TAHAPAN KARIR
Farah Army Jayanti, Yudi Suharsono, Tri Muji Ingarianti
Universitas Muhammadiyah Malang, Jl. Raya Telogo Emas No. 205
e-mail: tri_ingarianti@yahoo.com
Abstract
The value of work is a person’s belief associated with his/her life achievement. This study
aimed to investigate the most value of work that emerged in every career stage. The numbers of
respondents were 400 people taken by using random sampling technique. Methods of data
analysis used a quantitative descriptive. The results were the dominant work value appeared at
each career stages. Based on age category, below 30 years-old, the dominant value of work
was comfort, age of 31 years-old up to 44 years-old was principles of altruism, over 45 years-
old was the value of status, and at the age above 55 years-old was achievement. In regard to
the position level, the dominant work values across the levels namely for Tamtama was
comfort, for Bintara was altruism, Bintara Tinggi was achievement and autonomy, and for
Perwira was achievement.
Abstrak
Nilai kerja merupakan sebuah keyakinan yang dimiliki individu terkait dengan suatu
pencapaian individu di kehidupan kerjanya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat nilai kerja
yang dominan muncul pada setiap tahapan karir. Jumlah subjek yang dilibatkan sebanyak 400
orang dengan menggunakan teknik random sampling. Metode analisis data menggunakan
deskriptif Kuantitatif. Hasil penelitian ialah nilai kerja yang dominan muncul pada setiap
tahapan karir berbeda-beda. Berdasarkan kategori usia, usia dibawah 30 tahun, nilai kerja yang
dominan kenyamanan (Comfort),usia 31 sampai dengan 44 asas mengutamakan orang lain
(Altruism), diatas 45 tahun nilai status (Status), pada usia diatas 55 prestasi (Achievement).
Berdasarkan pangkat, Tamtama nilai kerja yang dominan kenyamanan (Comfort), Bintara asas
mengutamakan orang lain (Altruism), Bintara Tinggi prestasi (Achievement) dan otonomi
(Autonomy). Perwira nilai kerja yang muncul ialah Prestasi (Achievement).
79
Nilai Kerja pada Anggota Tni-AD Berdasarkan Tahapan Karir (Farah Army Jayanti, Yudi Suharsono, Tri Muji Ingarianti )
langsungan hidup sebuah perusahaan itu ngusulkan bahwa nilai-nilai memiliki lima
sendiri. fitur: (1) nilai-nilai kepercayaan, (2) nilai
Baru-baru ini, Meglino, Ravlin, dan menyiratkan keadaan tujuan yang diingin-
Adkins (1989) melaporkan meningkatnya kan dari perilaku, (3) nilai-nilai mempe-
kepuasan kerja dan komitmen ketika nilai- ngaruhi pemilihan dan evaluasi perilaku
nilai pekerja adalah kongruen atau sama dan peristiwa, (4) nilai tetap stabil di
dengan nilai-nilai mereka terhadap pan- seluruh konteks dan waktu, dan (5) nilai
dangan ke depan. Jika nilai adalah relatif dapat peringkat dalam hal kepentingan
stabil (Ravlin & Meglino, 1989), maka relatif.
akan lebih penting untuk memeriksa peran Ada beberapa pihak yang juga
mereka dalam proses seleksi, karena itu menanamkan nilai-nilai kerja yang kuat
akan menjadi sarana utama untuk melihat dalam sebuah organisasi atau institusi,
kesesuaian atau kongruensi antara nilai salah satunya adalah anggota TNI-AD.
individu dengan organisasi. Anggota TNI-AD dalam bekerja akan
Pembentukan nilai kerja dipengaruhi dihadapkan dengan tantangan tugas yang
oleh faktor sejarah sosiologis, ekonomis berat. Dengan menghadapi tantangan tugas
dan faktor historis. Pengaruh ini termasuk kedepan yang semakin berat, TNI diharap-
etnis, subkultur, peran seks, sejarah pengi- kan profesional, bersikap simpatik, sopan,
kut, status sosial ekonomi, dan kondisi ramah, dan dapat menghargai orang lain.
ekonomi (Chen, 1995). Van Pletsen (1986; Selain menghadapi tantangan tugas yang
dalam Kubat dan Kuruuzum, 2009), berat, anggota TNI cenderung untuk
menyebutkan bahwa nilai-nilai kerja meru- memihak diri pada institusi atau kesatuan-
pakan variabel kepribadian dan bahwa itu nya. Seperti pada Kasus di Lapas Cebong-
terbentuk bersama-sama dengan kepriba- an berlatar belakang balas dendam, serta
dian individu (Beukman, 2005).Konstruk Esprit de Corps anggota Kopassus karena
nilai kerja telah banyak didefinisikan pembantaian teman satu korps (Sertu San-
sebagai: "subset dari nilai total, merujuk toso) oleh para preman. Berawal dari aksi
pada kualitas, kepuasan, atau imbalan penembakan yang dilakukan oleh Koptu
bahwa individu keinginan atau mencari (Kopral Satu) RBW anggota Satprov Den-
dari pekerjaan mereka" (Super, 1969), ma Makorpaskhasau terhadap tiga warga
"mode diinginkan perilaku" (Meglino dan sipil. Kasus itupun masuk ranah pengadil-
Ravlin, 1998), "jumlah pentingnya suatu an tanpa maaf, semua yang terlibat dihu-
individu memberikan sebuah hasil tertentu kum penjara. Bahkan Serda Ucok Simbo-
di tempat kerja "(Sagie, Elizur dan Kos- lon, pelaku eksekusi dihukum 11 tahun
lowsky, 1996)," sikap seseorang terhadap penjara dan dipecat sebagai anggota TNI.
pekerjaan pada umumnya, bukan perasaan Sementara, kasus ini hanya berlatar bela-
tentang pekerjaan tertentu "(Wollack, kang emosi yang tidak terkendali dari
Goodale, Wijting dan Smith, 1971). Nilai- RBW. Penembakan yang dilakukan adalah
nilai kerja menunjukkan tingkat nilai, arogansi buruk sikap seorang anggota
kepentingan dan keinginan apa yang ter- militer. Terlebih RBW adalah anggota
jadi di tempat kerja (Knoop, 1994). pasukan khusus TNI-AU dan anggota
Super (1995) mendefinisikan nilai- Satprov di kesatuannya, yang seharusnya
nilai sebagai penyempurnaan kebutuhan disiplin tinggi dan paham dengan hukum.
ketika seorang individu berinteraksi dan Dalam penelitian yang dilakukan
bersosialisasi dengan lingkungan, dan oleh Kepala Dinas Pengamanan dan Sandi
nilai-nilai kerja dipandang sebagai "orga- TNI-AU tehadap kasus-kasus pelanggaran
nisasi hirarkis kebutuhan yang relatif sta- disiplin dan pidana anggota, didapat hasil
bil, keinginan, dan tujuan yang diterapkan bahwa pelanggaran yang paling berbahaya
pada dunia kerja". Schwartz (1992) me- dan sensitif adalah penggunaan senjata api,
80
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2015, Vol. 2, No. 1, Hal: 79 - 93
kemudian narkoba dan kasus pencuri- dan Sandhu, 2010), ada empat tahap dalam
an/manipulasi (Prayitno Ramelan). Militer karir seseorang di atas usia 25-65 tahun:
memang harus berani karena harus siap eksplorasi (exploration) dengan usia
bertempur, tetapi bukan berani menembak dibawah 30 tahun, pembentukan (estab-
semaunya kalau marah. Perilaku arogan lishment) usia antara 31 sampai 44 tahun,
dan militeristik tidak dapat digunakan di pemeliharaan (maintenance) usia diatas 45
jaman sekarang. Citra kerja TNI mendapat tahun, dan pelepasan (disengagement) usia
penilaian negatif dari masyarakat. Perila- diatas 55 tahun.
ku-perilaku negatif yang dilakukan oleh Ornstein, Cron, dan Slocum (1989;
sebagian anggota TNI tersebut merupakan dalam Kaur dan Sandhu, 2010) menyata-
akibat dari budaya TNI yang mencakup kan bahwa tahap karir dapat didasarkan
nilai-nilai kerja individu anggota TNI yang baik pada usia atau pada organisasi, pe-
masih rendah. Nilai-nilai kerja individu itu nguasaan posisi atau profesional. Ketika
penting karena nilai merupakan pondasi ukuran masa jabatan digunakan, dua tahun
untuk memahami sikap dan motivasi di pertama dipandang sebagai masa percoba-
dalam bekerja pada suatu organisasi. Wal- an. Periode dari dua sampai sepuluh tahun
ker (1992) dinyatakan bahwa individu, berarti masa berdirinya di mana seorang
lingkungan organisasi dan lingkungan individu berkaitan dengan kemajuan karir
sosial mempengaruhi perilaku dan kinerja dan pertumbuhan. Setelah sepuluh tahun
secara keseluruhan. datang masa pemeliharaan di mana indi-
Salah satu penunjang pematangan vidu lebih memilih untuk berpegang pada
karir seseorang ialah nilai pekerjaan mere- prestasi yang diraih. Menurut Greenhaus,
ka. Itulah sebabnya tidak mengherankan Callanan, dan Godshalk (2000; dalam
bahwa minat terhadap nilai kerja telah Adekola, 2011), ada lima tahap dalam
menerima banyak perhatian selama bebe- pengembangan karir: (1) pilihan pekerja-
rapa dekade karena pentingnya dalam me- an: persiapan kerja, (2) masuk organisasi,
nentukan perilaku karyawan (Chu, 2007; (3) awal karir: pembentukan dan prestasi,
Kim et al, 2007;. White, 2006). Chu (4) pertengahan karir, dan (5) akhir-karir.
(2007) berpendapat bahwa nilai-nilai pe- Tahapan-tahapan karir dicirikan oleh
mahaman karyawan adalah sangat penting beberapa variabel demografi seperti usia,
karena sejauh mana karyawan menghargai pengalaman kerja dan masa perusahaan.
pekerjaan mereka, mempengaruhi sikap Selain itu Taylor dan Thomson
mereka terhadap pekerjaan. Beberapa studi (1976) menyatakan bahwa ada keterikatan
melaporkan bahwa nilai cenderung memi- yang amat besar antara nilai kerja dengan
liki pengaruh yang signifikan atas berbagai usia, pendidikan (Dipboye dan Anderson,
sikap dan perilaku (Brown, 2002; Chu, 1959; wijting, Arnold dan Conrad, 1978)
2007). Nilai-nilai kerja menunjukkan kedudukan dan pengalaman kerja (Gomez-
tingkat nilai, kepentingan dan keinginan mejia, 1983; Whelen, 1972).
apa yang terjadi di tempat kerja (Knoop, Ros dalam jurnalnya Basic Indivi-
1994). Singkatnya, definisi sebelumnya dual Values, Work Values, and the Mean-
dikutip dari nilai kerja memiliki arti yang ing of Work (1999), mengadopsi pandang-
berbeda untuk orang yang berbeda. an bahwa, seperti nilai-nilai dasar, nilai-
Tahapan-tahapan karir biasanya nilai kerja yang berkaitan dengan keyakin-
berdasarkan usia kronologis. Sikap dan an yang diinginkan suatu negara (gaji
perilaku individu dipengaruhi oleh penga- tinggi misalnya) atau perilaku (misalnya
laman mereka terhadap lingkungan dan bekerja dengan orang-orang) dan menguji
oleh perubahan pengalaman saat mereka hubungan antara nilai-nilai dasar dan nilai-
tumbuh dewasa (Beck dan Wilson, 2001). nilai kerja. Mereka berpendapat bahwa
Menurut teori Super (1957; dalam Kaur tujuan kerja yang berbeda yang diperintah-
81
Nilai Kerja pada Anggota Tni-AD Berdasarkan Tahapan Karir (Farah Army Jayanti, Yudi Suharsono, Tri Muji Ingarianti )
kan oleh kepentingan mereka sebagai finisikan nilai-nilai kerja sebagai tujuan
prinsip panduan untuk mengevaluasi hasil yang satu berusaha untuk mencapai untuk
pekerjaan dan pengaturan, dan untuk me- memenuhi kebutuhan. Dose (1997) men-
milih di antara alternatif pekerjaan yang definisikan nilai-nilai kerja sebagai evalu-
berbeda. Karena nilai-nilai kerja hanya ative standards relating to work or the
mengacu pada tujuan dalam lingkungan work environment by which individuals
kerja, mereka lebih spesifik daripada nilai- discuss what is ‘right’ or assess the
nilai individu dasar. importance of preferences”,("standar
Menentukan nilai pekerjaan dari evaluatif berkaitan dengan pekerjaan atau
masing-masing kebudayaan merupakan lingkungan kerja dimana individu mendis-
bagian penting dari suatu proses. Menurut kusikan apa yang 'benar' atau menilai pen-
Hofstede (2001), nilai-nilai kerja yang tingnya preferensi". Jadi, standar evaluatif
signifikan untuk dua alasan yang berbeda. berkaitan dengan pekerjaan atau ling-
Pertama, mereka adalah ukuran yang sa- kungan kerja dimana individu mendiskusi-
ngat baik dalam suatu budaya yang terben- kan apa yang benar atau menilai penting-
tuk oleh faktor sosiologis dan faktor per- nya preferensi.
bedaan psikologis individu. Kedua, nilai- Tahapan karir adalah masa kerja
nilai kerja pegawai organisasi akan mem- setiap individu yang melewati fase evolusi
pengaruhi banyak hal, mulai dari resolusi yang khas. Super (1957, 1984) mengusul-
konflik, kemampuannya untuk berubah, kan teori bahwa orang melewati tahapan
komunikasi, motivasi karyawan. karir tertentu selama masa hidup mereka.
Berdasarkan uraian diatas, maka Super (1990) berpendapat bahwa waktu
rumusan masalah dalam penelitian ini nilai transisi antara tahap karir itu lebih merupa-
kerja apa yang dominan muncul pada kan fungsi dari kepribadian individu dan
masing-masing tahapan karir? Tujuan dari keadaan hidup dari pada usia kronologis.
penelitian ini adalah ingin mengetahui ni- Kelemahan pada teori Super terletak pada
lai kerja yang dominan muncul pada setiap waktu yang tidak konvensional tidak
tahapan karirnya. Penelitian ini diharapkan secara otomatis membuat tugas pengem-
dapat memberikan manfaat pada setiap bangan karir pun lebih sulit, atau memiliki
pihak yang membaca dan berkaitan dengan implikasi bahwa hasil akhir akan kurang
penelitian ini. Selain itu, penelitian ini berhasil.
diharapkan bisa memberikan sumbangan Tahap eksplorasi umumnya terjadi di
wacana dan informasi bagi psikologi seca- awal karir, tapi hampir mungkin dianggap
ra umum, khususnya psikologi industri dan pra-karir sebagai individu dalam fase ini
organisasi, serta mampu memberikan sum- dapat dicirikan sebagai pemula, mengeks-
bangan saran dan tindakan yang berarti plorasi kepentingan dan kemampuan indi-
berkenaan dengan nilai kerja pada anggota vidu, yang belum berkomitmen untuk
TNI-AD. Penelitian ini juga diharapkan karir. Pada tahap pembentukan individu
dapat dijadikan suatu rujukan atau pertim- mengidentifikasi dengan karirnya, tumbuh
bangan bila akan mengadakan penelitian dalam kemampuan, dan ada tingkat stabi-
lebih lanjut, khususnya masalah nilai kerja lisasi. Tahap pemeliharaan adalah tentang
pada TNI-AD agar mendapatkan hasil konsolidasi ketimbang pertumbuhan.
yang lebih baik pada penelitiannya. Tahap akhir yaitu pelepasan umumnya
Nilai-nilai kerja dapat didefinisikan terjadi ketika individu yang bersangkutan
sebagai kualitas-kualitas yang orang ingin- dengan telah selesai karirnya dan pindah
kan dari mereka kerja (Ben-Shem dan Avi- ke fase kehidupan yang berikutnya, biasa-
Itzhak, 1991) yang mencerminkan kores- nya beberapa bentuk pensiun.
pondensi antara kebutuhan dan kepuasan Sebagian besar penelitian pada mo-
(Abboushi, 1990). Super (1973) mende- del perkembangan tahapan karir Super
82
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2015, Vol. 2, No. 1, Hal: 79 - 93
telah mengoperasionalkan tahap ini ber- sempatan dan peluang yang sama untuk
dasarkan usia. Misalnya, Gould (1979) dan dipilih sebagai sampel.
Slocum dan Cron (1985) mengidentifikasi Variabel dalam penelitian ini adalah
orang sebagai dalam tahap percobaan jika nilai kerja. Nilai kerja adalah sebuah keya-
mereka kurang dari 30 tahun, dalam tahap kinan yang dimiliki individu terkait de-
pembentukkan jika mereka adalah antara ngan hal-hal yang ingin dicapai individu
31 dan 44, dan dalam tahap pemeliharaan dalam kehidupan kerjanya. Metode pe-
jika mereka lebih dari 45. Peneliti lain ngumpulan data dalam penelitian ini ada-
telah mengoperasionalkan tahapan Super lah menggunakan 1 skala, yaitu skala nilai
ini oleh masa kerja - jumlah waktu kerja. Skala untuk mengukur nilai kerja
seseorang berada dalam pekerjaannya mengadaptasi dari Minessota Importance
(Gould dan Hawkins, 1978; Mount, 1984; Questionnaire yang telah dikembangkan
Stumpf & Rabinowitz, 1981). Para peneliti Dawis dan Lofquist (1957). Dalam skala
mengoperasionalkan tahap uji coba ini respon yang diberikan oleh responden
sebagai kurang dari 2 tahun pada terhadap pilihan jawabannya yaitu berben-
pekerjaan, tahap pembentukan sebagai tuk pilihan “Sangat Penting”, “Penting”,
antara 3 dan 10 tahun pada pekerjaan, dan “Netral”, “Tidak Penting”, “Sangat Tidak
tahap pemeliharaan selama 10 tahun di Penting”. Dalam menjawab skala subjek
tempat kerja. Konsisten dengan penelitian diminta untuk memilih jawaban sesuai
sebelumnya (misalnya, Morrow & dengan apa yang dirasakan oleh subjek.
McElroy, 1987; Bedeian, Pizzolatto, Seberapa sering subjek mengalami perasa-
Panjang & Griffeth, 1991) kami an tersebut. Dalam hal ini untuk penilaian
menggunakan berbagai indikator (umur jawaban-jawaban responden bergerak dari
dan masa organisasi) untuk mengoperasi- angka 1 sampai dengan 5.
onalkan tahapan karir Super itu. Dari uji reliabilitas ditemukan alpha
skala nilai kerja dengan keseluruhan
METODE PENELITIAN indikator adalah 0.952, yaitu reliabel,
sehingga skala memiliki keandalan yang
Penelitian ini menggunakan pende- baik.
katan deskriptif kuantitatif karena peneliti Penyebaran skala bertempat di
ingin menggambarkan dan menginterpre- Pusdik Arhanud dan KOREM 083 atau
tasikan subjek secara sistematis berdasar- Baladhika Jaya. Setelah seluruh data
kan fakta dan objek yang diteliti secara terkumpul, peneliti melakukan entry data,
tepat. Subjek penelitian dalam penelitian validasi alat ukur, mengukur reliabilitas
ini adalah anggota TNI-AD yang melak- alat ukur, dan proses analisa data. Dalam
sanakan tugas di Pusdik Arhanud dan proses ini peneliti menggunakan software
KOREM 983/Baladhika Jaya, dengan perhitungan statistik SPSS for windows
jumlah populasi 740, sampel yang dilibat- versi 13.0. Analisa data yang digunakan
kan yaitu 400 orang. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah Distribusi
yang digunakan adalah random sampling Frekuensi (Prosentase).
yaitu metode penetapan sampel yang se-
tiap anggota dari populasi memiliki ke-
Tabel 1. Indeks Validitas Skala Nilai Kerja
84
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2015, Vol. 2, No. 1, Hal: 79 - 93
85
Nilai Kerja pada Anggota Tni-AD Berdasarkan Tahapan Karir (Farah Army Jayanti, Yudi Suharsono, Tri Muji Ingarianti )
86
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2015, Vol. 2, No. 1, Hal: 79 - 93
orang lain (altruism) dengan jumlah pro- memperbaiki aspek pekerjaan yang tidak
sentase 5,3 %, saat berusia diatas 45 tahun menyenangkan, tetapi tidak sampai indi-
nilai yang dominan muncul ialah nilai vidu tersebut meninggalkan pekerjaannya
status (status) dan otonomi (autonomy), tersebut dan mencari pekerjaan yang lain.
kemudian pada saat usia diatas 55 tahun Selain itu pada saat memasuki usia yang
nilai yang dominan muncul ialah nilai lebih tua, yang terjadi ialah individu akan
prestasi (achievement). Hal ini menunjuk- memilih untuk memfokuskan tenaga me-
kan bahwa nilai kerja pada suatu pekerjaan reka pada tugas dan kegiatan yang ber-
dan karir merupakan ekspresi konsep makna bagi mereka, sudut pandang ini
dalam diri seseorang yang memiliki proses disampaikan oleh Schaie (1997) dan me-
dan mengalami perkembangan dari waktu nyebut fase reintegratif dimana kebutuhan
ke waktu, diikuti oleh pematangan fisik untuk mencari pengetahuan lebih lanjut
dan mental orang tersebut. menurun dan kebutuhan untuk memonitor
Pada usia muda kurang dari 30 keputusan-keputusan juga menurun, se-
tahun, cenderung memiliki nilai kenya- hingga sehingga nilai otonomi (autonomy)
manan (comfort) lebih tinggi, mereka bi- menjadi lebih tinggi, karena tanggung
asanya masih berusaha untuk mengiden- jawab mereka lebih fokus pada diri mereka
tifikasi jenis pekerjaan, mereka memper- dan yang berkaitan dengan mereka.
timbangan ketertarikan, nilai dengan pilih- Dari hasil penelitian berdasarkan
an pekerjaan, serta mengutamakan kenya- penggolongan pangkat, didapatkan hasil
manan dalam dunia kerjanya, pada tahap bahwa anggota TNI-AD yang berada pada
ini biasanya individu masih membutuhkan golongan pangkat Tamtama nilai kerja
bantuan dan arahan dalam melakukan yang muncul ialah kenyamanan (comfort),
tugas dan aturan pekerjaan. Dengan kata pada Bintara sampai dengan Perwira
lain bahwa usia muda masih memikirkan Menengah, nilai kerja yang dominan
berbagai alternatif jabatan tetapi belum muncul ialah prestasi (achievement). Hal
mengambil keputusan yang mengikat ini menunjukkan bahwa pada saat individu
(Super, dalam Winkel 1997). Pada saat mengijak posisi atau jabatan (pangkat)
menginjak usia 31 sampai dengan 44 tahun terbawah individu lebih mengutamakan
nilai kerja yang dimiliki seorang individu kenyamanan dalam bekerja dikarenakan
ialah asas mengutamakan orang lain individu baru menyesuaikan diri dengan
(altruism), pada tahap ini individu cende- lingkungan kerj ataupun jenis pekerjaan
rung mengutamakan dan membantu rekan yang akan dilakukannya. Ketika individu
sekerjanya, pada tahap ini individu mela- menginjak pada tahap atau pangkat yang
kukan penyesuaian perilaku dengan rekan lebih tinggi individu sudah mulai paham
kerja dan lingkungan kerjanya. Masuk dan mengerti akan kewajiban dan tugasnya
pada usia diatas 45 tahun individu cende- dalam bekerja, sehingga individu mening-
rung memiliki nilai status (status) dan oto- katkan prestasi bekerjanya. Begitu pula
nomi (autonomy), pada tahap ini individu pada anggota TNI-AD yang berada pada
dituntut untuk lebih mengembangkan golongan pangkat Perwira Menengah,
kemampuan dan kreativitas yang dimiliki untuk menduduki posisi atau jabatan yang
sehingga mendapatkan pengakuan serta strategis didalam bekerja, individu dituntut
penghargaan dari lingkungan kerjanya. untuk lebih mengembangkan dan meme-
Kemudian pada saat menginjak usia yang gang teguh prestasi dalam bekerja, sema-
lebih tua, individu juga lebih memilih kin tinggi jabatan, individu memiliki we-
untuk berpegang teguh pada pretasi yang wenang serta tanggung jawab yang se-
diraih (Kaur dan Sandhu, 2010) dikarena- makin tinggi pula, hal itu yang menyebab-
kan individu akan melanjutkan aspek kan individu harus mempertahankan dan
pekerjaan yang memberikan kepuasan dan mengembangkan prestasi.
87
Nilai Kerja pada Anggota Tni-AD Berdasarkan Tahapan Karir (Farah Army Jayanti, Yudi Suharsono, Tri Muji Ingarianti )
Pembentukan nilai kerja itu sendiri dalam kehidupan individu. Dimensi nilai
dapat dipengaruhi oleh faktor sejarah yang dominan muncul pada anggota TNI-
sosiologis, ekonomis dan faktor historis. AD yang berusia muda ialah kenyamanan
Pengaruh ini termasuk etnis, subkultur, (Comfort), begitupun dengan anggota TNI-
peran seks, sejarah pengikut, status sosial AD yang berada pada golongan pangkat
ekonomi, dan kondisi ekonomi (Chen, Tamtama, Pada individu yang menginjak
1995). Van Pletsen (1986; dalam Kubat usia lebih tua, dimensi yang dominan
dan Kuruuzum, 2009), menyebutkan bah- muncul ialah dimensi prestasi (Achieve-
wa nilai-nilai kerja merupakan variabel ment), begitu pula dengan anggota TNI-
kepribadian dan bahwa itu terbentuk AD yang berada golongan pangkat Per-
bersama-sama dengan kepribadian indivi- wira.
du (Beukman, 2005). Super (1995) mende- Implikasi dari penelitian ini meliputi:
finisikan nilai-nilai sebagai penyempurna-
1. Bagi instansi terkait penelitian ini dapat
an kebutuhan ketika seorang individu bermanfaat yaitu sebagai pertimbangan
berinteraksi dan bersosialisasi dengan instansi dalam meningkatkan kinerja
lingkungan, dan nilai-nilai kerja dipandang anggota TNI-AD. Bagaimana nilai ker-
sebagai "organisasi hirarkis kebutuhan ja yang dimiliki seseorang, apakah nilai
yang relatif stabil, keinginan, dan tujuan kerja tersebut sesuai dengan yang di-
yang diterapkan pada dunia kerja" (Super, inginkan instansi terkait.
1995).
Dengan hasil analisis penelitian ini, 2. Diharapkan anggota TNI-AD yang
secara teoritis diketahui bahwa tahapan bekerja di masing-masing instansi yang
karir (usia dan pangkat) memunculkan telah mengetahui nilai kerja yang paling
nilai kerja yang berbeda-beda. Hal ini dominan didalam dirinya dapat mema-
seseuai dengan peneliti dahulu yang telah hami bahwa dimensi nilai kerja tersebut
dilakukan oleh Taylor dan Thomson dapat memberikan informasi dan mem-
(1976) yang menyatakan bahwa nilai kerja bantu pengambilan keputusan bahkan
memiliki keterikatan yang amat besar mempersempit pilihan karir dengan
dengan usia dan pendidikan (Dipboye dan tujuan meningkatkan etos kerja serta
Anderson, 1959; Wijting, Arnold dan meningkatkan kesejahteraan hidup
Conrad, 1978) untuk menunjang pelaksanaan tugas.
3. Bagi peneliti selanjutnya dapat melan-
SIMPULAN DAN SARAN jutkan penelitian ini dengan meneliti
lebih dalam mengenai aspek dimensi
Berdasarkan hasil penelitian dapat
nilai kerja, seperti seperti dimensi nilai
disimpulkan bahwa nilai kerja yang do-
prestasi (Achievement) dan dmensi nilai
minan muncul pada masing-masing tahap-
otonomi (Autonomy), serta dimensi
an karir berbeda-beda. Dilihat dari hasil
nilai yang lain. Peneliti selanjutnya juga
analisa data bahwa tingkat prosentase
dapat mempertimbangkan variabel-
dimensi nilai tertinggi yang dimiliki
variabel maupun subjek yang akan
anggota TNI-AD adalah nilai prestasi
digunakan dalam penelitian terkait
(Achievement),nilai status (Status), otono-
dengan nilai kerja dan tahapan karir.
mi (Autonomy), keamanan (Safety), asas
mengutamakan orang lain (Altruism), dan
DAFTAR PUSTAKA
yang terendah ialah nilai kenyamanan
(Comfort). Pada masing-masing kategori Abboushi, S. 1990. The impact of
usia yang dimiliki oleh anggota TNI-AD individual variable on the work
nilai kerja yang mendominasi dan berbeda- values of Palestinian Arabs.
beda dapat dilihat dari beberapa aspek
88
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2015, Vol. 2, No. 1, Hal: 79 - 93
89
Nilai Kerja pada Anggota Tni-AD Berdasarkan Tahapan Karir (Farah Army Jayanti, Yudi Suharsono, Tri Muji Ingarianti )
90
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2015, Vol. 2, No. 1, Hal: 79 - 93
91
Nilai Kerja pada Anggota Tni-AD Berdasarkan Tahapan Karir (Farah Army Jayanti, Yudi Suharsono, Tri Muji Ingarianti )
92
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2015, Vol. 2, No. 1, Hal: 79 - 93
Whelen. 1972. Whelen: The Man in the Young, S. A.. 1984. Predicting collective
Green Stetson. Toronto: Irwin climates : Assessing the role of
Publishing. p. 322. shared work values, needs, employee
White, C. 2006. Towards an understanding interaction and work group
of the relationship between work membership. Journal of
values and cultural orientation. Organizational Behavior, 20(7),
International Journal of Hospitality 1199-1218.
Management 25, 699–715. Zytowski, D.G. 1994. A super contribution
Winarsunu, Tulus. 2002. Statistik dalam to vocational theory: Work values.
Penelitian Psikologi & Pendidikan Special Issue: From vocational
Malang: UMM Press. guidance to career counselling:
Winkel, W. S. 1997. Bimbingan dan Essays to honor Donald E. Super.
konseling di institusi pendidikan. Career Development Quarterly 43,
Jakarta: Gramedia Widia-Sarana 25–31.
Indonesia.
Wollack, S., Goodale, J. G., Wijting, J. P.,
and Smith, P. C. 1971. Development
of the Survey of Work Values. Journal
of Applied Psychology, 55 (4), 331 –
338.
93