Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Larutan penyangga merupakan salah satu materi yang diajarkan kepada kelas XI
semester 2 yang harus dikuasai oleh siswa jurusan IPA.
Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang digunakan
untuk mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia
berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah
sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat. Berdasarkan Teori Asam-
Basa Bronsted-Lowry, larutan yang mengandung campuran dari pasangan asam lemah
dan basa konjugat atau basa lemah dan asam konjugatnya akan membentuk larutan
penyangga.
Larutan penyangga memiliki banyak peranan. Baik dalam tubuh makhluk hidup,
maupun dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Adapun makalah ini untuk memenuhi tugas pelajaran kimia

1.2 Rumusan Masalah


A. Apa pengertian larutan penyangga?
B. Bagaimana cara kerja larutan penyangga?
C. Apa saja peranan larutan penyangga dalam bidang farmasi?

1.3 Tujuan
A. Mengetahui pengertian larutan penyangga
B. Mengetahui cara kerja larutan penyangga
C. Mengetahui peranan larutan penyangga

1
BAB II
KERANGKA TEORI

2.1 Pengertian larutan penyangga

Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang digunakan
untuk mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia
berlangsung.

Larutan penyangga asam adalah suatu campuran larutan yang tersusun dari asam
lemah dengan garamnya. Larutan penyangga basa adalah suatu campuran larutan yang
tersusun dari basa lemah dengan garamnya.

Meskipun ke dalam larutan penyangga ditambahkan sedikit asam atau sedikit


basa atau dilakukan proses pengenceran maka pH larutan tidak berubah. Sebaliknya
penambahan asam atau penambahan basa dalam larutan bukan penyangga menyebabkan
perubahan pH larutan yang dratis

Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:

· A. Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan
larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi
dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu
basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan
menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang
bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natrium (Na), kalium,
barium, kalsium, dan lain-lain.

· B. Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan
larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garamnya, yang garamnya berasal dari asam
kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu
asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.

2.2 Cara kerja larutan penyangga

Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa
konjugasinya, sehingga dapat mengikat baik ion H+ maupun ion OH-. Sehingga

2
penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan.
Berikut ini cara kerja larutan penyangga:

A. Larutan penyangga asam

Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung
CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai
berikut:

Pada penambahan asam

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+


yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul
CH3COOH.

CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)

Pada penambahan basa

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan
bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan
bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan
basa menyebabkan berkurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa
yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion
CH3COO- dan air.

CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)

B. Larutan penyangga basa

Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung
NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

Pada penambahan asam

Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH--.
Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion
OH- dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan berkurangnya
komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan
basa NH3 membentuk ion NH4+.

NH3(aq) + H+(aq) → NH4+(aq)

3
Pada penambahan basa

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri,
sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi
dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.

NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O (l)


Perhitungan pH Larutan Penyangga
A. Larutan penyangga asam
Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam
suatu larutan dengan rumus berikut:
[H+] = Ka x a/valxg
atau
pH = p Ka - log a/g
Keterangan:
Ka = tetapan ionisasi asam lemah
a = jumlah mol asam lemah
g = jumlah mol basa konjugasi

B. Larutan penyangga basa

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam


suatu larutan dengan rumus berikut:
[OH-] = Kb x b/valxg
atau
pH = p Kb - log b/g
Keterangan:
Kb = tetapan ionisasi basa lemah
b = jumlah mol basa lemah
g = jumlah mol asam konjugasi

2.3 FUNGSI LARUTAN PENYANGGA DALAM BIDANG FARMASI

Buffer pada bidang farmasi banyak digunakan untuk menetralkan darah atau
biasanya pada kasus keracunan. Contohnya pada keracunan asam jengkolat. Asam
jengkolat yang terbentuk saat kita terlalu banyak mengonsumsi jengkol ini harus di
kurangi karena akan membetk kristal kristal yang menyumbat saluran kecing. Caranya
dengan memasukan larutan bisa Natrium karbonat(biasanya) yang sifatnya basa yang
nantinya akan membentuk garam ketika bereaksi dengan asam dan kemudian akan keluar
melalui urin (karena garam sifatnya adalah mudah larut dalam air).
4
Dalam bidang farmasi (obat-obatan) banyak zat aktif yang harus berada dalam
keadaan pH stabil. Perubahan pH akan menyebabkan khasiat zat aktif tersebut berkurang
atau hilang sama sekali. Untuk obat suntik atau obat tetes mata, pH obat-obatan tersebut
harus disesuaikan dengan pH cairan tubuh. pH untuk obat tetes mata harus disesuaikan
dengan pH air mata agar tidak menimbulkan iritasi yang mengakibatkan rasa perih pada
mata. Begitu juga obat suntik harus disesuaikan dengan pH darah agar tidak
menimbulkan alkalosis atau asidosis pada darah.

Perubahan pH pada larutan obat dapat merusak komposisi, fungsi, dan efektivitas
obattersebut. Oleh karena itu, obat-obatan dalam bentuk larutan sering kali bertindak
sebagai sistem penyangga bagi obat itu sendiri untuk mempertahankan kadar larutan obat
tetap berada dalam trayek pH tertentu.

Larutan Penyangga pada Obat-Obatan : asam asetilsalisilat merupakan komponen


utama dari tablet aspirin, merupakan obat penghilang rasa nyeri. Adanya asam pada
aspirin dapat menyebabkan perubahan pH pada perut. Perubahan pH ini mengakibakan
pembentukan hormon, untuk merangsang penggumpalan darah, terhambat; sehingga
pendarahan tidak dapat dihindarkan. Oleh karena itu, pada aspirin ditambahkan MgO
yang dapat mentransfer kelebihan asam.

5
BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang dapat


mempertahankan pH tertentu terhadap usaha mengubah pH, seperti penambahan asam,
basa, ataupun pengenceran. Dengan kata lain pH larutan penyangga tidak akan berubah
walaupun pada larutan tersebut ditambahkan sedikit asam kuat, basa kuat atau larutan
tersebut diencerkan.

Ada dua jenis larutan penyangga, yaitu : larutan penyangga dari asam lemah dan
basa konjugasinya serta larutan penyangga basa lemah dan asam konjugasinya. Larutan
penyangga dapat dibuat dengan dua cara. Pertama dengan cara mencampurkan langsung
komponen-komponennya yaitu suatu asam lemah dengan garamnya atau suatu basa
lemah dengan garamnya. Kedua dengan cara mencampurkan asam lemah dan basa kuat
dengan jumlah asam lemah yang berlebih atau mencampurkan basa lemah dan asam kuat
dengan jumlah basa lemah berlebih.

Pengenceran tidak mempengaruhi pH larutan, karena ketika ke dalam kedua


larutan penyangga tersebut ditambahkan akuades (dilakukan pengenceran) maka
konsentrasi asam lemah dan basa konjugasinya serta basa lemah dan asam konjugasinya
akan menurun dengan faktor yang sama. Akan tetapi perbandingan konsentrasinya tidak
mengalami perubahan sehingga pH larutan penyangga tidak mengalami perubahan.

4.2 Saran

Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang
sifatnya membangun sangat kami harapkan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Anshory, irfan.2003. Acuan Pelajaran Kimia SMU.Jilid 3. Jakarta:Erlangga

Departemen Pendidikan Nasional.2006. Standar Isi 2006, Mata Pelajaran Kimia


SMA/MA.Jakarta:Pusat Kurikulum.

Anda mungkin juga menyukai