

tinggi badan, jarak kelahiran, terutama kekurangan energi kronis (KEK), status

anemia dan frekuensi kunjungan pemeriksaan kehamilan dengan kejadian BBLR.

Hasil penelitiannya menunjukkan terdapat hubungan antara karakteristik ibu hamil

berdasarkan umur ≥ 35 tahun, paritas 1 dan ≥ 5, jarak kehamilan > 2 tahun dan ante

natal care (ANC) < 4 kali dengan kejadian BBLR. Kehamilan ibu dibawah usia

20tahun memiliki risiko tinggi sebesar 2-4 kali karena dalam masa pertumbuhan dan

diatas usia 35 tahun mempunyai masalah penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes

mellitus, dan anemia. Kelompok usia ibu kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun
akan mengalami kemungkinan 3,4 kali atau 77% melahirkan BBLR daripada

kelompok usia 20 tahun sampai 35 tahun.Semakinrendahnya usia ibu dan

bertambahnya usia ibu saat melahirkan, semakin meningkatnya angka kejadian

BBLR. Hal ini disebabkan karena keadaan anatomis reproduksi pada usia ibu < 20

tahun belum berfungsi dengan optimal baik alat-alat reproduksi internal maupun

eksternal termasuk keadaan endometrium yang belum mampu menerima nidasi, dan

usia ibu > 35 tahun yang mengalami penurunan fungsi karena penuaan, antara lain

menurunnya fungsi berbagai organ dan sistem tubuh diantaranya sistem otot-otot

syaraf kardiovaskuler, endokrin, dan reproduksi yang dapat menyebabkan gangguan

pertumbuhan hasil konsepsi (Manuaba, 2010).

Fungsi reproduksi pada wanita yang berusia diatas 35 tahun mengalami

penurunan dibandingkan reproduksi normal sehingga kemungkinan terjadinya

komplikasi dan mengalami penyulit obstetrik serta mengidap penyakit kronis.Secara

umumdapat disimpulkan bahwa usia ibu dibawah 20 tahun akan berpengaruh pada

perkembangan sistem reproduksi yang belum berfungsi secara optimal serta dari

faktor psikologis yang belum siap menerima kehamilan dan akan berpengaruh

terhadap bayi yang dilahirkan. Serta usia diatas 35 tahun fungsi alat reproduksi sudah

menurun, terjadi perubahan pada pembuluh darah, serta menurunnya fungsi hormon

yang mengatur siklus reproduksi dan berpengaruh terhadap kehamilannya (Manuaba,

2013).
2.5. Kerangka teori

Kehamilan

Resiko Tinggi Tidak Resiko Tinggi

Usia Jarak Kelahiran Jumlah Anak Penyakit


MenahunIbu

>35 tahun

BBLR
<20 tahun

= Variabel tidakditeliti = Variabel Diteliti

Bagan KerangkaTeori
2.6. Kerangka konsep

Hamil di Usia
BBLR
Remaja

Bagan Kerangka Konsep

2.7. Hipotesis

Adanya hubungan hamil di usia remaja dengan kejadian BBLR di RSUD

Tanjung Kabupaten Lombok Utara tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai