Bab 1
Keselamatan dan Kecelakaan Kerja
a. Patah tulang
b. Diskolasi/keseleo
c. Regang Otot/urat
d. Memar dan luka dalam yang lain
e. Resusitasi
f. Luka
g. Remuk
h. Luka Bakar
i. Keracunan
j. Pengaruh Arus Listrik
k. Strain
l. Pengaruh radiasi
c. Pencegahan
Kecelakaan-kecelakaan akibat kerja dapat dicegah dengan:
1. Peraturan perundangan, yaitu ketentuan-ketentuan
yang diwajibkan mengenai kondisi-kondisi kerja
pada umumnya, misalnya perencanaan konstruksi,
perawatan dan pemeliharaan, pengawasan,
pengujian, cara kerja peralatan industri, tugas-tugas
pengusaha dan buruh, latihan, supervisi medis, PPPK
dan pemeriksaan kesehatan.
2. Standarisasi, yaitu penetapan standar-standar resmi,
setengah resmi atau tidak resmi misalnya mengenai
Konstruksi yang memenuhi syarat-syarat
keselamatan, jenis-jenis dan syarat-syarat peralatan
industri yang baik, praktek-praktek keselamatan yang
umum atau alat-alat perlindungan diri.
3. Pengawasan, yaitu pengawasan tentang dipatuhinya
ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang
diwajibkan.
4. Penelitian yang bersifat teknik, misalnya tentang sifat
dan ciri-ciri bahan yang berbahaya, penyelidikan
tentang pagar pengaman, pengujian alat-alat
perlindungan diri, penelitian tentang pencegahan
peledakan gas dan debu, dll.
Stres Pekerjaan
Penyebab umum stress bagi banyak pekerja adalah supervisor
(atasan), salary (gaji), security (keamanan), dan safety (keselamatan).
Aturan-aturan kerja yang sempit dan tekanan-tekanan yang tiada henti
untuk mencapai sejumlah produksi yang lebih tinggi adalah penyebab
untama stress yang dikaitkan para pekerja dengan supervisor. Gaji
adalah penyebab stress bila dianggap tidak diberikan secara adil. Para
pekerja mengalami stress ketika merasa tidak pasti apakah mereka
tetap mempunyai pekerjaan bulan depan, minggu depan, atau bahkan
besok. Bagi banyak pekerja, rendahnya keamanan kerja bahkan lebih