Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY ”M” DENGAN MASALAH


PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE DI RUANG
SENDANG GILE KELAS II RSUDP NTB
DARI TANGGAL 11 FEBRUARI – 16 FEBRUARI 2019

Ela Lorenza
010SYE17

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG D3
MATARAM
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE
I. Masalah keperawatan dasar
Gangguan kebutuhan personal hygine
II. Landasan teori
A. Definisi Personal Hygiene
Personal Hygiene adalah upaya seseorang dalam memelihara
kebersihan dankesejahteraan dirinya untuk memperoleh kesejah teraan
fisik dan fisiologis.
Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal yang
artinya perorangan dan hygiene berarrti sehat. Kebersihan seseorang
adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Personal hygiene adalah suatu tindakan memelihara kebersihan dan
kesehatan kulit seseorang untuk awal dalam perlindungan terhadap
organisme.
Personal hygiene adalah tindakan perneliharaan kebersihan tubuh
perseorangan yang dapat meningkatkan keselamatan fisik, kenyamanan
maupun psikilogis

B. Macam-Macam Personal Hygiene


1. Perawatan kulit
kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung dari
berbagai kuman atau trauma, sekresi, eksresi, pengatur temperature, dan
sensasi, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat dalam
mempertahankan fungsinya. Kulit memiliki 3 lapisan utama yaitu
epidermis, dermis, dan subkutan. Ketika pasien tidak mampu atau
melakukan perawatan kulit pribadi maka perawat memberikan bantuan
atau mengajarkan keluarga bagaimana melaksanakan personal higiene.
2. Mandi
memandikan pasien merupakan perawatan higienis total. Mandi
dapat dikategorikan sebagai pembersihan atau terapeutik. Mandi ditempat
tidur yang lengkap diperlukan bagi pasien dengan ketergantungan total dan
memerlukan personal higiene total. Keluasan mandi pasien dan metode
yang digunakan untuk mandi berdasarkan pada kemampuan fisik pasien
dan kebutuhan tingkat hygiene yang dibutuhkan. Pasien yang bergantung
dalam pemenuhan kebutuhan personal higiene, terbaring ditempat tidur
dan tidak mampu mencapai semua anggota badan dapat memperoleh
mandi sebagian di tempat tidur. Kadang pasien tidak dapat mandi sendiri
dan perawat atau anggota keluarga memandikan pasien di tempat tidur.

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu


mandi secara sendiri dengan cara memandikan di tempat tidur.

Tujuan:

1. Menjaga kebersihan tubuh,


2. Mengurangi infeksi akibat kulit kotor,
3. Memperlancar sistem peredaran darah
4. Menambah kenyamanan pasien.

Alat dan bahan:

1. Baskom mandi dua buah, masing-masing berisi air dingin dan air
hangat
2. Pakaian pengganti
3. Kain penutup
4. Handuk besar
5. Handuk kecil untuk mengeringkan badan
6. Sarung tangan pengusap/waslap
7. Tempat untuk pakain kotor
8. Sampiran
9. Sabun.
Prosedur kerja:

1. Jelaskan prosedur pada pasien


2. Cuci tangan
3. Atur posis pasien
4. Lakukan tindakan memandikan pasien yang diawali dengan
membentangkan handuk di bawah kepala, kemdian bersihkan
muka, telinga, dan leher degan sarung tangan pengusap.
Keringkan dengan handuk.
5. Kain penutup diturukan, kedua tangan pasien diangkat dan
pindahkan handuk di atas dada pasien, lalu bentangkan.
Kemudian kembalikan kdua tangan ke posisi awal diats
handuk, lalu basahi kedua tangan dengan air bersih. Keringkan
dengan handuk.
6. Kedua tangan diangkat, handuk dipindahkan di sisi pasien,
bersihkan daerah dada dan perut, lalu keringkan dengan handuk
7. Miringkan pasien ke kiri, handuk dibentangkan kebawah
punggung sampai glutea dan basahi punggung h inga glutea,
lalu keringkan degan handuk. Selanjutnya miringkan pasien ke
kanan dan laukan hal yang sama. Kemudian kembalikan pasien
pada posisi terlentang dan pasangkan pakaian dengan rapi.
8. Letakkan handuk di bawah lutut lalu bersihkan kaki. Kaki yang
paling jauh didahulukan dan keringkan dengan handuk..
9. Ambil handuk dan letakkan di bawah glutea. Pakaian bawah
perut dibuka, lalu bersihkan daerah lipatan paha dan genitalia.
Setelah selesai, pasang kembali pakaian dengan rapi.
10. Cuci tangan.

3. Hygiene mulut.
pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan
mulut, sebagai akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi dan
menimbulkan bau tidak enak. Gigi dan mulut merupakan bagian penting
yang harus dipertahankan kebersihannya sebab melalui organ ini berbagai
kuman dapat masuk. Hygiene mulut membantu mempertahankan status
kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir, menggosok membersihkan gigi dari
partikel – partikel makanan, plak, bakteri, memasase gusi, dan mengurangi
ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman.
Tujuan perawatan hygiene mulut pasien adalah pasien akan memiliki
mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran
penyakit yang ditularkan melalui mulut (misalnya tifus, hepatitis),
mencegah penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh,
mencapai rasa nyaman, memahami praktik hygiene mulut dan mampu
melakukan sendiri perawatan hygiene mulut dengan benar.
4. Perawatan mata, hidung, dan telinga
perhatian khusus diberikan untuk membersihkan mata, hidung, dan
telinga selama pasien mandi. Normalnya, telinga tidak terlalu memerlukan
pembersihan. Namun, pasien dengan serumen yang terlalu banyak
telinganya perlu dibersihlkan baik mandiri pasien atau dilakukan oeh
perawat dan keluarga. Hygiene telinga mempunyai implikasi untuk
ketajaman pendengaran. Bila benda asing berkumpul pada kanal telinga
luar, maka akan mengganggu konduksi suara. Tujuan perawatan mata,
hidung, dan telinga adalah pasien akan memiliki organ sensorik yang
berfungsi normal, mata, hidung, dan telinga pasien akan bebas dari infeksi,
dan pasien akan mampu melakukan perawatan mata, hidung, dan telinga
sehari – hari.
5. Perawatan rambut
penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari
cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau
ketidakmampuan mencegah seseorang untuk memelihara perawatan
rambut seharisehari. Menyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-cara
dasar higienis perawatan rambut, distribusi pola rambut dapat menjadi
indikator status kesehatan umum, perubahan hormonal, stress emosional
maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit tertentu atau obat obatan
dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Rambut merupakan bagian dari
tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu, melalui
rambut perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi.
6. Perawatan kaki dan kuku
kaki dan kuku seringkali memerlukan perhatian khusus untuk
mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Tetapi seringkali orang
tidak sadar akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri atau
ketidaknyamanan. Menjaga kebersihan kuku penting dalam
mempertahankan personal hygiene karena berbagai kuman dapat masuk
kedalam tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam
keadaan sehat dan bersih.
7. Perawatan genitalia
perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien
yang paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang
beresiko terbesar memperoleh infeksi. Pasien yang mampu melakukan
perawatan diri dapat diizinkan untuk melakukannya sendiri. Perawat
mungkin menjadi malu untuk memberikan perawatan genitalia, terutama
pada pasien yang berlainan jenis kelamin. Dapat membantu jika memiliki
perawat yang sama jenis kelamin dengan pasien dalam ruangan pada saat
memberikan perawatan genitalia. Tujuan perawatan genitalia adalah untuk
mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genitalia,
meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan personal higiene.

C. Etiologi
1. Karena Sakit,sehingga tidak mampu melakukan sendiri
2. Kurangnya Pengetahuan dan Informasi
3. Keterbatasan Biaya
4. Lingkungan yang Tidak Mendukung
5. Tidak ada nya Fasilitas yang memadai.

D. Patofisiologi
1. Terjadinya gangguan integritas kulit
2. Memperbesar resiko penyakit lain yang timbul
3. Mengurangi kemampuan sistem imun alami di kulit
4. Dapat menimbulkan terjadinya proses luka akibat tirah baring

E. Faktor Predisposisi
Menurut Tarwoto Wartonah faktor-faktor yang mempengaruhi personal
Hygiene adalah :
1. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
2. Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri
sehingga kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal
hygiene.
3. Status sosioekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya
pada pasien penderita Diabetes Melitus, ia harus selalu menjaga
kebersihan kakinya.
5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak
boleh dimandikan.
6. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.
7. Kondisi Fisik
Pada keadaan sakit tentu kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
Menurut Wahit Iqbal Mubarak, SKM dan Ns. Nurul Chayatin, S.Kep dalam buku
KDM menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi personal Hygiene
adalah :
1. Budaya
Sejumlah mitos yang berkembang di masyarakat menjelaskan
bahwa saat individu sakit ia tidak boleh dimandikan karena dapat
memperparah penyakitnya.
2. Status sosial-ekonomi
Untuk melakukan personal hygiene yang baik dibutuhkan
sarana dan prasarana yang memadai. Itu semua membutuhkan
biaya. Dengan kata lain, sumber keuangan individu akan
berpengaruh pada kemampuannya mempertahankan personal
hygiene yang baik.

3. Agama
Agama juga berpengaruh pada keyakinan individu dalam
melaksanakan kebiasaan sehari-hari. Agama Islam miasalnya, umat
Islam selalu diperintah untuk menjaga kebersihan karena
kebersihan adalah sebagian dari iman. Hal ini tentu akan
mendorong individu untuk mengingat pentingnya kebersihan diri
bagi kelangsunganhidup.
4. Tingkat pengetahuan atau perkembangan individu
Kedewasaan seseorang mempengaruhi pada kualitas diri
seseorang tersebut, salah satunya adalah pengetahuan yang baik.
Pengetahuan itu penting dalam meningkatkan status individu.
Sebagai contoh, agar terhindar dari penyakit kulit, kita harus mandi
dengan bersih setiap hari.
5. Status kesehatan
Kondisi sakit ataucedera akan menghambat kemampuan
individu dalam melakukan perawatan diri. Hal ini tentunya
berpengaruh terhadap tingkat kesehatan individu. Individu akan
semakin lemah yang pada akhirnya akan jatuh sakit.
6. Kebiasaan
Ini ada kaitanya dengan kebiasaan individu dalam
menggunakan produk-produk tertentu dalam melakukan perawatan
diri misalnya menggunakan shower, sabun padat, sabun cair,
shampo, dll. (Taylor, 1989)
7. Cacat jasmani atau mental bawaan
Kondisi cacat dan gangguan mental menghambat
kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri secara
mandiri.
F. Dampak Yang Di Timbulkan
Dampak yang timbul pada masalah personal hygiene meliputi
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan yang sering
timbul adalah gangguan integritas kulit,gangguan membran mukosa
mulut,infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada luka.
2. Gangguan psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga diri,aktualisasi diri
dan gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga,aktualisasi diri
dan gangguan interaksi sosial.
G. Klasifikasi Personal Hyegine
Menurut KDM Tarwoto Wartonah, macam-macam personal hygiene yaitu :
1. Perawatan kulit kepala dan rambut.
Rambut berbentuk bulat panjang, makin ke ujung makinkecil dan
ujungnya makin kecil. Pada bagian dalam berlubangdan berisi zat warna.
Warna rambut setiap orang tidak samatergantung zat warna yang ada
didalamnaya.
Rambut dapattumbuh dari pembuluh darah yang ada disekitar
rambut(Depdikbud, 1986:23).
Rambut merupakan pelindung bagi kulit kepala dari sengatan matahari
dan hawa dingin. Dalam kehidupan sehari-hari sering nampak pemakaian alat
perlindungan lain sepertitopi, kain kerudung dan masih banyak lagi yang
lain.Penampilan akan lebih rapi dan menarik apabila rambutdalam keadaan
bersih dan sehat. Sebaliknya rambut yangdalam keadaan kotor, kusam dan
tidak terawat akan terkesan jorok dan penampilan tidak menarik.
Rambut dan kulit kepala harus selalu sehat dan bersih,sehingga perlu
perawatan yang baik. Untuk perawatan rambutdapat ditempuh dengan
berbagai cara namun demikian carayang dilakukan adalah cara pencucian
rambut.
Rambut adalah bagian tubuh yang paling banyak mengandung minyak.
Karenaitu kotoran, debu, asap mudah melekat dengan demikian
makapencucian rambut adalah suatu keharusan. Pencucian rambutdengan
shampoo dipandang cukup apabila dilakukan dua kalidalam seminggu
Rambut yang sehat yaitu tidak mudah rontok dan patah,tidak terlalu
berminyak dan terlalu kering serta tidak berketombedan berkutu.Tujuan bagi
klien yang membutuhkan perawatan rambut dan kulit kepala meliputi sebagai
berikut:
a. Pola kebersihan diri klien normal
b. Klien akan memiliki rambut dan kulit kepala bersih yang sehat
c. Klien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri
d. Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri
e. Klien akan berpartisipasi dalam praktik perawatan rambut.
2. Perawatan mata.
Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan melibatkan
pembersihan dengan washlap bersih yang dilembabkan kedalam air. Sabun
yang menyebabkan panas dan iritasi biasanya dihindari. Perawat menyeka dari
dalam ke luar kantus mata untuk mencegah sekresi dari pengeluaran ke dalam
kantong lakrimal. Bagian yang terpisah dari washlap digunakan sekali waktu
untuk mencegah penyebaran infeksi. Jika klien memiliki sekresi kering yang
tidak dapat diangkat dengan mudah dengan menyeka, maka perawat dapat
meletakkan kain yang lembab atau kapas pada margin kelopak mata pertama
kali untuk melunakkan sekresi. Tekanan langsung jangan digunakan diatas
bola mata karena dapat meyebabkan cedera serius.
Klien yang tidak sadar memerlukan perawatan mata yang lebih sering.
Sekresi bisa berkumpul sepanjang margin kelopak mata dan kantus sebelah
dalam bila refleks berkedip tidak ada atau ketika mata tidak dapat menutup
total. Mata dapat dibersihkan dengan kapas steril yang diberi pelembab normal
salin steril. Air mata buatan bisa diperlukan, dan pesanan untuk itu harus
diperoleh dai dokter. Tindakan pencegahan harus digunakan jika potongan
kecil digunakan pada mata karena dapat meyebabkan cedera kornea.
3. Perawatan hidung.
Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan
membersihkan ke dalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian
yang diperlukan. Perawat mencegah klien jangan mengeluarkan kotoran
dengan kasar karena mengakibatkan tekanan yang dapat mencenderai gendang
telinga, mukosa hidung, dan bahkan struktur mata yang sensitif. Perdarahan
hidung adalah tanda kunci dari pengeluaran yang kasar, iritasi mukosa, atau
kekeringan.
Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu
dengan menggunakan washlap basah atau aplikator kapas bertangkai yang
dilembabkan dalam air atau salin. Aplikator seharusnya jangan dimasukkan
melebihi panjang ujung kapas. Sekresi nasal yang berlebihan dapat juga
dibuang dengan pengisap. Pengisap nasal merupakan kontraindikasi dalam
pembedahan nasal atau otak.
4. Perawatan telinga.
Telinga dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu bagianpaling luar, bagian
tengah, dan daun telinga. Telinga bagian luar terdiri dari lubang telinga dan
daun telinga. Telinga bagiantengah terdiri dari ruang yang terdiri dari tiga
buah ruang tulangpendengaran. Ditelinga bagian dalam terdapat
alatkeseimbangan tubuh yang terletak dalam rumah siput. Telinga merupakan
alat pendengaran, sehingga berbagaimacam bunyi- bunyi suara dapat
didengar. Disamping sebagai alat pendengaran telinga juga dapat berguna
sebagai alatkeseimbangan tubuh. Menjaga kesehatan telinga dapat dilakukan
dengan pembersihan yang berguna untuk mencegah kerusakan dan infeksi
telinga. Telinga yang sehat yaitu lubang telinga selalu bersih,untuk mendengar
jelas dan telinga bagian luar selalu bersih.
5. Perawatan kuku kaki dan tangan.
Kuku terdapat di ujung jari bagian yang melekat pada kulit yang terdiri
dari sel-sel yang masih hidup. Bentuk kuku bermacam-macam tergantung dari
kegunaannya ada yangpipih, bulat panjang, tebal dan tumpul. Guna kuku
adalah sebagai pelindung jari, alatkecantikan, senjata , pengais dan pemegang.
Bila untuk keindahan bagi wanita karena kuku harusrelatif panjang, maka
harus dirawat terutama dalam halkebersihannya. Kuku jari tangan maupun
kuku jari kaki harus selalu terjaga kebersihannya karena kuku yang kotor
dapat menjadisarang kuman penyakit yang selanjutnya akan ditularkan
kebagian tubuh yang lain.

6. Perawatan genetalia.
perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien
yang paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko
terbesar memperoleh infeksi. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri
dapat diizinkan untuk melakukannya sendiri. Perawat mungkin menjadi malu
untuk memberikan perawatan genitalia, terutama pada pasien yang berlainan
jenis kelamin. Dapat membantu jika memiliki perawat yang sama jenis
kelamin dengan pasien dalam ruangan pada saat memberikan perawatan
genitalia. Tujuan perawatan genitalia adalah untuk mencegah terjadinya
infeksi, mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan kenyamanan
serta mempertahankan personal higiene.
7. Perawatan kulit seluruh tubuh
Kulit terletak diseluruh permukaan luar tubuh. Secara garis besar kulit
dibedakan menjadi 2 bagian yaitu bagian luar yang disebut kulit ari dan bagian
dalam yang disebut kulit jangat. Kulit ari berlapis-lapis dan secara garis besar
dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu lapisan luar yangdisebut
lapisan tanduk dan lapisan dalam yang disebut lapisan malpighi. Kulit jangat
terletak disebelah bawah atau sebelahdalam dari kulit ari.
Kulit merupakan pelindung bagi tubuh dan jaringan dibawahnya.
Perlindungan kulit terhadap segala rangsangan dariluar, dan perlindungan
tubuh dari bahaya kuman penyakit. Sebagai pelindung kulitpun sebagai
pelindung cairan-cairantubuh sehingga tubuh tidak kekeringan dari cairan.
Melaluikulitlah rasa panas, dingin dan nyeri dapat dirasakan. Guna kulit yang
lain sebagai alat pengeluaran ampas-amps berupa zatyang tidak terpakai
melalui keringat yang keluar lewat pori-pori.
Kulit yang baik akan dapat menjalankan fungsinyadengan baik
sehingga perlu dirawat. Pada masa yang modernsekarang ini tersedia berbagai
cara modern pula berbagai perawatan kulit. Namun cara paling utama bagi
kulit, yaitupembersihan badan dengan cara mandi. Perawatan kulitdilakukan
dengan cara mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore.Tentu saja dengan air yang
bersih. Perawatan kulit merupakankeharusan yang mendasar (Depdikbud,
1986:23).Kulit yang sehat yaitu kulit yang selalu bersih, halus, tidakada
bercak-bercak merah, tidak kaku tetapi lentur (fleksibel)
8. Perawatan tubuh secara keseluruhan.
Sedangkan menurut KDM Wahit Iqbal Mubarak, SKM dan Ns. Nurul
Chayatin, S.Kep, sama dengan macam personal hygiene menurut KDM
Tarwoto Wartonah hanya saja ditambah dengan :
1. Perawatan gigi dan mulut.
Mulut beserta lidah dan gigi merupakan sebagian dari alat pencerna
makanan. Mulut berupa suatu rongga yangdibatasi oleh jaringan lunak,
dibagian belakang berhubungandengan tengggorokan dan didepan ditutup
oleh bibir. Lidahterdapat didasar rongga mulut terdiri dari jaringan yang
lunakdan ujung-ujung syaraf pengecap. Gigi terdiri dari jaringan kerasyang
terdapat di rahang atas dan bawah yang tersusun rapidalam lengkungan.
Makanan sebelum masuk ke dalam perut, perludihaluskan, maka
makanan tersebut dihaluskan oleh gigi dalam rongga mulut. Lidah berperan
sebagai pencampur makanan,penempatan makanan agar dapat dikunyah
dengan baik danberperan sebagai indera perasa dan pengecap.
Penampilanwajah sebagian ditentukan oleh tata letak gigi. Disamping itu
juga sebagai pembantu pengucapan kata-kata dengan jelas dan terang.
Seperti halnya dengan bagian tubuh yang lain, makamulut dan gigi juga
perlu perawatan yang teratur danseyogyanya sudah dilakukan sejak kecil.
Untuk pertumbuhangigi yang sehat diperlukan sayur-sayuran yang cukup
mineralseperti zat kapur, makanan dalam bentuk buah-buahan
yangmengandung vitamin A atau C sangat baik untuk kesehatan gigidan
mulut.
Gosok gigi merupakan upaya atau cara yang terbaikuntuk
perawatan gigi dan dilakukan paling sedikit dua kali dalamsehari yaitu pagi
dan pada waktu akan tidur. Denganmenggosok gigi yang teratur dan benar
maka plak yang adapada gigi akan hilang. Hindari kebiasaan menggigit
benda-benda yang keras dan makan makanan yang dingin dan terlalupanas.
Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih, bercahaya,gigi tidak
berlubang dan didukung oleh gusi yang kencang danberwarna merah muda.
Pada kondisi normal, dari gigi dan mulut.

H. Manifestasi Klinis/Tanda Dan Gejala


Adapun gejala klinis dari personal hygiene adalah sebagai berikut :
1. Kulit kepala kotor dan rambut kusam,acak-acakan
2. Hidung kotor dan telinga juga kotor
3. Gigi kotor disertai mulut bau
4. Kulit panjang dan tidak terawat
5. Kuku panjang-panjang dan tidak terawat
6. Badan kotor dan pakaian kotor
7. Penampilan tidak rapi
Adapun tanda-tanda dari personal hygiene adalah sebagai berikut :
1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor
b. Rambut dan kulit kotor
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor, mulut bau
e. Penampilan tidak rapi

2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif
b. Menarik diri, isolasi
c. Merasa tidak berdaya, rendah diri dan hina

3. Sosial
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma, missal : cara
makan berantakan, buangair besar/kecil sembarangan,
tidak dapat mandi/ sikat gigi, tidak dapat berpakaian
sendiri.

I. Therapy/Tindakan Penanganan
Tindakan yang dapat dilakukan keluarga/perawat bagi klien yang tidak
dapat merawat diri sendiri adalah :
1. Meningkatkan kesadaran dan percaya diri klien
a. Bina hubungan saling percaya
b. Bicarakan tentang pentingnya kebersihan diri
c. Kuatkan kemampuan klien untuk merawat diri
2. Membimbing dan mendorong klien merawat diri
a. Bantu klien merawat diri
b. Ajarkan ketrampilan secara bertahap
c. Buat kegiatan harian setiap hari
d. Ingatkan setiap kegiatan
e. Beri pujian serta kegiatan yang positif
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung
a. Sediakan perlengkapan yang dibutuhkan (misal : sabun, odol,
baju,dll)
b. Sediakan tempat yang aman dan nyaman bagi klien
4. Sikap keluarga
a. Sabar dan selalu siap membantu
b. Menerima dan memuji setiap upaya klien saat merawat diri
c. Tidak mencela atau menghina
5. Membantu klien untuk melakukan perawatan diri
6. Memberikan health education agar klien tahu dan sadar bahwa
kebersihan diri penting dijaga.
II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
Nama, umur, alamat, pekerjaan, status perkawinan, pendidikan terkahir dan
sebagainya.
2. Riwayat Keperawatan
Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan prasarana
yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi hygiene personal individu,
baik faktor pendukung maupun faktor penghambat.
3. Pemeriksaan fisik
a. Rambut
1) Amati kondisi rambut :
2) Keadaan kesuburan rambut
3) Keadaan rambut yang mudah rontok
4) Keadaan rambut yang kusam
5) Keadaan tekstur
b. Kepala
1) Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala.
2) Botak/alopesia
3) Ketombe
4) Berkutu
5) Adakah eritema
6) Kebersihan
c. Mata
Amati adanya tanda-tanda ikterus, konjungtiva pucat, sekret pada kelopak
mata, kemerahan atau gatal-gatal pada mata.
d. Hidung
Kaji kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan hidung, tanda-
tanda pilek, tanda-tanda alergi, adakah perubahan penciuman, dan bagaimana
membran mukosa.
e. Mulut
Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembapannya. Perhatikan adanya
lesi, tanda-tanda radang gusi/sariawan, kekeringan atau pecah-pecah.
f. Gigi
Amati adanya tanda-tanda karang gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak
lengkap atau gigi palsu.
g. Telinga
Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi atau
perubahan daya pendengaran.
h. Kulit
Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembapan) dan kebersihannya.
Perhatikan adanya warna kulit, stria, kulit keriput, lesi atau pruritus.
i. Kuku tangan dan kaki
Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya kelainan atau luka.
j. Genetalia
Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perinium.
Perhatikan pola pertumbuhan rambut pubis. Pada laki-laki perhatikan
kondisi skrotum dan testisnya.
k. Tubuh secara umum
Amati kondisi dan kebersihan tubuh secara umum. Perhatikan adanya
kelainan pada kulit atau bentuk tubuh.
B. DIAGNOSA
Menurut nanda 2003, diagnosis keperawatan umum untuk klien dengan
masalah perawatan hygiene adalah Defisit Perawatan Diri. Lebih lanjut diagnosa
tersebut terbagi menjadi empat (kozier, 2004), yaitu :
1. Defisit perawatan diri : mandi/hygiene
2. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

C. INTERVENSI
Rencana asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan hygiene
personal harus meliputi beberapa pertimbangan, yaitu hal-hal yang disukai klien,
kesehatan klien serta keterbatasan yang dimilikinya. Selain itu perawat perlu
mempertimbangkan waktu yang tepat untuk memberikan asuhan keperawatan
serta fasilitas dan tenaga yang tersedia. Berikut merupakan contoh rencana
tindakan dan rasionalisasi dengan diagnosis Defisit Perawatan Diri
mandi/hygiene dan Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

Dx 1 : Defisit Perawatan Diri mandi/hygiene


Yang berhubungan dengan :
a. Kurangnya koordinasi, sekunder akibat (sebutkan)
b. Kelemahan otot sekunder akibat (sebutkan)
c. Paralisis sebagian atau total, sekunder akibat (sebutkan)
d. Keadaan koma
e. Gangguan fisual, sekunder akibat (sebutkan)
f. Tidak berfungsinya atau hilangnya ekstrimitas
g. Peralatan eksternal
h. Kelelahan dan nyeri pasca oprasi
i. Defisit kognitif
j. Nyeri
Kriteria hasil :
Individu akan melakukan aktivitas mandi pada tingkatan yang optimal sesuai
dengan harapan atau mengungkapkan kepuasan atas keberhasilan yang dicapai
meski dengan keterbatasan yang dimiliki.

Indikator :
1. Mengungkapkan kenyamanan dan kepuasan dengan kebersihan tubuh
2. Mendemonstrasikan kemampuan menggunakan peralatan adaptif
3. Menjelaskan faktor penyebab untuk defisit kemampuan mandi
Intervensi umum
1. Kolaborasi dengan keluarga memandikan pasien
2. Membantu pasien menggosok gigi
3. Sisir rambut
4. Ajarkan pasien cara gosok gigi dengan benar
5. Bantu pasien mengganti pakaian
6. Berikan pendidikan kesehatan tentang kebersihan diri pada pasien
7. Memberikan lotoin pada kulit pasien
8. Potong kuku pasien satu kali perminggu
Rasional :
Ketidakmampuan untuk melakukan perawatan diri menimbulkan perasaan
ketergantungan dan konsep diri yang rendah. Dengan meningkatnya
kemampuan merawat diri, harga diri akan meningkat ( Maherebal, 1998).
Dx 2 : penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri.

Tujuan Umum: Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk


memperhatikan kebersihan diri.

Tujuan Khusus : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
dan klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.
Kriteria evaluasi

Klien dapat menyebutkan kebersihan diri pada waktu 2 kali pertemuan, mampu
menyebutkan kembali kebersihan untuk kesehatan seperti mencegah penyakit dan
klien dapat meningkatkan cara merawat diri.
Dalam berinteraksi klien menunjukan tanda-tanda percaya pada perawat:

1. Wajah cerah, tersenyum


2. Mau berkenalan
3. Ada kontak mata
4. Menerima kehadiran perawat
5. Bersedia menceritakan perasaannya

Intervensi
1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik.
2. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara
menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih.
3. Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri.
4. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien
terhadap hal yang berhubungan dengan kebersihan diri.
5. Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan memelihara
kebersihan diri.
6. Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan arti
kebersihan diri.
7. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti: mandi 2 kali pagi
dan sore, sikat gigi minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan sebelum
tidur), keramas dan menyisir rambut, gunting kuku jika panjang.
DAFTAR PUSTAKA

Aziz Alimul Hidayat , 2002. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. EGC :


Jakarta

Carpenito-Moyet,Lynda Juall.2012.Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi


13.Jakarta:EGC

Huda,Amin.,Kusuma,Hardhi.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC.Yogyakarta: MediAction

Potter, Patricia A., Perry, Anne G.2009.Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku


3.Jakarta: Salemba Medika

Potter, Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, Proses, dan


Praktik, Edisi 4.Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai