ABSTRACT
Soybean is the raw material that has a high protein. Indonesian soybean consumption per
capita increased from 8.13 kg in 1998 to 8.97 kg in 2004. Soybean flour is the intermediete food.
Soybean flour in the market was not yet known the certain nutritional content because of different
soybean varieties. Two the best Jember varieties of soybean are Anjasmoro and Baluran. Imported
soybean also has different characteristics that will affect the characteristics of the flour. This study
used completely randomized design (CRD) with two factors: the type of soybean (Anjamoro/A1,
Baluran/A2, and Import/A3) and treatment of flouring (Blanching/B1 and Non-Blanching/B3). The
parameters observed were the brightness, yield and chemical properties include the levels of content
soluble protein and content proximate. The results showed that the soybean flour in blanching and
non-blanching process of imported and local soybean (Anjasmoro and Baluran) had non-significant
effect on the level of yield, brightness, protein content, fat content, moisture content and
carbohydrate content, but significant effect on the level of content soluble protein and ash content.
191
Karateristik Tepung Kedelai dari Jenis Impor dan Lokal.....
Jurnal Agroteknologi, Vol. 09 No. 02 (2015)
192
Karateristik Tepung Kedelai dari Jenis Impor dan Lokal.....
Jurnal Agroteknologi, Vol. 09 No. 02 (2015)
193
Karateristik Tepung Kedelai dari Jenis Impor dan Lokal.....
Jurnal Agroteknologi, Vol. 09 No. 02 (2015)
Rendemen (%)
39.45 a
40
30
20
Keterangan: 10
0
Titrasi formol= titrasi sampel-titrasi blanko Anjasmoro Baluran (A2) Impor (A3)
FP = Faktor Pengenceran ( =10) (A1) Varietas
14,008 = Berat molekul Nitrogen
FK Kedelai = 5.75 (SNI-2354.4-2006) Gambar 1. Rendemen tepung kedelai dari varietas
anjasmoro (A2), baluran (A2) dan
impor (A3) dengan perlakuan
Analisis Data perebusan (B1, ) dan tanpa
Pengolahan data penelitian dilakukan perebusan (B2, )
secara statistik dengan Analysis of variance
test (ANOVA). Data yang didapat jika Faktor yang dapat mempengaruhi
terdapat perbedaan nyata dilanjutkan rendemen yaitu kadar air dalam bahan,
dengan uji lanjut Beda Nyata Terkecil semakin tinggi kadar air maka rendemen
(BNT) taraf kepercayaan 95%. tepung kedelai yang dihasilkan akan
semakin rendah. Kadar air yang tinggi
dapat menyebabkan partikel/bubuk kedelai
HASIL DAN PEMBAHASAN menggumpal yang menyebabkan tepung
kedelai tidak dapat terayak secara
Rendemen Tepung kedelai. sempurna. Pada perlakuan perebuan dengan
Hasil uji statistik dengan jenis kedelai nilai rendemen lebih kecil
menggunakan sidik ragam pada taraf daripada tanpa perebusan. Selain dari kadar
kepercayaan 95% menunjukkan bahwa air, kadar protein dan kadar karbohidrat
rendemen tepung kedelai melalui perlakuan juga berpengaruh karena memiliki sifat
perebusan dan tanpa perebusan (faktor B) hidrofilik yang dapat menyerap air.
dan jenis kedelai impor dan kedelai lokal
(varietas Anjasmoro dan Baluran) (faktor Tingkat Kecerahan Tepung Kedelai
A) berpengaruh nyata. Namun intraksi Hasil uji statistik dengan
kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata. menggunakan sidik ragam pada taraf
Gambar 1 menunjukkan bahwa kedelai kepercayaan 95% menunjukkan bahwa
dengan perlakuan perebusan dan tanpa tingkat kecerahan tepung kedelai dengan
perebusan memiliki nilai rendemen yaitu perlakuan perebusan dan tanpa perebusan
Anjasmoro 39,09% (A1B1) dan 47,33% (faktor B) serta jenis kedelai impor dan
(A1B2); Baluran 41,29% (A2B1) dan kedelai lokal (varietas Anjasmoro dan
48,89% (A2B2); dan Impor 43,65% Baluran) (faktor A) berpengaruh nyata,
(A3B1) dan 50,72% (A3B2). Pada jenis namun kedua perlakuan berpengaruh tidak
kedelai impor dan kedelai lokal (varietas nyata. Hasil pengukuran tingkat kecerahan
Anjasmoro dan Baluran) (faktor A) tepung kedelai dapat dilihat pada Gambar
berpengaruh nyata dan kedua perlakuan 2.
berpengaruh tidak nyata.
194
Karateristik Tepung Kedelai dari Jenis Impor dan Lokal.....
Jurnal Agroteknologi, Vol. 09 No. 02 (2015)
70 10
60 8
50 6
40
4
30
20 2
10 0
0 Anjasmoro Baluran (A2) Impor (A3)
Anjasmoro Baluran (A2) Impor (A3) (A1) Varietas
(A1)
Varietas Gambar 3. Kadar protein terlarut tepung kedelai
dari varietas anjasmoro (A2), baluran
Gambar 2. Tingkat kecerahan tepung kedelai dari (A2) dan impor (A3) dengan perlakuan
varietas anjasmoro (A2), baluran (A2) perebusan (B1, ) dan tanpa perebusan
dan impor (A3) dengan perlakuan (B2, )
perebusan (B1, ) dan tanpa
perebusan (B2, )
Perbedaan penurunan ini menurut
Winarno (2004) terjadi karena adanya
Faktor yang mempengaruhi
protein dalam suatu bahan pangan yang
kecerahan dari tepung kedelai, karena
terdiri atas beberapa asam-asam amino
warna biji kedelai. Pada Gambar 2 nilai
dengan kelarutan yang berbeda-beda.
tingkat kecerahan tidak memiliki nilai yang
Kelarutan asam amino ini tergantung pada
terlalu berbeda. Hal ini sesuai dengan
jumlah dan jenisnya. DeMan (1997) juga
warna biji kedelai yang tidak terlalu
menambahkan bahwa suhu 55-60 oC
berbeda. Hal tersebut menyebabkan bahwa
menyebabkan sebagian besar protein
saat dilakukan proses penepungan,
terdenaturasi sehingga menguraikan asam
kecerahan tepung kedelai tidak memiliki
amino larut air seperti fenilalanin, tirosin
perbedaan yang terlalu besar.
dan triptopfan sehingga dapat
menyebabkan peningkatan daya cerna
Kadar Protein Terlarut Tepung Kedelai
protein. Selain itu menurut Anglemier and
Hasil uji statistik dengan
Montgomery (1976) semakin lama
menggunakan sidik ragam pada taraf
perendaman dan perebusan maka
kepercayaan 95% menunjukkan bahwa
menyebabkan penurunan kadar protein
kadar protein terlarut tepung kedelai
dikarenakan lepasnya ikatan struktur
dengan perlakuan perebusan dan tanpa
protein yang terurai menjadi proteosa,
perebusan (faktor B) dan jenis kedelai
prolamin dan albumin yang memiliki sifat
impor dan kedelai lokal (varietas
larut media pelarut air.
Anjasmoro dan Baluran) (faktor A)
berpengaruh nyata serta kedua perlakuan
Komposisi Kimia Tepung Kedelai
berpengaruh nyata. Hasil pengukuran dapat
dilihat pada Gambar 3.
Kadar air tepung kedelai
Hasil uji statistik dengan
menggunakan sidik ragam pada taraf
kepercayaan 95% menunjukkan bahwa
kadar air tepung kedelai dengan perlakuan
perebusan dan tanpa perebusan (faktor B)
dan jenis kedelai impor dan kedelai lokal
195
Karateristik Tepung Kedelai dari Jenis Impor dan Lokal.....
Jurnal Agroteknologi, Vol. 09 No. 02 (2015)
3
8 6.89 6.59
d c 6.63 6.23
c b
7 6.1a5.97 a 2
Kadar air (%)
6
5 1
4 0
3 Anjasmoro Baluran (A2) Impor (A3)
2 (A1)
1
0 Varietas
Anjasmoro Baluran (A2) Impor (A3) Gambar 5. Kadar abu tepung kedelai dari varietas
(A1) anjasmoro (A2), baluran (A2) dan
Varietas impor (A3) dengan perlakuan perebusan
(B1, ) dan tanpa perebusan (B2, )
Gambar 4. Kadar air tepung kedelai dari varietas
anjasmoro (A2), baluran (A2 ) dan
impor (A3) dengan perlakuan perebusan Menurut Mubarak (2005),
(B1, ) dan tanpa perebusan (B2, )
mengemukakan bahwa perendaman dan
Menurut Pangastuti et al., (2013), perebusan dapat menurunkan kadar abu
mengemukakan bahwa perendaman dikarenakan larutnya mineral-mineral yang
menyebabkan dinding sel akan menyerap terkandung dalam bahan ke dalam media
air dan melunak. Berbeda dengan proses air perendaman dan perebusan. Selain itu
perebusan juga memberikan pengaruh proses pengeringan juga mempengaruhi
terhadap peningkatan kadar air yang lebih kenaikan kadar abu karena kadar air
besar. Perebusan dapat menyebabkan semakin menurun dengan semakin lamanya
partikel lebih porous (berpori) sehingga pengeringan sehingga semakin banyak
meningkatkan kadar air yang terkandung residu yang ditinggalkan dalam bahan.
dalam bahan. Kandungan air bahan makanan yang
dikeringkan akan mengalami penurunan
Kadar abu tepung kedelai lebih tinggi dan menyebabkan pemekatan
Hasil uji statistik dengan dari bahan-bahan yang tertinggal salah
menggunakan sidik ragam pada taraf satunya mineral (Susanto dan Saneto,
kepercayaan 95% terlihat pada diagram 1994).
batang di bawah (Gambar 5). Hasil
tersebut menunjukkan bahwa kadar abu Kadar protein tepung kedelai
tepung kedelai dengan perlakuan perebusan Hasil uji statistik dengan
dan tanpa perebusan (faktor B) dan jenis menggunakan sidik ragam pada taraf
kedelai impor dan kedelai lokal (varietas kepercayaan 95% menunjukkan bahwa
Anjasmoro dan Baluran) (faktor A) kadar protein tepung kedelai dengan
berpengaruh nyata, serta interksi kedua perlakuan perebusan dan tanpa perebusan
perlakuan berpengaruh nyata. (faktor B) berepngaruh tidak nyata
(Gambar 6). Pada jenis kedelai impor dan
kedelai lokal (varietas Anjasmoro dan
Baluran) (faktor A) berpengaruh nyata.
Namun interaksi kedua perlakuan
berpengaruh tidak nyata.
196
Karateristik Tepung Kedelai dari Jenis Impor dan Lokal.....
Jurnal Agroteknologi, Vol. 09 No. 02 (2015)
30
25
20
19.69 e 18.9 b 19.71 e
15 19.27 c 19.57 d
20 18.53 a
10 18
5 16
Kadar lemak(%)
0 14
Anjasmoro Baluran (A2) Impor (A3) 12
(A1) 10
Varietas 8
Gambar 6. Kadar protein tepung kedelai dari 6
varietas anjasmoro (A2), baluran (A2) 4
dan impor (A3) dengan perlakuan 2
perebusan (B1, ) dan tanpa 0
perebusan (B2, ) Anjasmoro (A1) Baluran (A2) Impor (A3)
Varietas
Menurut Pangastuti et al., (2013), Gambar 7. Kadar lemak tepung kedelai dari
mengemukakan tepung dengan perlakuan varietas anjasmoro (A2), baluran (A2)
pendahuluan berupa perendaman dapat dan impor (A3) dengan perlakuan
perebusan (B1, ) dan tanpa
menurunkan kadar protein walaupun tidak perebusan (B2, )
signifikan dibandingkan tepung tanpa
pendahuluan. Selain itu, dengan perlakuan
perebusan lebih banyak menurunkan kadar Menurut Mankotia dan Modgil
protein yang terkandung dalam bahan. (2003), menyatakan bahwa adanya
Penurunan kandungan protein tersebut perlakuan pendahuluan seperti perendaman
disebabkan karena difusi substansi nitrogen dan perebusan dapat menurunkan kadar
yang larut ke dalam air rendaman dan lemak secara signifikan. Selain itu, adanya
rebusan. Selain itu, adanya pemanasan perlakuan tersebut dapat mengakifkan
yang ada proses selama pembuatan tepung aktivitas enzim lipase yang dapat
kedelai dapat menyebabkan kerusakan/ menghasilkan asam lemak rantai pendek
denaturasi protein sehingga mengurangi yang mudah larut dalam air. Penurunan
ketersediaan asam amino esensial seperti kadar lemak pada penepungan perebuan
lisin. Menurut Sethiyarini (2008) juga lebih tinggi dibandingkan dengan
menegaskan, Penurunan ini disebabkan peralakuan tanpa perebusan. Menurut
oleh denaturasi protein yang disebabkan Purnomo (1995), penurunan kadar air
oleh suhu pemanasan sehingga terjadi suatu dalam bahan akan meningkatkan
perubahan struktur pada protein. konsentrasi radikal inisiasi dan kontak
dengan oksigen dengan lemak menjadikan
Kadar lemak tepung kedelai lemak rusak dan menurunkan kandungan
Hasil uji statistik dengan lemak. Selain itu Winarno (2002) juga
menggunakan sidik ragam pada taraf menegaskan, bahwa adanya proses
kepercayaan 95% dibuat dalam diagram pemanasan akan mempercepat reaksi
batang seperti Gambar 7. Hasil tersebut oksidasi sehingga oksigen akan membentuk
menunjukkan bahwa kadar lemak tepung peroksida aktif yang dapat menghasilkan
kedelai dengan perlakuan perebusan dan hidroperoksida yang memiliki sifat sangat
197
Karateristik Tepung Kedelai dari Jenis Impor dan Lokal.....
Jurnal Agroteknologi, Vol. 09 No. 02 (2015)
tidak stabil dan mudah pecah menjadi baik perlakuan perebusan dan tanpa
rantai karbon lebih pendek seperti asam perebusan kulit ari pada biji kedelai tidak
lemak, aldehid dan menimbulkan bau dilakukan proses penghilangan/
tengik. pengelupasan. Menurut Wolf dan Cowan
(1975), bahwa kulit ari pada biji kedelai
Kadar karbohidrat tepung kedelai memiliki kadar karbohidrat yang tinggi
Hasil uji statistik dengan sekitar 86% sehingga diduga kulit ari
menggunakan sidik ragam pada taraf tersebut dapat mempengaruhi jumlah kadar
kepercayaan 95% menunjukkan bahwa karbohidrat pada tepung kedelai.
kadar lemak tepung kedelai dengan
perlakuan perebusan dan tanpa perebusan
(faktor B) dan jenis kedelai impor dan KESIMPULAN
kedelai lokal (varietas Anjasmoro dan Interaksi tepung kedelai dengan
Baluran) (faktor A) berpengaruh nyata perlakuan perebusan dan tanpa perebusan
(Gambar 8). Namun interaki kedua dari jenis kedelai impor dan lokal
perlakuan berpengaruh tidak nyata. (Anjasmoro dan Baluran) berpengaruh
tidak nyata terhadap rendemen, tingkat
kecerahan, kadar protein, kadar lemak,
kadar air dan kadar karbohidrat, namun
35 32.95 c32.33 c
31.43 b
30.6 a 31.33 b30.03 a berpengaruh nyata terhadap kadar protein
30 terlarut dan kadar abu. Karateristik mutu
Kadar Karbohidrat (%)
198
Karateristik Tepung Kedelai dari Jenis Impor dan Lokal.....
Jurnal Agroteknologi, Vol. 09 No. 02 (2015)
199
Karateristik Tepung Kedelai dari Jenis Impor dan Lokal.....
Jurnal Agroteknologi, Vol. 09 No. 02 (2015)
200