Anda di halaman 1dari 11

beberapa macam HORMON MANUSIA dan FUNGSINYA

hormon merupakan zat kimia yang diproduksi oleh sel-sel kelenjar ( kelenjar
endokrin ) dan mempunyai peranan strategis bagi kelangsungan hidup mahkluk
hidup tak terkecuali manusia.
Secara umum , hormon di dalam tubuh berfungsi dalam mengkoordinasi kan proses-
proses fisiologis dalam tubuh kita.
Setidaknya ada 3 fungsi utama dari sistem hormon, yaitu :

1. mempertahankan keseimbangan tubuh


2. merespons stress pada tubuh secara tepat
3. mengatur pertumbuhan dan perkembangan tubuh
Ada banyak jenis hormon yang disekresi kan oleh kelenjar endokrin, dengan
beragam funggsi serta peranan masing-masing.
Pelajari tabel di bawah ini.
Tabel berbagai macam hormon pada manusia beserta fungsinya.

No Nama hormone Fungsinya


1. Anti Diuretik Meningkatkan absorbsi air dr tubulus ginjal dan
Hormone ( ADH ) meningkatkan tekanan darah
2. Oksitosin Merangsang kontraksi uterus, pengeluaran air susu
3. Growth Hormone Merangsang pertumbuhan tulang dan otot,
( GH ) meningkatkan sintesis protein,mobilisasi lemak,
menurunkan metabolisme karbohidrat
4. Prolaktin Meningkatkan perkembangan payudara selama
kehamilan dan produksi air susu setelah kelahiran
5. Tiroid Stimulating Merangsang produksi dan sekresi hormon tiroid
Hormone ( TSH )
6. Adenocorticotropic Merangsang sekresi dan produksi hormon steroid dan
Hormone ( ACTH ) korteks adrenal
7 Luteinizing hormon Merangsang pertumbuhan korpus luteum, ovulasi,
( LH ) produksi esterogen dan progesteron ( pd wanita )
Merangsang sekresi testosteron, perkembangan
jaringan interstisial ( pd pria )
8 Folicel stimulating Merangsang pertumbuhan folikel telur dan ovulasi
hormone ( pd. Wanita )
Merangsang produksi sperma ( pd pria )
9 Melanosit Bersama dg ACTH terlibat dalam pembentukan kulit
stimulating
hormone
10 Tiroksin ( T4 ) dan Meningkatkan laju metabolisme, sensitivitas
Triidotironin ( T3 ) kardiovaskuler thd aktivasi saraf simpatik,
mempengaruhi kematangan homeostasis otot skelet
11 Kalsitonin Menurunkan konsentrasi Ca dan fosfat,
12 Hormon paratiroid Meningkatkan konsentrasi Ca dlm darah, menurunkan
kadar fosfat darah, bekerja mempengaruhi tulang,
usus, ginjal, dan sel-sel lainnya
13 Adrenalin / epinefrin Meningkatkan kecepatan denyut jantung, dan tekanan
darah, mengatur diameter arteriol, merangsang
kontraksi otot polos, meningkatkan konsentrasi gula
darah
14 Noradrenalin / Menyebabkan konstriksi arteriol dan meningkatkan
norepinefrin laju metabolisme
15 Glukokortikoid Mempengaruhi proses metabolisme, mengatur
( kortison dan konsentrasi gula darah, antiinflamasi, mempengaruhi
kortikosteron ) proses pertumbuhan, menurunkan pengaruh stress
dan sekresi ACTH
16 Insulin Menurunkan gula darah, meningkatkan simpanan
glikogen, mempengaruhi otot, hati dan jaringan
adiposa
17 Glukagon Meningkatkan kadar gula darah
18 Estrogen Mempengaruhi perkembangan organ seks dan ciri-ciri
kelamin wanita, merangsang perkembangan folikel
telur, mempengaruhi siklus menstruasi, merangsang
penealan dinding uterus, dan memeilihara kehamilan
19 Progesteron mempengaruhi siklus menstruasi, merangsang
penealan dinding uterus, dan memeilihara kehamilan
20 Human chorionic Memelihara kehamilan
gonadotrpin ( HCG )
21 Testosteron Mempengaruhi perkembangan organ seks dan ciri
kelamin pria, serta pembentukan sperma

10 Hormon Penting Tubuh Manusia


Merry Wahyuningsih - detikHealth

Senin, 19/04/2010 16:43 WIB

Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda

Info Penyakit Info Obat

 Deskripsi

 Penyebab

 Gejala

 Pengobatan

Anemia
Aneurisma Aorta Abdominalis
Ilustrasi (Foto: skeptic.com)

Berita Lainnya

 Meski Terpaksa, Olahraga Tetap Ada Manfaatnya

 Pria Lebih Mudah Turunkan Berat Badan, Ini Alasannya

 Tingkatkan Kekebalan Tubuh dengan 8 Cara Alami Ini

 Punya Bakat Gemuk atau Tidak? Begini Cara Menilainya

 Ini Daftar Sakit Perut yang Sering Dialami & Cara Penanganannya

Jakarta, Tubuh manusia terdiri dari berbagai macam hormon yang memiliki
fungsi masing-masing. Semua hormon harus dalam porsi seimbang agar
tidak menimbulkan efek buruk bagi tubuh.

Seperti dilansir dari Ehow, NLM, medicinenet, dannetdoctor, Senin


(19/4/2010), dari ratusan hormon yang ada berikut 10 macam hormon
terpenting dalam tubuh manusia, yaitu:

1. Melatonin
Hormon ini diproduksi di kelenjar pineal dan berfungsi sebagai antioksidan
dan mengontrol tidur. Meskipun hormon ini diproduksi secara alami oleh
tubuh, tapi kelebihan maupun kekurangan hormon dapat berakibat buruk
bagi tubuh.

Kelebihan hormon melatonin dapat menyebabkan lesu, gangguan hati,


gangguan mata, kelelahan, disorientasi, pikiran dan perilaku psikotik,
kebingungan, mengantuk, gangguan berbicara, gemetar, sakit kepala dan
pusing.

Sedangkan defisiensi atau kekurangan hormon melatonin akan


menyebabkan kesulitan tidur atau insomnia, tidur tidak nyenyak,
pembesaran prostat, depresi, kelelahan, siklus haid tidak teratur, gelisah,
sindrom premenstruasi (PMS), katarak, kolesterol tinggi, tekanan darah
tinggi, gangguan irama jantung (aritmia).

2. Serotonin
Hormon serotonin diproduksi di saluran pencernaan. Hormon ini berfungsi
mengontrol mood atau suasana hati, nafsu makan dan tidur.

Kelebihan hormon serotonin bisa menyebabkan kegelisahan, kebingungan,


peningkatan denyut jantung, pupil melebar, kehilangan koordinasi otot,
berkeringat, diare, sakit kepala, menggigil, mual, muntah, kejang, demam
tinggi, detak jantung tak teratur, gerakan tidak terkendali dan hilangnya
kesadaran.

Kekurangan hormon serotonin dapat menyebabkan kecemasan, tertekan,


fobia, pesimistis, gelisah, tidak percaya diri, mudah marah, gangguan tidur,
PMS, sakit kepala dan sakit punggung.

3. Tiroid
Hormon tiroid diproduksi di kelenjar tiroid. Hormon ini berfungsi untuk
peningkatan tingkat metabolisme basal dan mempengaruhi sintesis protein.

Kelebihan hormon tiroid dapat menyebabkan diare, denyut jantung tidak


teratur, sakit kepala, menggigil, gugup, kejang perut, demam, sakit dada,
atau kesulitan tidur.

Sedangkan kekurangan hormon tiroid dapat menyebabkan lelah, lesu,


sembelit, nyeri sendi dan otot, ramput atau kuku tipis dan rapuh, kurang
dorongan seksual, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, detak jantung
lambat, gangguan konsentrasi dan memori. Bahkan beberapa dapat
menyebabkan depresi dan gangguan jiwa lainnya.

4. Adrenalin
Hormon adrenalin diproduksi di medula adrenal. Hormon ini berfungsi
untuk meningkatkan pasokan oksigen dan glukosa ke otak dan otot
(dengan meningkatkan denyut jantung), meningkatkan katalisis dari
glikogen dalam hati, kerusakan lipid dalam sel lemak, serta menekan
sistem kekebalan.
Kekurangan hormon adrenalin dapat menyebabkan pening, pusing,
kelelahan, penurunan berat badan. Beberapa mengalami gangguan usus,
peningkatan pigmentasi kulit, depresi, nyeri otot dan sakit pinggang akut.

5. Dopamin
Hormon ini diproduksi di ginjal dan hipotalamus. Hormon ini berfungsi
untuk meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, menghambat
pelepasan prolaktin dan TRH dari hipofisis anterior.

Kelebihan dopamin dapat menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, detak


jantung tidak teratur, sakit dada, kesulitan bernapas, perubahan jumlah
urin, perubahan warna kulit, sakit di kaki dan lengan.

Kekurangan hormon dopamin dapat menyebabkan tertekan, motivasi


rendah, kesulitan memberikan perhatian dan berkonsentrasi, berpikir
lambat, rendah libido dan impotensi, mudah lelah, berat badan cepat naik,
dan mengalami gangguan tidur.

6. Gastrin
Hormon ini diproduksi di duodenum (usus 12 jari), yang befungsi untuk
sekresi asam lambung oleh sel parietal.
Kelebihan gastrin dapat menyebabkan penyakit gastrinoma yaitu tumor
jinak.

7. Hormon pertumbuhan (HGH)


Hormon ini diproduksi di pituitari anterior, dan berfungsi merangsang
pertumbuhan dan reproduksi sel, melepaskan faktor pertumbuhan 1 mirip
insulin dari hati.

Kelebihan hormon pertumbuhan dapat menyebabkan tumor hipofisis yang


jinak dan tumbuh secara perlahan. Juga dapat menyebabkan sakit kepala,
gangguan penglihatan, tekanan saraf optik, kelebihan tulang rahang, jari
tangan dan kaki, kelemahan otot, resistensi insulin. Bahkan dapat
menyebabkan diabetes tipe 2 dan berkurangnya fungsi seksual.

Kekurangan hormon ini pada anak-anak dapat menyebabkan kegagalan


pertumbuhan dan tubuh pendek dan tertundanya kematangan seksual.
Sedangkan pada orang dewasa kekurangan hormon pertumbuhan jarang
terjadi, tapi dalam beberapa kasus dapat menyebabkan obesitas,
penurunan massa otot dan pengurangan energi dan kualitas hidup.

8. Insulin
Hormon ini diproduksi di pankreas dan berfungsi untuk pengambilan
glukosa, glikogenesis dan glikolisis di hati dan otot dari darah.

Kelebihan insulin dapat menyebabkan kadar gula darah sangat rendah,


detak jantung tidak teratur, berkeringat, gemetaran, mual, kelaparan berat
dan kecemasan. Kadang-kadang juga menyebabkan hipoglikemia (gula
darah rendah).

kekurangan insulin dapat menyebabkan hiperglisemia (peningkatan kadar


gula darah) yang dapat mengakibatkan penyakit diabetes mellitus.

9. Testosteron
Hormon ini diproduksi di testis dan berfungsi sebagai hormon seks pria.
Hormon ini merangsang pematangan organ-organ seks pria, skrotum,
pertumbuhan jenggot, pertumbuhan massa otot dan kekuatan, dan
peningkatan kepadatan tulang.

Kelebihan hormon ini dapat menyebabkan peningkatan libido berlebihan


dan mudah marah. Kekurangan testosteron dapat menyebabkan penyakit
atau kerusakan pada hipotalamus (kelenjar di bawah otak) atau testis yang
menghambat sekresi hormon dan produksi testosteron (hipogonadisme).

Kekurangan testoreton juga dapat membuat kerutan di wajah, kehilangan


otot tubuh, pinggang menggendut, kelelahan yang kronis, penurunan libido,
disfungsi ereksi dan kesulitan mencapai orgasme ini bisa terjadi pada pria
juga wanita.

10. Progesteron
Hormon ini diproduksi di ovarium, kelenjar adrenal dan plasenta (saat
hamil). Hormon progesteron berfungsi menaikkan faktor pertumbuhan
epidermal, meningkatkan temperatur inti selama ovulasi, mengurangi
kejang dan rileks otot polos (memperluas saluran pernapasan dan
mengatur lendir), anti-inflamasi, mengurangi kandung empedu kegiatan,
normalisasi darah dan pembekuan pembuluh darah.
Hormon progesteron juga membantu fungsi tiroid dan pertumbuhan tulang
dengan osteoblast Relsilience di tulang, gigi, gusi, sendi, tendon, ligamen
dan kulit. Penyembuhan dengan mengatur fungsi kolagen saraf dan
penyembuhan dengan mengatur mielin, serta mencegah kanker
endometrium dengan mengatur efek estrogen.

Kekurangan progesteron bisa membuat kecemasan, susah tidur, susah


beristirahat, panik, gelisah, kekurangan cairan dan payudara membengkak.

(mer/ir)

Kelainan Mata akibat Diabetes Mellitus


o Oleh dr Swasty SpM
DIABETES mellitus (DM) yang dikenal awam sebagai kencing manis, adalah kelainan metabolik.
Indikasinya kadar glukosa
darah meningkat (hiperglikemia).

Penderita DM mudah haus, mudah lapar, sering makan, dan sering buang air kecil.

Diabetes mellitus merupakan salah satu faktor utama penyebab kematian, dan penurunan
kualitas hidup yang pada akhirnya memengaruhi status ekonomi seseorang di seluruh dunia.

Terdapat dua tipe DM, yaitu DM tipe I dan DM tipe II. Diabetes mellitus tipe I umumnya terjadi
pada usia kurang dari 40 tahun, sedangkan tipe II pada usia 40 tahun atau lebih.

Pada DM tipe I gejalanya jelas dan penderita tampak sakit sehingga segera memeriksakan diri
dan penyakit cepat diketahui, tetapi pada tipe II gejala tidak jelas yang menyebabkan
penderita tidak menyadari bahwa sebenarnya ia mengidap diabetes melitus.

Keadaan ini menyebabkan penderita memeriksakan diri dalam keadaan terlambat dan telah
terjadi komplikasi pada organ tubuh. Komplikasi terjadi pada berbagai organ tubuh terutama
mata, jantung, dan ginjal.

Komplikasi DM pada mata dapat berupa kelainan anatomis hingga kelainan fungsi, diantaranya
gangguan refraksi, kekeruhan lensa (katarak), glaukoma dan kelainan pada retina (retinopati
diabetika).

Dapat pula terjadi gangguan persarafan kelenjar air mata dan otot penggerak mata yang akan
menyebabkan gangguan produksi air mata dan gerakan mata. Kepustakaan menyebutkan
bahwa diabetes merupakan salah satu penyebab utama kelainan mata dan kebutaan di seluruh
dunia
Gangguan Refraksi

Pada diabetes mellitus terjadi peningkatan kadar glukosa lensa mata. Kadar glukosa yang
berlebih pada lensa menyebabkan daya serap terhadap cairan sekitar meningkat, sehingga
bentuk lensa menjadi lebih cembung dan terjadi miopisasi.

Pada miopisasi, mata yang semula tak berkacamata menjadi berukuran minus, yang semula
berukuran plus menyebabkan ukuran berkurang.

Sebaliknya bila kadar gula terlalu rendah maka lensa akan menjadi lebih pipih karena cairan
dalam lensa keluar dan menyebabkan hipermetropisasi.

Pada hipermetropisasi mata yang semula tidak berkacamata plus akan membutuhkan kacamata
berukuran plus agar menjadi lebih jelas atau pada yang semula berkacamata minus akan
berkurang minusnya.

Selain terjadi miopisasi atau hipermetropisasi mata dapat mengalami rabun dekat sebelum
waktunya. Pada orang normal memerlukan kacamata baca pada usia 40 tahun.

Sedangkan pada penderita akan kesulitan membaca atau melihat dekat meski usia belum
mencapai 40 tahun.

Bila ada penderita berusia kurang dari 40 tahun telah memerlukan kaca mata baca, maka
sebaiknya dilakukan pemeriksaan kadar gula lebih dulu sebelum memberikan resep kaca mata.

Keadaan ini bersifat sementara dan berubah-ubah seiring perubahan kadar glukosa, sehingga
penderita akan sering merasa kabur dan berganti ukuran kacamata.

Katarak

Katarak adalah kekeruhan pada lensa. Beragam mekanisme dapat menyebabkan terbentuknya
katarak yang pada prinsipnya terjadi karena ketidakseimbangan metabolisme lensa.

Pada penderita diabetes mellitus katarak lebih cepat terbentuk.

Hal ini disebabkan karena seiring dengan meningkatnya kadar glukosa darah maka terjadi pula
peningkatan glukosa pada akuos humor, cairan yang mengisi ruangan di depan lensa mata.
Glukosa yang berlebihan akan berdifusi masuk ke dalam lensa, dan terjadilah peningkatan
kadar glukosa dalam lensa mata.

Sebagian dari glukosa tersebut diubah oleh enzim aldosa reduktase menjadi sorbitol. Sorbitol
tidak dapat berdifusi keluar dari lensa sehingga terakumulasi di dalam lensa, menyebabkan
kekeruhan di dalam lensa dan terbentuklah katarak.

Sedangkan glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai dengan kelainan saraf penglihatan
yang diakibatkan meningkatnya tekanan dalam bola mata.

Di dalam bola mata terdapat cairan mata yang bening yang disebut sebagai akuos humor. Pada
keadaan normal akuos humor (humor aqueous) ini diproduksi dan dikeluarkan secara
seimbang.

Akuos humor diproduksi oleh badan siliar (ciliary body) yang selanjutnya akan mengalir dari
bilik mata belakang (posterior chamber) kemudian melalui pupil masuk ke bilik mata depan
dan selanjutnya menuju ke sudut iridokornealis (sudut antara iris dan kornea) masuk ke
trabecular meshwork dan dikeluarkan melalui suatu saluran, yang disebut Canalis Schlemm.

Apabila terdapat ketidak seimbangan antara produksi dan pengeluaran akuos humor maka
tekanan bola mata akan meningkat. Peningkatan tekanan bola mata akan merusak saraf
penglihatan.

Apabila lensa semakin cembung maka lensa akan mendorong iris ke arah depan, yang
mempersempit celah antara lensa dan iris.

Selain itu juga mempersempit bahkan menutup sudut iridokornealis sehingga aliran akuos
humor semakin tidak lancar.
Mekanisme lain, karena terbentuknya pembuluh darah baru pada iris sebagai akibat perluasan
pembuluh darah baru dari retina ke arah anterior.

Pembuluh darah baru pada iris ini dapat mempersempit sudut tempat keluarnya akuos humor,
yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan dalam bola mata dan terjadilah glaukoma.

Retinopati

Mata, organ dengan banyak pembuluh darah mikro yang dapat dilihat langsung lewat pupil
melalui pemeriksaan funduskopi yaitu dengan melihat pembuluh darah yang terdapat pada
permukaan retina.

Dalam kepustakaan dikatakan bahwa kelainan pembuluh darah pada retina mata dapat
menjadi petunjuk mengenai perubahan patologis pembuluh darah yang terjadi di dalam tubuh,
termasuk diantaranya adalah komplikasi pada pembuluh darah akibat DM yang disebut sebagai
retinopati diabetika.

Retinopati diabetika merupakan komplikasi kronis pada mata penderita DM dan merupakan
komplikasi utama yang mengancam mata, karena menyebabkan kebutaan permanen.

Dari berbagai penelitian dikatakan bahwa sebanyak 80% akan mengalami retinopati diabetika
setelah lebih kurang 15-20 tahun mengidap diabetes mellitus.

Penelitian oleh ”Wisconsin Epidemiologic Study of Diabetic Retinopathy” (WESDR)


menunjukkan ancaman kebutaan meningkat seiring dengan tingkat keparahan retinopati
diabetika.

Pada penderita DM yang terdiagnosa sebelum usia 30 tahun, 3%-nya akan mengalami kebutaan
dalam tempo 15ñ19 tahun kemudian.

Sedangkan pada penderita DM berusia di atas 65 tahun, 14% (pada laki-laki) dan sebanyak 20%
(pada wanita) akan mengalami kebutaan.
Retinopati diabetika dibedakan menjadi non proliferatif dan proliferatif.

Hiperglikemi yang terjadi pada DM lambat laun akan menyebabkan gangguan pada dinding
pembuluh darah, baik makro ataupun mikro, termasuk pembuluh darah pada retina mata.
Kerusakan pembuluh darah ini disebabkan karena berbagai proses biokimia yang rumit.

Akumulasi sorbitol yang berlebihan menyebabkan sel perisit pada kapiler melemah
menyebabkan terbentuknya mikroaneurisma, yaitu suatu penonjolan dinding kapiler ke arah
luar.

Mikroaneurisma inilah tanda awal dari retinopati diabetika. Pembuluh darah vena akan
menjadi lebih berkelok dan lebar diameternya.

Lebih lanjut mikroaneurisma akan memicu peningkatan permeabilitas pembuluh darah,


keluarlah komponen darah dan lemak menyebabkan pembengkakan (edema) pada lapisan
retina.

Apabila mikroaneurisma ruptur (pecah) akan menyebabkan perdarahan pada retina. Gambaran
retina seperti tersebut di atas disebut sebagai retinopati diabetika non proliferatif.

Mikroaneurisma dan pembuluh darah yang melebar serta berkelok-kelok ini semakin
mengganggu suplai nutrisi dan oksigen pada jaringan retina.

Apabila keadaan ini terus berlanjut maka retina menjadi semakin kekurangan oksigen
(hipoksia). Keadaan hipoksia memicu terbentuknya vascular endothelial growth factor (VEGF),
yang selanjutnya akan memicu munculnya pembuluh darah baru.

Lapisan dinding pembuluh darah baru tidak sempurna seperti pembuluh darah normal sehingga
lebih rapuh dan lebih mudah terjadi perdarahan.

Retinopati diabetika yang telah terbentuk pembuluh darah baru disebut sebagai retinopati
diabetika proliferatif, yang sangat potensial menyebabkan kebutaan permanen.

Bila penyakit terus berkembang pembuluh darah baru dapat meluas dan seiring dengan itu
muncul jaringan ikat abnormal pada retina yang salah satu atau keduanya akan menyebabkan
komplikasi lebih lanjut seperti lepasnya lapisan retina dari dasarnya (ablasio retina) atau
glaukoma neovaskular.

Diabetes mellitus merupakan suatu problem kesehatan masyarakat yang dapat dicegah atau
dihambat timbulnya. Komplikasi karena DM, termasuk dalam hal ini adalah menurunnya fungsi
penglihatan bahkan kebutaan; menyebabkan penurunan kualitas hidup seseorang,
ketergantungan sosial dan ekonomi.

Disamping pemeriksaan kesehatan berkala yang tertib dan teratur, sangat diperlukan upaya
dari penderita, keluarga dan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatannya masing-masing dengan menghindari setidaknya meminimalkan faktor risiko DM
dengan menerapkan pola hidup sehat.

Penelitian menunjukkan bahwa obesitas, merokok, kurang aktivitas fisik/olah raga serta pola
makan seperti di negara barat (contoh: banyak daging merah, kentang goreng, produk susu
berlemak tinggi, padi-padian yang diproses terlalu bersih) merupakan faktor risiko terjadinya
DM.(13)

HUBUNGAN SISTEM SARAF DAN HORMON

Sistem saraf bersama sistem endokrin mengkoordinasikan seluruh sistem di


dalam tubuh. Sistem saraf dan sistem endokrin ini merupakan suatu sistem yang
saling berhubungan sehingga dinamakan sistem neuroendokrin. Hormon bekerja
atas perintah dari sistem sarafdan sistem yang mengatur kerjasama antara
saraf dan hormon terdapat pada daerah hipotalamus. Daerah hipotalamus sering
disebut daerah kendali saraf endokrin (neuroendocrine control).
Hormon berfungsi dalam mengatur homeostasis, metabolisme, reproduksi dan
tingkah laku. Homeostasis adalah pengaturan secara otomatis dalam tubuh agar
kelangsungan hidup dapat dipertahankan. Contohnya pengendalian tekanan darah,
kadar gula dalam darah, dan kerja jantung

Tabel 7. Perbedaan sistem hormon dan sistem saraf

Aspek Sistem Hormon Sistem Saraf


Aksi Bersifat lambat Bersifat cepat / segera
Pengaturan Jangka panjang, misalnya Jangka pendek, misalnya
pertumbuhan dan denyut jantung dan kontraksi
perkembangan otot
Sekresi Hormon Neurotransmitter
Komunikasi Komunikasi antar neuron Komunikasi melalui sistem
melalui synapsis sirkulasi

Aryulina (2003 : 275)

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Anda mungkin juga menyukai