Oleh :
Tingkat : IB
No. Absen : 03
NIM : 161397
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,saya
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Ayu Widya
BAB I
PENDAHULUAN
Kemajuan di bidang teknologi belakangan ini memang berkembang sangat pesat, banyak
penemuan baru tentang biologi molukular, di antaranya yaitu adanya sistem kloning. Sistem
kloning itu sendiri merupakan suatu proses menghasilkan individu-individu dari jenis yang sama
yang identik secara genetik. Pada hewan atau tumbuhan tertentu pengkloningan terbentuk secara
alami yaitu kebiasaan proses hewan atau tumbuhan bereproduksi aseksual. Sedangkan dalam
bioteknologi, kloning merujuk pada berbagai usaha yang dilakukan manusia untuk menghasilkan
salinan berkas DNA atau gen, sel, atau organisme.
Telah diketahui pula bahwa makhluk hidup menggunakan DNA dan RNA untuk
menyimpan dan mentransfer informasi genetiknya, karena setiap makhluk hidup menggunakan
kode genetik yang sama untuk membuat proteinnya. Hal seperti inilah yang memunculkan para
peneliti untuk berpikir bisa atau tidak menciptakan materi gen ini dimanipulasi sedemikian rupa
agar bisa didapatkan DNA dan RNA yang sifat genetikanya sesuai dengan yang kita inginkan.
Lalu bagaimanakah Islam memandang masalah kloning ini.
Dalam makalah ini akan dijelaskan secara singkat berkaitan hukum kloning, apa saja
landasan hukum yang dipakai, bagaimana pendapat para pemuka agama tentang kloning, dan
bagaimana menganalisanya tentang hukum tersebut.
PEMBAHASAN
Belakangan ini telah berkembang satu teknologi baru yang mampu memduplikasi
makhluk hidup dengan sama persis, teknologi ini dikenal dengan nama teknologi kloning.
Kloning adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama dengan
induknya pada makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan, maupun manusia.
Kloning telah berhasil dilakukan pada tanaman sebagaimana pada hewan belakangan ini,
kendatipun belum berhasil dilakukan pada manusia. Tujuan kloning pada tanaman dan
hewan pada dasarnya adalah untuk memperbaiki kualitas tanaman dan hewan, mening-
katkan produktivitasnya, dan mencari obat alami bagi banyak penyakit manusia –
terutama penyakit-penyakit kronis– guna menggantikan obat-obatan kimiawi yang dapat
menimbulkan efek samping terhadap kesehatan manusia.
Adapun kloning manusia adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik
yang sama dengan induknya yang berupa manusia. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
mengambil sel tubuh (sel somatik) dari tubuh manusia, kemudian diambil inti selnya
(nukleusnya), dan selanjutnya ditanamkan pada sel telur (ovum) wanita –yang telah
dihilangkan inti selnya– dengan suatu metode yang mirip dengan proses pembuahan atau
inseminasi buatan. Dengan metode semacam itu, kloning manusia dilaksanakan dengan
cara mengambil inti sel dari tubuh seseorang, lalu dimasukkan ke dalam sel telur yang
diambil dari seorang perempuan. Lalu dengan bantuan cairan kimiawi khusus dan kejutan
arus listrik, inti sel digabungkan dengan sel telur. Setelah proses penggabungan ini
terjadi, sel telur yang telah bercampur dengan inti sel tersebut ditransfer ke dalam rahim
seorang perempuan, agar dapat memperbanyak diri, berkembang, berdiferensiasi, dan
berubah menjadi janin sempurna. Setelah itu keturunan yang dihasilkan dapat dilahirkan
secara alami. Keturunan ini akan berkode genetik sama dengan induknya, yakni orang
yang menjadi sumber inti sel tubuh yang telah ditanamkan pada sel telur perempuan.
Namun demikian ada satu hikmah penting dengan adanya inovasi baru tentang
teknologi kloning ini. Prestasi ilmu pengetahuan yang telah sampai pada penemuan
proses kloning ini, sesungguhnya telah menyingkapkan sebuah hukum alam yang
ditetapkan Allah Swt. pada sel-sel tubuh manusia dan hewan, karena proses kloning telah
menyingkap fakta bahwa pada sel tubuh manusia dan hewan terdapat potensi
menghasilkan keturunan, jika inti sel tubuh tersebut ditanamkan pada sel telur perempuan
yang telah dihilangkan inti selnya. Jadi, sifat inti sel tubuh itu tak ubahnya seperti sel
sperma laki-laki yang dapat membuahi sel telur perempuan. Wallahu a’lam bisshowab.
Pertama, anak-anak produk proses kloning dihasilkan melalui cara yang tidak
alami (percampuran antara sel sperma dan sel telur). Padahal, cara alami inilah yang telah
ditetapkan oleh syariat sebagai sunatullah menghasilkan anak-anak dan keturunannya.
Allah SWT berfirman:
ْ ي ِّمن ن
طفَة َيك أَلَ ْم ِّ ( ي ْمنَى َّمن٣٧) س َّوى فَ َخلَقَ َعلَقَة َكانَ ث َّم
َ َ( ف٣٨)
“Bukankah dia dahulu setetes mani yag ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani
itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya dan menyempurnakannya. Lalu
Allah menjadikan daripadanya sepasang laki-laki dan perempuan.” (QS al-Qiyâmah, 75:
37-38).
.
َعارفوا قَبائ َل َو شعوبا َج َع ْلناك ْم َو أ ْنثى َو ذَكَر م ْن َخلَ ْقناك ْم إنَّا النَّاس أَيُّ َها يا
َ َللا ع ْندَ أ َ ْك َر َمك ْم إ َّن لت
َّ َللاَ إ َّن أَتْقاك ْم
َّ َعليم
خَبير
”Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS al-Hujurât, 49: 13)
سط ه َو آلبَائه ْم ادْعوه ْم َ َللا عندَ أ َ ْق َ طأْتم في َما جنَاح َعلَيْك ْم َولَي
َّ ْس َو َم َواليك ْم الدِّين في فَإ ْخ َوانك ْم آبَاءه ْم ت َ ْعلَموا لَّ ْم فَإن َ أ َ ْخ
ت َّما َو َلكن به
ْ ََللا َو َكانَ قلوبك ْم تَ َع َّمدَّ َّرحيما غَفورا
Pengharaman ini hanya berlaku untuk kasus kloning pada manusia a.n. sich.
Kloning bagi hewan dan tumbuhan, apalagi bertujuan untuk mencari obat, justru
dibolehkan bahkan disunahkan. Ini dapat dilihat dari dua hadis di bawah ini,
“Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla setiap kali menciptakan penyakit, Dia menciptakan
pula obatnya. Maka berobatlah kalian!.” (H.R. Imam Ahmad) Imam Abu Dawud dan
Ibnu Majah meriwayatkan dari Usamah bin Syuraik r.a. yang berkata, “Aku pernah
bersama Nabi, lalu datanglah orang-orang Arab Badui. Mereka berkata, ‘Wahai
Rasulullah, bolehkah kami berobat?’ Maka Nabi saw. menjawab, “Ya. Hai hamba-hamba
Allah, berobatlah kalian sebab sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidaklah menciptakan
penyakit kecuali menciptakan pula obat baginya….” Maka, berdasarkan nash (teks) ini
diperbolehkan memanfaatkan proses kloning untuk memperbaiki kualitas tanaman dan
hewan untuk mempertinggi produktivitasnya.
Penemuan kloning ini adalah Alkitabiah, sebab ribuan tahun sebelum Masehi,
masalah nyawa makhluk berada didarahnya sudah disebut-sebut.
Im. 17 : 10 – 11.
Setiap orang dari bangsa Israel dan dari orang asing yang tinggal di tengah-tengah
mereka, yang makan darah apapun juga , Aku sendiri akan menentang dia dan
melenyapkan dia dari tengah-tengah bangsanya. Karena nyawa makhluk ada didalam
darahnya dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu diatas mezbah untuk
mengadakan pendamaian bagi nyawamu,karena darah mengadakan pendamaian dengan
perantaraan nyawa.
Disini kita mulai mengerti,mengapa roti yang kita makan dan anggur yang kita
minum itu, harus berubah lebih dahulu menjadi daging dan darah Yesus, sebab makan
daging dan minum darah Yesus itu adalah merupakan janji Allah kepada manusia.
Dan darah Yesus itu adalah Kudus, jadi tidak layak kalau dicampur dengan darah
binatang lain yang kotor.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
2. Agama kristen menyatakan bahwa kloning tidak diperbolehkan, karena hal itu sama saja
dengan memakan darah sesama, kita manusia tidak boleh makan darah makhluk apapun
juga,sebab Allah telah menyediakan darahNya sendiri diatas mezbah, berarti Allah telah
menyediakan darah Anak Domba Allah diatas mezbah,yaitu tubuh kita, sebagai kemah
hidup.
3. Agama katolik menyatakan bahwa kloning tidak boleh dilakukan karena seluruh
penciptaan diciptakan menutut gambaran Allah. Dan segala perbuatan yang berlawanan
dengan hal tersebut merupakan perbuatan yang keji.