Anda di halaman 1dari 32

DAFTAR ISI:

SAMBUTAN ................................................................................... 2
DIREKTUR JENDERAL PAUD DAN DIKMAS ............................ 2
KATA PENGANTAR ..................................................................... 2
BAB I. ............................................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG ......................................................................... 4
B. DASAR HUKUM .............................................................................. 5
C. TUJUAN ........................................................................................ 5

BAB II............................................................................................. 6
A. KERUSAKAN BANGUNAN ................................................................ 6
B. INTENSITAS KERUSAKAN BANGUNAN............................................... 6
C. PERAWATAN BANGUNAN ................................................................ 7
D. KOMPONEN BANGUNAN ................................................................. 8
E. BOBOT NILAI KOMPONEN BANGUNAN ........................................... 10

BAB III.......................................................................................... 11
A. MENGHITUNG INTENSITAS KERUSAKAN KOMPONEN BANGUNAN ...... 11
A.1. Menghitung Kerusakan Atap ..................................................................... 11
A.2. Menghitung Kerusakan Plafond ................................................................ 13
A.3. Menghitung Kerusakan Dinding ................................................................ 14
A.4. Menghitung Kerusakan Pintu dan Jendela .............................................. 15
A.5. Menghitung Kerusakan Lantai .................................................................. 17
A.6. Menghitung Kerusakan Fondasi ............................................................... 18
A.7. Menghitung Kerusakan Instalasi Utilitas .................................................. 19
A.8. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Intensitas Kerusakan Komponen
Bangunan. ................................................................................................... 20
B. MELAKUKAN ANALISA INTENSITAS KERUSAKAN BANGUNAN............ 21
B.1. Mengenal Format A1. ................................................................................. 22
B.2. Menghitung Tingkat Kerusakan Bangunan. ............................................ 23

BAB IV ......................................................................................... 26
A. SOSIALISASI DAN PELATIHAN ........................................................ 26
B. MONITORING DAN EVALUASI ......................................................... 26
B.1. Monitoring .................................................................................................... 26
B.2. Evaluasi........................................................................................................ 27
C. TINDAK LANJUT ........................................................................... 27

Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019 1


SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL PAUD DAN DIKMAS

Bismillahirrahmairrahim
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Pada semester ganjil tahun ajaran 2018/2019, tingkat keterisian agregat


data infrastruktur pembelajaran terkait dengan intensitas kerusakan
bangunan yang masuk dalam Dapodik PAUD dan Dikmas sangat rendah,
hanya berkisar 19,11%. Sisanya 80,89% mengisi field data dengan angka
Nol atau membiarkannya kosong. Sebagai konsekuensi, angka Nol dan field
yang kosong tersebut dalam sistem Dapodik kemudian dibaca sebagai tidak
ada kerusakan infrastruktur pembelajaran pada SPNF dan PAUD
bersangkutan, artinya tidak ada kebutuhan rehabilitasi atau renovasi
infrastruktur karena semuanya masih baik dan memadai untuk kegiatan
belajarmengajar. Situasi tersebut tidak konsisten dengan semakin
meningkatnya usulan dana DAK Fisik untuk SKB dan PAUD dari tahun ke
tahun.
Karena itu, saya menyambut baik adanya naskah Panduan Penilaian
Kerusakan Bangunan untuk SPNF SKB dan PAUD di Lingkungan Direktorat
Jenderal PAUD dan Dikmas, Kemdikbud. Naskah ini bisa disebut juga
sebagai “panduan teknis penilaian tingkat kerusakan bangunan oleh orang
awam”, sebagai suatu upaya agar setiap lembaga SPNF dan PAUD mampu
melakukan analisis kondisi dan mengisi data kerusakan bangunan yang
dimilikinya pada aplikasi Dapodik secara benar.
Pada gilirannya nanti, kelancaran input pada agregat data di level operator
akan berkontribusi pada meningkatkan reliabilitas Dapodik PAUD dan
Dikmas sebagai sumber data yang akuntabel dan up to date, sehingga
dapat menjadi dasar pengambilan keputusan strategis dalam perencanaan,
pembangunan pendidikan yang matang dan berkualitas.

Jakarta, Januari 2019


Direktur Jenderal PAUD dan Dikmas

Ir. Harris Iskandar, Ph.D


NIP. 196204291986011

2 Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019


KATA PENGANTAR

Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan/Ruang ini dipersiapkan oleh Direktorat


Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan mengacu pada Undang-undang No.20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah (PP) No. 36 Tahun
2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Bangunan Gedung
(UUBG), dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.45/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Teknis Pambangunan Bangunan Gedung Negara.

Panduan Penilaian Kerusakan Bangunan/Ruang ini disusun dengan maksud


untuk digunakan sebagai panduan bagi satuan pendidikan non-formal (SPNF)
dan satuan pendidikan anak usia dini (PAUD) dalam memahami tentang definisi
kerusakan bangunan, jenis-jenis kerusakan, kemudian dapat menilai kerusakan
yang terjadi pada bangunan yang dimiliki. Buku ini berisi penjelasan ringkas
tentang tata-cara mengukur dan melakukan analisa tingkat kerusakan bangunan.
Uraian penjelasan dilengkapi dengan ilustrasi dan gambar-gambar seperlunya.
Diharapkan warga SPNF dan PAUD di lapangan dapat mempelajari panduan ini
dengan seksama, memahami, dan mampu melaksanakan seluruh proses
penilaian kerusakan bangunan/ruang dengan baik, sehingga mampu
memberikan gambaran tentang kondisi fisik termasuk kondisi kerusakan
bangunannya dengan jelas dan bisa dipertanggung jawabkan, terutama dalam
menyampaikan data kondisi fasilitas infrastrukturnya dalam Dapodik PAUD dan
Dikmas. Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Tim Teknis Sarana
dan Prasarana pada Direktorat Jenderal PAUD dan Pendidikan Masyarakat atas
kontribusi, pemikiran dan gagasannya dalam menyusun Panduan Penilaian
Kerusakan Bangunan/Ruang ini. Semoga panduan ini dapat digunakan oleh para
pengelola SPNF, PAUD, dan pemangku kepentingan lainnya dalam
merencanakan serta mengembangkan fasilitas fisiknya masing-masing. Kiranya
Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua dalam
memajukan PAUD dan Pendidikan Masyarakat di Indonesia.
Jakarta, Januari 2019
Sekretaris Direktur Jenderal PAUD dan
Dikmas

Dr. Wartanto
NIP 196310091989031001

Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019 3


BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dapodik atau singkatan dari Data Pokok Pendidikan adalah sistem
pendataan skala nasional yang terpadu dan merupakan sumber data utama
pendidikan nasional, dalam rangka perancanaan pendidikan nasional untuk
mewujudkan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif, dengan demikian
dalam sistem pendidikan harus ada Dapodik yang matang dan berkualitas.
Perencanaan pendidikan yang tidak dasarkan pada data yang matang dan
berkualias akan menurunkan program-program yang jauh dari apa yang
diharapkan.
Sampai pada akhir tahun 2018, tingkat keterisian agregat data kondisi
infrastruktur terkait dengan tingkat kerusakan fisik bangunan pada aplikasi
Dapodik PAUD dan Dikmas, oleh lembaga SPNF PAUD dan Dikmas
seluruh Indonesia sangat rendah, hanya berkisar 19,11%, selebihnya
19,34% mengisi dengan angka Nol, dan 61,55% membiarkan field data
kerusakan bangunan tersebut kosong, sehingga ada 80,89% lembaga yang
mengisi dengan angka Nol dan yang tidak mengisi sama sekali. Ini berarti
data yang disajikan dalam Dapodik PAUD dan Dikmas menjadi kurang
berkualitas.
Field input data yang diisi dengan angka Nol maupun yang dikosongi,
dibaca oleh sistem sebagai tidak ada kerusakan infrastruktur pembelajaran
yang memerlukan rehabilitasi atau renovasi. Hal tersebut tidak konsisten
dengan kondisi nyata di lapangan, mengingat usulan dana DAK Fisik untuk
rehabilitasi infra struktur selalu meningkat meningkat dari tahun ke tahun.
Kesulitan umum yang dihadapi daerah adalah karena petugas lapangan
pada satuan pendidikan kurang mempunyai pemahaman mendasar tentang
bagaimana cara melakukan analisis kondisi infra strukturnya di lapangan,
sehingga pada akhirnya tidak bisa mengisi data tingkat kerusakan
gedung/bangunan secara benar dan reliable. Sehubungan dengan hal
tersebut, dalam rangka pengembangan sistem pendataan nasional yang
terpadu, khususnya dalam bidang pendataan infrastruktur pada SPNF dan
PAUD, disusun sebuah panduan ringkas tentang bagaimana mengenali
tentang apa yang disebut kerusakan, jenis-jenis kerusakan, dan menilai
tingkat kerusakan bangunan secara sederhana, sehingga SPNF dan PAUD
bisa melakukannya dengan benar.

4 Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019


B. Dasar Hukum
1. UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, a.l.
pasal 26 ayat 1, 2, 3, 4 dan 5; pasal 1 (butir 14) dan Pasal 28
2. UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJP Nasional 2005-2025.
3. Peraturan Pemerintah (PP) No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang Undang Bangunan Gedung (UUBG);
4. Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2006, tentang Percepatan
Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun dan
Pemberantasan Buta Aksara;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.45/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Teknis Pambangunan Bangunan Gedung Negara;
6. Permendikbud Nomor 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini;
7. Permendikbud Nomor 127 tahun 2014 tentang Standar Sarana dan
Prasarana Lembaga Kursus dan Pelatihan;
8. Permendikbud RI Nomor 4 Tahun 2016 tentang Alih Fungsi SKB
menjadi Satuan Pendidikan Nonformal Sejenis;
9. Perdirjen PAUD dan Dikmas Nomor 1453 tahun 2016 tentang Petunjuk
Teknis SPNF SKB.

C. Tujuan

Buku Panduan Penilaian Tingkat Kerusakan Bangunan/Ruang SPNF dan


PAUD bertujuan untuk memberikan panduan teknis bagi warga SPNF,
PAUD, dan masyarakat yang memerlukan, untuk:

1. Mengenal definisi tentang kerusakan pada bangunan mengacu pada


peraturan perundang-undangan yang belaku;
2. Dapat melakukan pengukuran dan kemudian melakukan analisis
sederhana tentang tingkat kerusakan bangunan/ruang yang dimiliki;
3. Mendorong seluruh institusi/lembaga SPNF dan PAUD untuk percaya
diri mengisi seluruh agregat data termasuk infrastruktur secara benar
dan obyektif. Dengan penyajian data yang lingkap, reliable, dan up to
date, maka Dapodik PAUD dan Dikmas dapat menjadi landasan untuk
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang semakin baik dan
operasional.

Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019 5


BAB II.
PENGERTIAN TENTANG KERUSAKAN, PERAWATAN, DAN
KOMPONEN BANGUNAN
A. Kerusakan Bangunan
Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan
bangunan adalah tidak berfungsinya bangunan atau komponen bangunan
karena:
1. Penyusutan/berakhirnya umur bangunan,
2. Akibat ulah manusia,
3. Perilaku alam seperti beban fungsi yang berlebih, kebakaran, gempa
bumi, atau
4. Sebab lain yang sejenis.

B. Intensitas Kerusakan Bangunan


Intensitas kerusakan atau tingkat kerusakan bangunan dapat digolongkan
atas tiga tingkat kerusakan, yaitu:

B.1. Kerusakan Ringan


Kerusakan ringan adalah kerusakan yang terutama terjadi pada
komponen non-struktural, seperti penutup atap, langit-langit,
penutup lantai dan dinding pengisi.

B.2. Kerusakan Sedang


Kerusakan sedang adalah kerusakan pada sebagian komponen non
struktural, dan atau komponen struktural seperti struktur atap, lantai,
dan lain-lain.

B.3. Kerusakan Berat


Kerusakan berat adalah kerusakan pada sebagian besar komponen
bangunan, baik struktural maupun non-struktural yang apabila
setelah diperbaiki masih dapat berfungsi dengan baik sebagaimana
mestinya.

Untuk mengukur besarnya intensitas kerusakan bangunan, maka bisa


diketahui dengan cara melihat seberapa besar biaya perawatan atau biaya
perbaikan yang diperlukan dibandingkan dengan biaya konstruksi secara
keseluruhan apabila membangun bangunan baru yang sejenis.

6 Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019


C. Perawatan Bangunan
Perawatan bangunan adalah usaha memperbaiki kerusakan yang terjadi
agar bangunan dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya.
Perawatan bangunan dapat digolongkan sesuai dengan tingkat kerusakan
pada bangunan yaitu: (i). Perawatan kerusakan ringan; (ii). Perawatan
kerusakan sedang; (iii). Perawatan kerusakan berat.
Besarnya biaya perawatan disesuaikan dengan tingkat kerusakannya, yang
ditentukan sebagai berikut:

C.1. Perawatan Tingkat Kerusakan Ringan


Perawatan tingkat kerusakan disebut sebagai kerusakan ringan
adalah apabila biaya maksimum perawatan/perbaikannya adalah
sebesar 30% dari harga satuan bangunan gedung baru tertinggi
yang berlaku, untuk jenis dan lokasi bangunan yang sama;

C.2. Perawatan Tingkat Kerusakan Sedang


Perawatan tingkat kerusakan sedang, adalah apabila biaya
maksimum perbaikannya sebesar 45% dari harga satuan
bangunan gedung baru tertinggi yang berlaku, untuk jenis dan lokasi
bangunan yang sama;

C.3. Perawatan tingkat kerusakan berat


Perawatan tingkat kerusakan berat, adalah apabila biaya
maksimum perbaikannnya adalah sebesar 65% dari harga satuan
bangunan gedung baru tertinggi yang berlaku, untuk jenis dan lokasi
bangunan yang sama.

Untuk perawatan yang memerlukan penanganan khusus atau dalam usaha


meningkatkan wujud bangunan, seperti melalui kegiatan renovasi atau
restorasi (misal yang berkaitan dengan perawatan bangunan gedung
bersejarah), besarnya biaya perawatan dihitung sesuai dengan kebutuhan
nyata dan dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Instansi Teknis setempat.

Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019 7


D. Komponen Bangunan
Untuk memudahkan dalam pengenalan terhadap komponen dan sub-
komponen satu bangunan misalnya ruang kelas atau ruang lain, perlu
diketahui bagian-bagian bangunan sebagai berikut (lihat Gambar 1 dan 2):

D.1. Komponen Bagian Kepala


dengan sub-komponen terdiri dari:
a. Penutup Atap;
b. Rangka Atap:
c. Listplank dan Talang;
d. Penutup Plafond;
e. Rangka Plafond.

D.2. Komponen Bagian Badan


dengan sub-komponen terdiri dari:
a. Kusen Pintu-Jendela;
b. Kolom dan Ring Balk;
c. Dinding Pengisi,

D.3. Komponen Bagian Kaki,


dengan sub-komponen terdiri dari:
a. Penutup Lantai,
b. Struktur Bawah Lantai;
c. Sloof,
d. Fondasi;
e. Saluran Drainasi dan Rabat Keliling Bangunan.

8 Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019


Gambar 1
Komponen Bangunan

Penutup Atap
Rangka Plafond

Rangka
Atap+Kuda-kuda
Penutup Plafond
Listplang & & Cat
Kepala Talang

Kusen Pintu/ Kolom


Jendela &Ringbalk
Badan
Dinding & Cat

Kaki
Sloof Penutup Lantai

Fondasi Struktur Bawah Instalasi Air


Lantai Hujan &
Pas.Beton

Gambar 2
Ilustrasi Komponen Bangunan

Penutup Atap

Rangka Atap

Ring Balk

Dinding
Pengisi

Kolom Pintu-Jendela

Sloof

Fondasi
Lihat Juga
Gambar 1

Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019 9


E. Bobot Nilai Komponen Bangunan
Dalam rencana anggaran biaya (RAB) pembangunan Ruang Kelas Baru
(RKB), masing-masing komponen bangunan mempunyai prosentase bobot
terhadap seluruh biaya pembangunan. Bobot komponen bangunan tersebut
bervariasi tergantung pada jenis bangunan dan harga satuan bangunan di
setiap lokasi, namun demikian secara umum bobot
masing-masing adalah sebagai berikut (Tabel 1):

Tabel 1
Bobot Komponen dan Sub-Komponen Terhadap Seluruh Nilai Bangunan

No Komponen Sub Komponen Bobot Terhadap Seluruh


Bangunan Bangunan bangunan
% %
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Atap 24.71%
a. Penutup Atap 7.41%
b. Rangka Atap 14.74%
c. List Plank&Talang 2.57%
2 Plafon 8.60%
a. Rangka Plafond 4.69%
b. Penutup Plafond 2.43%
c. Cat Plafond 1.48%
3 Dinding 25.74%
a. Kolom&Ringbalk 6.71%
b. Bata/Dinding Pengisi 15.56%
c. Cat Dinding 3.47%
4 Pintu&Jendela 10.42%
a. Kusen 2.63%
b. Daun Pintu 2.78%
c. Daun Jendela 5.01%
5 Lantai 12.70%
a. Struktur Bawah Lantai 0.99%
b. Penutup Lantai 11.71%
6 Fondasi 11.77%
a. Fondasi 8.78%
b. Sloof 3.00%
7 Utilitas 6.05%
a. Listrik 3.92%
b. Drainase Air Hujan+ Pasangan Rabat 2.13%
Beton Keliling Bangunan
JUMLAH 100.00% 100.00%

10 Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019


BAB III.
MELAKUKAN ANALISA TINGKAT KERUSAKAN BANGUNAN

A. Menghitung Intensitas Kerusakan Komponen Bangunan


Untuk mengetahui intensitas atau tingkat kerusakan bangunan, perlu
dilakukan perhitungan kerusakan setiap sub-komponen bangunan satu
persatu. Kerusakan sub-komponen bangunan tersebut kemudian dijumlah
untuk mengetahui kerusakan setiap komponen bangunan. Selanjutnya
dengan menjumlahkan seluruh kerusakan pada komponen bangunan akan
diketahui tingkat atau intensitas kerusakan keseluruhan bangunan.

A.1. Menghitung Kerusakan Atap


a. Penutup Atap. Dalam rancangan prototype ruang kelas PAUD
maupun SPNF SKB, penutup atap berbentuk ‘pelana’
sederhana. Bentuk atap ini sangat memadai karena sederhana
dan pemeliharaannya lebih mudah dibanding dengan bentuk
atap lain, misal atap datar, atap limasan, tajuk, dan joglo, dll.
Penutup atap melindungi seluruh bangunan terhadap angin, air
hujan, dan panas matahari. Ada bermacam bahan penutup
atap yang bisa digunakan antara lain: genteng, seng, sirap,
zincalume dan lain-lain.
Dari segi struktunya pun ada yang terbuat dari kayu, beton,
Menganalisa Tingkat
maupun struktur baja. Kerusakan
Dalam pembahasan ini, yangpaling
penting adalah menghitung
Menghitung Intensitas Kerusakan ATAP: berapa luas seluruh atap dan
berapa luas atap yang mengalami kerusakan, sebagai berikut:
1. ATAP
Gambar
a.Penutup Atap : genteng, seng, zincalum 3 lain yang digunakan sebagai
atau bahan
penutup atap. Menghitung Kerusakan Atap

Penutup atap
Cara menghitung :
B
A Luas (A) = (1+8) x (3+2+1) x 1,2 = 64,8 m2
C Luas (B) = (1+8) x (1+3) x 1,2 = 43,2 m2
Luas (A)+(B) = luas penutup atap ruangan = 108 m2
Luas (C) = luas penutup atap yg rusak
1
3 8 = 4,2x3 = 12,6 m2
3 Persentase tingkat kerusakan
1 2 Luas (C) / (Luas (A)+(B))x100% = 12,6 / 108x100 %
b. Rangka Atap.
1 Rangka atap adalah struktur penyangga
= 11,66 %
penutup atap, posisinya berada dibawah penutup atap.

Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019 11


Struktur rangka atap bisa dari kayu, beton, maupun baja.
Struktur rangka atap yang biasa dipergunakan pada ruang
kelas SPNF dan PAUD terdiri antara lain reng, usuk/kaso,
Menganalisa Tingkat Kerusakan
gording, termasuk kuda-kuda. Perhitungan prosentase
Menghitung Intensitas Kerusakan Komponen ATAP:
kerusakan rangka atap adalah sebagai berikut:
1.ATAP
b.Rangka Atap : struktur rangka dibawah penutup4 atap (reng, usuk/kaso, gording)
Gambar
termasuk kuda-kudanya.
Menghitung Kerusakan Rangka Atap

Rangka atap
Cara menghitung :
Luas (A) = (1+8) x (3+2+1) x 1,2 = 64,8 m2
Luas (B) = (1+8) x (1+3) x 1,2 = 43,2 m2
B
Luas (A)+(B) = luas struktur penutup atap = 108 m2
C A Luas (C) = luas rangka atap yg rusak
= 3,5x2,5 = 8,75 m2
1
8
Persentase tingkat kerusakan rangka atap
3
Luas (C) / (Luas (A)+(B))x100% = 8,75 / 108x100 %
3
2
= 8,10 %
1
1

8
c. Listplank dan Talang. Listplank adalah bagian dari sistem
atap yang berfungsi sebagai akhiran atau penutup, biasanya
berukuran lebar 15-30 cm, dipasang di ujung cucuran atap,
sehingga secara visual atap menjadi rapih. Sedangkan talang
adalah penampung/pengumpul cucuran air hujan yang
dipasang di ujung atap, air hujan kemudian disalurkan
kebawah Menganalisa
ke saluran drainase Tingkat
melaluiKerusakan
pipa paralon atau pipa
Menghitung
zink. Intensitas Kerusakan Komponen ATAP:
1.ATAP Gambar 5
c.Listplang & talang
Menghitung Kerusakan Listplank dan Talang

talang Listplank

Cara menghitung :

9 Panjang Total Listplank & Talang = 4,8+7,2+9+9


2.65
= 30 m
7,2
’ Panjang Listplank Rusak = 7,2 + 2,65
4,8
= 9,85 m
Persentase tingkat kerusakan
7,2 9 (Panjang Listplank Rusak) / Panjang Seluruhnya x 100%)
= 9,85 / 30 m2
= 32,83 %

12 Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019


A.2. Menghitung Kerusakan Plafond
a. Rangka Plafond. Rangka plafond adalah struktur yang
berfungsi membentuk dan mengikat penutup langit-langit.
Rangka plafond di gantung ke rangka atap dengan bahan kayu
atau besi beton, atau kawat yang kuat. Bahan rangka plafond
jaman sekarang bisa terdiri dari kayu atau hollow steel
tergantung jenis penutup atap yang dipakai. Menghitung luas
rangka plafond dengan rumusan panjang x lebar bidang yang
ditutup plafond. Bila plafond datar, maka menghitung luasnya
pun juga menggunakan bidang datar, namun apabila plafon
Menganalisa Tingkat Kerusakan
nya miring, maka panjang atau lebarnya harus di kalikan
denganIntensitas
Menghitung indeksKerusakan
1,2. Menghitung kerusakan plafon datar adalah
Komponen PLAFOND:
sebagai
2. PLAFON berikut:
a. Rangka plafond : struktur rangka diatas plafond yang
Gambar 6 berfungsi menyangga penutup
plafond. Menghitung Kerusakan Plafond

Rangka plafond
Cara menghitung :
Luas total rangka plafond ruangan = (6 + 2) x 8
= 64 m2
A Luas (A) + (B) = luas total rangka plafond yg rusak
misal luas A = 2,5 m2; luas B = 9 m2
B
Persentase tingkat kerusakan =
8 Luas (A + B) / Luas Total x100% = (2,5+9) / 64x100%
6
=17,96 %
2

b. Penutup Plafond. Penutup plafond bisa berupa tripleks,10 plat


GRC, gypsum board, atau bahan lain termasuk listnya bila ada.
Apabila plafond nya miring maka panjang atau lebar dalam
perhitungan luasnya harus dikalikan indeks 1,2, sebagaimana
perhitungan rangka plafond diatas.

c. Cat Plafond. Untuk finshing plafond digunakan cat khusus


plafond atau cat tembok termasuk list atau profil plafondnya
bilamana ada.

Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019 13


Menghitung Intensitas Kerusakan Komponen PLAFOND:
2.PLAFOND
b.Penutup & list plafond : tripleks, asbes atau bahan lain yang digunakan sebagai
penutup plafond dengan list-nya.
c. Cat Plafond : cat yang digunakan untuk warna penutup
Gambar 7 plafond dengan list-nya.
Menghitung Kerusakan Plafond dan Pengecatan

Penutup Plafond Cara menghitung :


Luas total penutup plafond ruangan = (6 + 2) x 8
= 64 m2
A Luas (A) + (B) = luas total rangka plafond yg rusak
B misal luas A = 2,5 m2; luas B = 124 m2

Persentase tingkat kerusakan =


8
Luas (A + B) / Luas Total x100% = (2,5+24) / 64x100%
6 = 41,40 %
2

A.3. Menghitung Kerusakan Dinding 11

a. Kolom dan Ringbalk. Kolom dan ringbalk adalah struktur


rangka beton yang yang menyangga atap dan menjadi struktur
pemegang bidang dinding, sehingga bangunan bisa kokoh
berdiri. Untuk menyederhanakan perhitungan, maka kolom dan
ringbalk dihitung berdasar jumlah unit kolom dan balok yang
terpasang pada seluruh sisi ruang kelas yang berukuran 6x8 m
ditambah selasar selebar 2 m. Ketinggian kolom diasumsikan
paling tinggi 3,5 meter. Kolom praktis yang biasanya di pasang
padaMenganalisa
setiap luas dindingTingkat
9-10 m²,atau Kerusakan
pada segi tiga dinding,
tidak dihitung
Menghitung Intensitasdisini, namun
Kerusakan di masukkan
Komponen DINDING: kedalam perhitungan
dinding pengisi, pada paragraf A.3.
3. DINDING Gambar 8
a.Kolom & Ringbalk : struktur rangka
Menghitung beton pada
Kerusakan bidangdan
Kolom dinding.
Ringbalk

Ringbalk
Cara menghitung Rangka Beton pada Dinding:
15
16
14 12
No.1-12 = adalah kolom
7 17 24
13 No.13-27 = adalah ringbalk
6 18
23
11
25 10
Total jumlah kolom+ringbalk
1 19
8
= 27 unit
9
20
5
22 26 No. 6,8,15,19 = adalah kolom & ringbalk yg rusak
21
27 4 = 4 buah
2 Persentase tingkat kerusakan kolom & ringbalk
3 = 4 / 27 x 100%
Kolom = 14,81 %

12

14 Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019


b. Dinding. Dinding di sini adalah dinding pengisi diantara kolom
dengan kolom dan ringbalk. Dinding pengisi biasanya adalah
pasangan bata merah, pasangan batako, papan kayu, atau
bahan lainnya, termasuk kolom praktis dan plesterannya.
Untuk memudahkan perhitungan luas dinding di sini adalah
Menganalisa Tingkat Kerusakan
dengan perkalian panjang kali lebar, mengabaikan adanya
lubangIntensitas
Menghitung pintu Kerusakan
dan jendela, sebagai
Komponen berikut (perhatikan notasi
DINDING:
ukuran pada Gambar 9 di bawah ini):
2. DINDING
Gambar
b.Bata/dinding pengisi : dinding dari bahan 9
bata merah/batako/papan atau bahan lainnya.
Menghitung
c. Cat Dinding : cat yang digunakan Kerusakan
untuk warna dinding.Dinding

Dinding
Cara menghitung :
Luas (A)+(B)+(C)+(D) = luas total dinding
Luas A = C = (5,25+3,25)*3/2*2)= 25,5 m2
C
2 B C’ Luas B = D = 3,25*8 = 26 m2
3,25
Luas Dinding Total (25,5+26+25,5+26) = 103 m2
D
A
Luas (A’)+(C’) = luas total dinding yg rusak
A Misal luasnya adalah (12,5)+(5,4)= 17,9 m2
’ 8
1 Persentase tingkat kerusakan
6
= Luas (A’)+(C’) / Luas (A)+(B)+(C)+(D) x 100%
= 17,9 / 103 x 100%
= 17,05 %

c. Cat Dinding. Cat adalah pelapis akhir sebagai pelindung dan


pewarna dinding. Untuk menghitung prosentase kerusakan cat,
prinsipnya adalah sama dengan menghitung luas kerusakan
pada dinding, yaitu panjang x lebar dinding terpasang, namun
luasan totalnya adalah 2 (dua) kali lipat, karena bidang
pengecatan dilakukan pada dua sisi bidang dinding, bagian luar
dan dalam.

A.4. Menghitung Kerusakan Pintu dan Jendela


a. Kusen. Kusen adalah bingkai pintu atau jendela. Kusen
biasanya terbuat dari bahan kayu, alumunium, maupun bahan
lain.
Kerusakan pada kusen dihitung berdasar jumlah unit pintu dan
jendela yang terpasang. Satu kusen jendela atau pintu
diperhitungkan sebagai 1 (satu) unit. Kerusakan yang bisa

Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019 15


diperhitungkan pada kusen ini adalah bilamana kusen tersebut
keropos karena rayap, karena air, atau sebab lain, patah
karena kerusakan struktur bangunan, atau sebab lain yang
menyebabkan daun pintu atau jendela tidak bisa di operasikan
dengan baik.
Kerusakan karena cacat benturan kecil atau karena cat
Menganalisa Tingkat Kerusakan
mengelupas, atau pudar tidak bisa dihitung sebagai kerusakan.
SimakIntensitas
Menghitung perhitungan kerusakan
Kerusakan padadan
Komponen PINTU Gambar 10 di bawah ini:
JENDELA:

Gambar 10
4. PINTU JENDELA Menghitung Kerusakan Kusen Pintu dan Jendela
a.Kusen : bingkai tempat menempatkan daun pintu & jendela pada dinding.

Kusen Pintu

Cara menghitung :
C
B

A
2
D
No.1 & 2 = kusen pintu (2 unit)
E
No.A,B,C,D,E = kusen jendela (5 unit)
Jumlah total kusen pintu + jendela = 7 unit
1

No. 1 & C = kusen pintu & jendela yg rusak (2 unit)

Persentase tingkat kerusakan = 28,5 %


2 / 7 x 100%
Kusen Jendela

14

b. Daun Pintu. Daun pintu adalah penutup lubang pintu. Daun


pintu ada yang satu daun (tunggal) atau dua daun (ganda).
Jumlah daun pintu dihitung berdasarkan unit/lembar daun pintu
yang terpasang. Bila pintu tersebut berdaun pintu 2 (ganda),
maka di hitung sebagai 2 (dua) unit, sebaliknya bila pintunya
berdaun 1 (tunggal), maka di hitung sebagai 1 (satu) unit, lihat
Gambar 11.

c. Daun Jendela. Daun Jendela adalah penutup lubang bukaan


jendela, dalam hal ini termasuk bilamana ada jendela kaca
mati. Apabila dalam satu jendela berisi 2 daun jendela dan satu
jendela kaca mati, maka daun jendela tersebut dihitung
sebagai 3 (tiga) unit, apabila satu jendela mempunyai satu
daun jendela dan satu jendela kaca mati, maka daun jendela
dihitung sebagai 2 unit, lihat Gambar 11.

16 Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019


Menganalisa Tingkat Kerusakan
Menghitung Intensitas Kerusakan Komponen PINTU dan JENDELA:

4. PINTU JENDELA
Gambar 11
b. Daun Pintu : penutup bukaan/lubang
Menghitung Kerusakanuntuk pintu.
Daun Pintu dan Daun Jendela
c. Daun Jendela : penutup bukaan/lubang untuk jendela (termasuk kaca mati).
Daun Pintu
Daun Jendela
Cara menghitung :
7,8,9

4,5,6 C No.1-15 = daun jendela (15 unit)


1,2,3 10,11,12 No. 1,3,15 = daun jendela yg rusak (3 unit)
13,14,15 Persentase tingkat kerusakan Daun Jendela
A,B
= 3 / 15 x 100% = 20,00 %

No. A,B,C = daun pintu (3 unit)


No. C = daun pintu yg rusak (1 unit)
Persentase tingkat kerusakan Daun Pintu
= 1 / 3 x 100% = 30,00 %

15
A.5. Menghitung Kerusakan Lantai
a. Struktur Bawah Lantai. Struktur bawah lantai adalah dasar
sebelum penutup lantai lantai dipasang. Struktur bawah lantai
harus kuat dan padat, bisa berupa urugan tanah dipadatkan,
urugan pasir, atau lapisan perkerasan beton bertulang atau
tidak bertulang, tergantung kondisi tanah permukaan setempat.
Kerusakan yang terjadi biasanya adalah penurunan lantai.
b. Penutup Lantai. Penutup permukaan lantai ruangan (keramik,
tegel, plesteran, acian, papan kayu atau bahan lainnya).
Menghitung bagian yang rusak dilakukan dengan membuat
asumsi berapa m² penutup lantai yang rusak. Rusak karena
pecah, karena poping, karaena benturan, dll. Pertimbangkan
bilamana lantai yang terpasang tidak ada lagi di pasaran,
sehingga perlu mengganti seluruhnya atau cukup mengganti
setempat saja.

Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019 17


Menganalisa Tingkat Kerusakan
Menghitung Intensitas Kerusakan Komponen LANTAI:
5. LANTAI
a. Struktur bawah lantai : tanah urugan/pasangan yang berada di bawah penutup lantai.
Kerusakan yang terjadi biasanya adalah penurunan lantai.
b.Penutup Lantai : penutup permukaan Gambar 12 (keramik, tegel, plesteran, acian,
lantai ruangan
Menghitung
papan kayu atau bahan lainnya) . Kerusakan Lantai

Cara menghitung :
Penutup Lantai
Luas total lantai ruangan = (6 + 2) x 8 = 64 m2

Luas (A)+(B) = luas lantai yg rusak (penutup lantai


B terkelupas dan atau mengalami penurunan lantai)
Misal, A = 3 m2; B = 4 m2
A

6 8 Persentase tingkat kerusakan


= Luas (A)+(B) / ((a+b)xc) x 100%
2
= (3 + 4) / ((6+2) x 8) x 100%
= 10,93 %

16

A.6. Menghitung Kerusakan Fondasi


a. Pondasi. Fondasi adalah struktur dasar bangunan yg berada di
dalam tanah. Fondasi ada bermacam-macam jenis, namun
untuk bangunan ruang kelas, gedung satu lantai, biasanya di
gunakan jenis fondasi menerus atau fondasi titik dengan pelat
kaki. Jenis fondasi yang paling umum adalah fondasi menerus,
menggunakan pasangan batu kali atau pasangan bata. Tingkat
kerusakan fondasi tidak mudah untuk di nilai, karena sudah
terpendam didalam tanah. Kerusakan fondasi biasanya
ditunjukkan adanya penurunan dinding, penurunan lantai,
adanya kelongsoran tanah dan lain-lain.
b. Sloof. Sloof adalah balok beton bertulang yang ditempatkan di
atas pondasi menerus, dipasang menghubungkan antar satu
kolom dengan kolom lain di bawah lantai. Sloof ini berfungsi
untuk mengikat atau menyatukan seluruh kolom dan sekaligus
meratakan beban berat bangunan ke fondasi. Kerusakan sloof
biasanya terjadi bersamaan dengan kerusakan fondasi
ditunjukkan adanya penurunan dinding, penurunan lantai,
kelongsoran tanah dan lain-lain.

18 Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019


Menganalisa Tingkat Kerusakan
Menghitung Intensitas Kerusakan Komponen PONDASI:
6. PONDASI
a.Pondasi : struktur dasar bangunan yg berada di dalam tanah.
b.Sloof : struktur pasangan beton Gambar 13 dan di bawah lantai.
di atas pondasi
Menghitung Kerusakan Fondasi dan Sloof

Sloof
Cara menghitung :
panjang total sloof/pondasi =
(6x2) + (2x4) + ((2,7+2,6+2,7)x3) = 40 m’
Panjang sloof yg rusak, misal = 1,2 m’
1,2 2,7 Persentase tingkat kerusakan Sloof
1,3 2,6 = 1,2 / 40 x 100% = 3,00 %
6
2,7 Panjang pondasi yg rusak, misal = 1,3 m’
2 Persentase tingkat kerusakan Fondasi
Pondasi = 1,3 / 40 x 100% = 3,25 %

17

A.7. Menghitung Kerusakan Instalasi Utilitas


a. Instalasi Listrik. Instalasi utilitas listrik pada bangunan ruang
kelas, biasanya terdiri dari instalasi lampu/penerangan,
instalasi skaklar/switch, dan instalasi stop kontak. Untuk
memudahkan dalam penghitungan maka dipakai istilah ‘titik
instalasi’. Setiap titik lampu, skaklar, atau stop kontak dihitung
sebagai 1 (satu) ‘Titik’ utilitas listrik. Pada Gambar 14 bisa
dilihat bawa dalam RKB mempunyai 6 (enam) lampu, 1 (satu)
skaklar, danMenganalisa
1 (satu) stop kontak, Tingkat Kerusakan
jumlah seluruhnya di hitung
Menghitung
menjadi Intensitas titik.
8 (delapan) Kerusakan Komponen UTILITAS:
7. UTILITAS
a.Instalasi Listrik. Gambar 14
Menghitung Kerusakan Instalasi Listrik
Saklar Lampu

Cara menghitung :
Stop kontak A Jumlah titk lampu = 6 titik
Jumlah saklar = 1 titik
Jumlah stop kontak = 1 titik
B
Total instalasi listrik = 8 titik
A & B = instalasi listrik yg rusak (2 titik)
Persentase tingkat kerusakan
= 2 / 8 x 100% = 25,00 %

18

Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019 19


b. Instalasi Air Hujan & Pasangan Rabat Beton Keliling
Bangunan.
Instalasi saluran air hujan, berupa pasangan buis beton
setengah diameter atau parit pasangan bata yang mengelilingi
bangunan. Satuan ukurannya adalah m’ (meter panjang), lihat
Gambar 15.

Pasangan rabat beton keliling berupa perkerasan beton atau


semen setebal 8 -10 cm, dengan ukuran lebar +/- 1 m. Satuan
untuk mengukur
Menganalisa kerusakanTingkat
adalah dalam m’ (meter panjang),
Kerusakan
lihat Gambar
Menghitung 15. Kerusakan Komponen UTILITAS :
Intensitas
7. UTILITAS
Gambar
b. Instalasi air hujan & pasangan beton 15bangunan
keliling
Menghitung Kerusakan Instalasi Air Hujan dan Beton Keliling Bangunan

Instalasi air hujan

Cara menghitung :
9

panjang total saluran air & pasangan beton keliling


bangunan = 9 + 10 + 9 = 28 m’

9 Panjang yg rusak, misal = 2,4 m’


10 2,4

Persentase tingkat kerusakan Saluran Air Hujan


= 2,4 / 28 x 100% = 8,57 %
Pasangan beton
keliling bangunan
19

A.8. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Intensitas Kerusakan


Komponen Bangunan.
Tabel 2
Rekapitulasi Intensitas Kerusakan Sub-Komponen Bangunan

No Komponen Sub-Komponen Kerusakan


1 Atap
a. Penutup Atap 11 ,06%
b. Rangka Atap 8,10%
c. List Plank &Talang 32,83%
2 Plafon
a. Rangka Plafond 17.96%
b. Penutup Plafond 41.40%
c. Cat Plafond 100,00%

20 Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019


3 Dinding
a. Kolom & Ringbalk 14.81%
b. Bata/Dinding Pengisi 17.05%
c. Cat Dinding 100,00%
4 Pintu & Jendela
a. Kusen 28,50%
b. Daun Pintu 30,00%
c. Daun Jendela 20,00%
5 Lantai
a. Struktur Bawah Lantai 10.93%
b. Penutup Lantai 10,93%
6 Fondasi
a. Fondasi 3.25%
b. Sloof 3,00%
7 Utilitas
a. Listrik 25.00%
b. Drainase Air Hujan+ 8.57%
Pasangan Rabat Beton
Keliling Bangunan

B. Melakukan Analisa Intensitas Kerusakan Bangunan


Setelah menghitung tingkat kerusakan sub-komponen bangunan,
perhitungan dilanjutkan dengan menghitung kerusakan komponen
bangunan. Prinsipnya adalah dengan menjumlahkan seluruh tingkat
kerusakan sub-komponen bangunan dan dianalisa untuk mendapatkan
intensitas atau tingkat kerusakan seluruh bangunan-bangunan. Analisa
intensitas kerusakan menggunakan Format A1. Sebuah format yang
disusun oleh Tim Teknis DIrektorat Jenderal PAUD dan Pendidikan
Masyarakat, Kemdikbud berdasarkan pada Rencana Anggaran Biaya
(RAB) dan prototipe rancangan ruang kelas baru (RKB) PAUD Tahun 2018.

Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019 21


B.1. Mengenal Format A1.

Tabel 3
Format A1

22 Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019


PENJELASAN FORMAT A1.
Kolom (1) : Nomor Urut
Kolom (2) : Komponen Bangunan, ada 7 komponen
Kolom (3). : Sub-Komponen Bangunan yang dinilai intensitas kerusakannya
Kolom (4) : Bobot nilai Sub-Komponen Bangunan thd. keseluruhan nilai RKB,
dalam %. Bobot nilai ini tidak boleh di rubah.
Kolom (5) : Kerusakan maksimum tidak boleh melebihi 100%
Kolom (6) : Kolom ini diisi berdasarkan hasil perhitungan tingkat kerusakan
Sub-Komponen dalam %
Kolom (7) : Bobot tingkat kerusakan terhadap keseluruhan bangunan,
merupakan perkalian antara kolom (4) dengan kolom (6)

B.2. Menghitung Tingkat Kerusakan Bangunan.


Menghitung tingkat kerusakan bangunan menggunakan Format A1
dengan urutan sebagai berikut (lihat Tabel 4 di bawah):
(1). Isikan hasil perhitungan kerusakan Sub-Komponen
Bangunan yang sudah di hitung kedalam kolom (6).
(2). Isi kolom (7) dengan perkalian antara kolom (4) dengan
kolom (6).
(3). Jumlahkan seluruh bobot pada kolom (7), maka akan di
ketahui tingkat kerusakan bangunan ruang kelas tersebut.

Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019 23


Tabel 4
SIMULASI ANALISA TINGKAT KERUSAKAN

ANALISA TINGKAT KERUSAKAN BANGUNAN

Nama Bangunan: Ruang Kelas PAUD, SPNF: PAUD JAYAGIRI


Luas Total Bangunan : 64 m²
Jumlah Lantai : 1 lantai
Analisis Lantai Ke :
Klasifikasi Bangunan : Sederhana

No Komponen Sub Komponen Bobot (%) Tingkat Kerusakan


Bangunan Bangunan Terhadap Kerusakan Intensitas Bobot
(%) Bangunan Maksimum (%) Kerusakan
(%) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Atap 24.71%
a. Penutup Atap 7.41% 100.00% 11.66% 0.86%
b. Rangka Atap 14.74% 100.00% 8.10% 1.19%
c. List Plank&Talang 2.57% 100.00% 32.83% 0.84%
2 Plafon 8.60%
a. Rangka Plafond 4.69% 100.00% 17.96% 0.84%
b. Penutup Plafond 2.43% 100.00% 41.40% 1.01%
c. Cat Plafond 1.48% 100.00% 100.00% 1.48%
3 Dinding 25.74%
a. Kolom&Ringbalk 6.71% 100.00% 14.81% 0.99%
b. Bata/Dinding 15.56% 100.00% 17.05% 2.65%
Pengisi
c. Cat Dinding 3.47% 100.00% 100.00% 3.47%
4 Pintu&Jendela 10.42%
a. Kusen 2.63% 100.00% 28.50% 0.75%
b. Daun Pintu 2.78% 100.00% 30.00% 0.84%
c. Daun Jendela 5.01% 100.00% 20.00% 1.00%
5 Lantai 12.70%
a. Struktur Bawah 0.99% 100.00% 10.93% 0.11%
Lantai
b. Penutup Lantai 11.71% 100.00% 10.93% 1.28%
6 Fondasi 11.77%
a. Fondasi 8.78% 100.00% 3.25% 0.29%
b. Sloof 3.00% 100.00% 3.00% 0.09%
7 Utilitas 6.05%
a. Listrik 3.92% 100.00% 25.00% 0.98%
b. Drainase Air 2.13% 100.00% 8.57% 0.18%
Hujan+
Pasangan Rabat
Keliling
Bangunan
JUMLAH 100.00% 18.86%

NILAI TINGKAT KERUSAKAN 18.86%

24 Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019


Penjumlahan seluruh kerusakan pada sub-komponen bangunan
(kolom7) adalah 18,86%, ini dibaca bahwa tingkat kerusakan
bangunan tersebut adalah 18,86%.
Selanjutnya mengacu pada Tabel 5, maka tingkat kerusakan masih
di bawah 30%, berarti bangunan ruang kelas tersebut mengalami
KERUSAKAN RINGAN

Tabel 5
TINGKAT KERUSAKAN
Mengacu Pada PermenPU No.45/2007

Tingkat Kerusakan
Rusak Ringan ≤30%
Rusak Sedang >30% - 45%
Rusak Berat >45% - 65%
Rusak Total >65%

Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019 25


BAB IV
SOSIALISASI, MONITORING, EVALUASI
DAN TINDAK LANJUT
A. Sosialisasi dan Pelatihan
Penyebarluasan tentang tata-cara penilaian kerusakan bangunan melalui
rapat kerja atau workshop yang diselenggarakan oleh Sekretariat dan
Direktorat di lingkungan Direktorat Jenderal PAUD dan Dikmas yang
dihadiri oleh wakil dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan wakil dari
SPNF dan PAUD dari seluruh Indonesia secara berjenjang. Format
pelatihan tidak berdiri sendiri namun embeded pada kegiatan-kegiatan
yang diadakan dengan memberikan alokasi waktu kurang lebih 90-120
menit.

B. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring bertujuan untuk memantau kesesuaian rencana pelatihan
dengan pelaksanaanya, serta mengetahui hambatan-hambatan yang
ditemukan serta cara mengatasinya.

B.1. Monitoring
(1). Monitoring Internal SPNF dan PAUD
Pelaksanaan monitoring /supervisi yang dilakukan secara internal
oleh Pimpinan SPNF dan PAUD di daerah dengan tujuan untuk
memastikan bahwa analisis kerusakan infrastruktur dan
pengisiannya kedalam aplikasi Dapodik telah dilaksanakan sesuai
dengan panduan.
(2). Pemerintah Daerah;
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melalui Bidang PAUD dan
Dikmas selaku pembina, melakukan monitoring dan verifikasi secara
periodik triwulan sekali termasuk memonitor updating data kondisi
infrastruktur yang dilaporkan melalui Dapodik PAUD dan Dikmas.
(3). Direktorat Jenderal PAUD dan Dikmas;
Pemerintah Pusat melalui Sekretariat Direktorat Jenderal dan
Direktorat di lingkungan Ditjen PAUD dan Dikmas (Dit. Bindiktara,
Dit, PPAUD, Dit. PKP, serta dan UPT Pusat yang ada di daerah)
melakukan monitoring dan supervisi untuk memastikan bahwa
pendataan dan penilaian kondisi bangunan telah dilaksanakan
sesuai Panduan yang telah disediakan.

26 Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019


B.2. Evaluasi
Evaluasi perlu dilakukan untuk mengetahui keefektifan pencapaian
tujuan pelenggaraan kegiatan ini untuk perbaikan atau penyesuaian
atas upaya Direktorat Jenderal PAUD dan Dikmas pada beberapa
hal antara lain:

(1). Pemahaman warga SPNF dan PAUD tentang intensitas


kerusakan bangunan/ruang mengacu pada peraturan
perundang-undangan yang belaku;
(2). Kemampuan institusi SPNF dan PAUD dalam mengisi seluruh
agregat data termasuk data infrastruktur pada aplikasi
Dapodik secara benar dan obyektif.
(3). Meningkatnya kelengkapan dan reliabilitas Dapodik PAUD
dan Dikmas untuk menjadi landasan perencanaan dan
evaluasi program kependidikan di lingkungan Direktorat
Jenderal PAUD dan Dikmas yang semakin reliable dan
operasional

C. Tindak Lanjut
Program tindak lanjut diperlukan untuk menindaklanjuti hasil monitoring
dan evaluasi demi mendapatkan Dapodik yang cepat, lengkap, valid,
akuntabel dan kekinian, sehingga dapat menjamin proses perencanaan,
pelaksanaan, pelaporan, serta evaluasi kinerja program-program di
lingkungan Ditjen PAUD dan Dikmas dapat dilaksanakan lebih terukur,
tepat sasaran, dan berkelanjutan.

Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019 27


28 Panduan Penilaian Kerusakan Banguna Tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai