Bahaya Fisik
Bahaya Fisik
TINJAUAN PUSTAKA
Bahan pangan asal hewan terdiri dari daging, telur, susu, pangan asal laut,
dan hasil olahannya (seperti dendeng, bakso, sosis, abon, kornet, burger, mentega,
protein tinggi, keasaman (pH) kira-kira 4,6 dan kandungan air tinggi (aW > 0,85).
(Simangunsong, 2015).
Susu merupakan salah satu pangan yang tinggi kandungan gizinya, bila
ditinjau dari kandungan protein, lemak, mineral dan beberapa vitamin. Dalam
memenuhi kebutuhan protein, terutama pada kasus penderita gizi buruk, susu
memenuhi angka kecukupan gizi yang dianjurkan (Murdiati, T.B, dkk. 2004).
gizi yang lengkap dan mudah dicerna. Oleh karenanya, telur merupakan bahan
pangan yang sangat baik untuk anak-anak yang sedang tumbuh dan memerlukan
dan benda lain yang dapat mengganggu (Nuraida, 2014). Bahan pangan asal
hewan rentan menglami kontaminasi oleh bahaya fisik, biologi, maupun kimia
(Dewi, 2015).
4
Bahaya fisik berupa serpihan kaca, potongan kayu, logam, batu, rambut,
benang, bulu, tanah, kerikil dll) yang dapat membahayakan kesehatan manusia
PEMBAHASAN
personal atau salah handling atau penangan makanan yang buruk. Kemudian juga
akibat pencemaran pada setiap tahap dalam rantai pencemaran, berupa benda-
pangan atau makanan yang kotor karena tercemar benda-benda asing seperti
pecahan gelas, potongan tulang, potongan kayu, kerikil, rambut, kuku, sisik,
tanah, paku bulu, peniti dan sebagainya. Makanan yang dibungkus plastik
atau daun dengan menggunakan stapler beresiko bahaya fisik, karena stapler
Mempercepat kebusukan
bahan pangan.
2. Personal: berasal dari pekerja yang tidak bersih seperti rambut, kuku
dll.
5. Air: pengunna atau masuknya air yang sudah tercemar oleh cemaran
fisik
a. Susu
Pemerahan
partikel halus, potongan kertas dll bisa masuk ke dalam susu di waktu
memerah susu. Partikel kotoran dari udara bahkan, ambing atau tubuh sapi
yang kotor, peralatan dan persediaan air yang tidak bersih mencemari susu.
Rambut tubuh sapi atau susu juga bisa jatuh dalam susu. Kebiasaan para
mengunyah tembakau, getah atau kumbang bisa masuk ke dalam susu (Kumar
et.al, 2018).
7
pemerahan harus dilakukan dengan benar dengan sumber pasokan air yang
memadai. Tempat penyimpanan susu harus dirawat secara teratur dan dalam
kondisi baik. Daerah sekitar tempat penyimpanan harus tetap bersih dari bahan
limbah. Tempat pemerahan harus bebas dari sarang laba-laba dan akumulasi
partikel debu.
Cemaran seperti kotoran dan debu dari peralatan digunakan pada saat
proses pengolahan susu. Debu, kotoran, serangga dan benda asing lainnya
Cemaran fisik juga dapat berasal dari bahan pengemas (plastik, cup dll) yang
terkena cemaran fisik. Kemudian bahaya fisik yang berasal dari personil atau
Bahaya fisik pada proses pengolahan ini dapat dicegah dengan menjaga
pendidikan tentang kaitan higienik dan mutu susu pasteurisasi (Murdiati, T.B,
dkk. 2004).
8
Pastikan untuk menyisakan sekitar satu inci "ruang kepala" untuk ekspansi
indikator terpenting produksi susu saat ini. Tingkat kebersihan secara langsung
(Cullor, 1997).
9
Tabel 1. Identifikasi bahaya, jenis bahaya yang dapat timbul dan pencegahan yang
dapat dilakukan pada proses pembuatan susu pasteurisasi (Murdiati, T.B, dkk.
2004).
b. Telur
Kerusakan pada telur dapat terjadi secara fisik, kimia dan biologis. Faktor
Kerusakan telur secara fisik berupa keretakan dapat terjadi pada saat
fisik dan bakteri masuk ke dalam telur setelah telur berada di luar tubuh
induknya misalnya berasal dari kotoran yang menempel pada kulit telur.
Kotoran tersebut diantaranya adalah tinja, tanah atau suatu bahan yang banyak
10
mengandung bakteri perusak. Bakteri ini masuk ke dalam telur melalui kulit
telur yang retak atau menembus kulit ketika lapisan tipis protein yang
menutupi kulit telur telah rusak dan lubang-lubang kecil yang terdapat pada
c. Daging
Kualitas atau mutu dari bahan pangan akan sangat mempengaruhi kualitas
sumber daya manusia sebagai konsumen. Kualitas bahan pangan meliputi nilai
gizi yang cukup, bebas dari cemaran kimia, mikrobiologis, fisik serta memberikan
produk akhir di laboratorium. Suatu konsep jaminan mutu yang khusus diterapkan
untuk pangan dikenal dengan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Points)
pengembangan analisis bahaya dan titik kontrol kritis; diusulkan aturan yang
keamanan dan kelayakan mutu atas pangan dan bahan pangan yang dikonsumsi.
HACCP merupakan suatu sistem pengawasan mutu untuk industri pangan yang
dapat menjamin keamanan pangan, yang dapat mencegah bahaya atau resiko yang
mutu pada seluruh rantai produksi pangan. Dalam konsep jaminan mutu tersebut,
bahan yang dapat membahayakan keselamatan manusia atau yang merugikan akan
diidentifikasi dan diteliti. Demikian juga simpul atau titik dimana kemungkinan
besar terjadi bahaya akan diidentifikasi, mulai dari penyediaan bahan baku,