F DENGAN DIAGNOSA
DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER (DHF) DI RUANG
ANTURIUM RSD dr. SOEBANDI JEMBER
oleh:
Lidatu Nara Shiela, S.Kep
NIM. 122311101048
(..............................................) (............................................)
NIP. NIM
Pembimbing Akademik ,
(............................................)
NIP.
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL DAN BEDAH
I. Identitas Klien
Nama : Tn. F.P. No. RM : 1470xx
Umur : 24 tahun Pekerjaan : Mahasiswa
Jenis Kelamin : Laki-laki Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam Tanggal MRS : 21 November 2016
Pendidikan : SMA Tanggal Pengkajian : 22 November 2016
Alamat : Panti, Jember Sumber Informasi : Pasien dan Keluarga
Genogram:
Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
: Meninggal
: Menikah
: Pasien
III. Pengkajian Keperawatan
1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
Sebelum MRS:
Pasien dan keluarga memperhatikan kondisi kesehatannya. Apabila merasa
sakit, pasien memeriksakan kondisinya ke dokter. Pasien menggunakan
obat-obatan yang telah diresepkan oleh dokter dan terkadang pasien dan
keluarga membeli obat di apotik.
Setelah MRS:
Pasien sekarang menyadari keadaannya saat ini dan sekarang lebih
menghargai kondisi kesehatannya. Pasien akan lebih menjaga kesehatan
dengan mengatur pola makan dan istirahat dengan lebih baik dan tidak
memforsir tenaga secara berlebihan. Pasien memiliki keyakinan bahwa
setelah sembuh akan meningkatkan kehati-hatian agar lebih dapat menjaga
kondisi kesehatannya. Menurut pasien sakit merupakan sesuatu yang dapat
mengganggu segala kegiatan dalam hidup dan kejadian yang dialami
pasien ini merupakan kehendak Tuhan Yang Maha Esa.
2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD) (saat sebelum sakit dan saat di rumah
sakit)
- Antropometeri
BB 68 kg
Tinggi badan 170 cm
BMI = BB/TB2= 68/1,72 = 23,5
Keterangan : Kurus : <18 ; Normal:18-25 ; Kegemukan: 25-27;
Obesitas :>27.
Interpretasi: pasien termasuk kategori Normal
- Biomedical sign :
Tanda biomedis yang dapat dilihat pada pasien adalah dilakukan
pemeriksaan penunjang yaitu:
Hemoglobin 12 gr/dL
Lekosit 7 109/L
Hematokrit 37 %
Trombosit 169 109/L
OT/PT 1325/1266
Bil. Direct 1,05 mg/dL
Bilirubin total 1,24 mg/dL
Sal. Typhi O (-)
Sal. Typhi H (+) 1/160
Paratiphi A (+) 1/160
Paratiphi B (+) 1/160
- Clinical Sign :
Kulit lembab, CRT <2 detik, sklera ikterik (+), konjungtiva anemis
(+), nyeri ulu hati, tidak ada distensi kandung kemih, rambut tidak
rontok dan tebal, rambut berwarna hitam, tidak ada edema, ada
sesak, mual, nafsu makan menurun, tampak nyeri, nyeri perut
kanan atas hilang tmbul.
4. Pola aktivitas & latihan (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Pasien merupakan seorang mahasiswa di salah satu Universitas swasta
yang ada di Jember. Pasien kesehariannya kuliah sesuai dengan jadwal
perkuliahan yang ada. Selain kuliah pasien juga aktif di organisasi dan
ektrakurikuler yang ada di kampus. Pada hari libur atau akhir pekan
biasanya pasien mengisi waktunya untuk mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler yang ada dikampus, pasien mengikuti beberapa
ekstrakurikuler di bidang olahraga.
c.1. Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi / ROM √
Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu petugas
atau keluarga, 3: dibantu alat, 4: mandiri
5. Pola tidur & istirahat (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Sebelum MRS:
Pasien dapat istirahat dan tidur dengan nyenyak. Dalam sehari pasien
dapat tidur kurang lebih selama 6 jam. Terkadang pasien terbangun di
malam hari karena dan terkadang baru dapat tertidur setelah larut malam.
Pasien merasa segar saat bangun tidur.
Setelah MRS:
Pasien mengatakan dapat tidur dengan nyenyak. Kadang pasien terbangun
tetapi dapat tidur kembali. Pasien bangun dengan perasaan lebih segar dan
tidak terasa pegal-pegal
Fungsi dan keadaan indera : fungsi indera pasien dapat berfungsi dengan
baik.
Harga diri :
Pasien ingin segera dapat sembuh dan dapat kembali pulang sehingga
dapat melakukan aktivitas seperti sebelumnya. Pasien merasa tidak enak
karena harus bergantung kepada keluarga untuk tetap menemani selama di
Rumah Sakit. Pasien juga merasa tidak betah berdiam diri karena biasanya
aktif disetaiap kegiatan yang ada dikampus.
Ideal Diri :
Pasien merasa sehat apabila sudah dapat pulang dan dapat melakukan
aktivitas sehari-harinya seperti sebelumnya
Peran Diri :
Pasien merupakan seorang anak dan mahasiswa yang memiliki tanggung
jawab terhadap keluarga dan institusi pendidikannya. Tanggung jawab
sebagai anak sebagaimana mestinya yakni menjalankan pendidikan dengan
baik dan sungguh-sungguh atas jerih payah orang tua dan selain itu
sebagai anak membantu untuk meringankan pekerjaan orang tua yang bisa
kita bantu. Sebagai seorang mahasiswa bertanggung jawab untuk
mengenyam pendidikan dengan sebaik-baiknya.
Interpretasi :
tidak ada masalah terhadap pola persepsi diri
Fungsi reproduksi:
Pasien mengatakan pasien belum berkeluarga sehingga pasien belum dapat
menjalankan fungsi reproduksinya.
Setelah MRS:
Pasien merasa tidak bisa menjalankan perannya secara optimal. Pasien
yang memiliki peran sebagai seorang anak menjadi tidak bisa berjalan
secara optimal dan hubungan pasien dengan keluarga dan teman juga
menjadi terbatas tidak seperti sebelumnya.
Setelah MRS:
Pasien memiliki sistem koping stress yang baik dimana pasien tidak
merasa gelisah dengan hospitalisasinya saat ini dan memiliki keyakinan
bahwa akan mendapatkan kesembuhan dan dapat segera pulang.
Setelah MRS:
Pasien beragama islam. Pasien merasa setelah berada di Rumah Sakit
pasien kurang mampu menjalankan ibadah shalatnya secara optimal
seperti biasanya. Pasien juga tidak dapat menjalankan ibadah pengajian
rutin yang biasanya diikuti.
2. Mata
Inspeksi: pupil isokor 3mm/3mm, reflek cahaya +/+, sklera ikterik (-),
konjungtiva anemis (+), bulu mata rata dan hitam
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
3. Telinga
Inspeksi : bentuk telinga simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak ada
edema, dan tidak ada perdarahan (otorea)
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada telinga
4. Hidung
Inspeksi : hidung bersih, tidak ada benjolan, tidak ada pernapasan cuping
hidung, tidak ada sekret, tidak ada massa, tidak ada perdarahan (rinorea),
tidak ada fraktur nasal, tidak ada krepitasi.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
5. Mulut
Inspeksi : mukosa bibir lembab, gigi kekuningan dan tidak ada bau mulut
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
6. Leher
Inspeksi : bentuk leher simetris, tidak ada benjolan, tidak ada jejas, tidak
ada distensi vena jugularis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
7. Dada
Paru-paru
Inspeksi : dada simetris, RR 26x/menit, tidak tampak jejas, tidak tampak
batuk
Palpasi : tidak teraba benjolan atau massa
Perkusi : suara paru sonor
Auskultasi : bunyi napas vesikuler, irama teratur, tidak ada wheezing
Jantung
Inspeksi : dada simetris, tidak tampak jejas
Palpasi : tidak teraba benjolan atau massa
Perkusi : pekak
Auskultasi : suara jantung S1 S2 tunggal, tidak ada suara jantung
tambahan, tekanan darah = 120/70 mmHg
8. Abdomen
Inspeksi: bentuk abdomen simetris, flat, tidak ada luka/jejas, tidak tampak
benjolan abnormal
Palpasi: ada nyeri tekan pada perut kanan atas
Perkusi: tidak ada pembesaran hepar
Auskultasi : Bising usus (+)
9. Urogenital
Inspeksi: BAK spontan
Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran bladder
10. Ekstremitas
Inspeksi : tidak tampak luka/jejas, tidak tampak deformitas, tangan kanan
terpasang infus line.
Palpasi : Tidak ada nyeri, tidak ada deformitas
Kekuatan otot
555 555
555 555
DO:
Nyeri perut skala 4 dengan NRS
Tekanan Darah : 120/70 mm/Hg
Nadi : 88 X/mnt
RR : 26 X/mnt
Suhu : 37,3 oC
DO:
Pasien hanya mampu
menghabiskan ½ porsi makan
Pasien tampak mual
Pasien tampak lemah
3. DS: Hipertermi Ketidakefektifan
Pasien mengatakan, “sesak saat pola nafas
napas” Peningkatan
Pasien mengatakan, “dada terasa metabolisme
tidak nyaman”
Kompensasi
DO: pernafasan
Tekanan Darah : 120/70 mm/Hg meningkat
Nadi : 88 X/mnt
RR : 26 X/mnt Peningkatan RR
Suhu : 37,3 oC
Pasien tampak menggunakan Rasa sesak
otot bantu pernapasan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Daftar Diagnosa Keperawatan (sesuai prioritas):
No Diagnosa Tanggal Tanggal Keterangan
perumusan pencapaian
1. Nyeri akut berhubungan 22 November 24 November
rasa tidak nyaman 2016 2016
diabdomen
2. Mual berhubungan 22 November 23 November
dengan proses inflamasi 2016 2016
3. Ketidakefektifan pola 22 November 23 November
nafas berhubungan 2016 2016
dengan peningkatan
status pernafasan
PERENCANAAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
KRITERIA HASIL
1. Nyeri akut NOC:
berhubungan 1. Tingkat nyeri 1. Lakukan pengkajian
dengan agen 2. kontrol Nyeri nyeri secara
cedera fisik 3. tingkat kenyamanan komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik,
Setelah dilakukan durasi, frekuensi,
asuhan keperawatan kualitas dan faktor
selama 3x24 jam, nyeri presipitasi
bekurang atau hilang 2. Observasi reaksi non-
dengan kriteria hasil: verbal dari
1. Mampu mengontrol ketidaknyamanan
nyeri 3. observasi tanda-tanda
2. Melaporkan bahwa vital
nyeri berkurang 4. Gunakan teknik
dengan komunikasi terapeutik
menggunakan untuk mengetahui
manajemen nyeri . pengalaman nyeri pasien
3. Mampu mengenali 5. Kontrol lingkungan yang
nyeri (skala, dapat mempengaruhi
intensitas, frekuensi nyeri seperti suhu
dan tanda nyeri) ruangan, pencahayaan,
4. Menyatakan rasa dan kebisingan
nyaman setelah 6. Ajarkan teknik non-
nyeri berkurang farmakologi untuk
5. Tanda vital dalam mengatasi nyeri
rentang normal 7. Kolaborasi pemberian
analgetik
2. Mual NOC 1. Observasi tanda tanda
berhubungan 1. K nonverbal dari
dengan proses ontrol mual dan ketidaknyamanan
inflamasi muntah 2. Berikan posisi sesuai
2. N
dengan kenyamanan
afsu makan
pasien
Setelah dilakukan 3. Dorong pola makan
asuhan keperawatan dengan porsi sedikit
2x24 jam, mual tetapi sesuai dengan
berkurang atau hilang minat pasien
dengan kriteria hasil: 4. Kolaborasikan
1. Rasa mual pemberian antiemetik
berkurang
2. Peningkatan nafsu
makan
3. Asupakan makan
meningkat
3. Ketidakefektifan NOC: 1. Observasit anda-tanda
pola nafas 1. Status pernafasan vital
berhubungan 2. Observasi penggunaan
dengan Setelah dilakukan otot bantu pernafasan
peningkatan asuhan keperawatan 3. Observasi respon non-
status 2x24 jam, status verbal
pernafasan pernafasan membaik 4. Monitor status
dengan kriteria hasil: pernafasan dan
1. Sesak berkurang oksigenasi
atau hilang 5. Posisikan pasien untuk
2. Tidak ada memaksimalkan
penggunaan otot ventilasi
bantu pernafasan 6. Kolaborasi pemberian
3. RR dalam batas oksigen jika
normal dibutuhkan
CATATAN PERKEMBANGAN
P: intervensi dilanjutkan
DIAGNOSA: Mual
WAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI
22 1. melakukan observasi JAM:
November tanda tanda nonverbal dari 14.00
2016 ketidaknyamanan S:
2. memberikan posisi sesuai Pasien mengatakan, “rasa mual
09.00 mulai berkurang”
dengan kenyamanan
pasien O:
3. memberikan motivasi Pasien mampu menghabiskan
untuk pola makan dengan ¾ porsi makan
porsi sedikit tetapi sesuai
dengan minat pasien A: masalah teratasi sebagian
4. memberikan injeksi IV
ondansetron P: intervesi dilanjutkan
DIAGNOSA: Ketidakefektifan pola nafas
WAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI
22 JAM:
November 1. melakukan Observasit tanda- 14.00
2016 tanda vital S:
2. melakukan Observasi Pasien mengatakan,
09.00 penggunaan otot bantu “sesak mulai berkurang
pernafasan
3. melakukan Observasi respon O:
non-verbal Tekanan Darah : 120/80
4. melakukan Monitor status mm/Hg
pernafasan dan oksigenasi Nadi : 84 X/mnt
5. memberikan Posisi RR : 21X/mnt
semifowler pada pasien untuk Suhu : 36,5 oC
memaksimalkan ventilasi Tidak ada penggunaan
6. memberikan oksigen dengan otot bantu pernafasan
nasal kanul 2lpm
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
DIAGNOSA: Mual
WAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI
23 1. melakukan observasi JAM:
November tanda tanda nonverbal dari 14.00
2016 ketidaknyamanan S:
2. memberikan posisi sesuai Pasien mengatakan, “sudah
09.00 tidak merasa mual”
dengan kenyamanan
pasien O:
3. memberikan motivasi Pasien mampu menghabiskan 1
untuk pola makan dengan porsi makan
porsi sedikit tetapi sesuai
dengan minat pasien A: masalah teratasi
4. memberikan injeksi IV
ondansetron P: intervesi dihentikan