AK, AK
Disusu Oleh :
Kelompok VII
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAUBAU
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, makalah mengenai “ FUNGSI DAN GAYA
KEPEMIMPINAN“ ini dapat diselesaikan tepat waktu. Meskipun kami menyadari
masih banyak terdapat kesalahan didalamnya. Tidak lupa pula kami ucapkan terima
kasih kepada Bapak Choirul Anam, SH. yang telah membimbing dan memberikan
tugas ini.
Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat
dan edukasi mengenai Fungsi dan gaya kepemimpinan. Namun, tidak dapat
dipungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
untuk kemudian makalah kami ini dapat kami perbaiki dan menjadi lebih baik lagi.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Kami juga yakin bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna dan masih
membutuhkan kritik serta saran dari pembaca, untuk menjadikan makalah ini lebih
baik ke depannya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya, pemimpin sudah ada sejak manusia mengenal sejarah sehingga
seolah-olah kita menerimanya sebagai suatu yang otomatis ada. Namun, ketika kita
berbicara tentang manajer dalam perspektif disiplin istilah tersebut baru dikemukakan
baru ini. Banyak orang yang percaya bahwa pemimpin, dan manajaer adalah dua
pribadi yang berbeda. Ada pendapat yang mengatakan pemimpin melakukan hal-hal
yang benar, sedangkan manajer yang melaksanakan secara benar.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
A. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Maka dari beberapa defenisi yang disampaikan diatas dapat kita pahami bahwa
kepemimpian merupakan usaha untuk memengaruhi orang dengan memberikan
motivasi dan arahan agar bekerja sama dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
bersama.
1. Definisi
Dalam membahastengtang kepemimpinan, kita menggunakan definisi
kepemimpinan menurut beberapa para ahli :
1. Fiedler (1967)
Adalah seseorang yang berada dalam kelompok, sebagai pemberi tugas atau
sebgai pengarah dan mengkoordinasikan kegiatan kelompok yang relevan, serta
ia sebagai penanggung jawab utama. Fiedler memisahkan orang lain dalam
kelompok, dimana da orang yang memberi tugas (pemimpin) dan orang yang
diberi tugas (bawahan). Orang yang dipisahkan dari kelompoknya untuk
dijadikan pimpinan adalah seorang yang miliki atribut seperti kewibawaan,
kekuasaan, kewenangan, keterampilan khusus, status dan lain-lain.
2. Davis (1981)
Mendefinisikan pimpinan sebagai kemampuan untuk membujuk orang lain dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan secara antusias. Dengan demikian,
kepemimpinan merupakan kecakapan atau kemampuan untuk membujuk orang
lain agar bersedia bekerja keras dalam mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.
3. Terry dan Frankin (1982)
Adalah hubungan dimana seseorang (pemimpin) mempengaruhi orang lain untuk
mau bekerja sama melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan guna mencapai
tujuan yang diinginkan pemimpin dan atau kelompok. Definisi tertentu
menekankan pada permasalahan hubungan antara orang yang mempengaruhi
(pimpinan) dengan orang yang dipengaruhi (bawahan).
Konsekuensi logis dari fungsi ini adalah bahwa seorang pemimpin harus
mengetahui bukan saja bagaimana merumuskan kebijaksanaan strategis, akan
tetapi juga berbagai keputusan lain yang telah diambil oleh pemimpin yang
lebih rendah. Bahkan lebih dari itu, dituntut pula pengetahuan yang memadai
tentang berbagai kegiatan yang berlangsung dalam organisasi. Pengetahuan
demikian akan memungkinkannya memberikan penjelasan yang diperlukan
sedemikian rupa sehingga berbagai sasaran yang telah ditetapkan dapat
tercapai.
c. Fungsi sebagai komunikator
Berkomunikasi pada hakekatnya adalah mengalihkan suatu pesan dari satu
pihak kepada pihak lain. Suatu komunikasi dapat dikatakan berlangsung dengan
efektif apabila pesan yang ingin disampaikan oleh sumber pesan tersebut
diterima dan diartikan oleh sasaran komunikasi (penerima pesan). Fungsi
pemimpin sebagai komunikator disinilah lebih ditekankan pada kemampuannya
untuk mengkomunikasikan sasaran-sasaran, strategi, dan tindakan yang harus
dilakukan oleh bawahan.
Sifat-sifat dan ciri-ciri dari kepemimpinan yang berhasil itu dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Watak dan kepribadian yang terpuji. Agar para bawahan maupun orang yang
berbeda diluar organisasi mempercayainya, seorang pemimpin harus mempunyai
watak dan kepribadian yang terpuji. Mereka adalah cermin dari bawahan, sumber
dari identifikasi, motivasi, dan moral para bawahan.
b. Keinginan melayani bawahan. Seorang pemimpin harus percaya pada
bawahan. Ia mendengarkan pendapat mereka dan berkeinginan untuk membantu
mereka menimbulkan dan mengembangkan keterampilan mereka agar karir
mereka meningkat.
c. Memahami kondisi lingkungan. Seorang pemimpin tidak hanya menyadari
tentang apa yang sedang terjadi disekitarnya, tetapi juga harus memiliki
pengertian yang memadai, sehinggap dapat mengevaluasi perbedaan kondisi
organisasi dan para bawahannya.
d. Intelegensi yang tinggi. Seorang pemimpin harus memliki kemampuan berpikir
pada taraf yang tinggi. Ia dituntut untuk mampu menganalisis problem dengan
efektif, belajar dengan cepat, dan memiliki minat yang tinggi untuk mendalami
dan menggali ilmu.
e. Berorientasi ke depan. Seorang pemimpin harus memiliki intuisi, kemampuan
memprediksi, dan visi sehingga dapat mengetahui sejak awal tentang
kemungkinan-kemungkinan apa yang dapat mempengaruhi organisasi yang
dikelolanya.
f. Sikap terbuka dan lugas. Pemimpin harus sanggup mempertimbangkan fakta-
fakta dan inovasi yang baru. Lugas namun konsisten pendiriannya, bersedia
mengganti cara kerja lama dengan cara kerja yang baru yang dipandang mampu
memberi nilai guna yang efisien dan efektif bagi organisasi.
Menurut Sukarna, sifat-sifat yang harus diliki oleh seorang pemimpin adalah
sebagai berikut:
a. Adil
b. Jujur
c. Benar
d. Ikhlas
e. Tegas
f. Pemurah
g. Alim
h. Merendah
i. Ramah
Fiedler menggunakan kuesioner LPC (least prferred coworker atau teman kerja
yang paling tidak di sukai) di dalam mengukur gaya seorang pemimpin. Dalam
kuesioner tersebut di susun serangkai pertanyaan yang menanyakan para responden
tentang semua rekan kerja mereka dan mengidentifikasi satu orang tertentu dengan
siap responden paling tidak senang bekerja sama dengan membuat skala 1 hingga 8
pada semua 16 kata sifat yang terdapat di dalam kuesioner.
Sebaliknya, jika responden tadi memberikan penilaian negatif tentang orang yang
paling tidak di senangi untuk bekerja sama, maka orang itu tidak mengutamakan
hubungan personal yang akrab dengan para bawahan. Yang terpenting bagi orang itu
adalah produktivitas kerja bawahan tersebut. Hal ini berarti orentasinya telah di
tekankan pada produktivitas (tugas) dari pada manusia. Gaya kepemimpinan yang
nampak disini adalah gaya kepemimpinan otokrtatik, karena hanya mengutamakan
tugas.
Kesimpulan yang di ambil dari hasil penelitian Fiedler adalah seorang pemimpin
dengan orientasi tugas cenderung lebih berhasil di bandingkan dengan pimpinan yang
berorientasi hubungan. Fiedler juga menyimpulkan bahwa efektivitas kepemimpinan
seseorang cenderung meningkatkan apabila di hadapkan pada situasi yang paling
mengentunkan atau situasi yang paling tidak menguntungkan. Salah satu kritik utama
terhadap teori Fiedler adalah ia mempunyai pandangan yang terlampau di
sederhanakan mengenai situasi kerja. Ia juga di kritik karena tidak menjelaskan
mengapa sesuatu itu bekerja dengan baik. Ia hanya meramalkan kesukseskan
kepemimpinan.
Dasar dari teori path-goal adalah teori motivasi harapan (expectancy motivation
theory) yang menyatakan bahwa motivasi seseorang tergantung pada harapan akan
imbalan dan valensi, atau daya tarik imbalan itu. Evans menyatakan bahwa yang
paling penting adalah kemampuan pemimpin untuk memberikan imbalan dan
menjelaskan apa yang harus di kerjakan oleh bawahan untuk memperoleh imbalan
itu.
Pokok-pokok penting dalam teori path-goal menyebutkan bahwa perilaku
seorang pemimpin akan meningkatkan prestasi bawahan apabila:
a. Pemimpin memenuhi kebutuhan bawahan yang berkenan dengan efektivitas
pekerjaan.
b. Pemimpin memberikan latihan, bimbingan, dan dukungan yang di butuhkan oleh
bawahannya.
Dalam teori path-goal di sebutkan ada empat pola perilaku kepemimpinan, yang
antara lain:
a. Pemimpin yang direktif. Bentuk kepemimpinan ini sama dengan kepemimpinan
otokratik. Bawahan sudah mengetahui secara pasti apa yang diinginkan
pemimpin terhadap dirinya dan pengarahan yang di berikan. Bawahan tidak di
berikesempatan berpatisipasi dalam mengemukakan pendapat.
b. Pemimpin yang suportif. Adalah pemimpin yang ramah, mudah di temui dan
menunujukan sikap perhatian terhadap bawahan.
c. Pemimpin yang partisipasif. Pemimpin yang selalu mengharapkan saran-saran
atau pendapat bawahannya, tetapi masih memerlukan dalam membuat keputusan.
d. Pemimpin yang berorientasi prestasi. Yaitu pemimpin yang memberikan
kepercayaan pada bawahan untuk mencapai tujuan atau hasil dan prestasi.
Dalam teori path-goal di perhatikan dua jenis variabel situasional atau variabel
kontingensi. Dua variabel tersebut adalah ciri perseorangan dari bawahan dan
tekanana serta tuntutan lingkungan yang harus di tanggulangi oleh bawahan supaya
dapat mencapai tujuan pekerjaan dan mempeorleh kepuasan. Karakteristik personal
yang penting adalah bersepsi bawahan mengenai kemampuan meraka sendiri.
Semakin tinggi tingkat kemampuan bawahan menurut persepsi meraka sendiri, di
lihat dari segi tuntutan tugas mereka, maka semakin sedikit kesediaan meraka untuk
menerima gaya kepemimpinan yang di rektif. Gaya kepemimpinan yang direktif di
pandangan sebagai gaya yang tidak perlu di pakai.
Penelitian yang sama juga di lakukan oleh Robert R Blake dan Jane S. Mouton.
Mereka juga menggunakan dua di mensi yaitu garis tegak untuk di mensi
pertimbangan (perhatian terhadap manusi), dan garis mendatar untuk di mensi
struktur (perhatian terhadap tugas atau produksi). Mereka membedakan adanya lima
gaya manajemen yang tidak di berikan nama, tetapi dengan di beri tanda kombinasi
angka.
Kemampuan mengendalikan sumber daya dan dana serta factor lain untuk
mencapai tujuan organisasi merupakan usaha yang harus dilakukan dalam setiap
organisasi. Fungsi tersebut adalah fungsi yang harus dilaksanakan atau merupakan
beban dari pemimpin. Keberhasilan untuk untuk mencapai organisasi tujuan
organisasi adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap pemimpin. Oleh
karena itu, baik praktisi maupun teoritisi berusaha untuk memilih perilaku yang dapat
menciptakan keberhasilan trsebut.
Ada tiga hal yang membuat roda dunia terus berputar; adanya ide yang
cemerlang, mengajak orang-orang untuk menukainya, serta membuat ide itu berjalan
lancer. Pemimpin pasti telah mengerti maknadari ide.ide muncul dari cara berpikir
yang positif, visi yang luas serta penyusunan target.pemimpin juga pasti sudah
mengetahui pentingnya orang lain. Dengan pemimpin dapat berkomunikasi pada
orang lain, bukan berarti anda pasti bisa meyakinkan mereka untuk menyukai ide-ide
pemimpin.
Motifasi anak buah dan melakukan komunikasi penugasan merupakan esensi dari
tugas pemimpin untuk “menggerakkan” mereka menuju tujuan organisasi, dan dalam
jangka yang lebih panjang untuk mencapai visi (A.B Susanto 2006)
Agar pemimpin dapat memotifasi anak buah lebih mudah, keperluan kemampuan
menunjukkan “makna” pekerjaan hyang akan dilakukan dan menunkukkan
“keuntungan” yang akan diraih.
Salah satu upaya motovasi adalah pengembangan diri anak buah agar mampu
memimpin diri sendiri. Proses pembentukan “kepemimpinan diri sendiri” setiap anak
buah tidak mudah, dan akan lebih cepat terbentuk jika terdapat keteladanan,
menyediakan saranain introspeksi diri yang komprehensif dan menciptakan iklim
kerja yang kompetitif.
Pemimpin juga mwmiliki tanggung jawab sebagai “direction setter” dan menjadi
“energizer” melalui kemammpuan untuk menjaga kehadiran antusiasme secara
berkesinambungan. Pemimpmin tidak berhenti pada upaya “menjaga arah” saja,
tetapi juga mempertahankan dan bukan meningkatkan semangat dalam menjalani
arah yang telah digariskan, dengan menunjukan rasa antusias secara
berkesinambungan.
Selain motivasi, keterampilan yang yang tidak kalah pentingnya yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin adalah keterampilan komunikasi. Komunikasi
memiliki hubungan yang erat sekali dengan kepemimpinan, bahkan dapt dikatan
bahwa tiada kepemimpinan tanpa komunikasi.
Semua gagasan besar manajemen hanya akan terhenti dibelakang meja saja,
apabila para pemimpin tidak memiliki kemampuan penyampaian pesan melalui
komunikasi. Rencana seorang pemimpin boleh jadi yang terbaik didunia, tetapi
apabila tidak dapat dikomunikasikan, kememua hl itu menjadi tidak berharga.
Teknologi masa kini bisa dipasang dan diterapkan pada sluruh bagan perusahaan
dan diperluas hingga menjangkau seluruh tingkt pekerjaan didalamnya. Dengan
penerapan semacam ini, pemngembangan sumber daya manusia menjadi hal yang di
jalankan pada selueruh etium manajemen siperusahaan dan bukan menjadi tugas
departemen HR saja. Dengan menggunakan platform teknologi yang terinteraksi,
departemen HR bisa melacak dan menjalankan program secara efektif diselurug
bagian persahaan. Dengan system teknologi yang tepat, HR bisa menjadi toko
panutan dalam mensosialisasikan mandat pimpinan perusahaan/CEO yaitu
melakukan lebih banyak hal dengan usaha yang lebih sedikit.
Fungsi-fungsi utama dari pengelolaan talenta memiliki peran yang penting dalam
program pengembangan kepemimpinan tang komprehensif dan bisa didukung oleh
platform teknologi terpadu yang dikhususkan untuk manajemen talenta. Fungsi-
fungsi tersebute mencakup rekrutmen, penilaian, manajemen performa, serta
perencaan jenjang karir.
Tujuh langkah untuk membangun kepemimpinan yang efektif, dikutip dari Saun
Han, vice president, ASEAN Applications, pada Oracle.
1. Tentukan gaya kepemimpinan yang cocok untuk perusahaan
2. Kenali pemimpin yang sekarang ada atau berpotensi baik didalam maupun diluar
perusahaan
3. Kenali adanya celah-celah dalam kepemimpinan
4. Kembangkan rencana untuk suksesi jabatan untuk peran-peran yang penting
dalam perusahaan
5. Kembangkan tujuan akhir perencanaan karir bagi pemimpin yang potensial
6. Kembangkan roadmap keahlian untuk para pemimpin masa depan
7. Buat program retensi untuk pemimpin yang sudah ada dan potensi dimasa depan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang, baik dalam
mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu. Seseorang dikatakan sebagai
pemimpin apabila ia mempunyai pengikut atau bawahan. Kata pemimpin,
kepemimpinana serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapaat dipisahkan.
Karena untuk jadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi
banyak factor.
Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberika dari luar melainkan
sesuatu yang tumbuh dan berkembangdari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir
dari proses internal ( leadership from the inside out ).
B. SARAN
Fuha'ius. Admit I991. Hubcap Unghmm Inland dun Ehmual Icrhadap Winn:
Kamm rem Tchn'l dd PT. Pabn't Canbria Mum. Yogyahm. Yogm Mom UGM.
Ghouli. lama. MI. W Amidst: MUM dragon Mgm SPSS. Scmg: Um Dponegao
KmMWMI.MMWYogak-u: UPPAMPYKPN.
Selinji. Bambmg. 200:. Palm Rim hm hm (MUM Sum ngnm ?monUMS. 2004.
Silvano. Bedjo. I987. Mamjtm Tonga Knja: Amiga! dale. (’ng dm Pengalbalgm
Ulnar. m: Slur Ban.
Soqrilmmx John. I996. Paula}Kinnja dill Palm hm. Yogyahna: BPFE UGM.
Supaldi (hn Am. Syaifd. I993. W Pcu‘lah 013mm. Yogyakxu: Ull Plea.