Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN STUDI KASUS

PENATALAKSANAAN RETENSIO URINE EC BENIGN


PROSTATE HYPERPLASIA (BPH) PADA PASIEN
DENGAN ASPEK RESIKO EKSTERNAL
MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN
KELUARGA DI PUSKESMAS
KECAMATAN MENTENG

Disusun Oleh:

Raesya Dwi Ananta

1102013239

Pembimbing:

DR.Rifqatussa’adah SKM.,M.Kes

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
2018
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “Penatalaksanaan Retensio Urine ec Benign
Prostate Hyperplasia (BPH) pada Pasien Ditinjau dari Aspek Resiko Eksternal dengan
Pendekatan Kedokteran Keluarga di Puskesmas Kecamatan Menteng ” telah disetujui oleh
pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan
Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI.

Jakarta, Juli 2018


Pembimbing,

DR.Rifqatussa’adah SKM.,M.Kes

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wa Rahmatullahii wa Barakatuuh,

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur senantiasa kami ucapkan


kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada tim
penulis sehingga laporan Studi Kasus pasien yang berjudul " Penatalaksanaan
Retensio Urine ec Benign Prostate Hyperplasia (BPH) pada Pasien Ditinjau dari
Aspek Resiko Eksternal dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga di Puskesmas
Kecamatan Menteng” dapat diselesaikan dengan baik.
Penulisan dan penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas
kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI. Penulis juga berharap agar laporan ini dapat berguna sebagai
salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca, terutama pengetahuan tentang Ilmu
Kesehatan Masyarakat mengenai penanganan penyakit dengan pendekatan secara
holistik. Pasien dalam laporan hasil studi kasus ini adalah salah satu pasien dari
Puskesmas Kecamatan Menteng ketika penulis ditugaskan di puskesmas tersebut
pada periode 2 Juli – 13 Juli 2018.
Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen
pembimbing, staf pengajar, dokter dan tenaga medis Puskesmas, serta orang-orang
sekitar yang terkait. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:

1. DR.Rifqatussa’adah SKM.,M.Kes selaku pembimbing, bendahara dan staf


pengajar Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.
2. dr. Erlina Wijayanti, MPH, DipIDK selaku kepala bagian dan staf pengajar
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI.

iii
3. Dr. Dian Mardhiyah, M.KK selaku wakil ketua dan koordinator bagian
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Universitas YARSI.
4. Prof. Qomariyah, MS PKK AIFM, dr. Dini Widianti, M.KK, DR. Kholis
Ernawati, S.Si, M.Kes, dr. Hj. Sophianita, MKK, PKK, dan staf pengajar
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Komunitas Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.
5. Seluruh tenaga kesehatan yang terkait di Puskesmas Kecamatan Menteng,
Jakarta Pusat.
6. Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama
sehingga tersusun laporan ini.

Jakarta, Juli 2018

Penulis

iv
BAB I

LAPORAN KASUS

I. BERKAS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. A

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 65 Tahun

Alamat : Jl. Anyer GG.XIV

Pendidikan Terakhir : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Status : Menikah

Agama : Islam

Tempat Berobat : Puskesmas Kecamatan Menteng

Tanggal berobat : 04 Juli 2018

B. ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 04 Juli 2018 pukul 10.30 WIB di
Puskesmas Kecamatan Menteng. Seorang pasien laki-laki berusia 65 tahun datang
ke poliklinik lansia Puskesmas Kecamatan Menteng.

Keluhan Utama

Sulit buang air kecil (BAK) sejak ± 6 hari yang lalu.

Keluhan Tambahan

Tidak ada keluhan tambahan

5
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke Puskesmas Menteng dengan keluhan sulit buang air kecil (BAK)
sejak ± 6 hari yang lalu. Saat ingin BAK pasien harus mengedan dan menunggu
lama baru air kencingnya keluar. Air kencing berwarna kuning keruh dengan
pancaran lemah namun tidak bercabang dan kadang berhenti kemudian keluar lagi.
Setelah BAK kadang ada air kencing yang menetes dan pasien sering merasa BAK
nya tidak tuntas serta frekuensi meningkat terutama pada malam hari.

Keluhan kencing berdarah, kencing batu, nyeri diujung kemaluan saat BAK, timbul
benjolan di lipat paha dan dubur yang disertai perdarahan disangkal. Pasien
mengaku bahwa ia belum mendapatkan pengobatan.Pasien merasa khawatir akan
penyakit yang dialaminya, dan takut bila keadaan memburuk. Pasien berharap
dengan berobat ke dokter dan meminum obat secara teratur dapat mengatasi
penyakit yang dialaminya sehingga ia sembuh seperti sedia kala.

Pasien mengaku bahwa penyakit yang dialaminya mengganggu dirinya untuk


beribadah. Pasien berkata bahwa ia sering merasa air kencingnya keluar saat solat
tanpa sepengetahuan dirinya, sehingga pasien ragu apakah solat yang dikerjakannya
diterima oleh Allah SWT, namun pasien masih dapat solat 5 waktu. Pasien
berpersepsi bahwa penyakit yang dialaminya merupakan ujian dari Allah SWT dan
merupakan salah satu upaya untuk menghapus dosa.

Riwayat Penyakit Dahulu

 Riwayat Diabetes melitus (DM) : Disangkal


 Riwayat Alergi : Disangkal
 Riwayat Asthma : Disangkal
 Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal

6
Riwayat Penyakit Keluarga

 Riwayat Diabetes melitus (DM) dalam keluarga : Disangkal


 Riwayat Alergi dalam keluarga : Disangkal
 Riwayat Asthma dalam keluarga : Disangkal
 Riwayat Penyakit Jantung dalam keluarga : (+), Ibu pasien

Riwayat Pengobatan

Pasien belum pernah mengkonsumsi obat-obatan untuk mengatasi keluhan yang


dialaminya.

Riwayat Alergi

Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan, bahan atau jenis
makanan apapun.

Riwayat Sosial dan Ekonomi

Sosial Ekonomi:

Tn. A tinggal dalam satu rumah bersama istri Ny. S (54 Tahun) , anak Tn. H (32
Tahun) dan menantunya Ny. M (25 Tahun). Rumah yang ditempati Tn. A
merupakan rumah pribadi miliknya. Tn. A dan Ny. S sehari-hari tidak bekerja, Tn.
H bekerja sebagai tukang ojek online, dan menantunya Ny. M bekerja sebagai
pedagang, dengan penghasilan keluarga rata-rata perbulan Rp. 3.500.000 – Rp.
5.500.000/bulan.

Lingkungan:

Tn. A tinggal di rumah pribadi miliknnya yang bertempatan di daerah perumahan


padat penduduk. Rumah milik Tn. A berukuran 5 x 6 m2 dengan dua kamar tidur,
satu kamar mandi, satu dapur, dan satu ruang keluarga. Rumah dihuni oleh empat
orang. Lantai terbuat dari keramik, dinding rumah terbuat dari beton, dan terdapat
jamban di kamar mandi. Terdapat ventilasi dan penerangan yang cukup.
Ketersediaan air bersih berasal dari air PAM dan tempat pembuangan sampah

7
berada di depan rumah Tn. A. Kebersihan rumah cukup dan jarak antara kamar
mandi tidak terlalu dekat.

Riwayat Kebiasaan:

Tn. A sehari-hari bangun pagi pukul 04.00 WIB untuk shalat tahajud dan berlanjut
solat subuh di mesjid. Sepulang solat subuh Tn. A beristirahat dan tidur. Setelah
kembali bangun tidur, Tn. A sarapan dan rutin meminum segelas kopi hitam. Tn. A
jarang berpergian keluar rumah dan berolah raga. Tn. A berkata semenjak ia
pensiun, ia kurang menikmati kegiatan sehari-harinya oleh karena sering merasa
bosan dirumah dengan kegiatan yang monoton. Tn. A biasa tidur pada malam hari
pukul 21.00 WIB dan sering tidak pulas serta terbangun untuk membuang air kecil
akhir-akhir ini.

Tn. A makan tiga kali sehari dan rutin meminum kopi dua kali sehari saat pagi dan
sore. Keluarga Tn. A sehari-hari makan makanan buatan rumah. Tn. A merupakan
perokok aktif sejak ia berusia 17 tahun.

C. PEMERIKSAAN FISIK

(Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 4 Juli 2018)

Keadaan Umum : Tampak sakit ringan


Kesadaran : Compos mentis
Vital Sign
a Tekanan darah : 120/80 mmHg
b Nadi : 86 kali/menit
c Respirasi : 20 kali/menit
d Suhu : 36,60 C
Status Gizi
a. Berat badan : 74 kg
b. Tinggi badan : 160 cm
c. Indeks Massa Tubuh (IMT) = BB / TB2 (m) = 74 / (1,60)2
= 28.91 kg/m2

8
d. Berat Badan Ideal (BBI) = 90 % x (160-100)
= 90 % x 60
= 54
e. Status Gizi = Obese
Status Generalis
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-), pupil bulat, isokor
Hidung : Septum tidak deviasi, tidak terdapat sekret
Telinga : Tidak terdapat sekret
Mulut : Bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor, tonsil T1-T1
Leher : Tidak teraba pembesaran KGB
Paru-paru :
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru, peranjakan paru-hati (+)
Auskultasi : Vesikuler kanan dan kiri, rhonki (-/-), wheezing (/)
Jantung:
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V linea midklavikula sinistra
Perkusi : Batas jantung normal, tidak terdapat pembesaran jantung
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, tidak terdapat murmur atau gallop
Abdomen:
Inspeksi : Perut cembung, simetris, tidak ada sikatrik
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar atau lien
Perkusi : Timpani diseluruh lapang abdomen
Auskultasi : Bising usus normal
VU : Teraba penuh
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), sianosis (-)

9
Rectal Toucher:
Spincter baik
Ampula recti tidak kolaps
Mukosa recti tidak teraba benjolan
Nyeri tekan (-)
Teraba pembesaran prostat
Handscoon: feses (-) darah (-) lendir (-)

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hematologi Rutin

Nama Test Hasil Nilai Normal

 Hb : 16 g/dl 12 ~ 16 g/dl
 Ht : 48 % 40 ~ 52 %
 Leukosit : 7.480/mm3 5000 ~ 10.000/mm3
 Trombosit : 326.000 /mm3 150,000 ~ 440,000
 Eritrosit : 4.99 juta/mm3 3.6 ~ 5.8
Pemeriksaan Urin Rutin

Nama Test Hasil Nilai Normal

 Warna : Kuning keruh Kuning jernih


 Ph : 6.0 5.0-8.0
 Berat Jenis : 1.020 1.005-1.030
 Nitrit : Negative Negative
 Protein : Negative Negative
 Glukosa : Negative Negative
 Keton : Negative Negative
 Bilirubin : Negative Negative
 Urobilinogen : Negative Negative
 Darah samar : Negative Negative

10
E. DIAGNOSIS KLINIS

Retensio Urine e.c Suspek BPH

F. TERAPI KLINIS

R/ Rujuk Poli Urinologi RS. Cipto Mangunkusumo Jakarta

II. BERKAS KELUARGA


A. PROFIL KELUARGA
1. KARAKTERISTIK KELUARGA
a. IDENTITAS KEPALA KELUARGA

Nama : Tn. A

Umur : 65 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Status : Menikah

Alamat : Jl. Anyer GG.XIV

Pekerjaan : Pensiunan

Pendidikan : SMA

Suku : Betawi

11
b. STRUKTUR KOMPOSISI KELUARGA

Bentuk keluarga ini menurut Friedman adalah Extended Family yaitu keluarga
yang terdiri dari suami, istri, anak kandung dan menantu.

Tabel 1.1 Anggota keluarga yang tinggal serumah

NO Nama Kedudukan Jenis Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan


dalam kelamin Tambahan
keluarga

1. Tn. A Kepala Laki-laki 65 thn SMA Pasien Pasien


keluarga

2. Ny. S Istri Perempuan 54 thn SMP Ibu rumah Istri Pasien


tangga

3. Tn. H Anak Laki-laki 32 thn SMK Pengemudi Anak pasien


Ojek
Online

4. Tn. M Menantu Perempuan 25 thn SMA Wiraswasta Menantu


pasien

c. FUNGSI KELUARGA

1. Biologis:
Keluarga Tn A baik dari keluarga ayah maupun ibu tidak memiliki kecatatan dan
tidak ada yang sedang memiliki penyakit menular. Tn.A mempunyai 3 orang anak
dari pernikahannya dengan Ny. S. Tn.A tinggal bersama istri, anak kedua, dan
menantunya.

2. Psikologis:

Tn. A berusaha untuk memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi istri, anak-
anak, dan menantunya. Meskipun Tn. A sudah tidak bekerja, Tn. A berusaha untuk
tidak merepotkan keluarganya, senantiasa memberikan perhatian, dan mengayomi

12
keluarganya terutama apabila ada masalah. Meskipun Tn. A sudah tidak bekerja,
keluarga tetap menghargai dan mengormati Tn. A.

Komunikasi antara Tn. A dan anak pertamanya tergolong jarang, oleh karena anak
pertama Tn. A tidak tinggal serumah dengan Tn. A,dan bertempat tinggal di luar
kota. Baik Tn. A dan anak pertama Tn. A jarang berkomunikasi melalui handphone.

Tn. A terkadang merasa bosan oleh karena tidak memiliki kegiatan dan kerap
melakukan hal yang monoton dirumahya, namun keluarga senantiasa memiliki
waktu untuk menemani Tn. A dan komunikasi antar keluarga di dalam rumah
tergolong cukup akrab.

3. Ekonomi:

Penghasilan keluarga ini didapatkan dari penghasilan tidak tetap yang didapatkan
per-bulannya rata-rata Rp. 3.500.000 – Rp. 5.500.000/bulan yang didapatkan dari
hasil kerja Tn. H (anak kedua Tn. A) sebagai pengemudi ojek online dan istrinya
Ny. M (Menantu Tn. A) sebagai pedagang. Penghasilan keluarga cukup untuk
mencukupi kebutuhan sehari-hari.

4. Pendidikan:

Tn. A berusaha untuk menyekolahkan anak-anaknya. Pendidikan terakhir Tn. A


adalah SMA dan Ny. S adalah SMP. Pendidikan terakhir anak pertama Tn. A adalah
SMA dan anak kedua SMK.

13
2. PENILAIAN STATUS SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN HIDUP
a. LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL
Tabel 1.2. Lingkungan Tempat Tinggal

KOMPONEN
NO RUMAH YG KRITERIA NILAI BOBOT
DINILAI
I KOMPONEN RUMAH 31

1 Langit-langit a. Tidak ada


b. Ada, kotor, sulit dibersihkan, dan rawan kecelakaan 1 31
c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan

2 Dinding a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman bambu/ilalang)


b. Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata atau
batu yang tidak diplester/papan yang tidak kedap air.
c. Permanen (Tembok/pasangan batu bata yang diplester) 3 93
papan kedap air.

3 Lantai a. Tanah
b. Papan/anyaman bambu dekat dengan tanah/plesteran
yang retak dan berdebu.
c. Diplester/ubin/keramik/papan (rumah panggung). 2 62

4 Jendela kamar tidur a. Tidak ada


b. Ada 1 31
Jendela ruang
5 keluarga a. Tidak ada
b. Ada 1 31

6 Ventilasi a. Tidak ada


b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai
c. Ada, lubang ventilasi > 10% dari luas lantai 2 62

7 Lubang asap dapur a. Tidak ada


b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai dapur 1 31
b. Ada, lubang ventilasi dapur > 10% dari luas lantai dapur
(asap keluar dengan sempurna) atau ada exhaust fan
atau ada peralatan lain yang sejenis.

8 Pencahayaan a. Tidak terang, tidak dapat dipergunakan untuk membaca


b. Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca
dengan normal
c. Terang dan tidak silau sehingga dapat dipergunakan untuk 2 62
membaca dengan normal.
TOTAL HASIL PENILAIAN 8 403

14
Tabel 1.2. Lingkungan Tempat Tinggal (lanjutan)

KOMPONEN
NO
RUMAH KRITERIA NILAI BOBOT
YG DINILAI

II SARANA SANITASI 25

1 Sarana Air Bersih a. Tidak ada


(SGL/SPT/PP/KU/PAH)
. b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesh.
c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesh.
e. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesh. 3 75
d. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat kesh.

Jamban (saran
2 pembua- a. Tidak ada.
ngan kotoran). b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan ke
sungai / kolam
c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, disalurkan ke sungai
atau kolam
d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic tank
e. Ada, leher angsa, septic tank. 4 100
3 Sarana Pembuangan a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di halaman
Air Limbah (SPAL) b. Ada, diresapkan tetapi mencemari sumber air (jarak 1 25
sumber air (jarak dengan sumber air < 10m).
c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka
d. Ada, diresapkan dan tidak mencemari sumber air (jarak
dengan sumber air > 10m).
e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup (saluran kota) untuk
diolah lebih lanjut.

4 Saran Pembuangan a. Tidak ada


Sampah/Tempat
Sampah b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup
c. Ada, kedap air dan tidak bertutup 2 50
d. Ada, kedap air dan bertutup.
TOTAL HASIL PENILAIAN 10 250

15
Tabel 1.2. Lingkungan Tempat Tinggal (lanjutan)
KOMPONEN
NO
RUMAH KRITERIA NILAI BOBOT
YG DINILAI

44
III PERILAKU PENGHUNI

1 Membuka Jendela a. Tidak pernah dibuka


Kamar Tidur b. Kadang-kadang
c. Setiap hari dibuka 2 88

2 Membuka jendela a. Tidak pernah dibuka


Ruang Keluarga b. Kadang-kadang
c. Setiap hari dibuka 2 88

3 Mebersihkan rumah a. Tidak pernah


dan halaman b. Kadang-kadang
c. Setiap hari 2 88

4 Membuang tinja bayi a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan


dan balita ke jamban b. Kadang-kadang ke jamban 1 44
c. Setiap hari dibuang ke jamban

5 Membuang sampah a. Dibuang ke sungai / kebun / kolam sembarangan


pada tempat sampah b. Kadang-kadang dibuang ke tempat sampah 1 44
c. Setiap hari dibuang ke tempat sampah.
TOTAL HASIL PENILAIAN 8 352

Keterangan :
Hasil Penilaian : Nilai x Bobot = 1005
Kriteria : Rumah Tidak Sehat (< 1068)
Kesimpulan :
Rumah Tn. A (Total score 1005) termasuk dalam kategori rumah tidak sehat dengan
kurangnya 3 faktor yang mendukung rumah sehat yaitu komponen fisik rumah,
sarana sanitasi, dan perilaku penghuni.

16
b. KEPEMILIKAN BARANG BERHARGA
Keluarga ini memiliki barang-barang antara lain 1 TV, 3 unit kipas angin, 1
kulkas, dan 4 unit handphone.

Gambar 1 . Denah Rumah Keluarga Tn. A

c. SARANA PELAYANAN KESEHATAN (PUSKESMAS)


Tabel 1.3. Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara Tn. A menggunakan Letak Puskesmas Kecamatan Menteng


mencapai kendaraan umum tidak jauh dari tempat tinggal pasien,
pusat berupa ojek atau sehingga untuk mencapai puskesmas
pelayanan angkutan kota untuk pasien dapat menggunakan kendaraan
kesehatan menuju ke puskesmas. umum berupa ojek atau menggunakan
Tarif Biaya pengobatan Tn. sarana angkutan kota. Untuk biaya
pelayanan A ditanggung oleh pengobatan, pasien mengatakan bahwa
kesehatan BPJS kesehatan. setiap kali datang berobat tidak dipungut
Kualitas Menurut Tn.A, kualitas biaya karena memiliki BPJS dan
pelayanan pelayanan kesehatan pelayanan yang diberikan oleh pihak
kesehatan yang diberikan oleh puskesmas pun dirasa sudah
pihak puskesmas memuaskan.
dinilai memuaskan.

17
3. PENILAIAN PERILAKU KESEHATAN KELUARGA
a. PERILAKU TERHADAP SAKIT DAN PENYAKIT

Jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit terkadang mereka menunda
pengobatan dan tidak langsung memeriksakan diri ke dokter/fasilitas layanan
kesehatan lainnya.

b. PERILAKU TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN

Seluruh anggota keluarga Tn. A sudah memakai kartu Badan Penyelenggara


Jaminan Sosial (BPJS) dalam pengobatan. Jarak dari rumah ke puskesmas dirasa
terjangkau dengan menggunakan kendaraan umum. Pasien merasa cukup puas
dengan pelayanan Puskesmas Menteng.

c. PERILAKU TERHADAP MAKANAN

Keluarga Tn. A memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari. Makanan pada umumnya
merupakan makanan rumahan yang dibuat oleh istri dan menantu Tn. A. Keluarga
Tn. A rutin memakan sayuran namun jarang memakan buah-buahan.

d. PERILAKU TERHADAP LINGKUNGAN KESEHATAN

Tn. A dan keluarga tinggal di rumah milik pribadi yang berada di lingkungan padat
penduduk. Rumah Tn. A cukup nyaman untuk dihuni oleh empat orang anggota
keluarga. Rumah Tn. A memiliki 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur yang
terdapat jamban didalamnya. Rumah Tn. A memiliki ventilasi yang cukup, dimana
terdapat 6 buah ventilasi di dalam rumah serta penerangan yang cukup serta
terdapat satu pintu utama. Keluarga Tn. A menggunakan air PAM untuk kegiatan
mandi, cuci, kakus (MCK) sehari-hari. Terdapat tempat sampah di dapur dan di
depan rumah Tn. A.

4. POLA KONSUMSI MAKANAN KELUARGA


a. KEBIASAAN MAKAN
 Kebiasaan makan : keluarga ini memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari dan
makanan merupakan makanan rumahan yang dibuat sendiri.

18
 Menerapkan pola gizi seimbang : keluarga Tn. A kurang menerapkan pola
makan dengan gizi seimbang. Keluarga Tn. A jarang memakan buah-buahan.
b. MENERAPKAN POLA GIZI SEIMBANG
Food record Tn. A selama 3 hari terakhir:
Tabel 1.4. Food record Tn. A selama 3 hari terakhir
Berat
Rincian Total
Hari/Tanggal Pagi Bahan Karbohidrat Protein Lemak
Bahan Kalori
(gr)
Nasi Goreng Nasi 150 30 3 130
Minyak 10 10 100
Telur 60 10 6 95

Kopi Gula 20 80

Siang
(10.00 WIB)
Bakwan
Tepung 15 10 1 35
Goreng
Minyak 10 10 100
Siang
(13.00 WIB)
Nasi Putih Nasi 200 40 4 175
Sayur Bening
Senin, Bayam 50 5 1.5 25
Bayam
6 Juli 2018 Ikan Gurame Ikan
40 7 2 150
Goreng Gurame
Minyak 10 10 100
Sore
Kopi Gula 20 80

Malam
Nasi Putih Nasi 200 40 4 175
Tumis
Kangkung 50 2.5 0.5 12.5
Kangkung
Minyak 3 3 33
Telur Ceplok Telur 60 10 6 95
Minyak 10 10 100
Pisang Pisang 75 10 40

137.5 44 54 1525.5

19
Tabel 1.4. Food record Tn. A selama 3 hari terakhir (Lanjutan)
Berat
Rincian Total
Hari/Tanggal Pagi Bahan Karbohidrat Protein Lemak
Bahan Kalori
(gr)
Pagi
Nasi Uduk Nasi 150 40 4 175
Santan 20 1 10
Tempe
Tempe 100 14 10 6 150
Goreng
Minyak 20 20 200
Kopi Gula 20 80

Siang
Nasi Putih Nasi 200 40 4 175
Tumis
Buncis 50 2.5 0.5 12.5
Buncis
Minyak 3 3 33
Ayam
Selasa, Ayam 45 7 13 150
Goreng
7 Juli 2018
Minyak 10 10 100
Kopi Gula 20 80

Malam
Nasi Putih Nasi 200 40 4 175
Ayam
Ayam 45 7 13 150
Kecap
Minyak 3 3 33
Tumis
Buncis 50 2.5 0.5 12.5
Buncis
Minyak 3 3 33
Tahu
Tahu 50 3 3 1.5 35
Goreng
Minyak 5 5 50
Total 142 40 78.5 1654

20
Tabel 1.4. Food record Tn. A selama 3 hari terakhir (Lanjutan)
Berat
Rincian Total
Hari/Tanggal Pagi Bahan Karbohidrat Protein Lemak
Bahan Kalori
(gr)
Pagi

Bubur Ayam Bubur 200 20 2 160

Ayam 20 4 7 90

Minyak 5 5 50

Kopi Gula 20 80

Siang
(10.00 WIB)
Pisang
Pisang 75 10 40
Goreng
Minyak 10 10 100
Siang
(12.00 WIB)
Nasi Putih Nasi 200 40 4 175
Rabu,
8 Juli 2018 Balado Ikan Ikan 40 7 2 50

Minyak 10 10 100
Tumis
Bayam 50 5 1.5 25
Bayam
Minyak 3 3 33

Sore
Kopi Gula 20 80

Malam

Balado Ikan Ikan 40 7 2 50

Minyak 10 10 100
Tumis Labu
Labu 50 2.5 0.5 12.5
Siam
Minyak 3 3 33

77.5 26 52 1178.5

Berat badan ideal (BBI) = 90% (TB-100)


= 90% (160-100)
= 54 Kg
Indeks Masa Tubuh (IMT) = BB/(TB) 2= 74/(1,60) 2 = 28.91  Obese
Estimasi kebutuhan Kalori Basal = BBI x 30= 54 x 30 = 1620 Kkal
Faktor koreksi :
Usia 65 Tahun : - 10 % dari Kalori Basal = - 162 Kkal
Obesitas : - 20 % dari Kalori Basal = - 324 Kkal

21
Stress Metabolik
Aktivitas Ringan : + 10% dari kalori basal = + 162 Kkal
Jumlah Kalori yang harus terpenuhi terhadap pasien adalah 1620 – 162 –
324 + 162 = 1296 kkal
Untuk Kebutuhan Harian:
– Karbohidrat (60-70%) = 60% x 1296 Kkal = 777.6 Kkal
– Protein (10-15%) = 10% x 1296 Kkal = 129.6 Kkal
– Lemak (20-25%) = 20% x 1296 Kkal = 259.2 Kkal
– Kalori selama tiga hari = 1525.5 Kkal + 1654 Kkal + 1178.5 Kkal = 4358
Kkal
– Rata – rata konsumsi kalori pasien per hari = 1452.67 Kkal/hari
– Kelebihan kalori pasien = 1452.67 Kkal – 1296 = 156.67 Kkal/ hari

Interpretasi terhadap food record pasien :


Dari hasil diatas , dapat disimpulkan bahwa Tn.A mendapat rata-rata kalori perhari
yaitu, 1452.67 kkal sedangkan jumlah kalori yang dibutuhkan 1296 kkal sehingga
masih berlebih dari kalori yang dibutuhkan sebanyak 1452.67 Kkal – 1296 = 156.67
Kkal/ hari. Pasien disarankan untuk dapat mengurangi kalori dari asupan sehari-
hari dengan gizi seimbang agar kebutuhan kalori pasien setiap harinya dapat
terpenuhi.

22
5. POLA DUKUNGAN KELUARGA
a. FAKTOR PENDUKUNG TERSELESAIKANNYA MASALAH DALAM
KELUARGA
Pasien memiliki keinginan untuk sembuh dan memiliki kemauan untuk mencari
pengobatan. Pelayanan kesehatan pasien tidak dikenakan biaya karena keluarga
pasien memiliki BPJS.
b. FAKTOR PENGHAMBAT TERSELESAIKANNYA MASALAH
DALAM KELUARGA
Pasien tidak langsung berobat ke puskesmas dikarenakan ia merasa bahwa
awalnya keluhannya dirasa tidak terlalu mengkhawatirkan dan dapat sembuh
tanpa pengobatan.
B. FUNGSI KETURUNAN (GENOGRAM)
1. BENTUK KELUARGA
Bentuk keluarga ini adalah keluarga besar (extended family) yang terdiri dari
Tn. A tinggal dalam satu rumah bersama istri Ny.S, anak kandung Tn. H dan
menantunya Ny. M.
2. TAHAPAN SIKLUS KELUARGA
Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari Duvall dan
Miller (1998), tahapan siklus keluarga pasien termasuk pada tahap VI yaitu
keluarga dengan anak yang sudah dewasa (anak tertua berusia 35 tahun).

23
Genogram Keluarga Tn. A

Meninggal karena Tidak diketahui


Meninggal karena stroke
gagal jantung penyebab meninggal

Meninggal karena Tn. A Ny. S


kecelakaan

Tn. H Ny. M

= Pasien = Laki-laki = Perempuan = Keluarga yang =Meninggal


tinggal serumah

Gambar 2. Genogram Keluarga Tn. A


3. DINAMIKA KELUARGA
Hubungan keluarga Tn. A tampak baik dengan keluarganya. Baik dengan istri,
maupun anak dan menantunya.

Fungsi keluarga:
a. Fungsi Biologis
Keluarga Tn. A baik dari keluarga ayah maupun ibu tidak memiliki kecatatan
dan tidak ada yang sedang memiliki penyakit menular. Tn. A mempunyai 2
orang anak dari pernikahannya dengan Ny. S. Tn. A tinggal dengan istri, anak
kedua Tn. H , dan menantunya Ny. M.
b. Fungsi Psikologis
Intensitas Tn. A bertemu dengan istri, anak (Tn.H) dan menantu (Ny.M)
tergolong sering, oleh karena mereka bertemu setiap hari. Komunikasi antara
keluarga Tn. A terjalin dengan baik. Hubungan antara Tn. A dengan anak

24
pertamanya tergolong jarang, karena Tn. A maupun anak pertamanya jarang
bertemu maupun berhubungan melalui handphone. Hubungan Tn. A dengan
Ny. S dirasa dekat karena setiap harinya Ny. S selalu meluangkan waktu
untuk mengobrol dan memasakkan makanan untuk Tn. A dan keluarga.
Apabila Tn. A ada masalah, Tn. A selalu menceritakannya kepada Ny. S.
c. Fungsi Sosialisasi
Lingkungan tempat keluarga Tn. A tinggal termasuk lingkungan padat
penduduk di dalam sebuah gang yang cukup untuk ukuran 1 mobil. Keluarga
cukup sering bersosialisasi dengan tetangga dekat rumahnya saat waktu
luang/libur.
d. Fungsi Ekonomi
Penghasilan keluarga ini didapat dari gaji Tn. H dan Ny. M yang didapatkan
per bulan ± Rp. 3.500.000,- sampai dengan Rp. 5.500.000,- cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari selama 1 bulan dan untuk sewa warung Ny.
M. Kebutuhan biaya berobat keluarga Tn. A dapat di selesaikan oleh BPJS.
e. Fungsi Pendidikan
Saat ini pasien sudah pensiun. Pendidikan terakhir Tn. A adalah SMA, dan
Ny. S adalah SMP. Anak kedua Tn. A, yaitu Tn. H adalah SMK sedangkan
menantunya Ny. M adalah SMA.
C. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN YANG DI DAPAT DALAM
KELUARGA

1. Jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit terkadang mereka menunda
pengobatan dan tidak langsung memeriksakan diri ke dokter/fasilitas layanan
kesehatan lainnya.
2. Keluarga Tn. A jarang memakan buah-buahan.
3. Tn. A dan keluarga tinggal di rumah milik pribadi yang berada di lingkungan
padat penduduk.
4. Hubungan komunikasi antara Tn. A dengan anak pertamanya tergolong
jarang, karena Tn. A maupun anak pertamanya jarang bertemu maupun
berhubungan melalui handphone.

25
BAB II

DIAGNOSIS MULTIAKSIAL DAN RENCANA PENATALAKSANAAN


A. DIAGNOSTIK HOLISTIK
1. ASPEK PERSONAL

a. Kedatangan : Sulit buang air kecil (BAK) sejak 6 hari sebelum ke


Puskesmas.
b. Persepsi : Sulit buang air kecil bukanlah merupakan penyakit yang serius
sehingga pasien tidak langsung mencari pengobatan.
c. Harapan : Harapan pasien adalah untuk sembuh dan buang air kecil menjadi
lancar.
d. Kekhawatiran : Pasien khawatir dengan penyakitnya dan membuat menjadi
tidak nyaman terutama saat solat.
e. Religi : Pasien merasa terganggu dengan penyakit yang dideritanya oleh
karena merasa air kencing keluar dengan sendirinya saat ia sedang solat,
sehingga pasien ragu apakah solat yang dikerjakannya diterima oleh Allah
SWT.

2. ASPEK KLINIK
a. Diagnosis Kerja :
Retensio urin e.c BPH
b. Diagnosis banding :
Karsinoma Prostat
Urolithiasis

3. ASPEK RISIKO EKSTERNAL


 Keluarga kurang memotivasi pasien dalam melakukan pengobatan yang
lebih cepat.
 Keluarga lamban membawa pasien untuk berobat ke fasilitas pelayanan
kesehatan.

26
 Makanan yang disediakan oleh keluarga melebihi kebutuhan kalori
pasien.

4. ASPEK RISIKO INTERNAL

Didalam keluarga terdapat faktor yang menghambat dan mendukung


kesembuhan pasien , antara lain:
 Kurangnya pengetauan dan faktor-faktor yang memperberat penyakit
pasien.
 Kurangnya kemauan pasien untuk berobat ke fasilitas pelayanan
kesehatan secepatnya saat merasakan sakit.
 Pasien memiliki dan terdaftar di BPJS kesehatan sehingga pengobatan
pasien tidak dipungut biaya.
 Pasien terbiasa meminum kopi 2x sehari.
 Pasien merokok sejak berusia 17 tahun.

5. ASPEK FUNGSIONAL ((TINGKAT KESULITAN DALAM


MELAKUKAN AKTIVITAS SEHARI-HARI BAIK DI DALAM
MAUPUN DI LUAR RUMAH, FISIK MAUPUN MENTAL)
Menurut Internasional Classification Primary Care (ICPC) pasien mempunyai
aspek fungsional pasien mampu melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit
dimasukkan ke nilai dalam klasifikasi derajat fungsional adalah derajat 1.

27
B. RENCANA PENATALAKSANAAN

Tabel 1.5 Rencana Penatalaksanaan

Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Follow Up


Aspek Personal Pasien datang dengan keluhan sulit buang Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang pasien alami saat Pasien dan Saat pasien Pasien memahami mengenai penyakit
air kecil sejak ± 6 hari sebelum masuk ini adalah penyakit Benign Prostate Hyperplasia (BPH) dimana keluarga berobat ke yang dialaminya.
Puskesmas. pertambahan usia merupakan salah satu faktor predisposisinya. Pasien Puskesmas dan
home visit
Sulit buang air kecil bukanlah merupakan Menjelaskan kepada pasien bahwa apabila penyakitnya tidak Pasien memahami hal-hal apa saja
penyakit yang serius sehingga pasien tidak ditanggulangi segera dapat menyebabkan timbulnya penyakit lain yang harus dilakukan, memeriksakan
langsung mencari pengobatan. sebagai komplikasi.. diri ke RSCM dan rutin meminum obat
untuk mengurangi gejala yang
Pasien merasa terganggu dengan penyakit Menjelaskan bahwa apabila keluar air kencing saat solat tanpa dirasakan.
yang dideritanya oleh karena merasa air sepengetahuan pasien dan diakibatkan dari penyakit yang
kencing keluar dengan sendirinya saat ia dialaminya maka pasien akan mendapat keringanan berupa rukhsah, Pasien tidak lagi mengkhawatirkan
sedang solat, sehingga pasien ragu apakah sehingga pasien tetap dapat melanjutkan solatnya tanpa harus mengenai
solat yang dikerjakannya diterima oleh membatalkanya. Kesahan solatnya.
Allah SWT.

28
Tabel 1.5 Rencana Penatalaksanaan (Lanjutan)

Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Follow Up


Aspek Klinis Pasien berusia 65 tahun didiagnosis Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit dan faktor risikonya Pasien dan Saat pasien Pasien melakukan
Benign Prostate Hyperplasia (BPH) keluarga dirumah dan di pengobatan sesuai dengan dokter
a. Menjelaskan bahwa Benign Prostate Hyperplasia (BPH) adalah
follow up saat
penyakit yang tidak menular.
home visit Keluhan yang dirasakan berkurang

b. Menjelaskan bahwa faktor risiko Benign Prostate Hyperplasia (BPH)


adalah pertambahan usia terutama usia diatas 50 tahun.

c. Menjelaskan bahwa pentingnya memeriksakan diri dan meminum


obat secara teratur untuk mengurangi gejala yang dirasakannya.

KHUSUS

Tamsulosin hydrochlpride 0,4 mg, 1 x 1 Tab


Pipemidic acid 400 mg, 2 x 1 Tab sesudah makan

29
Tabel 1.5 Rencana Penatalaksanaan (Lanjutan)

Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Follow Up


Aspek Resiko Eksternal Keluarga kurang memotivasi Mengedukasi keluarga tentang pentingnya pengobatan segera dan Pasien dan Saat home visit Keluarga dapat memahami
pasien dalam melakukan komplikasi yang dapat timbul. keluarga tentang penyakit pasien
pengobatan yang lebih cepat.
Keluarga mendukung
Keluarga lamban membawa Memberikan pemahaman untuk mencari pengobatan dengan baik dan Proses pengobatan
pasien untuk berobat ke tepat, seperti berobat di fasilitas pelayanan kesehatan pasien
fasilitas pelayanan kesehatan.
Pasien mendapat perhatian dan
Makanan yang disediakan Memberikan pemahaman dan penjelasan mengenai pola makanan dukungan lebih
oleh keluarga melebihi seimbang serta manfaatnya. dari keluarga
kebutuhan kalori pasien. Memberikan edukasi kepada keluarga dan pasien dalam mengatur pola
makan agar kalori yang didapatkan pasien dapat sesuai dengan Pasien dan keluarga dapat memahami
kebutuhan yang seharusnya. tentang pola makan seimbang.
Pasien sudah mengurangi porsi dan
frekuensi makannya.

30
Tabel 1.5 Rencana Penatalaksanaan (lanjutan)

Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Follow Up


Apek Resiko Internal Kurangnya kemauan pasien Memberikan pemahaman kepada pasien Pasien dan Saat home visit Pasien menjalankan tahapan
untuk berobat ke fasilitas untuk segera mencari pengobatan ke fasilitas pelayanan kesehatan keluarga pengobatan sesuai dengan
pelayanan kesehatan ketika sakit anjuran
secepatnya saat merasakan Menjelaskan pada pasien tentang komplikasi penyakit yang dapat timbul Pasien dapat memahami tentang
sakit apabila tidak dilakukan pengobatan segera. pentingnya berobat.
Pasien memiliki kebiasaan Mengedukasi pasien bahwa kafein yang terdapat di dalam kopi bersifat Pasien berhenti meminum kopi.
meminum kopi dua kali diuretik dimana efek yang diberikan adalah peningkatan produksi urin
sehari. dari ginjal, sehingga akan memperberat gejala yang dirasakan pasien.

Pasien memiliki kebiasaan Mengedukasi pasien bahwa merokok dapat meningkatkan risiko Pasien mengurangi kebiasaan
merokok sejak pasien berusia terkenanya penyakit Benign Prostate Hyperplasia (BPH). merokoknya, dari satu bungkus perhari
17 tahun. menjadi 5 batang perhari.

31
Tabel 1.5 Rencana Penatalaksanaan (lanjutan)

Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Follow Up


Aspek Fungsional Secara fungsional pasien Pasien diharapkan dapat menjalani pengobatan sesuai dengan aturan dan Pasien dan Saat di Pasien merasa gejala klinis sudah
dapat taat serta keluarga puskesmas membaik, mencegah
digolongkan pada tingkat ke 1 Tuntas dan home komplikasi dan agar dapat
berdasarkan ECOG yaitu visit melakukan aktivitas sehari hari dengan
pasien baik.
masih dapat melakukan
aktivitas
sehari-harinya tanpa bantuan
orang lain

32
C. PROGNOSIS

Ad Vitam : Dubia Ad bonam


Ad Sanactionam : Dubia Ad Bonam
Ad Functionam : Dubia Ad Bonam

33
Lampiran

34

Anda mungkin juga menyukai