Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TERAPAN

“KARAKTERISTIK DIODA”

DISUSUN OLEH :
1. FAJAR SATRIO WICAKSONO ( 4.21.16.1.09)
2. FEBRIANTO SURYO SAPUTRA ( 4.21.16.1.10)
3. GALIH LUTFIANSYAH ( 4.21.16.1.11)
4. GIO OKTARIZA ( 4.21.16.1.12)
5. HENDRIK PRAYOGA ( 4.21.16.1.13)

PRODI SARJANA TERAPAN TEKNIK MESIN


PRODUKSI DAN PERAWATAN
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2019

2
1. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah selesai melalukan percobaan ini mahasiswa dapat :

1. menggambarkan karakteristik dioda bias maju dan bias mundur


2. menentukan tegangan lutut
3. menggambarkan garis beban dioda

2. Teori dasar
Dioda semikonduktor adalah komponen elektronika yang terdiri dari
pertemuan semikonduktor jenis P dan semikonduktor jenis N ( P-N Junction ).
Elektroda yang dihubungan dengan material jenis P disebut anoda dan yang
dihubungkan dengan material jenis N disebut katoda

Kontruksi dan simbol dioda seperti pada gambar berikut :

Gb. 2.1 Konstruksi dan Simbol Dioda

Dioda akan mengalirkan arus ( konduksi ) jika diberi bias maju ( forward )
yaitu anoda mendapat tegangan positif dan katoda mendapat tegangan negatif.
Sebaliknya jika diberi bias mundur ( reverse ) yaitu anoda mendapat tegangan
negatif dan katoda mendapat tegangan positif , maka dioda akan mempunyai
resistansi tinggi, sehingga dioda tidak konduksi.

3
Dioda dapat dipergunakan sebagai saklar elektronik, karena pada saat dioda
diberi bias maju akan terjadi aliran arus ( saklar menutup ) dan apabila diberi bias
mundur arus tidak akan mengalir ( seperti saklar yang terbuka ). Keadaan ini hanya
terjadi pada dioda yang ideal, pada kenyataannya dioda akan konduksi jika diberi
tegangan maju 0.7 V untuk silikon dan 0,2 untuk germanium. Tegangan ini disebut
Tegangan tegangan Dadal ( Breakdown ) .Setelah mencapai tegangan ini setiap
kenaikan tegangan akan mengakibatkan kenaikan arus yang cukup besar.

Gb. 2.2 Rangkaian Untuk mengukur Gb. 2.3 . Kurva Karakteristi Dioda
Karakteristik Dioda

Bila harga Vs diubah, maka arus ID dan VD akan berubah pula. Bila kita
mempunyai Karakteristik statik dioda dan kita tahu harga Vs dan RL , maka harga
arus ID dan VD dapat ditentukan sebagai berikut :

Vs = Vab + ( I.R L ) atau I = - ( Vab/R L) + ( VD/RL )

4
Bila hubungan di atas digambarkan pada karakteristik statik dioda , maka akan
didapat garis lurus dengan kemiringan ( I/R L ). Garis ini disebut garis beban ( Load
Line ) , seperti ditunjukkan pada gambar berikut :

Gb. 2.4. Kurva Karakteristik Dioda dan Garis Beban

Pada Gambar di atas garis beban memotong sumbu V dioda pada harga Vs
yaitu bila arus I = 0 , dan memotong sumbu I pada harga Vs/R L. Titik potong antara
karakteristik statik dengan garis beban memberikan harga tegangan dioda VD(q)
dan arus dioda ID(q). Dengan mengubah harga Vs kita akan mendapatkan garis –
garis beban sejajar seperti pada gambar di atas.

3. Peralatan dan bahan


1. 1 buah sumber tegangan DC
2. 2 buah multimeter
3. 1 buah resistor 220 ohm , 100 ohm
4. 1 Buah dioda IN 4001 , IN4002

5
4. Diagram Rangkaian

Gb. 2.5 Dioda bias maju Gb. 2.6 Dioda bias Mundur

5. Langkah Percobaan
1. Rangkailah dioda seperti pada gambar 2.5
2. Pastikan Posisi range alat ukur sudah benar sesuai dengan fungsinya dan
catu daya pada kondisi minimum.
3. Hidupkan Catu daya, naikkan tegangan Catu Daya ( Vs ) dari 0 Volt
sampai dengan 5 Volt dengan penambahan 0.2 Volt . Ukur Arus dan
Tegangan dioda serta tegangan Beban , catat hasil pengukuran pada tabel
2.1 untuk setiap harga Vs.
4. Kembalikan pengatur tegangan pada posisi minimum.
5. Ubah rangkaian dioda seperti pada gambar 2.6
6. Naikkan tegangan catu daya, sehingga tegangan dioda VAB sesuai
dengan tabel 2.2
7. Catat penunjukkan ammeter untuk setiap kenaikan tegangan dan catat
pada tabel 2.2.
8. Kembalikan Pengatur tegangan pada posisi minimum dan matikan semua
peralatan.
9. Ulangi langkah 1 – 8 untuk dioda germanium.

6
6. Lembar Kerja

Tabel. 2.1. Pengukuran 1 Dioda Bias Maju dan Balik

Vs[V] 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4

Id[mA] 1.23 1.12 1.07 1.05 1.07 1.00 0.95

Vd[ V ] 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8

VRL [ V ] 1.4 1.15 1.1 1.05 1.07 0.95 0.85

Tabel 2.2. Pengukuran 2. Dioda Zener bias maju dan mundur

Vs[V] 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4

Id[mA] - - 0.04 0.59 1.33 2.15 3.06

Vd[ V ] 0.2 0.4 0.58 0.65 0.68 0.7 0.7

VRL [ V ] - - 0.04 0.13 0.3 0.45 0.65

7. Analisa Percobaan
Berdasarkan tabel hasil percobaan 2.1 dapat dilihat bahwa ketika dioda
mendapat tegangan 0,2 V – 0,6 V, arus yang mengalir relatif meningkat,
sedangkan saat diberi tegangan 0,8V – 1,4V arus yang mengalir menjadi
menurun. Hal ini menunjukkan bahwa dioda memiliki tegangan lutut pada
kisaran 0,8 V yaitu tegangan dimana arus mulai bertambah cepat. Dioda pada
bias maju memiliki nilai hambatan yang sangat kecil.
Pada tabel 2.2 menunjukkan karakteristik dioda Zener. Ketika dioda
mendapat tegangan yang terbalik, maka dioda tersebut akan bersifat
menghambat sehingga arus yang mengalir akan sangat kecil. Berdasarkan
praktikum pada tegangan 0,2V – 0,4V tidak bisa dideteksi arusnya karena sangat
7
kecil. Sedangkan ketika diberi tegangan 0,4V – 1,4V arus yang mengalir
berangsur naik.
8. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil praktikum diperoleh bahwa dioda bias maju memiliki tegangan
lutut pada kisaran 0,8 V yaitu tegangan dimana arus mulai bertambah
cepat. Dioda pada bias maju memiliki nilai hambatan yang sangat kecil.
2. Dioda Zener tidak dapat mendeteksi tegangan yang sangat kecil. Ketika
tegangan yang diberikan besar, maka arusnya juga semakin besar.

Anda mungkin juga menyukai