Anda di halaman 1dari 11

Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016

Perbandingan persalinan seksio sesarea dan pervaginam

pada wanita hamil dengan obesitas

Adelia S. Ekwendi
1

2
Maya E. Mewengkang
2
Frank MM Wagey
1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

RSUP Prof. Dr. RD Kandou Manado


Email: adeliaekwendi12224@gmail.com

Abstrak: Obesitas merupakan masalah di seluruh dunia dan umumnya ditemukan di kalangan wanita. di
wilayah Asia Tenggara. Obesitas pada wanita hamil meningkatkan risiko komplikasi terkait dengan
peningkatan kejadian operasi caesar dan penurunan insiden persalinan pervaginam. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui perbandingan operasi caesar dan persalinan pervaginam pada wanita hamil
dengan obesitas. Ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini
menggunakan data rekam medis pasien. Sampel semua wanita hamil dengan obesitas (BMI ≥30 kg /
m2)pada akhir kehamilan yang menjalani operasi caesar dan persalinan pervaginam di Rumah Sakit Prof
Dr RD Kandou Manado dari Januari 2014 hingga Oktober 2015. Data diolah dengan menggunakan
Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah wanita hamil dengan obesitas adalah
926 dan wanita hamil yang menjalani operasi caesar adalah 50,22%. Wanita hamil dengan obesitas
pada kelompok umur lebih dari 30 tahun, status gizi obesitas II dan III, dan berat badan lebih dari 85
kg lebih sering dalam menjalani operasi sesar. Kesimpulan: Semakin tinggi BMI, berat badan, dan
usia wanita hamil, semakin tinggi risiko menjalani operasi caesar dibandingkan dengan persalinan
pervaginam.

Kata kunci: IMT, obesitas, seksio sesarea, persalinan pervaginam

: abstrakObesitas merupakan masalah yang mendunia dan paling banyak dialami oleh wanita di wilayah
Asia-Tenggara. Obesitas pada wanita hamil meningkatkan risiko komplikasi yang berkaitan dengan
peningkatan angka persalinan seksio sesarea dan penurunan kejadian persalinan pervaginam. Penelitian
ini bertujuan untuk mempelajari interaksi dengan wanita seksi dan wanita hamil dengan obesitas.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan potong lintang. Penelitian
dilakukan dengan melihat catatan rekam medis pasien. Sampel penelitian seluruh wanita hamil dengan
obesitas (IMT ≥ 30 kg / m2) pada akhir kehamilan yang menguji persalinan seksio sesarea dan
pervaginam di RSUP Prof. Dr. RD Kandou Manado dari bulan Januari 2014 hingga Oktober 2015.
Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan Microsoft unggul. Hasil penelitian menunjukkan
jumlah wanita hamil dengan obesitas 926 orang dan yang terbukti seksio sesarea sebanyak 50,22%.
Wanita hamil dengan obesitas pada kelompok umur di atas 30 tahun, status gizi obesitas II dan III, serta
kelompok berat badan lebih dari 85 kg lebih banyak menggunakan persalinan seksio sesarea.
Simpulan: Semakin tinggi IMT, berat badan, dan usia seorang wanita hamil, maka semakin tinggi
tingkat risiko persalinan seksio dibandingkan dengan pervaginam.

Kata kunci: IMT, obesitas, seksio sesarea, persalinan pervaginam

170

ang, Wagey: PERBANDINGAN persalinan seksio ...

Obesitas merupakan masalah Yang mendunia selama Satu dekade terakhir di Dan Menjadi Risiko
Terbesar Kelima Yang DAPAT menyebabkan Kematian Beroperasi global. Setiap tahun, sekitar
2,8 juta orang dewasa meninggal karena obesitas dan kelebihan berat badan. Berdasarkan data
dari WHO, pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar orang berusia lebih dari 18 tahun yang
kelebihan berat badan dan 600 juta dianggap sebagai obesitas. 1 Survei dari Kesehatan dan Gizi
Nasional Ujian di Amerika, lebih dari sepertiga wanita mengatasi obesitas, lebih dari setengah
wanita hamil kelebihan berat badan dan obesitas, dan 8% wanita pada usia reproduksi.2 Di
semua wilayah di Asia-Tenggara, obesitas paling banyak diketahui oleh wanita dibandingkan
oleh pria.1 Menurut data RISKESDAS pada tahun 2013, prevalensi obesitas tertinggi pada wanita
di Sulawesi Utara dengan persentase 19,5%.3

Obesitas pada wanita merupakan faktor risiko masalah obstetri ginekologi karena dapat
mempengaruhi fungsi reproduksi dalam berbagai aspek.4 Salah satu masalah reproduksi yang
dapat terjadi pada wanita dengan obesitas adalah masalah pada kehamilan.4,5 Obesitas pada
wanita hamil meningkatkan risiko komplikasi yang berkaitan dengan peningkatan angka
kejadian persalinan seksio sesarea.6,7 Komplikasi yang dapat terjadi adalah diabetes gestasional,
hipertensi, preeklampsi, makrosomia, dan persalinan preterm.2,8,9

PADA awalnya, persalinan pervaginam merupakan persalinan Yang Paling Banyak


diketahui Oleh 'masyarakat. Seiring perkembangan teknologi dan berbagai komplikasi dalam
kehamilan, peristiwa persalinan seksio sesarea semakin meningkat dan persalinan pervaginam
semakin meningkat.10 Sejak tahun 1985, WHO menambah jumlah persalinan seksio sesarea
tidak melebihi 10-15% dari seluruh jumlah persalinan. 11,12 Namun, angka kejadian persalinan
seksio sesarea semakin meningkat selama satu dekade
terakhir yang membuat hal ini sebagai masalah kesehatan di dunia.11

Persalinan seksio sesarea menyebab-


kan Peningkatan morbiditas dan mortalitas untuk wanita hamil.7,13 Wanita yang suka
persalinan seksio sesarea harus tinggal di rumah sakit lebih lama dan bayinya lebih banyak di
rawat di neonatal perawatan intensif dibandingkan dengan wanita yang dipertimbangkan
persalinan pervaginam.13

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Al-Kubaisy W et al. menunjukkan hubungan yang
signifikan antara indeks massa tubuh dengan risiko persalinan seksio sesarea. 6 Studi
metaanalisis-kohort yang dilakukan oleh Poobalan et al. Menampilkan 50% pada wanita dengan
IMT 30-35 kg / m2 dan angkanya menjadi dua kali lipat pada wanita dengan IMT> 35 kg / m 2
dibandingkan dengan wanita yang memiliki IMT 20-25 kg / m2.14 Penelitian yang serupa juga
dilakukan oleh Liu et al. yang menyatakan memiliki lebih dari badan normal, wanita kelebihan
berat badanobesitas ataumemiliki masalah lebih besar untuk membuktikan persalinan seksio
sesarea.15

Beberapa penelitian juga mengungkap-fakta-fakta tentang peningkatan risiko morbiditas dan


mortalitas pada wanita obesitas yang mengalami peningkatan persalinan seksio sesarea. 7
Persalinan seksio pada wanita obesitas juga terkait dengan operasi waktu, tinggal di rumah sakit,
kehilangan darah saat operasi, infeksi pasca operasi, jumlah penggunaan anestesi dan biaya
operasi.7,16

Penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang wanita seksi dan wanita pada wanita
obesitas.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan potong lintang.
Penelitian ini dilakukan di RSUP Prof. Dr. RD Kandou Manado pada bulan November 2015
hingga Desember 2015 dengan melihat catatan rekam medis pasien.

171

Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016

Sampel penelitian ini adalah tentang wanita yang mengalami obesitas pada akhirnya yang
mengalami persalinan seksio sesarea dan pervaginam di RSUP Prof. Dr. RD Kandou Manado
pada bulan Januari 2014 sampai Oktober 2015. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah
ibu hamil dengan plasenta previa, panggul ketat kurang dari 8,5 cm, letak janin lintang, dan
gemeli.
Wanita hamil dengan obesitas dinilai sebagai ibu hamil dengan IMT ≥30 kg / m 2 pada
akhir kehamilan. Persalinan pervaginam ditentukan sebagai ibu hamil yang disetujui persalinan
melalui jalan lahir, baik secara fisiologis tanpa alat bantu seperti halnya forceps dan vacum.
Data yang diperoleh diolah menggunakan Microsoft Excel dan disajikan dalam bentuk
tabel.

HASIL PENELITIAN

Pada periode Januari 2014 hingga Oktober 2015 menampung 4.826 wanita hamil yang
diterima di RSUP Prof. dr. RD Kandou Manado dengan pembagian 3.347 yang menghasilkan
pada tahun 2014 dan 1.479 yang menghasilkan pada Januari sampai Oktober 2015.

Tabel 1. Perbandingan persalinan seksio sesarea Dan pervaginam berdasarkan periode PADA wanita hamil
DENGAN obesitas PADA Akhir Kehamilan

Persalinan Seksio pervaginam

ea
Periode
n% n%
2014 349 75,05 338 73,32
Januari 116 24,95 123 26,68
Oktober
2015
Jumlah 465 100 461 100

Wanita hamil dengan obesitas pada akhir kehamilan dari Januari 2014 hingga Oktober 2015
adalah 926 orang dengan persentase 19,19% dari seluruh persalinan.
Pada Tabel 2 terlihat persentase persalinan seksio sesarea dan pervaginam hampir sama.
Namun, persalinan seksio lebih tinggi dengan persentase 50,22%.
Tabel 3 menunjukkan bahwa persalinan paling banyak dilakukan pada kelompok umur 20
hingga 30 tahun. Pada kelompok berumur kurang dari 30 tahun paling banyak mendukung
persalinan pervaginam dan di atas 30 tahun lebih banyak menang persalinan seksio sesarea.

Tabel 2. Perbandingan persalinan seksio sesarea dan pervaginam periode Januari 2014 hingga Oktober
2015 pada wanita hamil dengan obesitas di akhir kehamilanPersalinan

Jenis n %
Seksio 465 50,22
sesarea
Pervaginam 461 49,78
Total 926 100

Pada Tabel 4 seperti obesitas wanita hamil dengan obesitas di akhir kehamilan. Pada wanita
hamil dengan obesitas saya lebih banyak menyetujui persalinan pervaginam dan pada obesitas II
dan III lebih banyak pencegahan persalinan seksio sesarea.
Pada Tabel 5 terlihat persalinan pada wanita hamil dengan kelompok berat badan 60 hingga
85 kg lebih besar daripada persalinan pervaginam sedang-kan pada kelompok berat badan lebih
dari 85 kg lebih banyak yang dipertemukan dengan persalinan seksio sesarea.
Pada Tabel 6 terlihat wanita hamil dengan obesitas di akhir kehamilan lebih banyak
multipara dibandingkan primipara. Namun, perbedaan antara persalinan seksio sesarea dan
pervagiman dari primipara juga multipara tidak memberikan angka yang menarik karena jumlah
setiap jenis persalinan hampir sama.

172

ang, Wagey: Perbandingan persalinan seksio ...

Tabel 3. Perbandingan setiap jenis persalinan berdasarkan umur pada wanita hamil dengan obesitas di
akhir Kehamilan

<20 tahun 20 - 30 tahun


> 30 tahun
Jenis
Persalinan n % n % n %
Seksio Sesarea 23 39,66 210 46,26 232 56,04
Pervaginam 35 60,34 244 53,74 182 43,96
Total 58 100 454 100 414 100

Tabel 4. Perbandingan setiap jenis berdasarkan IMT pada wanita hamil dengan obesitas di akhir
kehamilan
30 - 34,99 35 - 39,99 > 40
Jenis Persalinan (Obes I) (Obes II) (Obes III)
% n % %
Seksio Sesarea 315 45,92 116 60,73 34 69,39
Pervaginam 371 54,08 75 39,27 15 30,61
Total 686 100 191 100 49 100
Tabel 5. Perbandingan setiap jenis persalinan berdasarkan berat badan pada akhir kehamilan

<60 kg 60 - 85 kg > 85 kg
Jenis Persalinan
% n % %
Seksio Sesarea 1 50 356 47,21 108 63,53
Pervaginam 1 50 398 52,79 62 36,47
Total 2 100 754 100 170 100

Tabel 6. Perbandingan setiap jenis persalinan berdasarkan Jangka Waktu paritas PADA wanita hamil
DENGAN obesitas di Akhir Kehamilan

paritas primipara Multipara


Persalinan n% n%

Seksio 177 menjadi sebesar 49,03 288 50,97


sesarea
pervagina 184 50,97 277 menjadi sebesar 49,03
m
Jumlah 361 100 565 100

BAHASAN

Obesitas merupakan Suatu masalah Yang mendunia . Di dunia, obesitas meningkat dua
kali lipat selama 30 tahun terakhir dan hal ini juga terjadi pada wanita hamil. Obesitas pada
kehamilan menjadi masalah kesehatan karena dapat meningkatkan morbiditas dan
mortalitas bagi ibu atau bayi.17

penelitian yang diperoleh dari 4,826 wanita hamil yang dipertanyakan 926 wanita
hamil yang

173

memiliki status gizi di Prof. Dr. RD Kandou Manado selama periode Januari 2014 hingga
Oktober 2015 dengan persentase 19,19%. Hal ini menunjukkan peningkatan pada wanita hamil
semakin meningkat di Manado, mengingat Manado juga merupakan kota dengan prevalensi
obesitas pada wanita di Indonesia dengan persentase 19,5%.
Obesitas pada wanita hamil dapat menyebabkan berbagai komplikasi dalam kehamilan baik
untuk ibu maupun bagi janin. Hal ini disebabkan karena asupan gizi yang salah sebelum
prekonsepsi maupun selama kehamilan.
Berdasarkan pedoman yang dikeluar-kan oleh Royal College of Obstetricians dan
Ginekolog tentang penanganan Wanita dengan obesitas pada kehamilan, wanita pada usia
reproduktif haruslah mendapatkan edukasi tentang berat badan yang ideal sebelum hamil dan
hal ini harus tetap dimonitori sampai pada

Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016

masa kehamilan. Selain itu pedoman juga menyatakan bahwa wanita dengan IMT ≥ 30 kg / m 2
(obesitas) atau dengan status gizi kelebihan berat badan sebelum hamil, haruslah
mendapatkan edukasi tentang informasi risiko obesitas untuk wanita hamil.18
Davies et al.19 juga mengeluarkan pedoman praktik klinis tentang obesitas pada saat
hamil dan membahas tentang wanita yang memerlukan hamil dengan IMTnya <30 kg / m 2
atau dengan IMT ideal <25 kg / m2 sebelum mulai mencari kehamilan. Pedoman ini juga
membahas wanita hamil dengan status gizi obesitas haruslah mendapatkan konseling
tentang peningkatan berat badan yang sesuai, nutrisi, dan pilihan makanan selama
kehamilan.

Berdasarkankedua ini pedoman dapat disimpulkan bahwa wanita hamil dengan


obesitas yang membuktikan persalinan di Prof. Dr. RD Kandou Manado masih kurang
mendapatkan konseling prekonsepsi mengenai gizi sehingga prevalensi wanita hamil
dengan obesitas masih tinggi di Manado.
Opini Komite yang dikeluarkan oleh ACOG tentang obesitas pada kehamilan
menjelaskan tentang wanita hamil memiliki risiko lebih besar mengenai kehamilan dan
salah satunya adalah persalinan dengan seksio sesarea. 2 Jika dilihat pada Tabel 2, dari total
926 wanita hamil dengan obesitas di akhir kehamilan 465 wanita hamil yang mendapatkan
persalinan seksio sesarea dengan persentase 50,22%.

Peningkatan tindakan seksio yang terjadi pada wanita hamil dengan obesitas terkait
dengan komplikasi yang dibutuhkan selama kehamilan. Pada wanita hamil dengan obesitas
sangat rumit seperti preeklampsi, eklampsi, gawat janin, dan sebagainya yang merupakan
salah satu alasan untuk mengatasi persalinan seksio sesarea.9

174
Berdasarkan umur, pada hasil penelitian diperoleh wanita hamil dengan obesitas di akhir
kehamilan paling banyak termasuk pada kelompok umur 20 hingga 30 tahun. Hal ini sesuai
dengan definisi yang ada, yaitu umur 20 sampai 30 tahun merupakan kelompok umur
reproduktif. Dari data hasil yang ada juga menjelaskan semakin banyak umur, semakin besar
pula prevalensi persalinan seksio sesarea dibandingkan dengan pervaginam. Hal ini karena usia>
35 tahun merupakan kelompok usia berisiko tinggi kehamilan sangat membutuhkan lebih
banyak perhatian selama kehamilan.20
Pada Tabel 4, kita dapat melihat bahwa wanita hamil dengan obesitas paling banyak
memiliki IMT 30 hingga 34,99 kg / m 2 atau obesitas I. Namun, terlihat pula bahwa semakin
tinggi IMT maka semakin besar untuk membantu persalinan seksio sesarea. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Al-Kubaisy et al.6 bahwa ada hubungan yang signifikan
antara IMT dengan persalinan seksio sesarea. Dimana semakin tinggi IMT seseorang maka
terjadi seksio sesarea semakin meningkat.

Penelitian yang serupa juga dilakukan oleh Scott-Pillai et al. 17 yang mendapatkan hasil dari
wanita hamil dengan status gizi obesitas III memiliki lebih banyak untuk perlindungan persalinan
seksio sesarea. Peningkatan risiko persalinan seksio ini termasuk dalam seksio sesarea emergensi
dan elektif.

Semakin tinggi IMT seorang wanita hamil maka semakin tinggi pula risiko untuk
meningkatkan persalinan seksio sesarea. Peningkatan IMT ini meningkatkan berat badan seorang
wanita hamil. Pada tabel 5, terlihat lebih tinggi badan wanita hamil, kelompok berat badan tinggi
di atas 85 kg, maka semakin tinggi risiko untuk meningkatkan persalinan seksio sesarea. Hal ini
disebabkan karena berat badan lebih dari 85 kg termasuk dalam kriteria penilaian yang tinggi
yang dievaluasi berdasarkan faktor sosial.21 Wanita hamil dengan berat

wengkang, Wagey: Perbandingan persalinan seksio ...

badan lebih dari 85 kg lebih22

Tabel 6 menampilkan setiap jenis persalinan dengan jumlah paritas pada wanita hamil
dengan obesitas pada akhir kehamilan menjelaskan tentang tidak ada perbedaan yang
signifikan antara persalinan seksio sesarea dan pervaginam terhadap jumlah paritas.
Namun, dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa wanita hamil dengan obesitas lebih
banyak multipara dibandingkan primipara.
Penelitian yang dilakukan oleh Feresu et al.23 mendapatkan wanita hamil dengan
obesitas lebih banyak multipara. Hal ini disebabkan karena peningkatan asupan makanan,
penuruan aktivitas fisik, dan perubahan fungsi pendukung dari reproduksi yang berulang.

Batasan penelitian ini antara lain:


1. Data pasien dalam rekam medik banyak yang tidak lengkap data berat badan dan
badan tinggi yang menentukan status gizi pasien.
2. Pada penelitian ini hanya digunakan status gizi wanita hamil pada akhir kehamilan
terdiri dari data badan tinggi dan berat badan untuk mengetahui IMT pada akhir
kehamilan. Pada penelitian-penelitian sebelumnya, digunakan penilaian IMT pada awal
kehamilan.
3. Kriteria inklusi dan eksklusi yang digunakan dalam penelitian masih sedikit sehingga
hasil yang diperoleh belum terpusat pada obesitas karena masih memerlukan beberapa
komplikasi dalam kehamilan.
SIMPULAN

Semakin tinggi IMT, berat badan, dan usia wanita hamil maka semakin tinggi risiko
untuk meningkatkan persalinan seksio
sesarea dibandingkan persalinan pervaginam.

175
DAFTAR PUSTAKA

1. Organisasi Kesehatan Dunia. Obesitas dan kegemukan. 2015 [diakses 17 September 2015].
Tersedia di: http://www.who.int/mediacentre/facts heets / fs311 / en / index.html
2. Obesitas dalam kehamilan. Opini Komite No.549. American College of Obstetricians and
Gynaecologist. Obstet Gynecol 2013; 121: 213-7.
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Riset kesehatan
dasar 2013. [akses 17 September 2015].

Tersedia di: http://www.depkes.go.id/resources/do wnload / umum / Hasil% 20Riskesdas% 202013.pdf.


4. Pettigrew R, Hamilton-Fairley D. Obesity dan fungsi reproduksi wanita.

Buletin Medis Inggris. 1997; 53 (2): 341-358.

5. Jungheim ES, Travieso JL, Hopeman MM. Menimbang dampak obesitas pada fungsi
danreproduksi wanita

kesuburan. Gizi Ulasan.


2013; 71: 3-8.
6. Al-Kubaisy W, Al-Rubaey M, RA Al-Naggar, Karim B, Noor NAM. Keibuan obesitas dan
hubungannya dengan operasi caesar: sebuah studi cross sectional berbasis rumah sakit di Irak. Kehamilan
& Persalinan BMC. 2014; 14: 235.

7. Homer CSE, Kurinczuk JJ, Spark P, Brocklehurst P, Knight M. Direncanakan persalinan


pervaginam atau persalinan sesar pada wanita dengan obesitas ekstrem BJOG. 2011; 118: 480-7.

8. Carnero AM, Mejia CR, Garcia PJ. Menilai kenaikan berat badan kehamilan, indeks massa
tubuh pra-kehamilan dan subtipe kelahiran prematur: sebuah studi kohort retrospektif dari Peru. BJOG.
2012; 119: 924-35.

9. Oteng-Ntim E, Varma R, Croker H, Poston L, DoyleP.Gaya hidup intervensi untuk wanita


hamil kelebihan berat badan dan obesitas untuk meningkatkan hasil kehamilan: tinjauan sistematis dan
meta-analisis. Pengobatan BMC. 2012; 10 (47): 1-15.
10. Aghdash SA, Ghojazadeh M, Dehdilani N, Mohammadi M, Abad RAA.

Prevalensi dan penyebab operasi caesar di Iran: tinjauan sistematis dan

Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016


meta-analisis. Kesehatan J Publ Iran.
2014; 43: 545-55.
11. Feng XL, Wang Y, An L, Ronsmans C.

seksi Caesar di Republik Rakyat Cina: perspektif saat ini. Jurnal Internasional Kesehatan Wanita. 2014; 6: 54-
79.
12. Dunia. Organisasi Kesehatan Pernyataan WHO tentang tarif operasi caesar. 2015 [diakses 3
Oktober 2015].

Tersedia di: http: //apps.who.int/iris/bitstream/10665/16 1442/1 / WHO_RHR_15.02_eng.pdf

13. Essex HN, Green J, Baston H, Pickett KE. Wanita mana yang ada di peningkatan risiko
operasi caesar atau kelahiran vagina instrumental di Inggris: eksplorasi dalam studi kohort
milenium. BJOG. 2013; 120: 732-43.
14. Poobalan AS, Aucott LS, Gurung T, Smith WCS, Bhattacharya S.

Obesitas sebagai faktor risiko independen untuk kelahiran sesar pilihan dan darurat pada wanita nulipara —
tinjauan sistematis dan meta analisis studi kohort. Ulasan obesitas. 2009; 10: 28-35.

15. Liu L, Hong Z,Zhang L. Asosiasidari Indeks massa tubuh sebelum hamil dan pertambahan berat
badan kehamilan dengan hasil kehamilan pada wanita nulipara yang melahirkan bayi tunggal.
Laporan Ilmiah. 2015; 5: 12863.

16. Girsen AI, Osmundson SS, Naqvi M, Garabedian MJ, Lyell DJ. Tubuh indeks massa dan waktu
operasi pada persalinan sesar. Obstet Gynecol.
2014; 124: 684-9.
. Scott-Pillai R, Spence D, Cardwell CR, Hunter A, Holmes VA. Benturan indeks massa tubuh pada hasil ibu dan bayi:
studi retrospektif pada populasi kebidanan Inggris, 2004-2011. BJOG. 2013; 120: 932-9.

. Kerajaan College of Obstetricians and Gynaecologists. Manajemen wanita dengan obesitas dalam kehamilan. 2010
[diakses 25 Desember 2015].

Tersedia di: http://www.rcog.org.uk/globalassets/d dokumen / pedoman / cmacercogjointg


uidelinemanajemenwomanobesitypr egnancya.pdf

. Davies GAL, Maxwell C, McLeod L. Obesitas dalam kehamilan - pedoman praktik klinis SOGC. JOGC. 2010; 239:
165-73.

. WebMD. Kesehatan dan kehamilan. 2014 [diakses 25 Desember 2015].

Tersedia di: http://www.webmd.com/baby/guide/h igh-risiko kehamilan-gambaran


. YelikarK.Kasus praktis dalam kebidanan & ginekologi. Edisi 2. Nepal: Penerbit Medis Jaypee Brothers; 2015.

. Ramarajan A. Ibu akut yang parah morbiditas. Nepal: Penerbit Medis Jaypee Brothers; 2011.
. Feresu SA, Wang Y, Dickinson S. Hubungan antara obesitas ibu dan prenatal, sindrom metabolik, kehamilan
obestetrikal dan komplikasi kehamilan di Indiana, 2008-2010. Kehamilan dan Persalinan BMC. 2015; 15: 266.

176

Anda mungkin juga menyukai