Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Diajukan untuk memenuhi tugas Teori Sintesis dan Radiofarmaka pada Fakultas Farmasi
Universitas Padjadjaran
SHIFT C 2017
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2019
A. Identitas jurnal
Tahun 2015
B. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini lebih difokuskan pada penetapan kondisi optimasi pembuatan
senyawa bertanda 99mTc-Dietilkarbamazin (99mTc-DEC) dengan mempelajari beberapa
parameter reaksi antara dietil-karbamazin (DEC) yang telah dikenal secara luas sebagai
obat anti-filariasis dengan radionuklida teknesium99m (99mTc) yang diperoleh dari hasil
luruh radioisotop Molibdenum-99 (99Mo).
C. Latar belakang
Filariasis atau lebih dikenal dengan penyakit kaki gajah (elephantiasis), termasuk
salah satu jenis penyakit yang mendapat perhatian khusus di dunia kesehatan karena
akibat yang ditimbulkan oleh penyakit ini berdampak signifikan, terutama di lingkungan
masyarakat yang tengah didera permasalahan ekonomi dan di negara berkembang daerah
tropis maupun sub-tropis.
Deteksi filaria bergantung dengan keberadaan cacing stadium mikrofilaria dalam
darah tepi, atau dikenal dengan istilah periodisitas. Uniknya, periodisitas filaria
ditemukan di antara pukul 10 malam hingga pukul 2 pagi (nocturnal). Hal ini dikarenakan
cacing tersebut berada pada sistem limfatik pada siang hari, dan baru bermigrasi ke
saluran darah pada malam hari. Cacing ini hidup dan berkembang biak dalam darah dan
jaringan penderita. sehingga pengambilan sampel darahpun harus dilakukan malam hari.
Karena itulah deteksi dini penyakit ini agak sulit ditegakkan.Telah teridentifikasi bahwa
penyebab infeksi filariasis yang paling banyak ditemukan di Indonesia yaitu cacing
gelang genus filaria, Wuchereria bancrofti.
Penyakit infeksi atau penyakit menular yang sulit diberantas diakibatkan oleh
terlambatnya penyakit tersebut terdiagnosis atau terdeteksi. Demikian pula halnya dengan
penyakit filariasis, masyarakat tidak sadar bahwa mereka telah terinfeksi cacing filaria.
Karena itulah ketersediaan perangkat diagnosis untuk metode deteksi dini sangat
diperlukan. Teknik nuklir kedokteran dengan menggunakan radiofarmaka, memberi
harapan untuk dapat dijadikan pilihan alternatif memecahkan permasalahan ini.
Dihipotesiskan bahwa DEC-sitrat yang saat ini digunakan sebagai obat filariasis, secara
kimia memungkinkan untuk ditandai dengan nuklida teknesium-99m. Radiofarmaka
99mTc-DEC diperkirakan akan di-uptake oleh mikrofilaria di dalam tubuh orang
terinfeksi. Dengan demikian mikrofilaria yang berikatan dengan 99mTc-DEC ini dapat
dilacak keberadaannya, dan diharapkan deteksi dini dapat ditegakkan.
D. Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan beberapa tahap metode sebagai berikut :
1. Optimasi kondisi penandaan Dietilkarbamazin ( DEC)
Proses penandaan dilakukan dengan metode langsung dan tidak langsung
menggunakan DTPA dan glokoheptonat.
Analisis keberhasilan penandaan, menggunakan proses kromatografi untuk
Tc-DEC dengan pengotor yang mungkin terbentuk seperti
memisahkan 99m
99m
TC-glukoheptonat
Tc-Sitrat,99mTc-DTPA, 99m
● Kromatografi kertas
Fase diam : kertas Whatman-31ET (1 x 10 cm)
Fase gerak : asetonitril 50%, ITLC-SG/aseton TLC-SG/aseton,
TLC-SG/campuran metanol dan amonia dengan perbandingan
100 : 1,5 dan ITLC-SA/air
● Kromatografi lapis tipis
B. pH
Pada proses penandaan langsung pH yang diukur sejumlah 4, 5, 6 dan 7. Efisiensi
penandaan dilakukan dengan metode KLT
Tc-perteknetat
C. Volume larutan 99m
Tc-perteknetat yang digunakan divariasikan mulai dari 1, 2, 3 dan 4 mL.
Larutan 99m
Efisisensi penandaan yang diperoleh dibandingkan untuk mengetahui korelasi antara
jumlah volume dengan hasil/efisiensi penandaan.
Tc dengan 99
Beberapa metode pemisahan 99m Mo yaitu kromatografi kolom,
kromatografi ekstraksi, ekstraksi pelarut, presipitasi, sublimasi, termokromatografi,
membrane, dan elektrokimia.
Generator radioisotop yang ideal harus memenuhi beberapa karakteristik seperti
desain sederhana, mudah digunakan, dapat menghasilkan yield radioisotope tinggi dan
memenuhi persyaratan. Contoh generator yang dipakai :
Salah satu metode yang sering dipakai adalah kromatografi kolom. Faktor
kendali utama yang perlu dipenuhi yaitu yield 99m
Tc. Yield 99
Mo/99mTc merupakan
Tc dalam eluat dan 99m
perbandingan aktivitas 99m Tc secara teoritis dalam kolom generator.
Adsorben yang dipakai yaitu polimer Zirkonium-TEOS-Metanol karena akan
menghasilkan yield 99mTc sebesar 96,23% pada penelitian menurut jurnal. Elusi dilakukan
dengan larutan NaOCl, larutan NaOCl ini merupakan oksidator yang dapat memutuskan
Tc
ikatan Mo dengan polimer zirconium. Cairan salin digunakan untuk mengeluarkan 99m
dari kolom alumunium (Solikha et al, 2 016).
Tc dapat digambarkan secara singkat sebagai berikut
Proses pembentukan 99m
99
Mo diletakkan dalam sebuah generator lalu dialirkan oleh cairan salin sehingga
99m
Mo tetap pada kolom alumina. Untuk
Tc dapat keluar dari kolom sedangkan 99
Tc
pemisahan dengan ekstraksi pelarut dapat digunakan pelarut yang dapat menarik 99m
seperti metil etil keton, aseton, dan piridin. Untuk ekstraksi menggunakan metil etil keton
Tc dari larutan 99
(MEK) mengambil 99m Mo dalam air. Namun, perlu dipisahkan terlebih
Tc dari larutan MEK dengan cara menguapkannya dan dilarutkan dengan salin.
dahulu 99m
Tc dapat dipisahkan. Namun pemisahan 99m
Sehingga 99m Tc dengan larutan MEK jarang
digunakan karena MEK dikhawatirkan dapat memberikan dampak negatif (Awaludin,
20111).
Pada penelitian ini bukan hanya variasi dari bentuk Senyawa DEC yang dikaji,
Tc dengan
Cara penandaan secara langsung dan tidak langsung dengan mereakasi kan 99m
Co ligand DTPA dan Glukoheptonat pun dikaji.
Proses penandaan diperkirakan melalui alur berikut :
1. 99m
Tc(VII)-perteknetat + SnCl2 (Reduktor) +Co-Ligan yang sesuai
99m
Tc)+ 99m
Tc-Tereduksi (Sebagai inti 99m Tc(VII)-bebas + 99m
Tc-co-Ligand
2. 99m
Tc-Tereduksi +DEC 99m
Tc-DEC + 99m
Tc-Tereduksi bebas
F. Kesimpulan
Hasil penandaan Dietilkarbamazin sitrat (DEC) dengan radionuklida teknesium-99m
diperoleh tingkat kemurnian >95% dengan menambahkan 99mTc-perteknetat ke dalam
suatu formula yang terdiri dari 4 mg DEC-sitrat, 100 μg SnCl2.2H2O, pH 4, dan waktu
inkubasi pada suhu kamar selama 5-20 menit. Uji kemurnian ditentukan dengan metode
kromatografi menggunakan fase diam TLC-SG dan ITLC-SA, dan aseton kering, serta air
sebagai fase gerak.
Tc-DEC harus segera digunakan setelah disiapkan dan jangan disimpan lebih
Sediaan 99m
dari 1 jam setelah rekonstitusi dengan larutan natrium perteknetat. Penambahan larutan
99m
Tc-perteknetat sedikit menurunkan efisiensi penandaan oleh karena itu volume
penyuntikkan diupayakan sesedikit mungkin.
Tc-DEC telah berhasil namun masih memerlukan
Pembuatan formula sediaan 99m
kajian non klinis baik itu in-vitro maupun in-vivo untuk menjamin keamanan pengguna
serta kajian uji klinis terhadap beberapa pasien yang terjangkit filariasis.
DAFTAR PUSTAKA
Aang, H., Nurlaila. Z., Nanny. K., dan Misyetti. 2015. Penandaan Dietil Karbamazin (DEC)
dengan Radionuklida Teknisium-99m Sebagai Sediaan Diagnostik untuk Deteksi Dini
Dilariasis. Indonesia Journal of Pharmaceutical Science and Technology.Vol 4(1) :
36-47.
Awaludi,R. 2011. Radioisotop Teknesium 99m dan kegunaannya. Buletiin Alara. Vol 12 (2 ) :
61-65
Solikha, U., Endang S., Herlina, Hotman L., dan Kadarisman 2016. Karakteristik Polimer
Zirkonium Sebagai Adsorben Generator 99Mo/99mTc Untuk Radiofarmaka Diagnostik.
Widyariset. Vol 2(1) : 17-26.