Anda di halaman 1dari 17

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Serta Aturan Ketenagakerjaan

Bab 1
Keselamatan dan Kecelakaan Kerja

A. Pengertian Keselamatan Kerja


Keselamatan berasal dari kata selamat, yang dapat diartikan
sebagai kondisi yang normal dimana tidak terjadi adanya
gangguan sistem. Sedangkan Kerja berarti melakukan aktivitas,
dan dalam melakukan aktivitas itu terdapat manusia yang
melakukan pekerjaan, alat (mesin), tempat kerja (lingkungan)
dan bahan yang dikerjakan. Jadi berdasarkan kedua pengertian
diatas dapat ditarik defenisi bahwa keselamatan kerja adalah
kondisi terciptanya suasana kerja yang aman terhadap orang
yang bekerja, mesin (alat) yang digunakan, bahan yang
dikerjakan dan tempat (lingkungan) kerja.

Keselamatan kerja juga sangat erat kaitannya dengan aspek


kesehatan, sehingaa sangat sering dituliskan sebagai
“Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3)”. Keselamatan dan
kesehatan kerja merupakan instrumen yang memproteksi pekerja,
perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari
bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan
hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. Berikut adalah
beberapa pengertian K3 Menurut para ahli yaitu :

1. Menurut Mangkunegara, keselamatan dan kesehatan kerja


adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan
dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga
kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil
karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.

2. Menurut Suma‟mur (1981), keselamatan kerja merupakan


rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman
dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan
yang bersangkutan.

Keselamatan dan Kecelakaan Kerja 1


Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Serta Aturan Ketenagakerjaan

3. Menurut Simanjuntak (1994), keselamatan kerja adalah


kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan
kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang
kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan
kondisi pekerja.

4. Mathis dan Jackson, menyatakan bahwa keselamatan adalah


merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik
seseorang terhadap cidera yang terkait dengan
pekerjaan.Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum
fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.

5. Menurut John Ridley (1983), mengartikan kesehatan dan


keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang
sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan
maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau
tempat kerja tersebut.

6. Jackson, menjelaskan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja


menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan
psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan
kerja yang disediakan oleh perusahaan.
7. Ditinjau dari sudut keilmuan, kesehatan dan keselamatan kerja
adalah ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja di tempat kerja.

B. Tujuan Dan Fungsi Keselamatan Kesehatan Kerja


Tujuan
Secara umum tujuan utama keselamatan dan kesehatan kerja
adalah :
a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.

Keselamatan dan Kecelakaan Kerja 2


Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Serta Aturan Ketenagakerjaan

b. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di


tempat kerja.
c. Memelihara sumber produksi dan mempergunakan
secara aman dan efesien.
Secara khusus tujuan utama keselamatan dan kesehatan kerja
adalah :

a. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.


b. Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan.
c. Mencegah/ mengurangi kematian.
d. Mencegah/mengurangi cacat tetap.
e. Mengamankan material, konstruksi, pemakaian,
pemeliharaan bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin,
instalasi dan lain sebagainya.
f. Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga
kerja dan menjamin kehidupan produktifnya.
g. Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan
sumbersumber produksi lainnya.
h. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan
aman sehingga dapat menimbulkan kegembiraan
semangat kerja.
i. Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan
produksi industri serta pembangunan

Fungsi Keselamatan dan keehatan kerja


Fungsi yang berkaitan dengan aspek kesehatan kerja meliputi:

a. Identifikasi dan Melakukan Penilaian terhadap resiko dari


bahaya kesehatan di tempat kerja
b. Memberikan saran terhadap perencanaan dan
pengorganisasian dan praktek kerja termasuk desain
tempat kerja
c. Memberikan saran, informasi, pelatihan dan edukasi
tentang kesehatan kerja dan APD
d. Memantau kesehatan para pekerja
e. Terlibat dalam proses rehabilitasi pekerja yang mengalami
sakit/kecelakaan kerja

Keselamatan dan Kecelakaan Kerja 3


Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Serta Aturan Ketenagakerjaan

f. Mengelola P3K dan tindakan darurat

Fungsi yang berkaitan dengan aspek keselamatan kerja meliputi:

a. Antisipasi, identifikasi dan evaluasi kondisi dan praktek


yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja.
b. Membuat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur
dan program
c. Menerapkan, mendokumentasikan dan menginformasikan
rekan lainnya dalam hal pengendalian bahaya dan
program pengendalian bahaya
d. Ukur, periksa kembali keefektifitas pengendalian bahaya
dan program pengendalian bahaya.

C. Kecelakaan Akibat Kerja Dan Pencegahannya.


a. Kerugian yang Disebabkan Kecelakaan Akibat Kerja.
Pada umumnya kecelakaan menyebabkan kerugian-kerugian
antara lain :
1. Kerusakan
2. Kekacauan Sistem
3. Keluhan dan kesedihan
4. Kelainan dan cacat
5. Kematian.
b. Klasifikasi Kecelakaan Akibat Kerja
Klasifikasi kecelakaan akibat kerja menurut Organisasi
Perburuhan Internasional tahun 1962 adalah sebagai berikut
:
1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan :
a. Terjatuh
b. Tertimpah benda jatuh
c. Tertumbuk atau terkena benda-benda
d. Terjepit oleh benda
e. Gerakan-gerakan melebihi kemampuan
f. Pengaruh suhu tinggi
g. Terkena Arus listrik

Keselamatan dan Kecelakaan Kerja 4


Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Serta Aturan Ketenagakerjaan

h. Kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau


radiasi
i. Dan lain-lain
2. Klasifikasi menurut Penyebab
a. Mesin
 Pembangkit Tenaga
 Mesin penyalur (Transmisi)
 Mesin-mesin untuk mengerjakan
logam
 Mesin pengolah kayu
 Mesin-mesin pertanian
 Mesin-mesin pertambangan
b. Alat Angkut dan Angkat
 Mesin Angkat dan Peralatannya
 Alat angkutan diatas rel
 Alat angkutan udara
 Alat angkutan air
c. Peralatan lain
 Bejana Bertekan
 Dapur pembakar dan pemanas
 Instalasi pendingin
 Instalasi Listrik
 Motor Listrik
 Alat-alat listrik (tangan)
 Alat-alat kerja dan perlengkapannya
d. Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi
 Bahan peledak
 Debu, gas, cairan dan zat kimia
 Benda-benda melayang
 Radiasi
e. Lingkungan kerja
 Di luar Bangunan
 Di dalam Bangunan
 Di bawah tanah
3. Klasifikasi menurut Sifat luka atau kelainan

Keselamatan dan Kecelakaan Kerja 5


Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Serta Aturan Ketenagakerjaan

a. Patah tulang
b. Diskolasi/keseleo
c. Regang Otot/urat
d. Memar dan luka dalam yang lain
e. Resusitasi
f. Luka
g. Remuk
h. Luka Bakar
i. Keracunan
j. Pengaruh Arus Listrik
k. Strain
l. Pengaruh radiasi

c. Pencegahan
Kecelakaan-kecelakaan akibat kerja dapat dicegah dengan:
1. Peraturan perundangan, yaitu ketentuan-ketentuan
yang diwajibkan mengenai kondisi-kondisi kerja
pada umumnya, misalnya perencanaan konstruksi,
perawatan dan pemeliharaan, pengawasan,
pengujian, cara kerja peralatan industri, tugas-tugas
pengusaha dan buruh, latihan, supervisi medis, PPPK
dan pemeriksaan kesehatan.
2. Standarisasi, yaitu penetapan standar-standar resmi,
setengah resmi atau tidak resmi misalnya mengenai
Konstruksi yang memenuhi syarat-syarat
keselamatan, jenis-jenis dan syarat-syarat peralatan
industri yang baik, praktek-praktek keselamatan yang
umum atau alat-alat perlindungan diri.
3. Pengawasan, yaitu pengawasan tentang dipatuhinya
ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang
diwajibkan.
4. Penelitian yang bersifat teknik, misalnya tentang sifat
dan ciri-ciri bahan yang berbahaya, penyelidikan
tentang pagar pengaman, pengujian alat-alat
perlindungan diri, penelitian tentang pencegahan
peledakan gas dan debu, dll.

Keselamatan dan Kecelakaan Kerja 6


Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Serta Aturan Ketenagakerjaan

5. Riset Medis, yang meliputi terutama tentang efek-


efek fisiologis dan patologis faktor-faktor lingkungan
dan teknologis serta keadan-keadaan fisik yang
potensial mengakibatkan kecelakaan.
6. Penelitian Psikologis, yaitu penyelidikan tentang
pola-pola kejiwaan yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan.
7. Penelitian secara Statistik, untuk menetapkan
karaktristik kecelakaan yang terjadi secara
menyeluruh.
8. Pendidikan, yang menyangkut pendidikan
keselamatan dalam kurikulum teknik, pelatihan atau
kursus-kursus yang dimaksudkan untuk peningkatan
kemampuan sumberdaya manusia dibidang
keselamatan kerja.
9. Penggairahan, yaitu penggunaan aneka cara
penyuluhan atau pendekatan lain untuk menimbulkan
sikap untuk selamat.
10. Asuransi, yaitu insentif finansial untuk meningkatkan
pencegahan kecelakaan, misalnya dalam bentuk
pengurangan premi bagi perusahaan yang dapat
menekan tingkat kecelakaan, dll.

Secara teknis, upaya-upaya yang harusnya dilakukan dalam


pencegahan kecelakan dan kesehatan kerja antara lain :
1. Memantau Tingkat Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
Metode ini dapat dilakukan dengan mewajibkan
perusahaan-perusahaan untuk menyimpan catatan insiden-
insiden kecelakaan dan kasus penyakit yang terjadi dalam
perusahaan. Perusahaan juga mencatat tingkat kegawatan
dan frekuensi setiap kecelakaan atau kasus penyakit
tersebut.

a. tingkat insiden indeks keamanan indutsri yang paling


eksplisit adalah tingkat insiden yang mengambarkan
jumlah kecelakan dan penyakit dalam satu tahun.

Keselamatan dan Kecelakaan Kerja 7


Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Serta Aturan Ketenagakerjaan

b. tingkat frekuensi mencerminkan jumlah kecelakaan


dan penyakit setiap satu juta jam kerja, bukan dalam
setahun seperti dalam tingkat insiden.
c. tingkat kegawatan. Tingkat kegawatan
mengambarkan jam kerja yang hilang karena
kecelakaan atau penyakit.
d. mengendalikan kecelakaan. Cara terbaik untuk
mencegah kecelakaan dan meningkatkan keselamatan
kerja barang kali adalah dengan merancang
lingkungan kerja sedemikian rupa sehinga kecelakaan
tidak akan terjadi. Diantara bentuk-bentuk
keselamatan kerja yang dapat dirancang didalam
lingkungan fisik perusahaan adalah menempatkan
penjaga dekat mesin-,mesin, pegangan pada tangga,
kaca mata dan helm pelindung, lampu peringatan,
mekanisme perbaikan diri dan penghentian pekerjaan
secara otomatis. Sampai seberapa jauh usaha-usaha
tersebut dapat mengurangi kecelakaan tergantung
pada penerimaan dan penerimaan oleh pekerja.
Sebagai contoh, kemungkinan cedera mata dapat
dikurangi dengan tersedianya kacamata pelindung
hanya bila para pekerja memakai kacamata tersebut
dengan benar.
e. ergonomis. Cara lain untuk meningkatkan
keselamatan kerja adalah dengan membuat pekerjaan
itu sendiri menjadi lebih nyaman dan tidak terlalu
melelahkan, melalui ergonomis. Ergonomis
mempertimbangkan perubahan-perubahan pada
lingkungan pekerjaan sehubungan dengan
kemampuan-kemampuan fisik dan fisiologis serta
keterbatasan-keterbatasan pekerja.
f. divisi keselamatan kerja. Strategi lain dalam rangka
mencegah kecelakaan adalah pemamfaatan divisi-
divisi keselamatan kerja. Departemen SDM dapat
berfungsi sebagai coordinator panitia yang terdiri dari
beberapa orang wakil pekerja. Bil ada serikat buruh di
perusahaan, divisi ini juga harus mempunyai anggota

Keselamatan dan Kecelakaan Kerja 8


Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Serta Aturan Ketenagakerjaan

yang mewakili serikat buruh. Sering beberapa


perusahaan memiliki beberapa anggota divisi
keselamatan kerja pada tingkat departemen untuk
implementasi dan administrasi, dan divisi yang lebih
besar pada tingkat perusahaan untuk merumuskan
kebijakan.
g. pengubahan tingkah laku. Mendorong
dilaksanakannya kebiasaan kerja yang dapat
mengurangi kenungkinan kecelakaan juga dapat
menjadi strategi yang sangat berhasil. Untuk
mengubah prilaku pekerja dapat dipakai imbalan yang
bukan berbentuk uang, seperti umpan baik yang
positif, berbentuk aktivitas (seperti libur kerja),
imbalan materi (perusahaan membelikan kue donat
selama waktu istirahat), sampai pada yang berbentuk
uang (seperti, bonus pekerja mengerjakan
pekerjaannya sesuai dengan tingkat keselamatan kerja
yang diiniginkan).
h. mengurangi timbunya penyakit. Penyakit-penyakit
yang berhubungan dengan pekerjaan jauh lebih
memakan biaya dan berbahaya bagi perusahaan dan
para pekerja dibandingkan dengan kecelakaan
kerja.karena hubungan sebab akibat antara lingkungan
fisik dengan penyakit-penyakit tersebut sering kabur,
umumnya perusahaan sulit mengembangkan strategi
untuk mengurangi timbulnya penyakit-penyakit.
i. penyimpanan catatan. Mewajibkan perusahaan untuk
setidak-tidaknya melakukan pemeriksaan terhadap
kadar bahan kimia yanh terdapat dalam lingkungan
pekerjaan dan menyimpan catatan mengenai
informasi yang terinci tersebut. Catatan ini juga harus
mencantumkan informasi mengenai penyakit-penyakit
yang dapat ditimbulkan dan jarak yang aman dan
pengaruh berbahaya bahan-bahan tersebut. Informasi
ini harus disimpan selama masa inkubasi penyakit-
penyakit yang dapat ditimbulkannya bahkan mungkin
ada yang sampai selama 40 tahun. Jika perusahaan

Keselamatan dan Kecelakaan Kerja 9


Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Serta Aturan Ketenagakerjaan

tersebut dijual, pemilik yang baru harus mengambil


alih tanggung jawab penyimpanan catatan tersebut
dan harus melanjutkan pengumpulan data yang
dibutuhkan.
j. memantau kontak langsung. pendekatan yang pertama
dalam mengendalikan penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaan-pekerjaan adalah
membebaskan tempat pekerjaan dari bahan-bahan
kimia atau racun; suatu pendekatan alternatifnya
adalah dengan memantau dan membatasi kontak
langsung terhadap zat-zat yang berbahaya.
k. penyaringan genetic. Penyeringan genetic adalah
pendekatan untuk mengandalikan pengakit-penyakit
yang paling ekstrem, sehingga controversial. Susunan
genetic individu dapat membuat seseorang lebih atau
tidak begitu mudah terserang penyakit tertentu.
Dengan menggunakan uji genetic untuk menyering
individu-individu yang rentang terhadap penyakit-
penyakit tertentu, perusahaan dapat mengurangi
kemungkinan untuk menghadapi klaim kompensasi
dan masalh-masalah yang terkait dengan hal itu.
Penentang penyeringan genetic berpendapat bahwa
prosedur tersebut mengukur predisposisi seseorang
terhadap penyakit, bukan kehadiran tersebutyang
sebenarnya,dan oleh karenanya melanggar hak-hak
individu.

2. Mengendalikan Stress Dan Kelelahan Kerja.


Pada prinsipnya, semakin banyak perusahaan memberikan
program pelatihan yang dirancang untuk membantu para
pekerja, semakin baik dalam mengatasi tingkat stres yang
diakibatkan oleh pekerjaan. Pemberi kerja mestinya
memberikan program manajemen stress sebagai bagian
dari kurikulum pengembangan pengawasan manajemen
yang lebih luas program ini disediankan untuk staf
pengawasan, staf profesional, dan pegawai, dengan tujuan

Keselamatan dan Kecelakaan Kerja


10
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Serta Aturan Ketenagakerjaan

memperkenalkan bahan-bahan, keahlian informasi, dan


definisi peran pengawasan dan manajemen. Titik beratnya
adalah pada penyediaan informasi yang konkret untuk
mengurangi ambiguitas yang berkaitan dengan pergantian
peran pekerjaan yangber langsung dengan cepat.

a. peningkatan partisipasi dalam pengambilan


keputusan. Pentingnya kemampuan mengendalika
atau setidaknya memprediksi apa yang akan terjadi
dimasa yang akan datang sangat disadari. Mempunya
kesempatan bagi karyawan untuk menentukan sendiri
ditambah dengan kebebasan dan kemampuan untuk
mempengaruhi kejadian-kejadian di sekitarnya dapat
memnjadi suber motivasi intrinsic (dari dalam diri)
dan penghargaan yang sangat berarti. Jika kesempatan
untuk mengendalikan tidak dipunyai seorang
karyawan dan karyawan merasa terjebak dalam suatu
lingkungan yang tidak dapat dikendalikan maupun
dieamlkan, kondisi psikologis mauapun fisik
karyawan kemungkinana besar akan terganggu.
b. strategi- strategi manajemen stress pribasi.
Manajemen waktu dapat merupakan strategi yang
efektif dalam mengetasi stres pekerjaan. Strategi ini
sebagian besar di dasarkana atas indentifikasi atas
awal tujuan-tujuan pribadi pekerjaan. Strategi-strategi
lain yang menjadi bagian manajemen stress
perorangan meliputi pola makan yang sehat, olahraga
yang teratu, pemantauan kesehatan fisik, dan
membentuk kelompok pendukung sosial. Banyak
perusahaan besar mendorong pekerja-pekerjanya
untuk mendaftarkan diri dalam program latihan
olahraga yang tertur dimana kebugaran dan kesehatan
mereka dipantau secara seksama.

3. Mengembangkan Kebijakan-Kebijakan Kesehatan Kerja.

Keselamatan dan Kecelakaan Kerja


11
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Serta Aturan Ketenagakerjaan

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan


meningkatnya tanggung jawab, semakin banyak
perusahaan mengembangkan pertanyaan-pertanyaan
kebijakan yang menangkut bahaya-bahaya. Pertanyaan-
pertanyaan ini berkembang dari satu kepedulia bahwa
perusahaan-perusahaan harus pro aktif mengenai masalah-
masalah kesehatan dan keselamatan kerja
4. Menciptakan Program-Program Kebugaran.
Perusahaan-perusahaan semakin memusatkan perhatian
kepada usaha-usaha menjaga agar para kerja tetap sehat
dari pada menolong mereka sembuh dari sakitnya. Mereka
membuka makin banyak program-program kebugaran dan
kelihatannya program-program tersebut memberikan hasil
yang mengembirakan.

D. Gangguan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja


Baik aspek fisik maupun sosio-fisikologis lingkungan pekerjaan
membawa dampak kepada keselamatan dan kjesehatan kerja.
Kondisi-kondisi sosio-fisikologis membawa dampak besar bagi
keselamatan dan kesehatan kerja, dan perusahaan yang harus
melakukan sesuatu untuk mengatasinya, yaitu, misalnya para
pekerja setelah jam kerjamenerimah petunjuk mengenai metode-
metode manajemen stress. Petunjuk-petunjuk ini meliputih
meditasi, latihan pernapasan, dan satu teknik yang disebut
dotstopin. Teknik yang sejenis dengan biofekback ini
mengajarkan para pekerja untuk mengendalikan stress mereka
dengan mengenang suatu saat yang indah dan memusatkan diri
pada perasaan-perasaan dan sensasi-sensasi yang mereka alamih
pada waktu itu. Dewasa ini, upaya-upaya untuk meningkatkan
keselamatan dan kesehatan kerja tidaklah lengkap tanpa suatu
strategi untuk mengurangi stress fisikologis yang berhubungan
dengan pekerjaan.

Kecelakan - Kecelakan Kerja

Keselamatan dan Kecelakaan Kerja


12
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Serta Aturan Ketenagakerjaan

Perusahaan-perusahaan tertentu atau depertemen tertentu


cenderung mempunyai tingkat kecelakan kecelakan kerja yang
tinggi daripada lainya. Beberapa krateristik dapat menjelaskan
perbedaan tersebut.

1. kualitas organisasi. Tingkat kecelakaan berbeda secara


substansi meburut jenis industry. Sebagai contoh, perusahaan-
perusahaan industry konstruksi dan manufaktur mempunyai
tingkat kecelakan yang lebih tinggi daripada perusahaan-
perusahaan industry jasa, keuangan, asuransi, dan real estat.
Perusahaan-perusahaan kecil dan besar (yaitu perusahaan
yang mempunyai kurangdari seratus pekerja dan perusahaan
yang mempunyai lebih dari seribu pekerja) mempunyai
tingkat kecelakan yang lebih rendah daripada perusahaan-
perusahaan menengah.
2. pekerja yang mudah celaka. Sebagian ahli menunjuk pekerja
sebagi penyebab utama terjadinya kecelakaan. Kecelakaan
bergantung pada perilaku pekerja, tingkat bahaya dalam
lingkungan pekerjaan dan semata-mata bernasib sial. Sampai
seberapa jauh seorang pekerja menjadi penyebab kecelakaan
dapat menjadi petunjuk kecenderungansi pekerja untuk
mengalami kecelakaan? Tidak ada suatu karakteristik pribadi
khusus pekerja yang selalu cenderung mendapat kecelakan.
Tetapi, karakteristik psikologis dan fisik tentu tampaknya
membuat sebagian pekerja lebih mudah mengalami
kecelakaan disbanding yang lain. Contohnya, para pekerja
yang emosinya „tinggi‟ mempunyai angka kecelakaan yang
lebih kecil daripada pekerja yang emosinya “rendah”, dan
para pekerja yang mengalami kecelakaan lebih kecil adalah
orang-orang yang lebih optimis dapat dipercaya dan peduli
terhadap orang lain dibandingkan dengan para pekerja yang
lebih sering mengalami kecelakaan. Para pekerja yang
mengalami stress berat lebih mungkin mengalami kecelakaan
dibandingkan dengan mereka yang mengalami stress ringan.
Para pekerja yang sudah berumur lebih sedikit mengalami
kecelakaan dibandingkan mereka yang berusia mudah. Dan

Keselamatan dan Kecelakaan Kerja


13
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Serta Aturan Ketenagakerjaan

orang-orang yang lebih cepat mengenali pola-pola visual


daripada membuat manipulasi muscular lebih sedikit
mengalami kecelakaan dibandingkan orang-orang dengan
karasteristik sebaliknya. Banyak kondisi fisikologis dapat
berkaitan dengan kecenderungan mengalami kecelaka –
misalnya kebencian dan ketidakmatangan emosional-barang
kali merupakan kondisi yang tidak permanen.
Karenanya,kondisi-kondisi ini sulit dideteksi sampai suatu
ketika terjadi satu kecelakaan
3. pekerja berperangai sadis. Kekerasan ditempat pekerjaan
meningkat dengan pesat, dan perusahaan dianggap
bertanggung-jawab terhadap hal itu. Pembunuhan adalah
penyebab kematian terbesar di tempat pekerjaan saat ini.

Penyakit-Penyakit Yang Diakibatkan Dipekerjaan


Sumber-sumber potensial penyakit-penyakit yang berhubungan
dengan pekerjaan yang sama beragamnya seperti gejala-gejala
penyakit tersebut. Beberapa badan federal secara sistematis telah
mempelajari lingkungan pekerjaan, dan telah mengidentifikasi
penyebab penyakit-penyakit berbahaya berasal dari ansenik, asbes,
bensin, biglorometiletter, debu batu bara asap tungku batu arang, debu
kapas, timah, radiasi dan vinin florida. Para pekerja yang besar
kemungkinannya terkena bahaya-bahaya itu meliputih pekerja-pekerja
dipabrik kimia dan penyulingan minyak, penambang, pekerja pabrik
testil dan pabrik baja, pekerja di peleburan timah, teknisi medis,
tukang cat, pembuatan sepatu, dan pekerja industry plastic.riset lebih
lanjut tentunya akan dapat mengungkapkan bahaya-bahaya lain yang
ingin didiagnosis dan diatasi oleh perusahaan untuk kesejahteraan
tenaga kerja mereka dimasa depan.

1. kategori penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dalam


jangka panjang, bahaya-bahaya di lingkungan tempat kerja
dikaitkan dengan kanker kelenjar tiroid, hati, paru-paru, otak,
dan ginjal ; penyakit paru-paru putih, coklat,dan hitam ;
leukemia; bronchitis; emphysema; lymphoma; anemia plastic,
kerusakan sistim saraf pusat; dan kelainan-kelainan

Keselamatan dan Kecelakaan Kerja


14
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Serta Aturan Ketenagakerjaan

reproduksi (misalnya kemandulan, kerusakan genetic,


keguguran, dan cacat pada waktu lahir.
2. kelompok-kelompok pekerjaan yang berisiko. Penambang,
pekerja transportasi dan konstruksi, serta pekerja kerah biru
dan pekerja tingkat rendah pada industry manufaktur
menderita sebagian besar penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaan maupun kecelakaan-
kecelakaan kerja. Pekerjaan-pekerjaan yang paling tidak aman
adalah pertambangan, pertanian, dan konstruksi. disamping
itu, sejumlah pekerja industry petro kimia dan pengilangan
minyak,pekerja pencelupan, pengguna bahan celup, pekerja
pabrik tekstil, pabrik industry plastic, pengecat dan pekerja
pabrik kimia adalah yang paling rentan terhadap risiko
kecelakaan yang paling berbahaya. Penyakit-penyakit kulit
adalah penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan yang
paling umum dilaporkan, dimana para pekerja pabrik kulit
sebagai kelompok pekerja yang paling banyak terkena.

Kehidupan Kerja Berkualitas Rendah


Bagi banyak pekerja, kehidupan kerja berkualitas rendah disebabkan
oleh kondisi tempat kerja yang gagal untuk memenuhi freferensi-
freferensi dan minat-minat tertentu serti rasa tanggung jawab,
keingina akan pemberdayaan dan keterlibatan dalam pekerjaan,
tantangan, harga diri, pengendalian diri, penghargaan, prestasi,
keadilan, kemanan, dan kepastian.

Stres Pekerjaan
Penyebab umum stress bagi banyak pekerja adalah supervisor
(atasan), salary (gaji), security (keamanan), dan safety (keselamatan).
Aturan-aturan kerja yang sempit dan tekanan-tekanan yang tiada henti
untuk mencapai sejumlah produksi yang lebih tinggi adalah penyebab
untama stress yang dikaitkan para pekerja dengan supervisor. Gaji
adalah penyebab stress bila dianggap tidak diberikan secara adil. Para
pekerja mengalami stress ketika merasa tidak pasti apakah mereka
tetap mempunyai pekerjaan bulan depan, minggu depan, atau bahkan
besok. Bagi banyak pekerja, rendahnya keamanan kerja bahkan lebih

Keselamatan dan Kecelakaan Kerja


15
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Serta Aturan Ketenagakerjaan

menimbulkan stress dan rendahnya keselamatan kerja-paling tidak,


dengan pekerjaan dimana tigkat keselamatan kerja rendah, mereka
mengetahui risikonya, sementara dengan pekerja yang tidak aman
mere akan terus berada dalam keadaan tidak pasti.

1. Perubahan organisasi. Perubahan-perubahan yang dibuat oleh


perusahaan biasanya melibatkan sesuatu yang penting dan
disertai dengan ketidakpastian. Banyak perubahan dibuat
tanpa pemberitahuan-pemberitahuan resmi. Walaupun kabar-
kabar burung seriung beredar bahwa aka nada perubahan,
bentuk perubahan yang pasti hanya sebatas spekulasi. Orang-
orang was-was apakah perubahan tersebut akan mempunya
dampak kepada mereka, barangkali dengan mengganti
mereka. Atau menyebabkan mereka di pindahkan. Akibtnya,
banyak pekerja menderita gejal-gejala stress.
2. Tingkat kecepatan kerja. Tingkat kecepatan kerja dapat
dkendalikan oleh mesin atau manusia. Kecepatan kerja yang
diitentukan oleh mesin memberikan kendali atas kecepatan
pelaksanaan dan hasil pekerjaan kepada sesuatu selain
manusia. Kecepata yang ditentukan oleh manusia tersebut
memberikan Kendali kepada manusia. Akibat dari kecepatan
yang ditentukan olehn mesin adalah amat besar, pekerja tidak
dapat memuaskan kebutuhan yang penting untuk
mengendalikan situasi.
3. Lingkungan fisik. Walaupun otomatisasi kantor adalah suatu
cara meningkatkan produktivitas, hal itu mempunya
kelemahan-kelemahan yang berhubungan dengan stres. Satu
aspek otomatisasi kantor mempunyai karakteristik berkaitan
dengan stress adalah video, display, temina (VDT) aspek-
aspek lingkungan kerja yang berkaitan dengan stress adalah
tempat kerja yang sesat, kurangnya kebebasan pribadi dan
kurangnya pengawasan.
4. Pekerja yang rentan stress. Manusia memang berbeda dalam
memberikan respon terhadap penyebab stress. Perbedaaan
klasik adalah yang disebut sebagaia tipe A dan prilaku tipe B.
orang-orang dengan prilaku tipe A suka melakukan hal-hal

Keselamatan dan Kecelakaan Kerja


16
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Serta Aturan Ketenagakerjaan

menurut cara mereka sendiri, dan mau mengeluarkan banyak


tenaga untuk memastikan bahwa tugas-tugas yang sangat
sulitpun dikerjakan dengan cara yang mereka sukai. Tetapi,
orang-orang tipe A adalah „pengerak dan pendobrak‟. Mereka
menikmati menjadi pemimpin di lingkungan mereka, dan
mengubah prilaku orang lain. Orang –orang dengan prilaku
tipe B umumnya lebih toleran. Mereka tidak mudah frustasi
atau marah, dan mereka juga tidak menghabiskan banyak
energy dalam memberikan respon terhadap hal-hal yang
mereka tidak sesuai. Orang-orang tipe B biasanya merupakan
supervisor yang hebat. Mereka mungkin akan memberikan
kebebasan yang besar kepada bawahannya tetapi juga mungkn
tidak akan memberikan dukungan keatas yang diperlukan
untuk kepemimpinan yang efektif.

Kelelahan Kerja (Job Burnout)


Kelelahan kerja (job burnout) adalah sejinis stress yang banyak
dialami oleh orang-orang yang bekerja dalam pekerjaan-pekerjaan
pelayanan, seperti karyawan kesehatan, pendidikan, kepolisian,
keagamaan, dan sebagainya. Jenis reaksi terhadap pekerjaan ini
meliputih reaksi-reaksi sikap dan emosional sebagai akibat
pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan pekerjaan.

Konsekuensi kelelahan kerja. Pekerja yang mengalami kelelahan kerja


akan berprestasi lebih buruk daripda pekerja yang masih „penuh
semangat‟. Konsekuensi kelelahan kerja yang tidak menguntungkan
lainnya adalah memburuknya hubungan si pekerja dengan rekan
kerjanya yang lain. Selain membawa kepada prilaku yang mempunyai
dampak negative terhadap kwalitas kehidupan kerja seseorang,
kelelahan kerja juga dapat mendorong terciptanya tingkah laku yang
menyebabkan menurunnya kwalitas hidup rumah tangga
seseorang.akhirnya. kelelahan kerja akan menjadi penyebab timbulnya
masalah-masalah kesehatan.

Keselamatan dan Kecelakaan Kerja


17

Anda mungkin juga menyukai