Anda di halaman 1dari 3

LITERASI sebagai jantung hati pendidikan hakikatnya sebuah pemaknaan yang mendalam,

bahwa literasi itu penting untuk dipelajari dalam sebuah pendidikan. Karena literasi adalah nafas
pendidikan yang akan mnghidupkan segala peradaban, kebudayaan juga kekuatan jiwa.
Mengingat harapan penting dari sebuah pendidikan nasional, adalah menciptakan peserta-peserta
didik yang memiliki karakter pribadi yang kuat, pembangunan budaya dan menciptakan generasi
yang memiliki daya saing yang kuat. Namun, sepertinya komponen itu sampai saat ini masih
menjadi tugas besar. Bukan saja bagi pendidikan tetapi pemikiran bersama. Pasalnya, jika
melihat realita yang ada momok pendidikan masih begitu besar. Karekater-karakter bangsa
semakin lama semakin menurun sejalan perkembangan jaman, budaya instan membuat daya
saing lemah, perkembangan jaman membuat gerasi terombang-ambing, serta kebudayaan yang
semakin terlupakan.

Peradaban yang kuat sudah semestinya bersama-sama membangun jiwa-jiwa yang kokoh dalam
menghadapi kehidupan yang semakin lama semakin pelik. Dalam pendidikan pemahaman
tersebut tidak saja masuk dalam materi yang di sampaikan dalam kelas. Tetapi pemahaman
dalam konteks yang luas, pengaplikasiannya dalam kehidupan yang nyata.

Mengingat sedemikian majemuknya keadaan Indonesia saat ini. Namun, terlalu sulit jika melihat
kenyataan yang ada, bahwa tanpa sadar posisi sekarang tengah berada pada posisi terayun-ayun
tinggi dalam sebuah peradaban yang semakin maju. Fakta dan berita telah memperlihatkan
bagaimana kebudayaan, peradaban sesungguhnya, bahkan bahasa-bahasa lokal di Indonesia
tengah di masa suramnya, bahkan ditaksir punah selama abad XX. Hal demikian yang
semestinya menjadi pemikiran bersama dalam usaha mengantisipasi hal tersebut, agar tidak
terlalu jauh kita terombang-ambing dalam kenyataan yang membingungkan saat ini.

Nyawa Anak dalam Keluarga Literasi

Pendidikan, secara fungsi nasional memiliki peran sentral sebagai promotor pengggerak
perubahan kebudayaan menjadi lebih baik. Tentu harus memikirkan jalan keluar terbaik dalam
usaha membentuk pendidikan sebagai pabrik SDM yang mumpuni. Tugas ini tidak memojokkan
istansi terkait saja, melainkan bersama-sama bergerak. Mengingat pendidikan adalah tugas
bersama, sudah saatnya mendayung sampan bersama-sama agar bisa berkelok dan sampai di
pantai harapan yang mulia. Dalam usahan ini perlu ditonggakkan bersama-sama pendidikan yang
literet, yaitu adanya kesadaran yang kuat, pemahaman yang kuat dan pemaknaan yang mendalam
akan berbagai hal. Pendidikan dan bersama-sama, menyusun cara agar ketiga tonggak tersebut
dapat diraih dengan baik. Adapun beberapa solusi yang dapat ditempuh dalam mewujudkan
pendidikan yang literet sebagai berikut; (1) menumbuhkan budaya literasi di setiap kehidupan,
(2) pendidikan perlu mendalami literasi sebagai dayung perubahan, (3) pendidikan juga perlu
mendalami literasi sebagai proses kesadaran, dan (4) meyakini melalui literasi dapat menemukan
kedamaian.

Pertama, menumbuhkan budaya literasi, meski pada awalnya literasi diartikan sebagai
keberaksaraan, kemudian berkembang menjadi baca tulis. Kemudian di era big data saat ini,
penyuguhan hal sosial yang sangat kompleksnya literasi dimaknai sebagai proses pemahaman,
dan pemaknaan secara luas. Literasi sebagai jantung hati, hal demikian memang yang perlu kita
sadari bahwa, pemahaman juga pemaknaan itu sangat penting sebagai penguat sudut pandang
juga pemahaman akan perubahan keadaan sosial yang cepat.

Di samping membantu, memilah mana yang baik dan mana yang tidak baik. Literasi berdiri,
sebagai tras pondasi kehidupan di sebuah negara. Apalagi di era politik yang dirundung
memanas, di barengi sifat kekuasaan, juga perebutan titel kehormatan ini yang perlu dilihat peran
literasi sebagai pemahaman kritis akan cara politik saat ini. Karena bagaimanapun tanpa
dipungkiri, masyarakat dalam era saat ini dibuat pusing dengan informasi yang ada.

Pasalnya kefaktaan informasi yang ada sulit dibedakan mana yang asli dan mana yang bukan
asli. Atas latar belakang mengusung salah satu kubu, kefaktaan informasi kadang masih
dislewengkan demi hal-hal di luar itu. Dengan mempelajari literasi maka masyarakat akan tau
dan paham betul mana yang seharusnya di anut dan mana yang seharsunya dibuang. Dalam
poisis ini, literasi semajam jaring dalam kehidupan untuk menemukan kebenaran yang hakiki.

Kedua, memahami bersama literasi sebagai dayung perubahan. Dalam pemahaman ini bahwa
literasi memiliki manfaat yang besar sebagai dayung perubahan. Berkaca dari Jepang misalnya
yang begitu kuat merawat literasi dalam kehidupan mereka. Di Jepang literasi sudah menjadi
kebutuhan hidup, dimulai sejak lebih dari seabad yang lalu saat restorasi Meiji, para pemimpin
saat itu mulai menerjemahkan buku-buku asing dari seluruh dunia terutama Amerika dan Eropa.
Sampai saat ini Jepang menjadi salah satu negara yang sangat disegani dunia.

Ustadz Abdurrahman Muhammad: Jangan Salah Baca!

Angka literet yang begitu tinggi menjadikan daya saing yang kuat, daya tawarnya juga tinggi
serta kulitas diri yang sudah teruji. Kesadaran bersama-sama membangun literasi sebagai bentuk
perubahan salah satunya bukti bahwa literasi sangat penting dalam kehidupan. Dan ini benar
adanya jika sebuah negara kuat dalam merawat literasi sebagai kebutuhan hidup, bukan tidak
mungkin peradaban, kebudayaan, gugusan bahkan karakter akan semakin kuat. Mengingat jejak
literasi adalah jejak peradaban yang diabdikan. Bukan semata sebagai simpanan musium, lebih
dari itu, yaitu pemahaman yang kuat mengenai peradaban itu sendiri.

Selanjutnya, berliterasi sebagai alat kesadaran. Dimaksudkan setiap orang memiliki peta yang
kuat mengenai resiko dan manfaat mereka berliterasi. Bahwa apa yang dipelajari dalam proses
berliterasi sama halnya berlabuh dalam dasar kesadaran diri yang jujur. Seperti masa lalu,
manusia, masyarakat, dan/atau bangsa Mesir Kuno, Mecadonia Kuno, Mesopotamia, Persia
Kuno, China Kuno, India Kuno, dan Yunani Kuno menjadi unggul dan masyhur di berbagai
lapangan kebudayaan dan peradaban berkat tradisi berliterasinya yang begitu mantap dan kuat.
Sejarah kuno telah membuktikan peran besar berliterasi sebagai pondasi dalam memantapkan
peradaban. Sebab, kesadaran berliterasi memiliki peta dasar yang kuat, dari kefaktaan, data, juga
analisis pemikiran mengenai sesuatu yang terjadi.

Buah litrasi, adalah kedamaian yang tidak terukur. Ketika orang benar-benar memahami dan
memaknai suatu keadaan dengan kualifikasi yang baik. Kedamaian itu muncul sebagai buahnya.
Seperti literasi, jika semua sadar akan pentingnya peradaban yang kuat, kebudayaan yang perlu
dipertahankan sebagai jejak juga kepribadian diri serta tau cara mempertahankannya, yang
muncul adalah pengkarakteran pribadi yang baik. Itulah buah literasi, yang tidak akan habis
dimakan jaman. Karena jalan literasi harus adannya pemaksaan untuk berpikir dalam memahami
setiap inci gerak hidup, sebagai bagian yang terpenting akan hal ini.

Akhirnya, alangkah indahnya jika kita rawat literasi sebagai bagian dari hidup ini. Bersama-sama
menciptakan kesepakatan besar untuk berliterasi, yang melahirkan kedamaian hidup. Merawat
literasi sama halnya merawat jantung dan hati pendidikan. Pendidikan bukan sebagai ajang
formalitas mendapat gelar atau ijazah. Tetapi bagaimana pendidikna mampu menyadarkan,
peserta didik bahwa ada tanggung jawab besar di kehidupan ini.*

Penggerak Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP PGRI Ponorogo

Anda mungkin juga menyukai