Anda di halaman 1dari 9

A.

Ditinjau Dari Tujuan


1. Murni (Pure Research)

Pure research : penelitian yang diarahkan sekedar untuk memahami sesuatu secara

mendalam tanpa bermaksud untuk menerapkannya.

Penelitian murni adalah suatu riset yang mempunyai alasan intelektual an sich,
bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yaitu suatu alasan yang

didasarkan atas keinginan untuk mengetahui semata – mata, yang tidak langsung

mempunyai kegunaan praktis.

Hasil dari penelitian dasar adalah pengetahuan umum dan hukum – hukum.

Pengetahuan umum ini merupakan alat untuk memecahkan masalah – masalah praktis
dan penelitian murni tidak dibayang – bayangi oleh pertimbangan penggunaan dari

penemuan tersebut untuk masyarakat, perhatian utamanya adalah kesinambungan


dari integritas dari ilmu dan filosofis.

2. Terapan (Applied Research)

Applied research :penelitian yang diarahkan sekedar untuk memahami informasi yang

dapat digunakan untuk memecahkan masalah secara mendalam dan bermaksud untuk

menerapkannya.

Penelitian terapan adalah suatu riset yang mempunyai tujuan atau alasan
praktis (pratical reason) yaitu suatu alasan yang berdasarkan atas keinginan untuk

mengetahui sesuatu degan tujuan agar bisa melakukan sesuatu lebih baik, efektif dan
efisien.

Dari penelitian ini diperoleh hasil berupa pemaparan, latar belakang suatu masalah dan
saran – saran tindakan (action) sebagai implementasi dari kesimpulan – kesimpulan

yang dirumuskan si peneliti. Deskripsi terapan dalam penelitian pada dasarnya bersifat
menerangkan. Penelitian terapan merupakan kegiatan alamiah untuk mengungkapkan

gejala alam dan gejala sosial dalam kehidupan yang dipandang perlu diperbaiki karena

memiliki berbagai kelemahan dengan menggunakan metode yang sistematis, teratur,


tertib dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam praktiknya,penelitian terapan tidak dapat dilepaskan dari teori – teori terutama

untuk memberikan landasan berpijak / dari sudut mana pemecahan suatu masalah

dibahas atau diungkapkan.


Ciri – ciri penelitian terapan
a. Penelitian terapan merupakan kegiatan ilmiah untuk menemukan kebenaran yang

objektif dan didukung dengan data empiris

b. Penelitian terapan memerlukan penggunaan metode yang tepat / relevan

c. Penelitian terapan perlu mempergunakan teori – teori dan pengalaman yang


bersifat terpakai

d. Data yang terkumpul harus lengkap dan objektif

e. Penelitian terapan tidak hanya menyajikan data, tetapi harus disertai juga dengan

pengolahan data, baik secara kuantitatif maupun kualitatif

f. Penelitian terapan perlu dilaporkan secara jelas dan sistematis, dengan mengikuti
pola berfikir ilmiah yang objektif, rasional dan dapat dipertanggungjawabkan

g. Penelitian terapan memiliki berbagai kekurangan (hadari nawawi,1996:9-18)


Sementara menurut Yaya Suryana Dan Tedi Priyatna,penelitian jika ditinjau dari Tujuan

nya yakni :Penelitian eksploratif,penelitian developmental,penetian verifikatif dan

kebijakan.

a. Penelitian Eksploratif, adalah penelitian yang dilakukan dengan meksud untuk

menemukan sebab musabab terjadinya suatu musibah. Dengan kata lain penelitian

ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk menemukan masalah – masalah


baru.

b. Penelitian Developmental (penelitian pengembangan), adalah peneltian ang


dilakukan dengan maksud mengadakan percobaan dan penyempurnaan;

penelitian yang bertujuan mengembangkan pengetahuan yang sudah ada. Tujuan


penelitian ini adalah untuk menyelidiki pola dan perurutan pertumbuhandan / atau

perubahan sebagai fungsi waktu.


c. Penelitian Verikatif, adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk

mengecek kebenaran hasil penelitian yang telah dilakukan terdahulu; penelitian

yang bertujuan untuk menguji kebenaran suatu pengetahuan.

3. Ditinaju Dari Pendekatan

Ditinjau dari pendekatan: pendekatan longitudinal,pendekatan cross sectional.


a. .Penelitian dengan pendekatan longitudinal (satu obyek penelitian dilihat bergerak
sejalan dengan waktu)

b. Penelitian dengan pendekatan penampang-silang (cross-sectional—yaitu banyak

obyek penelitian dilihat pada satu waktu yang sama).

4. Ditinjau Dari Bidang Ilmu

a. Ragam Penelitian menurut Bidang Ilmu

Secara umum, ilmu-ilmu dapat dibedakan antara ilmu-ilmu dasar dan ilmu-

ilmu terapan. Termasuk kelompok ilmu dasar, antara lain ilmu-ilmu yang

dikembangkan di fakultas-fakultas MIPA (Mathematika, Fisika, Kimia, Geofosika),


Biologi, dan Geografi. Kelompok ilmu terapan meliputi antara lain: ilmu-ilmu

teknik, ilmu kedokteran, ilmu teknologi pertanian Ilmu-ilmu dasar dikembangkan


lewat penelitian yang biasa disebut sebagai “penelitian dasar” (basic

research), sedangkan penelitian terapan (applied research) menghasilkan ilmu-


ilmu terapan. Penelitian terapan (misalnya di bidang fisika bangunan) dilakukan

dengan memanfaatkan ilmu dasar (misal: fisika). Oleh para perancang teknik,

misalnya, ilmu terapan dan ilmu dasar dimanfaatkan untuk membuat rancangan

keteknikan (misal: rancangan bangunan). Tentu saja, dalam merancang, para ahli
teknik bangunanT tersebut juga mempertimbangkan hal-hal lain, misalnya:

keindahan, biaya, dan sentuhan budaya. Catatan: Suriasumantri (1978: 29)


menamakan penelitian dasar tersebut di atas sebagai “penelitian murni” (penelitian

yang berkaitan dengan “ilmu murni”, contohnya: Fisika teori).


Pada perkembangan keilmuan terbaru, sering sulit menngkatagorikan ilmu dasar

dibedakan dengan ilmu terapan hanya dilihat dari fakultasnya saja. Misal, di
Fakultas Biologi dikembangkan ilmu biologi teknik (biotek), yang mempunyai ciri-

ciri ilmu terapan karena sangat dekat dengan penerapan ilmunya ke praktek nyata

(perancangan produk). Demikian juga, dulu Ilmu Farmasi dikatagorikan sebagai


ilmu dasar, tapi kini dimasukkan sebagai ilmu terapan karena dekat dengan
terapannya di bidang industri. Karena makin banyaknya hal-hal yang masuk

pertimbangan ke proses perancangan/perencanaan, selain ilmu-ilmu dasar dan

terapan, produk-produk perancangan/perencanaan dapat menjadi obyek


penelitian. Penelitian seperti ini disebut sebagai penelitian evaluasi (evaluation
research) karena mengkaji dan mengevaluasi produk-produk tersebut untuk
menggali pengetahuan/teori “yang tidak terasa” melekat pada produk-produk

tersebut (selain ilmu-ilmu dasar dan terapan yang sudah ada

sebelumnya). Bila tidak melihat apakah penelitian dasar atau terapan, maka macam
penelitian menurut bidang ilmu dapat dibedakan langsung sesuai macam ilmu.

Contoh: penelitian pendidikan, penelitian keteknikan, penelitian ruang angkasa,

pertanian, perbankan, kedokteran, keolahragaan, dan sebagainya (Arikunto, 1998:

11).

b. Ragam Penelitian menurut Pembentukan Ilmu


Ilmu dapat dibentuk lewat penelitian induktif atau penelitian deduktif. Diterangkan

secara sederhana, penelitian induktif adalah penelitian yang menghasilkan teori


atau hipotesis, sedangkan penelitian deduktif merupakan penelitian yang menguji

(mengetes) teori atau hipotesis (Buckley dkk., 1976: 21). Penelitian deduktif

diarahkan oleh hipotesis yang kemudian teruji atau tidak teruji selama proses

penelitian. Penelitian induktif diarahkan oleh keingintahuan ilmiah dan upaya

peneliti dikonsentrasikan pada prosedur pencarian dan analisis data (Buckley dkk.,

1976: 23). Setelah suatu teori lebih mantap (dengan penelitian deduktif) manusia
secara alamiah ingin tahu lebih banyak lagi atau lebih rinci, maka

dilakukan lagi penelitian induktif, dan seterusnya beriterasi sehingga khazanah


ilmu pengetahuan semakin bertambah lengkap. Secara lebih jelas, penelitian

deduktif dilakukan berdasar logika deduktif, dan penelitian induktif dilaksanakan


berdasar penalaran induktif (Leedy, 1997: 94-95). Logika deduktif dimulai dengan

premis mayor (teori umum); dan berdasar premis mayor dilakukan pengujian
terhadap sesuatu (premis minor) yang diduga mengikuti premis mayor tersebut.

Misal, dulu kala terdapat premis mayor bahwa bumi berbentuk datar, maka premis

minornya misalnya adalah bila kita berlayar terus menerus ke arah barat atau timur
maka akan sampai pada tepi bumi. Kelemahan dari logika deduktif adalah bila
premis mayornya keliru.

Kebalikan dari logika deduktif adalah penalaran induktif. Penalaran induktif dimulai

dari observasi empiris (lapangan) yang menghasilkan banyak data (premis minor).
Dari banyak data tersebut dicoba dicari makna yang sama (premis mayor)—yang
merupakan teori sementara (hipotesis), yang perlu diuji dengan logika deduktif.

c. Ragam Penelitian menurut Paradigma Keilmuan

Menurut Muhajir (1990), terdapat tiga macam paradigma keilmuan yang

berkaitandengan penelitian, yaitu: (1) positivisme, (2) rasionalisme, dan (3)


fenomenologi. Ketiga macam penelitian ini dapat dibedakan dalam beberapa

sudut pandang (a) sumber kebenaran/teori, dan (2) teori yang dihasilkan

dari penelitian.Dari sudut pandang sumber kebenaran, paradigma positivisme

percaya bahwa kebenaran hanya bersumber dari empiri sensual, yaitu yang dapat

ditangkap oleh pancaindera, sedangkan paradigma rasionalisme percaya bahwa


sumber kebenaran tidak hanya empiri sensual, tapi juga empiri logik (pikiran:

abstraksi, simplifikasi), dan empiri etik (idealisasi realitas). Paradigma


fenomenologi menambah semua empiri yang dipercaya sebagai sumber

kebenaran oleh rasionalisme dengan satu lagi yaitu empiri transcendental

(keyakinan; atau yang berkaitan dengan Ke-Tuhan-an).

Dari pandangan teori yang dihasilkan, penelitian dengan berbasis

paradigma positivisme atau rasionalisme, keduanya menghasilkan sumbangan

kepada khazanah ilmu nomotetik (prediksi dan hukum-hukum dari generalisasi).


Di lain pihak, penelitian berbasis fenomenologi tidak berupaya membangun ilmu

dari generalisasi, tapi ilmu idiografik (khusus berlaku untuk obyek yang diteliti).
Sering ditanyakan manfaat dari ilmu yang berlaku local dibandingkan ilmu yang

berlaku umum (general). Keduanya saling melengkapi, karena ilmu lokal


menjelaskan kekhasan obyek dibandingkan yang umum. Misal, kini sedang

berkembang ilmu tentang ASEAN (ASEAN studies). Manfaat dari ilmu semacam ini
dapat dicontohkan sebagai berikut: di negara barat, banyak orang ingin berdagang

di ASEAN; agar berhasil baik, mereka perlu mempelajari tatacara/kebiasaan/kultur

berdagang di ASEAN, maka mereka mempelajari ilmu lokal yang menjelaskan


perbedaan tatacara perdagangan di kawasan tersebut dibanding tatacara
perdagangan yang umum di dunia. Untuk lebih menjelaskan perbedaan antar

ketiga macam penelitian berbasis tiga macam paradigma yang berbeda tersebut,

di bawah ini (lihat Tabel Ragam-1)satu per satu dibahas lebih lanjut, terutama dari
(a) kerangka teori sebagai persiapan penelitian, (b) kedudukan obyek dengan
lingkungannya, (c) hubungan obyek dan peneliti, dan (d) generalisasi hasil—

sumber: Muhadjir (1990).

D. Ditinjau Dari Tempat


Ditinjau dari tempat, penelitian dibagi menjadi 3 yakni : Kepustakaan, Laboratorium Dan

Lapangan.

a. Penelitian Kepustakaan,adalah penelitian yang dilakukan dengan cara membaca buku

– buku / majalah dan sumber data lainnya di dalam perpustakaan. Kegiatan ini

dilakukan dengan menghimpun data dari berbagai literatur, baik di perpustakaan


maupun ditempat – tempat lainnya. Literatur yang dipergunakan tidak terbatas hanya

pada buku – buku,tetapi juga berupa bahan – bahan dokumentasi, majalah – majalah,
koran – koran dan lain – lain. Berdasarkan sumber data tersebut, penelitian ini kerap

kali disebut juga penelitian dokumentasi (documentary research) atau survey buku

(book survey research).

b. Penelitian Laboratorium adalah penelitian yang dilakukan dengan menggunakan alat

– alat tertentu di dalam laboratorium yang biasanya bersifat eksperimen dimana

dimungkinkan dilakukan pengontrolan terhadap pengaruh dari suatu faktor tertentu.


c. Penelitian Lapangan atau Penelitian Kancah (field research) adalah kegiatan penelitian

yang dilakukan di lingkungan masyarakat tertentu, baik di lembaga – lebaga dan


organisasi kemasyarakatan maupun lembaga – lembaga pemerintah, dengan jalan

mendatangi rumah tangga, perusahaan – perusahaan dan tempat – tempat lainnya.


Disamping itu juga, penelitian kancah dapat pula dilakukan terhadap objek – objek

alam. Usaha pengumpulan datanya dilakukan langsung dengan cara wawancara dan
observasi.

E. Ditinjau Dari Hadirnya Variabel


“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Secara teoritis variabel didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau objek, yang
mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang

lain atau atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu (Hatch dan Farhady, 1981)

misal : ukuran tinggi, berat, sikap, motivasi dll.

Macam-macam variable
1. Variabel independen : sering disebut variabel stimulus, prediktor, atau anteceden,
variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)

2. Variabel dependen : sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen, variebel terikat
yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat kerana adanya variabel
bebas.

3. Variabel moderator : variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah)


hubungan antara variabel independen dengan dependen. Atau disebut variabel

independen ke-dua.
4. Variabel intervening : variabel yang secera teoritis mempengaruhi hubungan antara
variabel independen dengan dependen, menjadi hubungan yang tidak langsung dan

tidak dapat diamati dan diukur. Variabel penyela sehingga variabel independen tidak

langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.


5. Variabel Kontrol : variabel yang dikendalikan atau disebut konstan sehingga pengaruh
variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak
diteliti. Digunakan bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.

F. Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif

1. Data Kualitatif diartikan sebagai data yang berupa angka yang tidak dapat diolah
dengan matematika atau statistik

a. Data yang berbentuk kata, kalimat, skema, dan gambar –biasanya berbentuk

pernyataan-pernyataan.
b. Analisis data kualitatif merupakan proses menganalisis data dengan tidak
menggunakan statistik angka-angka.
Dalam penelitian ini syarat penelitian ilmiah dapat disederhanakan yakni : memenuhi
kriteria (1) logico, hypotetico dan verifitatif. (2) menggunakan kaidah dan prosedur

baku dalam penelitian.

Penelitian kualitatif mempergunakan data yang dinyatakan secara verbal dan

kulifikasinya bersifat teoritis. Data sebagai bukti dalam menguji kebenaran dan
ketidakbenaran hipotesis. Pengolahan data dilakukan secara rasional. Jadi pada

dasarnya perbedaan kedua jenis penelitian ini terletak pada masalah analisa dan

penyajian data guna menguji hipotesis sebagai usaha memecahkan masalah yang

diselidiki.

2. Data Kuantitatif adalah sebaliknya (yaitu: datanya bukan berupa angka yang dapat
diolah dengan matematika atau statistik).

a. Data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan dengan proses
skoring (contoh skor : baik = 3, cukup = 2, tidak baik = 1) dan sebagainya.

b. Terbagi menjadi dua yaitu : data diskrit/nominal dan data kontinum.

c. Data nominal : data yang hanya dapat digolongkan secara terpisah, secara deskrit

atau kategori.Data ini diperoleh dari hasil menghitung.

Dalam penelitian ini dipergunakan data berupa angka / jumlah dengan berbagai klasifikasi,

antara lain berbentuk nilai rata – rata, presentase, nilai maksimum dll. Data tersebut merupakan
bukti yang dipergunakan untuk menguji hipotesis dengan menunjukan perbedaan,

perbandingan, hubungan antara data yang satu dengan yang lainnya. Pengolahan data
dilakukan secara matematis dengan menggunakan berbagai rumus statistika yang sesuai

dengan sifat dan jenis data.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan praktek. Penerbit Rineka

Cipta :Yogyakarta.

Suryana Yaya, Priatna Tedi. 2007.Metodologi Penelitian Pendidikan, Azkia Pustaka Utama :
Bandung.

Ahmad Saebani, Beni. 2008. Metodologi Penelitian, CV Pustaka Setia : Bandung

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial, Airlangga University Press, 2001.

Istijanto, Riset Sumber Daya Manusia, PT SUN, 2005.

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung, 2001.


Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta, 2008.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, 2002.


Suranto. Metodologi Penelitian Dalam Pendidikan dengan Program SPSS. 2009. Semarang.

CV. Ghiyas Putra

Anda mungkin juga menyukai