Makalah Pka
Makalah Pka
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VI
Penyusun
DAFTAR ISI
I. BAB I
Pendahuluan …………………………………………………………...............
1.1 Latar Belakang …………………………………………………….........
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………
1.3 Tujuan ……………………………………………………………..........
II. BAB II
Pembahasan …………………………………………………………...............
2.1 Kontribusi jepang dibidang pendidikan………………………………...
2.2 Kontribusi jepang dibidang kebudayaan………………………………..
PENDAHULUAN
Jepang adalah salah satu negara di kawasan Asia Timur yang berhasil
menyebarkan kebudayaannya ke berbagai negara. Sepanjang sejarahnya, Jepang
telah menyerap banyak gagasan dari negara-negara lain termasuk strategi militer,
teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan kebudayaan. Jepang telah
mengembangkan masukan-masukan dari luar tersebut. Bahkan gaya hidup orang
Jepang dewasa ini merupakan perpaduan budaya tradisional di bawah pengaruh Asia
dan budaya modern Barat yang masuk setelah restorasi meiji. Namun terlepas dari
semua hal di atas, Jepang tetap mempertahankan dan melestarikan kebudayaan
aslinya. Kebudayaan Jepang dewasa ini sangat beragam. Karena itulah tidak
mengherankan ketika terlihat kuil-kuil kuno tegak berdampingan dengan gedung-
gedung pencakar langit. Inilah kebudayaan Jepang saat ini sebagai gabungan yang
mengagumkan antara kebudayaan lama dan kuno, antara Timur dan Barat. Seiring
dengan kemajuan media informasi, informasi dengan mudah mengalir masuk dan
hal-hal baru pun dengan cepat tersebar luas di Jepang. Namun kebudayaan
tradisional seperti festival tradisional dan gaya hidup yang sudah berakar di setiap
daerah masih tetap melekat sebagai ciri khas daerah tersebut.
Selama dua dekade terakhir, produk-produk budaya pop Jepang telah diekspor,
diperdagangkan dan dikonsumsi besar-besaran secara global. Berbagai jenis dari
produk-produk ini sangat mudah didapat di pasaran. Menurut Hidetoshi Kato, istilah
budaya populer Jepang lebih tepat disebut sebagai taishuu bunka atau budaya massa.
Selain itu budaya pop juga erat dengan istilah minshuu bunka (budaya rakyat) dan
minzoku bunka (budaya bangsa). Namun kedua istilah terakhir menurut Kato
kurangtepat untuk menggambarkan budaya populer.Teori ini juga diungkapkan oleh
John Storey, yang mendefinisikan budaya pop sebagai budaya massa.
1.2 Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami kontribusi jepang dibidang
pendidikan.
2. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami kontribusi jepang dibidang
kebudayaan.
BAB II
PEMBAHASAN
Pola seperti ini mulai dihilangkan oleh pemerintah Jepang. Rakyat dari lapisan
manapun berhak untuk mengenyam pendidikan formal. Jepang juga menerapkan
jenjang pendidikan formal seperti di negaranya yaitu: SD 6 tahun, SMP 3 tahun dan
SMA 3 tahun. Sistem ini masih diterapkan oleh pemerintah Indonesia sampai saat ini
sebagai satu bentuk warisan Jepang.
Kaum muda diharapkan dapat mempokan doktrin Asia Timur Raya, sehingga
golongan muda diberikan pendidikan oleh Jepang pada masa pendudukannya di
Indonesia. Dengan berbagai cara Jepang mengambil hati rakyat Indonesia melalui
pendidikan. Selain menggunakan bahasa Jepang dalam pengantar pelajaran Jepang
tidak mengabaikan bahasa Indonesia dengan mengadakan komisi penyempurnaan
bahasa Indonesia. Selain itu Jepang memeberikan wadah olahraga untuk semua
kalangan rakyat Indonesia.
Usaha Lain yang dilakukan Jepang dalam pendidikan di Indonesia ini adalah
memperhatikan penyempurnakan bahasa Indonesia yang tidak berkembang pada
masa pemerintahan Belanda. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian rakyat
Indonesia. Untuk penyempurnaan bahasa Indonesia ini, Jepang membentuk
Indonesia Goseibi Iinkai yaitu komisi untuk penyempurnakan bahasa Indonesia.
Komisi ini bertempat di gedung perpustakaan Islam di Tanah Abang Bukut, Jakarta.
Komisi ini memiliki pimpinan harian yaitu Ichiki, Mr Rd. Soewandi dan St. Takdir
Alisyahbana. Untuk mendekati para pemuda selain pendidikan formal dilakukan pula
melalui bidang olahraga. Pada tanggal 21 Agustus 1943 Jepang mempersatukan
perkumpulan olahraga tersebut dalam wadah yaitu perkumpulan olahraga Jawa.
Badan beranggotakan dari berbagai kalangan rakyat Indonesia, dari pegawai kantor
sampai murid-murid sekolah.
Sekolah rakyat yang ada pada masa pendudukan Jepang di Indonesia contohnya
H.I.S Djagamonjet, H.I.S Oastenweg, H.I.S Baloelweg-Djatinegara. Sekolah
menengah pertama seperti Sekolah Menengah Pertama I di prapatan 10, Sekolah
Menengah Pewrtama II di Gambir Wetan 2, Sekolah Menengah Pertama III di Jalan
Reynstaa (Manggarai). Selain itu ada pula Sekolah Menengah Tinggi di Menteng 10.
Ada pula sekolah Tabib Jakarta dan sekolah Tinggi Hukum Jakarta dan bagi kaum
wanita didirikan Sekolah Kepandaian Poetri Wakaba. Mungkin hampir 90% sekolah
menengah yang didirikan Belanda dihapuskan oleh Jepang. Karena Jepang ingin
menghapuskan rakyat Indonesia dari pengaruh Barat. Jepang ingin mengenalkan
Asia Raya di bawah pimpinan Jepang.
Sejak pendudukan Jepang, tradisi kerja bakti secara massal melalui kinrohosi/
tradisi kebaktian di dalam masyarakat Indonesia juga berkembang. Adanya tradisi
kebaktian, kerja keras dan ulet dalam mengerjakan tugas. Nilai tradisi Jepang dan
kemiliterannya melalui semangat Bushido (semangat ksatria Jepang akan dapat Anda
ketahui dari analisa aspek militer). Secara garis besar, dampak/pengaruh Jepang
terhadap Budaya Indonesia pada masa penjajahan adalah sebagai berikut:
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
http://setabasri01.blogspot.com/2012/04/pengaruh-barat-di-indonesia.html
http://belajar.kemdiknas.go.id/index3.php?display=view&mod=script&cmd=Bahan
%20Belajar/Modul%20Online/SMP/view&id=116&uniq=1108
http://budisma.web.id/materi/sma/sejarah-kelas-xi/dampak-pendudukan-jepang-di-
indonesia/
http://amirdapir.blogspot.com/2012/08/masa-pendudukan-jepang-di-indonesia.html