Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Motor induksi yang kontruksi rotornya tersusun dari beberapa batangan logam yang
dimasukkan melewati slot slot yang ada pada rotor motor yang kemudian pada setiap
bagiannya disatukan oleh cincin disebut dengan motor 3 fasa rotor sangkar. Sedangkan untuk
motor 3 fasa rotor belitan adalah tipe motor induksi yang lilitan rotor dan statornya terbuat
dari bahan sama. Akibat dari penyatuan bagian pada motor 3 fasa rotor sangkar, terjadi
hubungan singkat antara batangan logam dengan batangan logam yang lainnya. Bagian
bagian motor 3 fase yaitu stator dan rotor. Stator adalah bagian pada motor listrik yang
berfungsi sebagai stasioner dari sistem rotor. Penempatan stator mengelilingi rotor, stator
biasanya berupa gulungan kawat tembaga yang berinteraksi dengan jangkar dan membentuk
medan magnet untuk mengatur perputaran rotor. Stator dihunungkan langsung ke sumber
tegangan 3 fase. Rotor adalah bagian dari motor listrik yang berputar pada sumbu rotor.
Perputaran rotor ini disebabkan karena adanya medan magnet dan lilitan kawat pada rotor.
Sedangkan torsi dari perputaran rotor ditentukan oleh banyaknya lilitan kawat dan juga
diameter. Pada motor 3 fasa rotor belit menggunakan motor induksi rotor belit yang
mempunyai belitan kumparan 3 fasa sama seperti kumparan statornya, serta kumparan stator
dan rotornya mempunyai jumlah kutub yang sama. Belitan 3 fasa pada motor jenis ini
biasanya terhubung Y dan ujung 3 kawat belitan rotor tersebut dihubungkan pada sliping
yang terdapat pada poros rotor. Belitan belitan rotor ini kemudian dihubung singkatkan
melalui sikat (brush) yang menempel pada slipring dengan sebuah perpanjangan kawat untuk
tahanan luar. Slipring dan sikat merupakan penghubung belitan rotor ke tahanan luar (fungsi
tahanan luar yaitu membatasi arus awal yang besar). Tahanan luar ini kemudian perlahan
dikurangi hingga nol sebagaimana kecepatan motor yang bertambah telah mencapai
kecepatan penuh. Setelah mencapai kecepatan penuhnya, 3 buah sikat akan terhubung
singkat maka rotor belitan ini akan bekerja mirip seperti rotor sangkar . motor induksi jenis
ini mempunyai arus awal yang rendah dan torsi awal yang tinggi. Setelah dilakukan
percobaan maka didapatkan data yaitu pada hambatan 40 ohm didapatkan nilai RPM sebesar
1409,7 dengan daya 46,4 watt . Pada hambatan 30 ohm didapatkan nilai RPM sebesar 1889,5
dengan daya 46,4 watt . Pada hambatan 25 ohm didapatkan nilai RPM sebesar 1081,9 dengan
daya 46,2. Pada hambatan 20 ohm didapatkan nialai RPM sebesar 2041,1 dengan daya 46,4
watt. Pada hambatan 10 ohm didapatkan nilai RPM sebesar 2204,7 dengan daya 47,4 watt .
Pada hambatan 0 didapatkan nilai RPM sebesar 22721 dengan daya 47,4.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Motor listrik
dapat ditemukan pada peralatan pompa, crane dan peralatan lainya. Penggunaan motor sebagai
salah satu peralatan listirk saat ini sudah menjadi kebutuhan yang bisa dikatakan primer. Salah
satunya adalah motor asinkron 3 fasa. Motor asinkron 3 fasa sangat umum digunakan dalam
bidang industri, termasuk industri maritime. Baik itu adalah motor asinkron 3 fase rotor sangkar
maupun rotor belit. Oleh karena itu pengenalan mengenai bagian-bagian beserta fungsinya, serta
aplikasi penggunaannya menjadi sangat berguna untuk dipelajari
Untuk menunjang mata kuliah listrik perkapalan diadakan praktikum yaitu praktikum motor
asinkron 3 fase rotor belit. Untuk mengetahui perbedaan pada penggunaan motor asinkron 3 fase
rotor sangkar dan rotor belit maka diadakan praktikum motor asinkron 3 phase dengan jenis rotor
belit agar lebih memahami perbedaan, prinsip kerja, fungsi dan aplikasi dari motor asinkron 3
fase rotor belit
1.2.Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat disimpulkan dari praktikum Motor Asinkron 3 Phase adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana mengukur frekuensi pada motor asinkron 3 fase rotor belit?
2. Bagaimana mengukur besarnya daya pada motor asinkron 3 fase rotor belit?
3. Bagaimana mengukur tegangan line (Vline) pada motor asinkron 3 fase rotor belit?
4. Bagaimana mengukur tegangan phase pada motor asinkron 3 fase rotor belit?
5. Bagaimana mengukur arus line (Iline) pada motor asinkron 3 fase rotor belit?
6. Bagaimana mengukur arus phase pada motor asinkron 3 fase rotor belit?
7. Bagaimana mengukur putaran motor pada motor asinkron 3 fase rotor belit?
8. Bagaimana mengukur torsi pada motor asinkron 3 fase rotor belit?
9. Bagaimana mengetahui pengaruh tahanan rotor terhadap putaran dan arus resistansi?
10. Bagaimana mengukur cos 𝝅 pada motor asinkron 3 fase rotor belit?
11. Bagaimana mengetahui atau mengukur resitas?
1.3. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mengukur besarnya frekuensi
2. Mengukur besarnya daya motor
3. Mengukur tegangan line (Vline)
4. Mengukur tegangan phase
5. Mengukur arus line (Iline)
6. Mengukur arus phase
7. Mengukur putaran motor
8. Mengukur torsi
9. Mengetahui pengaruh tahanan rotor terhadap putaran dan arus resistansi
10. Mengukur cos 𝜋
11. Mengukur arus resitas
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Macam-Macam Motor Listrik
generator motor
Konstruksi motor induksi satu fasa terdiri atas tiga komponen yaitu stator, rotor, dan kapasitor.
Stator adalah bagian dari motor yang tidak bergerak dan rotor adalah bagian yang bergerak yang
bertumpu pada bantalan poros terhadap stator. Motor induksi selalu berputar dibawah kecepatan
sinkron karena medan magnet yang dibangkitkan stator akan menghasilkan fluks pada rotor
sehingga rotor tersebut dapat berputar. Namun fluks yang terbangkitkan oleh rotor mengalami
lagging dibandingkan fluks yang terbangkitkan pada stator sehingga kecepatan rotor tidak akan
secepat kecepatan putaran medan magnet. Kapasitor berfungsi untuk menyimpan muatan listrik.
Yang membedakan dari kedua motor induksi ini ialah motor induksi 1 fasa tidak dapat berputar
tanpa bantuan gaya dari luar sedangkan motor induksi 3 fasa dapat berputar sendiri tanpa
bantuan gaya dari luar.
Gambar 2.4 Motor induksi 1 fasa
Sumber (http://insyaansori.blogspot.co.id)
Motor listrik 3 fasa adalah motor yang bekerja dengan memanfaatkan perbedaan fasa
pada sumber untuk menimbulkan gaya putar pada bagian rotornya. Perbedaan fasa pada
motor 3 phase didapat langsung dari sumber. Hal tersebut yang menjadi pembeda antara
motor 1 fasa dengan motor 3 fasa.
Secara umum, motor 3 fasa memiliki dua bagian pokok, yakni stator dan rotor. Bagian
tersebut dipisahkan oleh celah udara yang sempit atau yang biasa disebut dengan air gap.
Jarak antara stator dan rotor yang terpisah oleh air gap sekitar 0,4 milimeter sampai 4
milimeter.
Motor arus searah ialah suatu mesin listrik yang berfungsi mengubah energi listrik arus
searah (listrik DC) menjadi energi gerak atau energi mekanik, dimana energi gerak tersebut
berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energy mekanik tersebut
berlangsung di dalam medan magnet.
Prinsip kerja dari motor DC sebenarnya sangat sederhana, yakni menggunakan prinsip
elektromagnetik dimana pada saat arus listrik diberikan, maka permukaan kumparan yang
bersifat utara akan bergerak ke selatan, dan permukaan kumparan yang bersifat selatan akan
bergerak ke utara dan menghasilkan sebuah putaran.
Untuk Motor 3 fasa belit mempunyai rotor dengan belitan kumparan tiga fasa sama seperti
kumparan stator. Kumparan stator dan rotor juga mempunyai jumlah kutub yang sama.
Penambahan tahanan luar sampai harga tertentu, dapat membuat kopel mula mencapai harga
kopel maksimumnya. Motor induksi dengan rotor belitan memungkinkan
penambahan (pengaturan) tahanan luar. Tahanan luar yang dapat diatur ini dihubungkan ke
rotor melalui cincin, selain untuk menghasilkan kopel mula yang besar, tahanan luar tadi
diperlukan untuk membatasi atus mula yang besar pada saat start. Disamping itu dengan
mengubah-ubah tahanan luar, kecepatan motor dapat diatur.
Gambar 2.7 Motor 3 fasa dengan rotor belit
Sumber ; (http://belajarelektronika.net
Sumber : http://www.steelman.com
Stator adalah bagian pada motor listrik atau dinamo listrik yang berfungsi sebagai
stasioner dari sistem rotor. Jadi penempatan stator biasanya mengelilingi rotor, stator bisa
berupa gulungan kawat tembaga yang berinteraksi dengan angker dan membentuk medan
magnet untuk mengatur perputaran rotor. Stator inilah yang dihubungkan langsung ke
sumber tegangan 3 fase.
2.3.2 Rotor
Rotor adalah bagian dari motor listrik atau generator listrik yang berputar pada sumbu
rotor. Perputaran rotor di sebabkan karena adanya medan magnet dan lilitan kawat email
pada rotor. Sedangkan torsi dari perputaran rotor di tentukan oleh banyaknya lilitan
kawat dan juga diameternya.
Gambar 2.9 Rotor
Sumber : http://www.directindustry.com/
Macam-macam rotor:
2.4.1 Rotor Sangkar
Motor induksi jenis ini mempunyai motor dengan kumparan yang terdiri atas beberapa
batang konduktor yang disusun sedemikian rupa hingga mempunyai sangkar tupai (lihat
gambar 3.4) konstruksi rotor seperti ini sangat sederhana bila dibandingkan dengan
rotor mesin listrik lainnya. Dengan demikian harganya pun murah, kama konstruksinya
yang demikian, padanya tidak 'nankin diberikan pengaturan tahana luar seperti pada
motor induksi dengan motor belitan. Untuk membatasi arus mula yang besar,
tegangan sumber harus dikurangi dan biasanya digunakan ototransformator atau saklar
Y – A. Tetapi berkurangnya arus akan berakibat berkurangnya kopel
Gambar 2.10 Rotor Sangkar
Sumber : http://dunia-electrical.blogspot.co.id
b. Rotor Belit
- Arus Starting rendah
- Torsi starting tinggi
- Memungkinkan tahanan luar dihubungkan ke tahanan rotor melalui slip ring
yang terhubung ke sikat
Motor asinkron 3 phase biasa juga disebut dengan motor induksi 3 phase, dimana motor ini
berfungsi mengubah energi listrik 3 phase menjadi sebuah energi mekanik.
Prinsip kerja dari motor induksi adalah sebagai berikut:
1. Bila sumber tegangan tiga fasa dipasang pada kumparan stator, maka pada kumparan stator akan timbul
medan putar dengan kecepatan, ns = 120f/P , ns = kecepatan sinkron, f = frekuensi sumber, p = jumlah
kutup. Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor.
2. Medan putar stator akan memotong konduktor yang terdapat pada sisi rotor, akibatnya pada kumparan
rotor akan timbul tegangan induksi ( ggl ) sebesar E2s = 44,4fnØ. Keterangan : E = tegangan induksi ggl,
f = frekkuensi, N = banyak lilitan, Q = fluks
3. Karena kumparan rotor merupakan kumparan rangkaian tertutup, maka tegangan induksi akan
menghasilkan arus ( I ).
4. Adanya arus dalam medan magnet akan menimbulkan gaya ( F ) pada rotor.
5. Bila torsi awal yang dihasilkan oleh gaya F pada rotor cukup besar untuk memikul torsi beban, maka
rotor akan berputar searah dengan arah medan putar stator.
6. Untuk membangkitkan tegangan induksi E2s agar tetap ada, madddka diperlukan adanya perbedaan
relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan kecepatan putar rotor (nr).
7. Perbedaan antara kecepatan nr dengan ns disebut dengan slip ( S ) yang dinyatakan dengan Persamaan S
= ns-nr/ns (100%)
8. Jika ns = nr tegangan akan terinduksi dan arus tidak mengalir pada rotor, dengan demikian tidak ada torsi
yang dapat dihasilkan. Torsi suatu motor akan timbul apabila ns > nr.
9. Dilihat dari cara kerjanya motor tiga phasa disebut juga dengan motor tak serempak atau asinkron
𝟏𝟐𝟎𝒇
𝑵𝒔 =
𝑷
Keterangan :
Ns = Kecepatan Putar Medan Stator
f = Frekuensi Sumber
P = Jumlah Kutub motor
Dari persamaan di atas, maka jika kita ingin merubah-rubah nilai Ns, dapat
dilakukan dengan mengubah nilai frekuensi dari sumber (f) atau mengubah jumlah
kutub motor (p). Semakin besar frekuensi maka semakin besar pula kecepatan putaran
motor (Ns) yang kita dapatkan, begitu juga sebaliknya. Sedangkan semakin banyak
jumlah kutub, maka semakin kecil pula kecepatan motor yang dihasilkan, dan berlaku
juga sebaliknya.
𝑵𝒔−𝑵𝒓
𝑺𝒍𝒊𝒑 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑵𝒔
Keterangan :
Ns = Kecepetan Putar Medan Stator
Nr = Kecepetan Putaran Rotor
Dari persamaan di atas maka kita dapat mengetahui besaran slip dari putaran stator
dengan rotor, dikatakan motor slip karena motor berputar apa bila kecepatan putar
stator lebih besar dari pada kecepatan putaran rotor.
Torsi pada motor dipengaruhi oleh Daya dan kecepatan radial dari motor tersebut,
dengan penurunan lanjutan dapat kita ketahui putaran motor akan mempengaruhi torsi
semakin besar putaran semakin kecil pula torsi yang dihasilkan, putaran dan torsi
berbanding terbalik, seperti dibawah ini.
𝑷
𝝉=
𝝎
𝑷
𝝉=
𝟐𝝅 𝒙 𝑵
Dimana
= Torsi (Torque), Newton Meter (N.m)
N = Putaran Motor (RPS)
P = Daya Motor (Watt)
Vt = Ea + Ia . Ra
Ea = C . n . Ø
R = e/(3 .I)
-2
Pe = Ke (f . Bmax)2
Rugi Mekanik
Sedangkan untuk rugi - rugi mekanik pada umumnya disebabkan faktor mekanikal
seperti hambatan dan gesekan, seperti pada bearing, udara dll. Total rugi - rugi yang
dijelaskan diatas akan memperbesar daya listrik yang dibutuhkan untuk menggerakan
beban oleh sebuah motor.
Kelebihan Kekurangan
Arus starting rendah. Rangkainnya rumit.
Torsinya sangat besar. Maintenance Mahal.
Putarannya bisa diatur sesuai kebutuhan
kita.
2.9 Aplikasi
2.9.1 Aplikasi pada bidang maritime
Untuk memberikan
2 Three phase motor hambatan pada rotor
starter 65 - 150 motor asinkron 3 phase
rotor belit
4.1. Perhitungan
Tabel 4.1
Hambatan Frekuensi Daya Vline Vphase I line I phase Putaran IL Res
(x2000mA)
Ω Hz Watt V R S T mA R S T RPM R S T
40 49.9 46.4 388 388 389 389 311 309 312 303 1409.7 0 0.06 0.06
30 49.9 46.6 389 388 389 389 312 309 313 304 1889.5 0 28 28
25 49.9 46.2 388 388 389 389 313 309 312 303 1881.9 0 23 23
20 49.9 46.4 389 388 390 389 316 310 309 303 2041.1 0 20 20
10 49.9 47.4 389 388 389 389 316 310 312 304 2204.7 0 18 18
0 49.9 47.4 388 388 391 391 311 311 314 307 2272.1 0 18 18
Dengan data hasil praktikum pada tabel 4.1, maka dapat dicari hitungan data lainnya
dengan menggunakan rumus yang sudah ditentukan dan mendapatkan data baru yang
dibutuhkan.
𝑃𝑑𝑖𝑠𝑝𝑙𝑎𝑦
𝑐𝑜𝑠 𝜑 = = 46.6 /(389 x 0.312√3) = 0.221677
𝑉 𝑥 𝐼√3
Maka dengan data yang didapat pada praktikum, didapatkan perhitungan dengan data sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hambatan IL Res (x2000mA Tegangan Arus P Torsi
cos∏
Ω R S T V A Watt N.m
40 0 0.06 0.06 0.222006 388 311 46.4 1.415216
Putaran vs Torsi
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 500 1000 1500 2000 2500
Putaran
Putaran
R S T
7
1. Besarnya kecepatan motor berbanding terbalik denga torsi yang dihasilkan. Semakin tinggi
kecepatan motor, maka torsi yang dihasilkan akan semakin kecil. Begitupun sebaliknya
semakin rendah kecepatan motor, maka torsi yang dihasilkan akan semakin besar. Hal
tersebut sesuai dengan persamaan:
b. = P/w (Nm)
c. = P/2 π rps
2. Pengaturan kecepatan putaran motor pada motor asinkron 3 fasa dengan cara mengatur
hambatan pada rotornya. Hambatan yang diberikan pada saat starting harus besar agar
putaran rotor tidak langsung besar. Untuk menambah kecepatan putaran rotor dapat diatur
dengan mengurangi hambatan yang ada. Seperti yang dilakukan pada saat praktikum motor
asinkron 3 fasa hambatan awal yang diberikan besar sebesar 40 dan dikurangi sampai dengan
putaran penuh dengan beban 0.
3. Perbedaan antara motor asinkron 3 fasa rotor sangkar dan rotor belit terletak pada kontruksi
rotor. Arus dana torsi saat starting pada rotor belit memiliki karakteristik yang berbeda
dimana arus starting yang rendah dan torsi starting yang tinggi. Sedangkan pada rotor
sangkar memiliki karakteristik yang sebaliknya