Anda di halaman 1dari 7

CONTOH KASUS TEORI MODEL A DAN TEORI SHARMA DALAM

ADVOKASI KESEHATAN

OLEH :

NURMIATI HAMSAH

70200116087

KONSENTRASI PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN

MAKASSAR

2018
1. Contoh kasus Model A

Kasus tiga Mahasiswa Universitas Islam Makassar (UIM) di Kota Makassar yang
di Drop out oleh Rektornya. Kasus ini terjadi pada bulan Februari 2017 yang lalu, bermula
ketika tiga Mahasiswa tersebut mengkritisi birokrasi Kampus UIM. Mereka menilai
perpanjangan masa jabatan Rektor UIM selama tiga periode telah melanggar peraturan
Permendiknas. Berdasarkan aturan SE-Dikti 2075/D/T/1998 yang berisi batasan masa
jabatan rektor Perguruan Tinggi hanya boleh selama dua periode. Dimulai ketika
Mahasiswa Fakultas Teknik UIM atas nama Henry, Bakri, dan Hilal yang mempertanyakan
kedudukan masa jabatan rektor pada PD I Teknik UIM dengan memperlihatkan selebaran
kertas Aliansi Tarik Mandat Rektor UIM 3 periode dan selebaran surat edaran dikti
2075/D/T/1998. Setelah aksi protes tersebut maka sang rektor kemudian melayangkan surat
keputusan DO kepada ketiga Mahasiswa tersebut.

Ketiga Mahasiswa yang bersangkutan ini melaporkan kejadiannya di Direktorat


Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kota Makassar serta
memastikan aturan tersebut ke Kopertis wilayah IX. Para mahasiswa UIM lainnya juga
turut membantu ketiga mahasiswa yang bersangkutan dalam aksi demo di depan kampus
UIM serta aksi long march untuk mendesak rektor UIM mencabut surat putusan DO yang
sangat merugikan mereka. Ketiga mahasiswa tersebut kemudian melanjutkan upaya
mereka di jalur hukum atas bantuan dari LBH Makassar mereka berhasil menyelesaikan
materi gugatannya. Setelah aksi tersebut ketiga mahasiswa terkait dipanggil untuk
menghadiri rapat sidang Komdis di Kampus yang dihadiri oleh pihak Komdis serta pihak
rektorat.
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) kota Makassar menganggap keputusan
pemberian surat DO yang diambil pihak rektor UIM sangatlah merugikan pihak
Mahasiswa bersangkutan sebagai bentuk lain pembungkaman demokrasi oleh struktural
kampus. Tidak seharusnya rektor mengeluarkan ketiga Mahasiswa itu hanya karena
mempertanyakan masa jabatannya, ini merupakan tindakan semena-mena dan juga sebagai
sikap arogansi seorang rektor.
Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya ketiga mahasiswa yang
bersangkutan bisa kembali bernapas lega dengan merasakan dunia bangku perkuliahan.
kasus tersebut sudah mendapatkan titik terang, ketiga Mahasiswa ini sudah berhasil
meminta Rektor UIM untuk bisa mencabut surat putusan DO yang telah diberikannya.
Mahasiswa kini kembali dapat melanjutkan kuliahnya walaupun tertinggal selama dua
tahun akibat insiden yang dialaminya. Mereka berharap kasus ini tidak terulang dan
menimpa mahasiswa yang lain.

Proses advokasi melalui model A yaitu :


1. Analisis
a. Menganalisis masalah pada kasus dimana tiga mahasiswa UIM Makassar di DO
akibat mengkritisi jabatan Rektor UIM yang lebih dari 3 periode.
b. Menganalisis informasi tentang aturan masa jabatan rektor menurut Peraturan
Pemerintah. Dimana berdasarkan aturan SE-Dikti 2075/D/T/1998 yang berisi
batasan masa jabatan rektor Perguruan Tinggi hanya boleh selama dua periode.
Informasi berupa aturan dari DIKTI ini sebagai penguat argumen dalam membantu
kasus tersebut.
2. Strategi
a. Memperkuat argumentasi dengan mengumpulkan aturan tentang masa jabatan
rektor di tiap-tiap Perguruan Tinggi
b. Memastikan aturan terkait masa jabatan rektor dengan cara mengunjungi Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kota
Makassar serta Kopertis wilayah IX kota Makassar.
c. Memperkuat badan hukum kasus dengan cara menyiapkan berkas dan dokumen
laporan kasus tersebut untuk menempuh jalur hukum.
d. Merencanakan aksi demo dan long march depan kampus UIM untuk mendesak
rektor UIM mencabut surat putusan DO yang sangat merugikan mereka.
3. Mobilisasi
a. Membangun jaringan kerja dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Lembaga Bantuan Hukum Kota
Makassar dalam menyelesaikan kasus ketiga mahasiswa tersebut.
b. Mengarahkan mahasiswa UIM lainnya untuk turut serta dalam aksi demo dan long
march di depan Kampus UIM Makassar
4. Aksi
a. Para mahasiswa melakukan aksi dan long march di depan kampus UIM untuk
mendesak rektor UIM mencabut surat putusan DO yang sangat merugikan mereka.
b. Ketiga Mahasiswa yang bersangkutan ini melaporkan kejadiannya di Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kota
Makassar serta memastikan aturan tersebut ke Kopertis wilayah IX.
c. Melaporkan kasus ini ke pengadilan untuk ditempuh jalur hukum dengan bantuan
dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH)
d. Ketiga mahasiswa yang bersangkutan menghadiri rapat sidang Komdis di Kampus
yang dihadiri oleh pihak Komdis serta pihak rektorat.
5. Evaluasi
a. Proses dalam kasus ini membutuhkan waktu yang lama dan rumit dengan cara
melibatkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan kota Makassar, LBH dan Kopertis Wilayah IX Kota Makassar.
b. Kasus ini merugikan ketiga Mahasiswa yang bersangkutan karena hampir dua tahun
tidak dapat menikmati proses perkuliahan seperti pada umumnya.
6. Kesinambungan
a. kasus tersebut sudah mendapatkan titik terang, ketiga Mahasiswa ini sudah berhasil
meminta Rektor UIM untuk bisa mencabut surat putusan DO yang telah
diberikannya. Mahasiswa kini kembali dapat melanjutkan kuliahnya walaupun
tertinggal selama dua tahun akibat insiden yang dialaminya.
b. Sampai saat ini kasus ini sudah tidak lagi membayang-bayangi ketiga mahasiswa
tersebut dan semoga tidak terulang ke Perguruan Tinggi lainnya
2. Kasus kedua Model Sharma
Juli 2014 silam, ratusan penduduk Desa Harapan dan Desa Pasi-Pasi, Kecamatan
Malili, Kabupaten Luwu Timur, melakukan protes terhadap PT Vale Indonesia yang
diduga telah mencemari lingkungan dengan tumpahan minyak di Laut Lampia. Bahkan,
beberapa pekan lalu, warga menutup Pelabuhan Mangkasa Point, tempat pembongkaran
minyak.
Muzakkir, salah seorang warga Desa Harapan, mengatakan pendapatan mereka
sebagai nelayan menurun drastis setelah laut tempat mereka menangkap ikan tercemari
tumpahan minyak. Warga kemudian menuntut manajemen PT Vale Indonesia
bertanggung jawab.
"Lingkungan dan sumber pencarian kami tercemari. Kalau begini terus, bagaimana
kami bisa menghidupi keluarga? Kami menuntut manajemen PT Vale Indonesia dan
Pemerintah Kabupaten Luwu Timur bertanggung jawab," kata Mudzakkir, Ahad, 10
Agustus 2014.
Dia bercerita, bukti telah terjadinya pencemaran lingkungan terlihat dari kerusakan
pantai akibat munculnya bau minyak, residu berwarna gelap yang terhampar, dan
gumpalan tar yang menghitam akibat penumpukan minyak di pantai. "Juga kerusakan
biologis laut akibat terpapar limbah minyak," ujarnya. Syafaruddin, kepala Desa Lampia,
menerima laporan saat tumpahan terjadi, langsung menyusuri garis pantai. Dia mendapati
genangan gelombang berwarna hitam pekat. Alat tangkap nelayan rusak. “Dari Mangkasa
Point saya sampai ke Bulu Poloe yang jaraknya sekitar 10 kilometer. Saya masih
menjumpai tumpahan oli itu.”
Oli tertempel di pukat begitu kental. Berbeda dengan yang biasa ditemui ketika
mengganti oli motor. Ternyata, oli itu tumpahan dari kapal tangker ketika dipindahkan
menuju kilang PT Vale–perusahaan penambang nikel di Sorowako. Di pesisir Lampia, PT
Vale membangun dua buah tangki HSFO berkapasitas 21 juta liter dan satu tangki solar
kapasitas 5 juta liter, dinamakan Mangkasa Point. Pengisian tangki dilakukan beberapa kali
setiap pekan. Kapal-kapal tangker dengan muatan penuh HSFO dan solar merapat ke
dermaga itu.
Masyarakat Lampia mencatat, tumpahan oli jenis HSFO dari PT Vale terjadi beberapa
kali. Pertama kali 2009, kapal tangker yang bersandar di Mangkasa Point meluberkan
cairan oli ke laut. Saat itu tak ada riak, masyarakat cepat diberikan kompensasi sekitar Rp70
juta akibat kerugian yang diderita. Tahun 2012, kembali diredam dengan kompensasi. Lalu,
awal 18 Juli 2014, tumpahan ketiga terjadi. Ia cukup berdampak, karena daya jangkau
sampai ke desa tetangga Pongkeru. Para nelayan ini telah menghubungi
Atas dasar itulah, masyarakat di Desa Lampia unjuk rasa di jalur masuk Mangkasa
Point. Mereka menutup akses kendaraan dengan menumbangkan dua pohon. Dengan
argumen yang kuat yaitu berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 109
tahun 2006 tentang penanganan tumpahan minyak. Mereka menegaskan, minyak tumpah
ke laut tak boleh diabaikan, karena akan berdampak pada biota dan ekosistem laut.
Dalam aksi ini masyarakat bersatu untuk bermalam disana selama beberapa hari dengan
cara mendirikan tenda serta mengumpulkan dana demi memenuhi kebutuhan mereka
selama beberapa hari aksi di tempat tersebut. Namun ada juga masyarakat lainnya yang
tidak ikut serta dalam aksi ini membantu masyarakat yang ikut aksi dengan memberikan
makanan dan minuman selama mereka melakukan aksi di jalur masuk Mangkasa Point.
Nico Kanter, Presiden Direktur PT. Vale Indonesia, dalam klaim tertulis hanya mengimbau
penyampaian pendapat dan aspirasi di muka umum sesuai koridor hukum dan tidak anarkis.
Perusahaan selalu membuka pintu dialog untuk membahas solusi terbaik. Termasuk dengan
pembentukan tim ahli yang ditunjuk pemda.
Atas aksi masyarakat tersebut maka tumpahan minyak yang tersebar telah diupayakan
menggunakan sistem dispersant (penyemprotan) oleh Vale untuk memecah minyak
menjadi ukuran lebih kecil dan PT Vale siap mengganti kerugian para nelayan selama ini.
Hingga saat ini tidak ada lagi kasus yang terjadi pada tahun 2014 yang lalu kini telah
aman dan tidak merugikan nelayan kembali karena sudah ada sistem dispersant yang
dilakukan oleh PT Vale Indonesia.

Berdasarkan kasus tersebut, analisis langkah pengadvokasian teori Sharma adalah sebagai
berikut :
1. Tujuan advokasi
Adapun tujuan dari kasus tersebut adalah
a. PT Vale Indonesia dapat bertanggung jawab atas kerugian para nelayan berupa
pencemaran minyak di laut lampia.
b. Laut Lampia tidak lagi tercemar minyak dari PT Vale Indonesia sehingga tidak
merusak biota dan ekosistem laut.
2. Berdasarkan data dan infomasi
a. Tumpahan oli jenis HSFO dari PT Vale terjadi beberapa kali;
 Pertama kali 2009, kapal tangker yang bersandar di Mangkasa Point
meluberkan cairan oli ke laut. Saat itu tak ada riak, masyarakat cepat diberikan
kompensasi sekitar Rp70 juta akibat kerugian yang diderita.
 Tahun 2012, kembali diredam dengan kompensasi.
 Lalu, awal 18 Juli 2014, tumpahan ketiga terjadi. Ia cukup berdampak, karena
daya jangkau sampai ke desa tetangga Pongkeru.
b. Kemudian diperkuat adanya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 109
tahun 2006 tentang penanganan tumpahan minyak.
3. Mengidentifikasi audiens
a. Syafaruddin, selaku Kepala Desa Lampia
b. President Direktur PT Vale Indonesia; Nico Canter
4. Pesan
a. Meminta kepada pihak PT. Vale Indonesia untuk segera bertanggung jawab atas
kerugian nelayan karena terjadinya pencemaran biota di laut Lampia
b. Laut merupakan salah satu ciptaan Tuhan yang tidak bisa seenaknya dirusak oleh
tangan-tangan manusia karena didalamnya ada biota laut dan ekosistem yang juga
merupakan makhluk hidup.
5. Membangun koalisi

Membangun koalisi dengan cara mengumpulkan para Nelayan Laut Lampia yang satu
tujuan dan sepemikiran untuk melakukan aksi

6. Membuat presentasi persuasif


a. Meyakinkan PT. Vale Indonesia dengan memperlihatkan bukti-bukti kerusakan
yang terjadi di Laut Lampia
c. Menyampaikan hukum yang jelas tentang Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 109 tahun 2006 tentang penanganan tumpahan minyak
7. Dana
Dalam melakukan aksi di jalur masuk Mangkasa Point, masyarakat sembari
mengumpulkan uang demi memenuhi kebutuhan mereka selama beberapa hari aksi di
tempat tersebut.
8. Mengevaluasi
Kasus tersebut telah ditangani oleh PT. Vale Indonesia secara perlahan. Para nelayan
kini kembali beraktivitas seperti semula tanpa dibayang-bayangi pencemaran minyak
yang dapat merugikan mereka.

REFERENSI
Tempo.com. dilansir pada tanggal 28 September 2018
MONGABAY, Situs Berita Lingkungan. dilansir pada tanggal 28 September 2018
Makassar.Tribunnews.com. dilansir pada tanggal 28 September 2018
Kabar-Makassar.com. dilansir pada tanggal 28 September 2018
News.rakyatku.com. dilansir pada tanggal 28 September 2018

Anda mungkin juga menyukai