Disusun Oleh :
AGUS DIAH EKA LESTARI
P3.73.24.3.14.002
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA
III
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
TAHUN 2017
LAPORAN KASUS
Disusun Oleh :
AGUS DIAH EKA LESTARI
P3.73.24.3.14.002
LAPORAN KASUS
Laporan kasus ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk
dipertahankan dihadapan penguji
PEMBIMBING
LEMBARAN PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
PENGUJI I PENGUJI II
SHENTYA FITRIANA, SST., M.KEB YULIASARI, SST., MKM
NIP : 197908262002122001 NIP : 198207142009122001
Mengesahkan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Jakarta III
Jurusan kebidanan
Program Studi D IV Kebidanan
Ketua
Jumlah BAB & Halaman : 5 BAB, 155 Halaman + Gambaran Kasus + Daftar
GAMBARAN KASUS
Bidan merupakan ujung tombak untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi,
salah satu upaya dengan memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif.
Tujuannya adalah untuk dapat memberikan asuhan kebidanan secara
komprehensif.
Kasus diambil di Bidan Praktik Mandiri Oom Markonah, Am.Keb Kecamatan
Cakung, Jakarta Timur tanggal 20 Maret 2017 sampai 3 Juni 2017. Ny.S G3P2A0
umur 33 tahun, selama kehamilannya memeriksakan kandungannya sebanyak 8
i
kali, yaitu 1 kali saat trimester I, 2 kali saat trimester II dan 5 kali saat trimester
III. Penulis melakukan ANC sebanyak 4 kali yang dimulai pada usia kehamilan
34 minggu 1 hari. HPHT tanggal 24 Juli 2016, TP tanggal 1 mei 2017. Pada
kunjungan keempat, Ny.S melakukan pemeriksaan USG oleh dr.Iman, SpOG
dengan hasil terdapat lilitan tali pusat, namun diperbolehkan lahir normal.
Tanggal 20 April 2017 jam 07.00 WIB Ny.S datang dengan keluhan mulas-mulas
sejak pukul 02.00 WIB, hasil pemeriksaan Ny.S G3P2A0 hamil 38 minggu 4 hari
partus kala I fase laten dengan lilitan tali pusat, namun keadaan ibu dan janin baik.
Pukul 15.00 ibu mengatakan merasa sangat mulas dan terasa lemas. Hasil
pemeriksaan Ny.S G3P2A0 hamil 38 minggu 4 hari partus kala I fase aktif dengan
lilitan tali pusat, didapatkan partograf telah melewati garis waspada. Ny.S dirujuk
ke RS Kartika Pulomas ditemani suami dan didampingi oleh Bidan Maria dan
penulis. Pukul 15.45 WIB Ny.S sampai di IGD RS Kartika Pulomas, kemudian
dilakukan pemeriksaan USG, CTG, dan Laboratorium. Pukul 16.20 WIB Ny.S
dipindahkan dari ruang IGD ke ruang operasi untuk dilakukan operasi sectio
caesarea. Kemudian pukul 17.10 WIB bayi lahir kulit kemerahan, menangis kuat,
tonus otot baik, IMD berhasil dilakukan selama 1 jam, keadaan ibu baik dengan
perdarahan intraoperasi + 350 cc. Pada kunjungan nifas 6 jam sampai 6 minggu,
ibu dalam keadaan baik, pemeriksaan fisik dalam batas normal, tidak
menunjukkan adanya infeksi dan tanda bahaya nifas. Pada kunjungan neonatus 1
jam sampai 6 minggu, bayi dalam keadaan baik, pemeriksaan fisik dalam batas
normal, tidak menunjukkan adanya infeksi dan tanda bahaya bayi.
KATA PENGANTAR
ii
Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang
senantiasa istiqomah dalam sunnahnya hingga akhir jaman.
Dalam menyelesaikan laporan kasus ini penulis banyak sekali
mendapatkan bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada yang
terhormat:
iii
8. Mega Bella Joennata, Siti Umi Mar’atus Sholihah, dan Ni Gusti Ayu
Susilawati selaku teman seperjuangan komprehensif, teman satu
bimbingan, yang membantu dan saling memberi dukungan serta
masukan, selalu bersama-sama dari awal mencari pasien di BPM
sampai akhirnya terselesaikan asuhan kebidanan komprehensif ini.
9. ANGKASA (angkatan satu) angkatan terhebat sepanjang masa, terima
kasih atas kebersamaannya, Semoga ALLAH menjaga tali silaturahim
kita selalu dan tetap berjumlah 39 sampai lulus dan menjadi bidan
profesional.
10. Evan Sevditra, Qoonitah Khairunnisa, dan teman-teman lainnya yang
tidak mungkin disebutkan satu persatu atas semangat, dukungan, doa,
masukan, keceriaan kepada penulis, serta telah menemani penulis saat
kunjungan rumah pasien maupun saat di rumah sakit.
iv
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBARAN JUDUL SPESIFIKASI
LEMBARAN PERSETUJUAN
LEMBARAN PENGESAHAN
GAMBARAN KASUS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Kehamilan ……………………………………………….………………68
B. Persalinan …………………………………………….………………….91
C. Bayi Baru Lahir ………………………………………………………...107
D. Nifas ……………………………………………………………………118
v
BAB IV. PEMBAHASAN KASUS ...................................................................132
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................149
A. Simpulan ……………………………………………………………….149
B. Saran ……………………………………………………………………150
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
AKI di Indonesia menunjukan penurunan dari 359 kematian ibu tahun 2012
menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB
sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup, yang artinya sudah mencapai target
Kesehatan Dinkes DKI Jakarta, 2014). Adapun AKB di DKI Jakarta menurun
di tahun 2015 sebesar 3,11 per 1.000 kelahiran hidup (Dinkes DKI Jakarta,
1
Lima penyebab kematian ibu terbesar di Indonesia yaitu perdarahan,
Kematian ibu di Indonesia dan juga wilayah Jakarta Timur masih didominasi
pada tahun 2013 disebabkan oleh HDK (Kemenkes RI 2015 dan Sudinkes
tersebut sebetulnya dapat dicegah dan ditangani, namun terkendala oleh akses
deteksi dini, dan kesadaran orang tua untuk mencari pertolongan kesehatan
sebagian besar komplikasi dapat dicegah dan ditangani bila ibu segera
2
prosedur penanganan yang sesuai, tenaga kesehatan mampu melakukan
dan kesakitan ibu dan neonatal yaitu melalui peningkatan pelayanan antenatal
yang mampu mendeteksi dan menangani kasus risiko tinggi secara memadai,
pertolongan persalinan yang bersih dan aman oleh tenaga kesehatan terampil,
2015).
penurunan AKI dan AKB. Bidan mempunyai peran yang sangat penting
3
perawatan masa nifas (PNC), penanganan bayi lahir normal, menerapkan
program Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada setiap persalinan normal dengan
kondisi bayi yang baik, imunisasi bayi dan, dan pelayanan keluarga
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
tahun 2017.
2. Tujuan Khusus
4
a. Melakukan pengkajian pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, dan
nifas.
dan nifas.
5
3. 14 April 2017 : Pemeriksaan kehamilan ketiga
BAB II
TINJAUAN TEORI
6
A. Asuhan Kehamilan
1. Kehamilan
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu), trimester kedua dari
atau periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi
7
akan menghambat asupan gizi pada ibu hamil berkurang shinga
b. Demam
berbahaya bagi ibu maupun janin, olrh karena itu harus segera
c. Bengkak kaki, tangan, dan wajah, atau sakit kepala disertai kejang
disertai dengan keluhan fisik yang lain dan bertahan lebih dari 24
jam. Oedema yang terjadi terutama pada tangan dan wajah, sakit
kejang.
8
Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3
jam. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau
beristirahat dan jika ibu makan dan minum yang baik. Jika ibu tidak
e. Perdarahan pervaginam
9
Ketuban seharusnya pecah menjelang persalinan, tetapi jika
janin dan ibu akan mudah terinfeksi. Hal ini akan berbahaya baik
a. Sering berkemih
10
b. Varises dan wasir
bagian kaki, namun sering juga muncul pada vulva dan anus.
Wasir
c. Sesak nafas
11
Sesak nafas merupakan salah satu keluhan yang paling
sering dialami oleh ibu pada kehamilan trimester III. Hal ini
12
e. Nyeri perut bagian bawah
f. Heartburn
13
Seiring berkembangnya janin, tubuh ibu juga mengalami
terjadi secara menyeluruh pada organ tubuh ibu yang berjalan seiring
meliputi :
a. Uterus
14
c. Payudara / mammae
d. Kulit
(Manuaba, 2013).
e. Sistem kardiovaskuler
15
jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah,
f. Sistem pernapasan
g. Sistem urinaria
16
Keluhan sering berkemih pun dapat muncul kembali.
(Prawirohardjo, 2014).
h. Sistem Muskuloskletal
i. Sistem Pencernaan
(Prawirohardjo, 2014).
17
Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu / penantian
dan waspada sebab pada saat itu ibu marasa tidak sabar menunggu
III, diantaranya:
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
h. Libido menurun.
18
j. Sulit tidur dikarenakan kondisi fisik atau frustasi terhadap
persalinan.
4. Evidence Based
usia gestasi.
dan reabilitas hasil ukur tinggi fundus uteri. Beberapa rekomendasi teknik tersebut
dalam keadaan kosong dan pita ukur dalam keadaan terbalik (Husin, 2014)
19
nutrisi maternal, dan secara konsisten berkaitan dengan pertumbuhan berat dan
panjang janin. Namun, berdasarkan studi Lakhanpal (2012), IMT meternal secara
perkembangan janin pada rahim. Selain itu antenatal care bertujuan untuk
mendeteksi risiko komplikasi yang bisa mengancam jiwa wanita hamil. Oleh
karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan
minggu.
20
Untuk mendapatkan semua informasi yang diperlukan, petugas
Berat badan ideal untuk ibu hamil sendiri tergantung dari IMT
Kategori IMT
Rendah <19,8
Normal 19,8 – 26
21
Tinggi 26 – 29
Obesitas > 29
22
Tinggi (IMT >26 hingga 29 7,0 – 11,5
Gemeli 16 – 20,5
2016).
23
Kronis (Ibu hamil KEK) dan beresiko melahirkan Bayi Berat Lahir
Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala
masalah lain. Bila denyut jantung janin kurang dari 120 kali/ menit atau
24
(Kementerian RI, 2016).
g. Imunisasi TT
25
TT 1 Langkah awal
pembentukan kekebalan
tubuh terhadap penyakit
tetanus.
12 bulan setelah TT 4
TT 5 > 25 tahun
26
berat terhadap imunisasi TT pada masa lalu nya (contoh: kejang, koma,
bila diperlukan.
darah (Anemia).
i. Tatalaksana kasus
27
Dilakukan apabila ibu memiliki masalah dalam kesehatan saat hamil.
menyusu dini (IMD), nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI ekslusif,
1. Persalinan Normal
a. Persalinan
1) Pengertian Persalinan
28
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika
a) Persalinan spontan
b) Persalinan buatan
c) Persalinan anjuran
29
Persalinan yang berlangsung dengan pemberian obat untuk
a) Lightening
30
menyeluruh, kram pada tungkai, dan peningkatan statis pada
vena.
b) Perubahan Serviks
sedikit penipisan.
c) Persalinan Palsu
31
Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala satu
e) Bloody Show
(Sumarah, 2010).
a) Kala I
32
Kala satu persalinan didefinisikan sebagai permulaan
yaitu:
Fase Laten
Fase aktif
33
Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan
ditandai dengan:
34
d. Bagian terendah sudah masuk pintu atas panggul
2016).
35
Nadi Setiap 1 jam Setiap 30 menit
b) Kala II
36
bayi lahir. Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan
kontraksi.
dan vaginanya.
Perineum menonjol.
c) Kala III
37
perdarahan. Kala ini berlangsung dari lahirnya bayi sampai
(Saifuddin, 2010).
kesebelah kanan).
38
kumpulan darah (retroplacental pooling) dalam ruang
d) Kala IV
39
perdarahan pospratum karena perdarahan post partum paling
berikan uteretonika.
perdarahan.
Kandung kemih
40
c. Derajat III : terdiri dari mukosa vagina, komisura posterior,
2008).
bayi
c) Pencegahan infeksi
e) Rujukan.
a. Pengertian
41
Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin
2014).
b. Keuntungan
waktu yang lebih singkat, rasa sakit minimal, dan tidak mengganggu
c. Kerugian
Sedangkan kerugian dari tindakan ini dapat menimpa baik ibu maupun
normal.
(b) Darah yang dikeluarkan dua kali lipat disbanding persalinan normal
(c) Rasa nyeri dan penyembuhan luka pasca operasi lebih laa
(d) Jahitan bekas operasi beresiko terkena infeksi sebab jahitan itu
42
(e) Perlekatan organ bagian dalam karena noda darah yang tidak
bersih.
(g) Pembuluh darah dan kandung kemih bida tersayat pisau bedah.
Pada bayi yang lahir normal, cairan akan keluar saat terjadi tekanan.
d. Indikasi
mungkin membawa resiko pada ibu dan janin. Indikasi untuk sectio
43
primigravida diatas 35 tahun dengan letak sungsang, anak
tertekan terlalu lama pada pintu atas panggul, dan anak menderita
melemah).
persalinan serius pada jalan lahir atau pada anak, adanya infeksi
Usia
44
Ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada usia sekitar
Tulang Panggul
panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang
45
mengharuskan dilakukanya tindakan pembedahan, seperti bayi
terlalu besar, panggul terlalu sempit, atau jalan lahir yang tidak
adanya tumor dan kelainan bawaan pada jalan lahir, tali pusat
46
Robeknya kantung ketuban sebelum waktunya kantung
Distres Janin
Plasenta previa
47
atau seluruh jalan lahir.
Plasenta acreta
kali, ibu berusia rawan untuk hamil diatas 35 tahun, dan ibu yang
samping atau tali pusat sudah berada di jalan lahir sebelum bayi.
48
Lilitan tali pusat ke tubuh janin tidak selalu berbahaya.
oksigen dan zat makanan ke bayi menjadi hipoksia dan ibu akan
e. Kontraindikasi
lebih rinci dari kontraindikasi sectio caesarea adalah : Janin mati, syok,
49
janin, pemeriksaan hormone Hcg untuk mengetahui umur kehamilan,
3. Sistem Rujukan
a. Definisi
unit berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara
b. Indikasi Rujukan
maternal dan pernatal, terdapat dua alasan untuk merujuk ibu hamil,
50
Berdasarkan sifatnya, rujukan ibu hamil dibedakan menjadi:
1) Rujukan kegawatdaruratan
2) Rujukan Berencana
d. Kontraindikasi Rujukan
51
Adapun rujukan sebaiknya tidak dilakukan bila:
e. Perencanaan Rujukan
sebaiknya meliputi:
52
(a) Diagnosis dan tindakan medis yang diperlukan
(e) Waktu yang tepat untuk merujuk dan durasi yang dibutuhkan
untuk merujuk
53
2) Hubungi pusat layanan kesehatan yang menjadi tujuan rujukan dan
sebelumnya
3) Hal yang perlu dicatat oleh pusat layanan kesehatan yang akan
54
(b) Nama tenaga kesehatan yang merujuk
memberi pelayanan)
(c) Fotokopi rekam medis yang berkaitan dengan kondisi saat ini
55
(e) Berkas-berkas lain untuk pembiayaan menggunakan jaminan
kesehatan
56
(d) Presentasi
10) Catat dengan jelas semua hasil pemeriksaan berikut nama tenaga
dan Uang).
4. Evidence Based
57
yang paling sering mendampingi ibu saat bersalin, memiliki pengaruh
nafas dalam. Teknik relaksasi nafas dalam merupakan teknik pereda nyeri yang
darah, mengurangi kecemasan dan ketakutan agar ibu dapat beradaptasi dengan
sesudah teknik relaksasi nafas dalam dengan nyeri paling rendah 2 dan tertinggi 8.
Berbeda dengan sebelum teknik relaksasi nafas dalam dengan nyeri rendah 4 dan
tertinggi 9. Hasil penelitian ini menunjukkan ibu yang mengalami nyeri berat
dalam.
58
Terapi pijat terhadap pengurangan nyeri persalinan kala I fase aktif
otot-otot uterus, hipoksia dari otot- otot yang mengalami kontraksi, peregangan
serviks pada waktu membuka, iskemia korpus uteri, dan peregangan segmen
teknik sentuhan serta pemijatan ringan yang dapat menormalkan denyut jantung
dan tekanan darah, serta meningkatkan kondisi rileks dalam tubuh ibu hamil
dengan memicu perasaan nyaman melalui permukaan kulit. Teknik ini dapat
meningkatkan pelepasan zat oksitosin. Pijatan dimulai pada lengan atas kemudian
turun hingga pada lengan bawah. Pijatan bisa juga dilakukan pada daerah bahu,
sebagian besar responden atau 32 orang (88,9%) mengalami nyeri sedang. Hal ini
menunjukkan bahwa pijat ini memiliki pengaruh terhadap nyeri persalinan kala I
intervensi dan asuhan kebidanan pada ibu selama persalinan kala I fase aktif.
59
Asuhan kebidanan pada persalinan normal pada kala I
Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti: suami, keluarga,
2) Membimbing ibu untuk rileks ketika ada his, misalnya ibu diminta
pemeriksaan.
BAK/BAB.
mencegah dehidrasi.
60
6. Bayi Baru Lahir 1 jam
d) Mencegahan infeksi.
61
Hal-hal yang dinilai pada jam pertama sesudah lahir:
kehidupan bayi dan ibu. Tali pusat biasanya lepas 7-10 hari
setelah lahir.
tindakan aktif.
62
Refleks babinsky : refleks telapak kaki akan defleksi
dan mekonium, kemudian pada hari ke-4 berat badan akan naik
telah sempurna.
63
k) Refleks menghisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
memar.
f. Evidence Based
64
selanjutnya, karena ibu yang memberikan ASI dalam satu jam pertama
diharapkan interaksi ibu dan bayi ini akan segera terjadi. Dengan
menempel pada payudara ibu atau tenang dalam pelukan ibu segera
setelah lahir.
Depkes tahun 2008, asuhan yang diberikan kepada bayi segera setalah
lahir adalah asuhan yang segera, aman, dan bersih. Asuhan bayi baru
65
lahir normal adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut pada
satu jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru
(Prawirohardjo, 2014).
antara lain:
hangat
lendir.
66
d) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok
bayi. Tali pusat dipotong 5cm dari dinding perut bayi dengan
diganti setiap hari dan atau setiap kali pembalut basah atau kotor.
dan kering.
67
Upaya pencegahan kehilangan panas:
gerakan bayi.
bayi baru lahir. Maka semua bayi baru lahir normal dan cukup
5) Memberi salep mata. Setiap bayi baru lahir perlu diberi salep
yang halus dan tidak melukai, tidak mudah sobek dan tidak
68
(bayi, nyonya), tanggal lahir, waktu lahir, berat badan, panjang
C. Bayi
d. Indentifikasi bayi atau beri bayi penanda yang sama dengan ibunya
69
e. Berikan bayi kepada ibuya atau dengan rawat gabung dan biarkan
2. Evidence Based
Dalam artikel IDAI (2015), dijelaskan bahwa saat ini pilihan terapi
menjemur bayi dengan tepat yaitu dengan memakaikan baju, topi, dan
pada pukul 10.00-16.00. Paparan sinar matahari harus dihindari bagi bayi
berusia kurang dari 6 bulan dan bayi harus selalu menggunakan pakaian
dan topi untuk melindungi kulit. Orangtua boleh memberikan tabir surya
70
saat sinar matahari tidak dapat dihindari dan hanya diberikan pada kulit
D. Nifas
1. Pengertian Masa
Nifas
Masa nifas (Puerperium) adalah mulai partus selesai dan berakhir setelah
kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti
71
Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut:
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa
suhu.
72
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama
Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit empat kali yaitu pada 6
jam,6 hari, 2 minggu dan 6 minggu. Kunjungan ini bertujuan untuk menilai status
ibu dan bayi baru lahir juga untuk mencegah, mendeteksi,serta manangani
73
- Mencegah perdarahan masa
nifas karena atonia uteri.
1 6-8 jam setelah persalinan - Mendeteksi dan merawat
penyebab lain perdarahan, rujuk
jika perdarahan berlanjut.
- Memberikan konseling pada ibu
atau salah satu anggota keluarga,
bagaimana mencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri.
- Pemberian ASI awal.
- Melakukan hubungan antara ibu
dan bayi baru lahir.
- Menjaga bayi tetap sehat dengan
cara mencegah terjadi hipotermi.
- Jika petugas kesehatan
menolong persalinan, petugas
kesehatan harus tinggal dengan ibu
dan bayi baru lahir untuk 2 jam
pertama setelah kelahiran atau
sampai ibu dan bayi dalam keadaan
stabil.
74
hari.
- Sama seperti kunjungan II yaitu:
- Memastikan involusi uterus
3 2 minggu setelah persalinan berjalan normal, uterus
berkontraksi dengan baik, fundus
di bawah umbilikus, tidak ada
perdarahan abnormal atau tidak
ada bau.
- Menilai adanya tanda-tanda
demam, infeksi, atau perdarahan
abnormal.
- Memastikan ibu cukup
mendapatkan makanan, cairan dan
istirahat.
- Memastikan ibu menyusui
dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda- tanda
penyulit.
- Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi agar tetap
hangat dan merawat bayi sehari-
hari.
- Memberikan konseling KB
secara dini.
75
deteksi dini masalah yang terjadi dan pengobatan komplikasi atau penyakit
(Prawirohardjo, 2014).
Fase-fase yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas antara lain:
a. Fase Taking In
76
Fase ini merupakan periode ketergantungan, yang berlangsung dari
hari pertama sampai hari ke dua setelah melahirkan. Ibu terfokus pada
Ketidaknyamanan yang dialami antara lain rasa mules, nyeri pada luka
jahitan, kurang tidur, kelelahan. Hal yang perlu diperhatikan pada fase
ini adalah istirahat cukup, komunikasi yang baik dan asupan nutrisi.
cara perawatan bayi, cara menyusui yang benar, cara perawatan luka
c. Fase Letting Go
77
Fase ini merupakan fase menerima tanggungjawab akan peran
peningkatan akan perawatan diri dan bayinya. Ibu merasa percaya diri
kondisi fisiknya.
a. Involusi Uterus
disebut involusi.
78
Involusi TFU Berat Uterus
Pertengahan pusat
1 minggu 500 gram
simpisis
79
b. Ligamen-ligamen
dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan
c. Sistem pencernaan
haemoroid, laserasi jalan lahir. Supaya buang air besar kembali teratur
cairan yang cukup. Bila usaha ini tidak berhasil dalam waktu 2 atau 3
hari dapat ditolong dengan pemberian huknah atau glyserin spuit atau
80
Leukositosis akan meningkat pada beberapa hari post partum,
akan bervariasi pada awal masa nifas sebagai akibat dari volume darah,
2009).
biasanya berlebihan (poliurie) antara hari kedua dan kelima, hal ini
81
Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah persalinan.
1) Hormon plasenta
menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 postpartum dan
2) Hormon pituitary
82
meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke-3, dan
anovulasi dan untuk wanita yang tidak laktasi 50% siklus pertama
anovulasi.
dua kali lipat. Perubahan terdiri dari volume darah (blood volume) dan
83
hematokrit (haemoconcentration). Bila persalinan pervaginam,
darah ibu relatif akan bertambah. Keadaan ini akan menimbulkan beban
darah kembali seperti sediakala, umumnya hal ini terjadi pada hari 3-5
postpartum.
i. Lokhea
Lokhea adalah secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina
1) Lokhia Rubra
pascapersalinan.
2) Lokhia Sanguinolenta
84
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari ke-3
3) Lokhia Serosa
4) Lokhia Alba
5) Lokhia Purulenta
j. Endometrium
85
Perubahan yang terjadi pada endometrium adalah timbulnya
yang luas dan berdinding tipis. Rugae timbul kembali pada minggu ke
sangat besar selama proses melahirkan bayi dan dalam beberapa hari
pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam
l. Perineum
86
sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur daripada keadaan
sebelum melahirkan.
m. Laktasi
yang merupakan cairan kuning lebih kental dari pada air susu,
1) Suhu Badan
87
suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi pada endometrium,
2) Nadi
3) Tekanan darah
preeklampsi postpartum.
4) Pernafasan
suhu dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga
88
akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada
saluran nafas.
orang, respon tubuh pada luka lebih efektif jika nutrisi yang tepat tetap
dijaga, respon tubuh secara sistemik pada trauma, aliran darah dari dan ke
8. Evidence Based
motivasi, dukungan suami dan atau keluarga dan informasi tentang ASI.
89
Analisis lebih lanjut menunjukan bahwa faktor yang paling berpengaruh
BAB III
PERKEMBANGAN KASUS
Kunjungan Pertama
90
Identitas
tangga
Data Subjektif
1. Alasan datang
2. Riwayat Haid
91
Menarche usia 13 tahun. HPHT tanggal 24 Juli 2016, lamanya 5-6
tanggal 26 Juni 2016 lamanta 5-6 hari, siklus haid yaitu 28 hari. Taksiran
ditolong oleh bidan, tidak ada penyulit pada saat persalinan, jenis
kelamin perempuan, berat badan lahir 2700 gram, panjang badan lahir 48
Anak II. Lahir pada tahun 2007, lahir cukup bulan, spontan,
ditolong oleh bidan, tidak ada penyulit pada saat persalinan, jenis
kelamin laki-laki, berat badan lahir 3100 gram, panjang badan lahir 49
92
Akseptor KB jenis suntik tiga bulan sejak tahun 2007, lamanya 8,5
tahun, alasan berhenti ingin mempunyai anak lagi, dan tidak terdapat
keluhan.
menular seksual.
a. Pola Nutrisi
sehari, dengan porsi satu piring, jenis makanan adalah nasi, sayur,
empat sampai dengan lima gelas perhari, jenis minuman air putih
93
dengan porsi satu piring, jenis makanan adalah nasi, sayur, lauk,
sampai delapan gelas perhari dengan air putih, dan susu hamil
b. Pola Eliminasi
sampai enam kali sehari, warna kuning jernih, dan tidak terdapat
delapan kali sehari, warna kuning jernih, tidak ada keluhan seperti
mengganti pakaian dua kali sehari, sikat gigi duakali sehari dan
keramas satu kali dalam dua hari. Saat hamil frekuensi mandi dua
dikarenakan lebih mudah berkeringat, gosok gigi dua kali sehari, dan
94
Ibu tinggal bersama suami dan dua orang anaknya. Ibu pertama
suami.
mual dan muntah. Terapi yang diberikan adalah Fe 1x1, Kalk 1x1, dan
Vitamin C 1x1.
Oom Markonah dengan tidak ada keluhan dan terapi yang diberikan
9. Imunasasi TT
95
Status imunisasi TT sebanyak lima kali. Imunisasi TT pertama
pada saat ibu hamil anak pertama, imunisasi TT keempat dan kelima
Ibu bernama Ny. S, taksiran persalinan pada tanggal 1 Mei 2017, ibu
digunakan oleh ibu untuk mencapai tempat bersalin adalah motor dan
golongan darah ibu adalah O+. Biaya persalinan ibu yaitu ditanggung
Data Objektif
Pemeriksaan Umum
4. Antropometri
96
a. Berat badan sebelum hamil : 44 kg
5. Tanda-tanda Vital
b. Nadi : 80 x/m
c. Pernapasan : 22 x/m
d. Suhu : 360C
Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : Tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan, dan tidak
ada benjolan
mengeluarkan sekret
97
8. Leher : Tidak ada pembengkakan dan pembesaran kelenjar
tiroid
10. Payudara : Simetris, tidak ada lesi, puting susu menonjol, tidak ada
11. Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi, ada Linea Nigra, dan tidak
14. Genetalia : Vulva vagina bersih, tidak ada lesi, tidak ada tanda infeksi
Pemeriksaan Obstetri
TFU 29 cm, difundus teraba bokong, dibagian kanan perut ibu teraba
ekstermitas janin, bagian kiri perut ibu teraba punggung janin, bagian terendah
teraba kepala dan kepala belum masuk pintu atas panggul. Taksiran berat janin
Detak jantung janin 138 kali / menit, teratur, puntum maksimum satu
98
Pada vulva vagina bersih, tidak ada lesi, tidak ada tanda infeksi menular
Analisa
Penatalaksanaan
dan janinnya saat ini baik. Ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan dan ibu
2. Memberitahu Ibu bahwa nyeri punggung yang Ibu rasakan adalah hal yang
wajar di kehamilan trimester III, sehingga ibu tidak perlu khawatir. Ibu
b. Melebarkan kedua kaki dan tempatkan satu kaki sedikit didepan kaki
yang lain saat menekukkan kaki sehingga terdapat jarak yang cukup saat
99
Ibu mengerti dan akan memperbaiki mekanik tubuhnya.
kompres air hangat, berikan pijatan atau usapan pada punggung bawah. Ibu
mengerti.
udara di dalam rumah dengan sering membuka jendela atau pintu, perbanyak
minum cairan baik air putih atau jus untuk mengganti cairan tubuh yang
dengan pola gizi seimbang dan bervariasi dalam satu porsi, misalnya satu
porsi menu pagi yaitu nasi dengan sop sayuran, ikan, keripik tempe serta
susu, buah dapat dikonsumsi saat siang dan malam. Ibu dianjurkan
hati, keju, susu, kacang-kacangan, tahu, tempe. Ibu mengerti dan bersedia
7. Menganjurkan ibu untuk minum air putih 10 gelas sehari. Ibu mengerti dan
akan melakukannya.
100
8. Menganjurkan ibu untuk melakukan tes laboratorium untuk mengecek darah
dan urin di puskesmas atau klinik yang menyediakan tes laboratorium. Ibu
9. Memberikan ibu tablet Fe 1x1, kalk 1x, dan vitamin B6 2x1. Ibu akan
10. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi yaitu
pada tanggal 27 Maret 2017 atau jika ibu ada keluhan, ibu langsung datang
saja tanpa harus menunggu jadwal kontrol. Ibu akan datang kontrol tepat
waktu.
Kunjungan Kedua
101
Data Subjektif
malam hari. Ibu mengatakan berkemih dengan frekuensi dua sampai tiga kali di
malam hari, berwarna kuning jernih. Frekuensi minum air mineral pun cukup
sering yaitu tujuh sampai sembilan gelas perhari dan minum teh manis hangat di
pagi atau sore hari. Pola tidur ibu di siang hari yaitu satu sampai dua jam, dan
sebelumnya, hal itu karena ibu sudah melakukan mekanik tubuh yang benar, ibu
juga sudah melakukan kompres hangat serta melakukan pijatan pada punggung
Ibu mengganti pakaian tiga kali sehari karena mudah berkeringat dengan
menggunakan pakaian yang longgar dan nyaman, dapat menyerap keringat, dan
juga sering membuka pintu atau jendela agar sirkulasi ruangannya bagus.
yaitu satu porsi nasi dengan lauk seperti ayam, ikan, telur, kacang-kacangan, serta
Data Objektif
Pemeriksaan Umum
102
3. Keadaan Emosional : Stabil
5. Tanda-tanda Vital
b. Nadi : 82 x/m
c. Pernapasan : 21 x/m
d. Suhu : 36,20C
Pemeriksaan Fisik
mengeluarkan sekret
tiroid
Pemeriksaan Obstetri
TFU 30 cm, difundus teraba bokong, dibagian kanan perut ibu teraba
ekstermitas janin, bagian kiri perut ibu teraba punggung janin, bagian terendah
103
teraba kepala dan kepala belum masuk pintu atas panggul. Taksiran berat janin
Detak jantung janin 146 kali / menit, teratur, puntum maksimum satu
Pada vulva vagina bersih, tidak ada lesi, tidak ada tanda infeksi menular
Pemeriksaan Penunjang
Sukapura.
1. Darah
- Hemtokrit = 36,8 %
- Trombosit = 301.000 ul
- Leukosit = 13.500 ul
2. Urin
Analisa
104
Diagnosa Ibu : G3P2A0 hamil 35 minggu 5 hari
Penatalaksanaan
1. Memberitahu Ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin dalam
keadaan baik. Ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan dan ibu senang
2. Memberitahu kepada ibu mengenai keluhan sering buang air kecil adalah
perubahan fisiologis yang terjadi pada ibu di usia kehamilan trimester III,
seorang ibu hamil di trimester III mengalami sering berkemih. Ibu mengerti.
3. Menganjuran kepada ibu untuk tetap minum air mineral agar hidrasinya baik
dengan mengurangi minum di malam hari, lebih baik minum lebih banyak di
pagi, siang, dan sore. Selain itu mengurangi minuman yang memicu buang air
kecil seperti teh dan kopi. Ibu mengerti dan akan mengurangi minum di
malam hari tetapi minum lebih banyak di pagi, siang, dan sore serta
105
5. Mengevaluasi ibu mengenai kebutuhan nutrisi dan hidrasinya. Ibu dapat
menjelaskan bagaimana makan dengan pola gizi seimbang dan hidrasi yang
ibu agar selalu menjaga posisi-posisi yang baik untuk ibu hamil. Seperti tidur
mengambil atau mengangkat apapun dari bawah. Ibu akan selalu menjaga
berbeda. Karena jika pada waktu yang bersamaan, penyerapan dari Fe akan
vitamin yang telah diberikan yaitu Fe, Kalk, dan B6, meminum Fe dan Kalk
pada tanggal 12 April 2017 atau jika ibu ada keluhan, ibu langsung datang
saja tanpa harus menunggu jadwal kontrol. Ibu akan datang kontrol sesuai
jadwal.
106
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
Kunjungan Ketiga
Data Subjektif
Ibu mengeluh kadang masih terasa nyeri punggung, ibu sudah melakukan
mekanik tubuh yang benar, ibu juga sudah melakukan kompres hangat serta
Ibu sudah tidak terlalu sering berkemih di malam hari sehingga jarang
terbangun di malam hari. Hal itu karena ibu sudah mengurangi frekuensi minum
107
di malam hari. Frekuensi ibu dalam mengonsumsi air mineral cukup sering yaitu
tujuh sampai sembilan gelas perhari serta sudah mengurangi minum teh manis.
Tidak ada keluhan seperti nyeri ulu hati, mata berkunang, bengkak pada
wajah dan ektermitas, sulit tidur, ataupun sulit BAK. Tidak ada tanda persalinan
pada kunjungan kehamilan hari ini, seperti mulas dengan frekuensi sering, keluar
dikarenakan jarak anak kedua dengan kehamilan ketiga cukup jauh yaitu 10 tahun.
Ibu mengatakan Fe, kalk, dan B6 rutin dikonsumsi dan masih ada.
Data Objektif
Pemeriksaan Umum
4. Berat Badan : 52 kg
5. Tanda-tanda Vital
b. Nadi : 82 x/m
c. Pernapasan : 23 x/m
d. Suhu : 36,40C
108
Pemeriksaan Fisik
mengeluarkan secret
tiroid
Pemeriksaan Obstetri
TFU 29 cm, difundus teraba bokong, dibagian kanan perut ibu teraba
ekstermitas janin, bagian kiri perut ibu teraba punggung janin, bagian terendah
teraba kepala dan sudah masuk pintu atas panggul dengan penurunan kepala 4/5.
Detak jantung janin 142 kali / menit, teratur, puntum maksimum satu
Pada vulva vagina bersih, tidak ada lesi, tidak ada tanda infeksi menular
Analisa
109
Diagnosa Ibu : G3P2A0 hamil 37 minggu 5 hari
Penatalaksanaan
1. Memberitahu Ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin dalam
keadaan baik. Ibu mengerti bahwa kondisi ibu dan janin baik.
ibu agar selalu menjaga posisi-posisi yang baik untuk ibu hamil. Seperti tidur
mengambil atau mengangkat apapun dari bawah. Ibu akan selalu menjaga
baju berkancing, jarit, pembalut, pakaian dalam. Pakaian bayi yaitu baju bayi,
popok bayi, topi bayi. Serta buku KIA juga harus dibawa. Ibu akan
lama.
b. Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir atau keluar cairan ketuban
110
5. Meminta ibu untuk datang ke pelayanan kesehatan jika muncul salah satu
tanda awal persalinan tersebut. Ibu akan datang ke pelayanan kesehatan jika
6. Memberitahu informasi kepada ibu bahwa setelah bayi lahir, bayi akan
dilakukan Inisasi Menyusui Dini (IMD) yaitu bayi diletakkan di dada ibu
untuk mencari puting ibunya sendiri selama 1 jam agar dapat mengurangi
perdarahan setelah melahirkan, kontak kulit dengan kulit antara ibu dan bayi
akan meningkatkan ikatan batin dan membuat bayi lebih tenang. Ibu mengerti
telah diberikan yaitu Fe, Kalk, dan B6, meminum Fe dan Kalk di waktu yang
berbeda.
Ika yaitu tanggal 19 April 2017 atau jika ibu ada keluhan, ibu langsung
datang saja tanpa harus menunggu jadwal kontrol. Ibu akan datang sesuai
jadwal.
111
Kunjungan Keempat
Data Subjektif
Ibu mengeluh kadang masih terasa nyeri punggung, ibu sudah melakukan
mekanik tubuh yang benar, ibu juga sudah melakukan kompres hangat serta
Ibu sudah tidak terlalu sering berkemih di malam hari sehingga jarang
terbangun di malam hari. Hal itu karena ibu sudah mengurangi frekuensi minum
di malam hari. Frekuensi ibu dalam mengonsumsi air mineral cukup sering yaitu
Ibu sudah mengganti pakaian tiga kali sehari karena mudah berkeringat
keringat, dan juga sering membuka pintu atau jendela agar sirkulasi ruangannya
bagus.
Tidak ada keluhan seperti nyeri ulu hati, mata berkunang, bengkak pada
wajah dan ektermitas, sulit tidur, ataupun sulit BAK. Ibu telah merasakan
kencang-kencang pada bagian perut bawah, namun lamanya masih pendek dan
inisiasi menyusu dini dan tujuan dari inisasi menyusu dini. Pada anak pertama dan
kedua ibu menyusui hingga usia anak dua tahun dan selama enam bulan ibu hanya
112
memberikan ASI saja tanpa pendamping makanan lain. Dan untuk anak ketiga ibu
Data Objektif
Pemeriksaan Umum
4. Berat Badan : 52 kg
5. Tanda-tanda Vital
b. Nadi : 84 x/m
c. Pernapasan : 24 x/m
d. Suhu : 36,3 0C
Pemeriksaan Fisik
mengeluarkan sekret
113
3. Leher : Tidak ada pembengkakan dan pembesaran kelenjar
tiroid
Pemeriksaan Obstetri
TFU 29 cm, difundus teraba bokong, dibagian kanan perut ibu teraba
ekstermitas janin, bagian kiri perut ibu teraba punggung janin, bagian terendah
teraba kepala dan sudah masuk pintu atas panggul dengan penurunan kepala 4/5.
114
Detak jantung janin 140 kali / menit, teratur, puntum maksimum satu
Pada vulva vagina bersih, tidak ada lesi, tidak ada tanda infeksi menular
Pemeriksaan Penunjang
USG dilakukan oleh dr. Iman, SpOG tanggal 19 April 2017 pukul 16.45 WIB
ICA : cukup
Analisa
Penatalaksanaan
1. Memberitahu Ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin dalam
keadaan baik. Ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan dan ibu senang
115
2. Memberitahu ibu bahwa kencang-kencang pada bagian perut bawah atau
terjadi pada ibu di usia kehamilan trimester III dan biasanya ini dapat terjadi
3. Memberutahu ibu tidak perlu khawatir dengan adanya lilitan tali pusat, lilitan
tali pusat ke tubuh janin tidak selalu berbahaya, selama tali pusat tidak terjepit
atau terpelintir maka aliran oksigen dan nutrisi dari plasenta ke tubuh janin
4. Membimbing ibu untuk teknik relaksasi dengan pernapasan dalam yaitu jika
kembali dan akan datang ke pelayanan kesehatan jika ibu sudah merasakan
6. Mengevaluasi nyeri pinggang yang ibu rasakan dan menganjurkan kepada ibu
agar selalu menjaga posisi-posisi yang baik untuk ibu hamil. Seperti tidur
mengambil atau mengangkat apapun dari bawah. Ibu akan selalu menjaga
baju berkancing, jarit, pembalut, pakaian dalam. Pakaian bayi yaitu baju bayi,
116
popok bayi, topi bayi. Serta buku KIA juga harus dibawa. Ibu sudah
8. Mengevaluasi informasi kepada ibu bahwa setelah bayi lahir, bayi akan
dilakukan Inisasi Menyusui Dini (IMD) yaitu bayi diletakkan di dada ibu
untuk mencari puting ibunya sendiri selama 1 jam agar dapat mengurangi
perdarahan setelah melahirkan, kontak kulit dengan kulit antara ibu dan bayi
akan meningkatkan ikatan batin dan membuat bayi lebih tenang. Ibu dapat
melahirkan.
10. Mengingatkan ibu untuk melanjutkan dalam mengonsumsi vitamin yang telah
telah diberikan yaitu Fe, Kalk, dan B6, meminum Fe dan Kalk di waktu yang
berbeda.
11. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi yaitu
tanggal 26 April 2017 atau jika ibu ada keluhan, ibu langsung datang saja
tanpa harus menunggu jadwal kontrol. Ibu akan datang sesuai jadwal.
117
Tanggal 20 April 2017 pukul 07:00 WIB
Data Subjektif
Ibu datang ke BPM Bidan Oom markonah pada pukul 07:00 WIB dengan
keluhan mules-mules sejak pukul 02.00 WIB dengan intensitas belum terlalu
sering.
Ibu mengatakan tidak ada sakit kepala, nyeri ulu hati, pandangan kabur,
pergerakan janin aktif, sudah ada pengeluaran darah pervaginam dan belum keluar
air-air pervaginam.
Makan terakhir pukul 20:00 WIB dengan satu porsi nasi, tumis kacang dan
tempe goreng. Minum terakhir pukul 06.30 WIB dengan air putih sebanyak satu
gelas. BAB terakhir pukul 05:00 WIB, berwarna kuning kecoklatan, berbau khas,
tidak ada keluhan. BAK terakhir pukul 06:00 WIB, berwarna kuning jernih,
Objektif
118
Keadaan emosional : Stabil
Tanda-tanda vital
2. Nadi : 88 x/menit
3. Pernapasan : 23 x/menit
o
4. Suhu : 36,5 C
Pemeriksaan fisik
1. Abdomen
Palpasi
TFU : 29 cm
(bokong).
119
Leopold III : Teraba bagian bulat, keras, dan sulit dilentingkan
(kepala).
Auskultasi
4. Pemeriksaan dalam
120
Dinding Vagina : Tidak ada kelainan
Pembukaan : 3 cm
Ketuban : utuh
Penurunan : Hodge I
Analisa
Diagnosa kebidanan
Ibu : G3P2A0 hamil usia 38 minggu 4 hari inpartu kala 1 fase laten
Masalah :-
Nutrisi, Hidrasi
Penatalaksanaan
telah dilakukan bahwa sampai saat ini keadaan ibu dan janin dalam keadaan
baik. Ibu dan keluarga mengerti dengan keadaan ibu dan janin.
121
3. Membimbing ibu dalam melakukan relaksasi saat mulas datang, dengan cara
dan ditiupkan melalui mulut secara berulang. Ibu dapat mengulangi teknik
4. Membimbing suami untuk memijat daerah lumbal atau pinggang untuk rasa
nyaman bagi ibu serta mengurangi rasa nyeri yang ibu rasakan saat mulas
5. Menganjurkan kepada ibu untuk tetap memenuhi nutrisi dan hidrasinya, guna
menambah tenaga untuk persiapan saat mengejan. Ibu bersedia untuk makan
dan minum. Ibu meminum air mineral, larutan isotonik, dan teh manis hangat.
kiri, ataupun berganti kearah kanan jika ibu sudah merasa pegal. Serta
cepat. Ibu mengerti, dan ibu memilih untuk miring ke arah kiri, terkadang
7. Menganjurkan kepada ibu untuk tidak menahan dalam BAB dan BAK guna
setiap 1 jam dan melakukan pemeriksaan dalam, tekanan darah, suhu, urin 4
122
jam lagi (pukul 11:00 WIB) atau jika ada indikasi. Observasi telah dilakukan
Tabel Observasi
Nadi DJJ
(x/menit) (x/menit)
123
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN
124
Data Subjektif
Ibu mengatakan merasa keluar air-air, mulas yang semakin sering, dan terasa
lemas.
Data Objektif
Tanda-tanda vital
2. Nadi : 87 x/menit
3. Pernapasan : 22 x/menit
o
4. Suhu : 36,5 C
Auskultasi
125
His : 3 kali dalam 10 menit lamanya 25 detik, kekuatan sedang.
Pemeriksaan dalam
Pembukaan : 4 cm
Presentasi : Kepala
Penurunan : Hodge II
Analisa
Diagnosa kebidanan
Penatalaksanaan
126
1. Memberitahu kepada ibu dan suami, berdasarkan hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan bahwa sampai saat ini keadaan ibu dan janin dalam keadaan
baik. Ibu dan suami mengerti dengan keadaan ibu dan janin.
sebanyak 25 ml.
3. Menganjurkan kepada ibu untuk tidak menahan dalam BAK guna keefektifan
4. Mengevaluasi ibu dalam melakukan relaksasi saat mulas datang, dengan cara
dan ditiupkan melalui mulut secara berulang. Ibu dapat melakukan teknik
5. Mengevaluasi suami untuk memijat daerah lumbal atau pinggang untuk rasa
nyaman bagi ibu serta mengurangi rasa nyeri yang ibu rasakan saat mulas
6. Menganjurkan kepada ibu untuk tetap memenuhi nutrisi dan hidrasinya, guna
ibu tidak merasa lemas dan menambah tenaga untuk persiapan saat mengejan.
Ibu bersedia untuk makan dan minum. Ibu meminum air mineral, larutan
isotonik, dan teh manis hangat. Serta makan nasi, lauk, dan sayur.
kiri, ataupun berganti kearah kanan jika ibu sudah merasa pegal. Ibu mengerti
127
8. Memberikan dukungan kepada ibu agar bersabar dalam penantian persalinan.
setiap 30 menit dan melakukan pemeriksaan dalam, tekanan darah, suhu, urin
setiap 4 jam (pukul 15:00 WIB) atau jika ada indikasi. Observasi telah
Subjektif
Ibu mengatakan merasa sangat mulas yang semakin sering dan terasa lemas.
Objektif
Tanda-tanda vital
128
1. Tekanan darah : 120/80 mmHg
2. Nadi : 90 x/menit
3. Pernapasan : 22 x/menit
o
4. Suhu : 36,5 C
bagian
Auskultasi
Pemeriksaan dalam
Pembukaan : 6 cm
Presentasi : Kepala
Penurunan : Hodge II
Analisa
129
aktif dengan lilitan tali pusat.
Masalah : lemas
Penatalaksanaan
telah dilakukan bahwa sampai saat ini keadaan ibu dalam keadaan kurang
baik, dan sangat dianjurkan untuk dirujuk ke rumah sakit. Ibu dan keluarga
mengerti dengan keadaan ibu, dan menyetujui untuk dirujuk ke rumah sakit.
2. Memasang infus Ringer Laktat 8 tetes per menit untuk stabilisasi ibu dalam
Data Subjektif
pukul 16.20 WIB dengan diagnosa G3P2A0 hamil usia 38 minggu 4 hari
inpartu kala 1 fase aktif dengan lilitan tali pusat. Keluhan yang Ibu rasakan
saat ini adalah cemas karena sebelumnya ibu tidak pernah dioperasi. Ibu
130
mengatakan tidak mempunyai alergi obat, ibu sudah mulai puasa sejak
Data Objektif
Tanda-tanda vital
2. Nadi : 85 x/menit
3. Pernapasan : 20 x/menit
o
4. Suhu : 36,8 C
Auskultasi
131
His : 3 kali dalam 10 menit lamanya 35 detik, kekuatan
sedang.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah
b. Leukosit : 19.400 uL
c. Hematokrit : 35,7 %
d. Trombosit : 289.000 uL
Analisa
132
Ibu : G3P2A0 hamil usia 38 minggu 4 hari inpartu kala 1 fase
Masalah : Cemas
Penatalaksanaan
keadaan ibu dan janin dapat menjalani operasi saat ini. Ibu dan
keluarga mengerti.
133
B. Asuhan Intra-operasi , tanggal 20 April 2017 pukul 17.05 WIB
Data Subjektif
tingkat kecemasan ibu, ibu sudah tidak cemas dan lebih banyak berdoa.
Objektif
Tanda-tanda vital
2. Nadi : 80 x/menit
3. Pernapasan : 22 x/menit
o
4. Suhu : 36,6 C
134
Perdarahan : + 350 cc
Analisa
Masalah :-
Penatalaksanaan
berdoa.
dalam keadaan baik. Bayi lahir pukul 17.10 WIB, terdapat lilitan tali
pusat, menangis kuat, kulit kemerahan, tonus otot baik, jenis kelamin
135
laki-laki dengan berat badan lahir 2600 gram dan panjang badan lahir
Subjektif
Ibu merasa bersyukur, senang, dan lega setelah bayinya lahir. Ibu juga merasa
kedinginan.
Objektif
Pemeriksaan Umum
Tanda-tanda vital
136
1. Tekanan darah : 120/90 mmHg
2. Nadi : 80 x/menit
3. Pernapasan : 22 x/menit
o
4. Suhu : 36,6 C
Keseimbangan cairan
1. Urine : 200 ml
2. RL : 20 tetes permenit
Pemeriksaan Obstetri
Pada bagian abdomen, luka jahit sudah tertutup oleh balutan. TFU berada
di dua jari bawah pusat, kontraksinya baik. Pada vulva vagina tidak ada kelainan,
Analisa
Masalah :-
137
Kebutuhan : Asuhan Post-operasi
Penatalaksanaan
sehingga ibu akan merasakan nyeri pada luka sekitar operasi. Ibu
mengerti.
138
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
Data Subjektif
Bayi lahir spontan langsung menangis dan ibu mengatakan bayi bergerak aktif.
Data Objektif
Penilaian awal
Menangis kuat : Ya
139
Pemeriksaan antropometri
Panjang badan : 48 cm
Lingkar kepala : 33 cm
Lingkar dada : 32 cm
Tanda-tanda vital
o
a. Suhu : 37 C
c. Pernapasan : 48 x/menit
Pemeriksaan fisik
terdapat serumen.
140
palatoskizis, labiopalatoskizis. Reflek rooting,
pembesaran kelenjar.
gallop.
18. Eliminasi
141
a. BAB : Belum
b. BAK : Belum
Analisa
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa
keadaan bayi saat ini dalam keadaan sehat. Ibu dan keluarga telah mengetahui
keadaan bayinya.
2. Membersihkan dan mengganti kain yang sudah kotor dengan kain yang
diberikan.
tali pusat tetap dalam kondisi kering. Perawatan tali pusat telah dilakukan.
6. Memindahkan bayi ke ruang perawatan bayi pukul 18.30 WIB. Bayi sudah
142
143
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
UMUR 6 HARI
Data Subjektif
Ibu mengatakan bayinya sehat, aktif dan sudah mampu menghisap puting
susu dengan kuat. Bayi menyusu lebih dari 8 kali dalam sehari. BAB tiga sampai
empat kali dalam sehari, sekarang warnanya kekuningan. BAK lima sampai enam
kali dalam sehari, berwarna jernih. Bayi belum diberikan imunisasi yang pertama
yaitu Hb0.
Data Objektif
Tanda-tanda vital
1. Pernapasan : 43 x/menit
Antropometri
2. Panjang Badan : 48 cm
Pemeriksaan Fisik
144
1. Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda,
3. Tali pusat : Belum puput, bersih dan kering serta tidak ada
Analisa
Penatalaksaan
bayi dalam keadaan baik. Ibu mengerti dan mengetahui keadaan bayinya.
3. Memotivasi ibu agar tetap memberikan ASI saja kepada bayi, tidak
4. Memberitahu tanda bahaya bayi baru lahir yaitu bayi tidak mau menyusu,
145
kemerahan sampai dinding perut disertakan berbau dan bernanah, demam,
mata bernanah, diare, kulit dan mata kuning, tinja berwarna pucat. Jika
ditemukan satu atau lebih tanda tersebut, bayi segera dibawa ke fasilitas
kesehatan. Ibu mengerti dan akan segera ke fasilitas kesehatan jika terdapat
5. Menganjurkan kepada ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi, bersih dan
6. Mengingatkan ibu agar selalu menjaga tali pusat bayi tetap kering. Ibu
mengerti.
7. Mengajarkan ibu dan keluarga cara mencuci tangan yang benar, dilakukan
setelah BAK dan BAB, sebelum makan, sebelum memegang bayi, sebelum
memberikan makan dan minum pada anak. Ibu dan keluarga dapat
8. Merencanakan untuk pemberian imunisasi yang kedua yaitu BCG dan Polio 1
pada tanggal 3 Juni 2017. Ibu mengerti dan akan datang sesuai jadwal.
146
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
UMUR 19 HARI
Tanggal 9 Mei 2017 jam 13.00 WIB
Data Subjektif
Ibu mengatakan bayinya sehat dan aktif. Bayi menyusu lebih dari 8 kali
dalam sehari. BAB tiga sampai empat kali dalam sehari, sekarang warnanya
kekuningan. BAK lima sampai enam kali dalam sehari, berwarna jernih.
Ibu dapat mengulang kembali beberapa tanda bahaya bayi baru lahir dan
tidak terdapat tanda bahaya tersebut pada bayinya, serta cara mencuci tangan yang
147
Ibu menjemur bayinya setiap pagi selama setengah jam dengan cara bayi
Data Objektif
Tanda-tanda vital
1. Pernapasan : 48 x/menit
Antropometri
2. Panjang badan : 49 cm
Pemeriksaan Fisik
148
Analisa
Penatalaksaan
1. Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa bayi
dalam keadaan baik. Ibu mengerti dan senang dengan keadaan bayinya.
2. Memberitahu ibu mengenai cara menjemur bayi dengan tepat yaitu sebaiknya
bayi dipakaikan baju, topi, dan tabir surya pada kulit yang terpapar selama
paparan sinar matahari pada pukul 10.00-16.00 Ibu mengerti dan akan
3. Memberikan pujian kepada ibu karena hanya memberikan ASI saja hingga
hari ini. Serta menganjurkan kepada ibu agar tetap memberikan ASI saja
kepada bayi selama enam bulan, tanpa makanan atau minuman tambahan.
Serta memberikan ASI setiap satu atau dua jam sekali. Ibu mengerti dan
4. Memberi pujian kepada ibu dan keluarga karena dapat melakukan mencuci
tangan yang benar. Ibu dan keluarga akan menerapkannya untuk sehari-hari.
5. Mengingatkan ibu tanggal 3 Juni 2017 jadwal bayi imunisasi BCG dan Polio
1 serta tidak lupa untuk membawa buku KIA. Ibu mengerti dan akan
149
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
UMUR 44 hari
Data Subjektif
Ibu mengatakan bayinya sehat dan aktif. Bayi menyusu lebih dari 8 kali
dalam sehari. BAB tiga sampai empat kali dalam sehari, sekarang warnanya
kekuningan. BAK lima sampai enam kali dalam sehari, berwarna jernih.
Ibu menjemur bayinya setiap pagi di bawah jam 09.00 selama + 20 menit
dengan cara bayi tetap menggunakan pakaian dan topi dan menjemurnya di teras
Bayi sudah diberikan imunisasi yang kedua yaitu BCG dan Polio 1 di
BPM Bd.Hj.Oom Markonah tadi pagi. Saat ini tidak ada keluhan pada bayi.
Data Objektif
Tanda-tanda vital
1. Pernapasan : 43 x/menit
Antropometri
150
1. Berat badan : 4200 gram
2. Panjang badan : 52 cm
Pemeriksaan Fisik
2. Kulit : Kulit
pembengkakan
Analisa
Penatalaksaan
1. Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa bayi
dalam keadaan baik. Ibu mengerti dan senang dengan keadaan bayinya.
2. Memberikan pujian kepada ibu karena sudah benar dan tepat dalam
menjemur bayinya. Ibu mengerti dan akan rajin menjemur bayinya setiap
pagi.
3. Memberi pujian kepada ibu dan keluarga karena dapat melakukan mencuci
tangan yang benar. Ibu dan keluarga akan menerapkannya untuk sehari-hari.
151
4. Mengingatkan ibu kembali mengenai tanda bahaya pada bayi, jika ditemukan
satu atau lebih tanda tersebut, bayi segera dibawa ke fasilitas kesehatan. Ibu
mengerti dan akan segera ke fasilitas kesehatan jika terdapat tanda bahaya
5. Mengingatkan kembali kepada ibu dan keluarga cara mencuci tangan yang
Data Subjektif
Ibu merasa senang dan lega dengan kelahiran bayinya, merasakan nyeri
pada bekas luka operasi dan ASI nya belum keluar. Namun ibu belum BAB. Ibu
hanya dapat menggerakkan tangan dan kaki, belum bisa memiringkan badan ke
kiri dan kanan. Ibu masih merasa sedikit mulas dan dapat mempraktikkan teknik
massase uterus yang sudah diajarkan. Pengeluaran darah tidak banyak dan masih
Data Objektif
152
Keadaan umum : Baik
Tanda-tanda vital
2. Nadi : 80 x/menit
3. Pernapasan : 20 x/menit
o
4. Suhu : 36,5 C
Pemeriksaan fisik
3. Abdomen
4. Pengeluaran
153
ada tanda-tanda infeksi, terpasang Dower Catheter.
Analisa
Diagnosa kebidanan
Penatalaksanaan
2. Mengevaluasi ibu mengenai menilai kontraksi uterus yang baik dan teknik
massase uterus yang benar. Ibu masih ingat dan dapat mempraktikkan dengan
baik.
3. Menganjurkan kepada ibu untuk istirahat yang cukup. Ibu akan beristirahat
dengan baik.
setelah operasi yaitu ibu harus tirah baring dan hanya menggerakkan lengan,
tangan, ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit,
meregangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki serta diharuskan
untuk miring kanan dan kiri untuk mencegah thrombosis dan thromboemboli,
nyeri dan infeksi. Ibu mengerti dan baru dapat menggerakkan tangan dan
kaki.
154
5. Menganjurkan untuk tetap menyusui bayinya walaupun ASI belum keluar,
suami atau keluarga, informasi tentang ASI, dan hisapan bayi. Ibu mengerti
untuk ASI ekslusif. Ibu mengerti mengenai ASI ekslusif dan antusias untuk
ASI ekslusif.
genetalia yaitu mengajarkan kepada ibu cara mencebok yang benar dengan
jalan lahir keluar cairan berbau dari jalan lahir, bengkak di wajah, tangan,
kaki, atau sakit kepala dan kejang-kejang, demam, payudara bengkak, merah
disertai rasa sakit, merasa sedih, murung, dan menangis tanpa sebab. Serta
tanda masa nifas. Ibu dapat mengulangi beberapa tanda bahaya masa nifas
dan akan datang memberitahu pelayanan kesehatan jika terdapat tanda bahaya
masa nifas.
155
10. Menganjurkan kepada ibu untuk tetap mengonsumsi obat dan vitamin yang
telah diberikan dengan air mineral bukan dengan air teh ataupun susu. Ibu
11. Merencakan kunjungan nifas kedua yaitu enam hari setelah persalinan. Ibu
Data Subjektif
156
Ibu masih terasa sedikit nyeri luka operasi. Ibu dapat mengulangi beberapa
tanda bahaya nifas dan tidak terdapat tanda tersebut pada ibu, seperti pendarahan
lewat jalan lahir keluar cairan berbau dari jalan lahir, bengkak di wajah, tangan,
kaki, atau sakit kepala dan kejang-kejang, demam, payudara bengkak, merah
disertai rasa sakit, merasa sedih, murung, dan menangis tanpa sebab.
Ibu memberikan ASI setiap satu jam sekali atau dua jam satu kali. Ibu merasa
kurang tidur, karena harus terbangun di malam hari untuk menyusui. Pada siang
hari ibu biasanya tidur satu jam, pada malam hari ibu tidur hanya empat sampai
lima jam.
Ibu makan teratur sebanyak tiga kali sehari dengan satu porsi nasi, lauk,
sayuran, dan buah serta mengonsumsi. Minum air mineral dengan frekuensi 9-10
gelas dalam satu hari. BAB tidak teratur, frekuensi satu kali dalam sehari atau dua
hari, warna kecoklatan, konsistensi sedikit keras, bau khas. BAK 5-6 kali sehari,
mandi dengan cara diseka-seka menggunakan waslap sebanyak dua kali dalam
sehari, keramas dua hari sekali, mengganti pembalut tiga kali sehari, serta
Data Objektif
157
Keadaan umum : Baik
Tanda-tanda vital
2. Nadi : 82 x/menit
3. Pernapasan : 19 x/menit
o
4. Suhu : 36,0 C
Pemeriksaan fisik
pengeluaran ASI.
3. Abdomen
158
warna kecoklatan (Lochea Sanguinolenta)
Analisa
Penatalaksanaan
2. Mengganti perban luka bekas operasi. Sudah dilakukan oleh Agus Diah Eka
Lestari dan dibimbing oleh bidan Ika, luka jahit baik dan tidak ada tanda
infeksi.
mechanic dengan baik, supaya tidak nyeri luka operasi, jika terasa nyeri
dianjurkan untuk tirah baring sejenak. Ibu mengerti dan akan melakukannya.
5. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan air minum pada enam bulan
pertama setelah melahirkan yaitu 14 gelas perhari. Ibu akan menambah porsi
minumnya.
159
6. Memberitahu ibu untuk dapat beristirahat dengan baik, jika bayi tidur maka
ibu ikut tidur, sehingga pola jam tidur ibu tidak berkurang atau terganggu. Ibu
8. Memastikan ibu melakukan posisi menyusui bayi yang baik dan perlekatan
yang benar. Ibu sudah benar posisi menyusui bayi dan perlekatannya.
9. Merencakan kunjungan nifas ketiga yaitu dua minggu setelah persalinan. Ibu
160
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS 19 HARI
Data Subjektif
Ibu kadang masih terasa nyeri luka operasi dan sudah mengurangi pekerjaan
yang berat-berat, tidak terdapat pendarahan lewat jalan lahir keluar cairan berbau
dari jalan lahir, bengkak di wajah, tangan, kaki, atau sakit kepala dan kejang-
kejang, demam, payudara bengkak, merah disertai rasa sakit, merasa sedih,
Ibu sudah tidak merasa kurang tidur lagi, karena ibu istirahat saat bayi tidur,
Pada siang hari ibu tidur satu sampai dua jam, pada malam hari lima sampai tujuh
jam.
Ibu mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang tiga kali sehari dengan satu
porsi nasi, sayuran, lauk pauk yang tinggi protein, dan buah. Minum sebanyak 12-
13 gelas perhari dengan air putih. BAB satu kali sehari, warna kuning kecoklatan,
161
konsistensi lembek, bau khas, tidak ada keluhan. BAK 7-8 kali sehari, warna
mandi seperti biasa sebanyak dua kali dalam sehari, keramas dua hari sekali,
mengganti pembalut tiga kali sehari, serta mengganti celana dalam setiap ibu
Data Objektif
Tanda-tanda vital
2. Nadi : 80 x/menit
3. Pernapasan : 20 x/menit
o
4. Suhu : 36,0 C
Pemeriksaan fisik
3. Abdomen
162
TFU : Tidak teraba
(Lochea Serosa)
Analisa
Penatalaksanaan
telah dilakukan bahwa ibu dalam keadaan baik. Ibu mengerti dan merasa
2. Memberikan pujian kepada ibu karena memberikan ASI saja hingga saat ini
dan tetap memotivasi kepada ibu agar terus memberikan ASI demi
3. Memberikan pujian kepada ibu karena masih mengingat tanda bahaya masa
nifas yang diberikan. Ibu masih mengingat tanda bahaya nifas dan tidak
4. Memberitahu kepada ibu jenis-jenis kontrasepsi yang aman untuk ibu yang
163
dikarenakan ibu ingin kontrasepsi jangka panjang, tetapi belum berdiskusi
dengan suami.
tinggi protein, dan banyak minum air mineral. Guna penyembuhan luka
jahitan dan kondisi fisik ibu. Ibu mengatakan akan melakukan anjuran yang
Data Subjektif
Ibu masih terasa nyeri luka operasi jika sedang lelah, tidak terdapat
pendarahan lewat jalan lahir keluar cairan berbau dari jalan lahir, bengkak di
wajah, tangan, kaki, atau sakit kepala dan kejang-kejang, demam, payudara
164
bengkak, merah disertai rasa sakit, merasa sedih, murung, dan menangis tanpa
sebab.
Ibu mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang tiga kali sehari dengan satu
porsi nasi, sayuran, lauk pauk yang tinggi protein, dan buah. Minum sebanyak 11-
13 gelas perhari dengan air putih. BAB satu kali sehari, warna kuning kecoklatan,
konsistensi lembek, bau khas, tidak ada keluhan. BAK 7-8 kali sehari, warna
Pengeluaran pervaginam berupa cairan berwarna putih, dan tidak ada keluhan
seperti biasa sebanyak dua kali dalam sehari, keramas dua hari sekali, sudah tidak
mengganti celana dalam jika terasa lembab dan setiap ibu merasa tidak nyaman.
Ibu berencana ingin menggunakan kontrasepi jenis implant karena ibu ingin
Data Objektif
Tanda-tanda vital
165
2. Nadi : 78 x/menit
3. Pernapasan : 20 x/menit
o
4. Suhu : 36,2 C
Pemeriksaan fisik
3. Abdomen
Luka operasi : Tidak ditutup perban, luka sudah kering dan tidak
166
tidak ada pengeluaran.
Analisa
Penatalaksanaan
telah dilakukan bahwa ibu dalam keadaan baik. Ibu mengerti dan merasa
mechanic dengan baik, supaya tidak nyeri luka operasi, jika terasa nyeri
dianjurkan untuk tirah baring sejenak. Ibu mengerti dan akan melakukannya.
3. Memberikan pujian kepada ibu karena memberikan ASI saja hingga saat ini
dan tetap memotivasi kepada ibu agar terus memberikan ASI demi
5. Menganjurkan kepada ibu untuk tetap makan dengan pola gizi seimbang dan
bervariasi, tinggi protein, serta banyak minum air mineral guna penyembuhan
167
luka jahitan dan kondisi fisik ibu. Ibu mengatakan akan melakukan anjuran
yang telah diberikan demi pemulihan luka jahitan dan kondisi fisik.
BAB IV
PEMBAHASAN
Kehamilan
Maret di BPM Bd.Hj. Markonah Cakung yang didampingi oleh Bd.Ika, klien
menyatakan bahwa usianya sekarang 33 tahun. Usia ini merupakan usia yang baik
untuk bereproduksi. Ibu yang melahirkan pada usia diatas 40 tahun, memiliki
penyakit yang beresiko, misalnya kelainan bawaan dan penyulit pada waktu
persalinan yang disebabkan oleh otot Rahim kurang baik untuk menerima
168
hingga 34 tahun karena jarang terjadi penyulit kehamilan dan persalinan
(Prawirohardjo, 2014).
Pada teori dinyatakan bahwa pemeriksaan yang lengkap adalah K1, K2,
K3 dan K4. K merupakan singkatan dari kunjungan. Hal ini berarti minimal
dilakukan satu kali kunjungan antenatal pada trimester pertama, satu kali
kunjungan pada trimester kedua dan dua kali kunjungan antenatal pada trimester
pemeriksaan antenatal 8 kali yaitu 1 kali pada trimester I, 2 kali pada trimester II,
sangat penting bagi proses dan output persalinan. Berat badan Ny. S sebelum
hamil adalah 44 kg dengan tinggi badan 145 cm. Berdasarkan hasil pengukuran
terakhir berat badan Ny. S adalah 52 kg dan kenaikan berat badan selama
kehamilan adalah 8 kg. Dari data yang didapatkan diatas dapat dihitung dengan
rumus, IMT = Berat badan (kg)/Tinggi badan (m)2. IMT = 44 kg/(1,45)2 = 20,93
kg/m2. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan bahwa ibu dalam kondisi normal
berdasarkan IMT. Namun kenaikan berat badan yaitu 8 kg, tidak sesuai dengan
rentang total kenaikan yang dianjurkan yaitu 11,5 – 16 kg untuk kategori IMT
normal (IMT 19,8 – 26) (Varney, 2004). Hal ini tidak diketahui secara pasti
penyebab tersebut, karena memang di awal kehamilan ibu mengatakan tidak nafsu
169
Pada pemeriksaan tekanan darah selama kunjungan antenatal yaitu 120/80
mmHg, tidak ditemukannya tekanan darah melebihi batas normal pada Ny.S.
Mengukur tekanan darah pada ibu hamil guna mendeteksi adanya faktor risiko
tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90mmHg, ada faktor risiko
2016).
Pada pemeriksaan Lila (lingkar lengan atas) guna penilaian status gizi
didapatkan Lila ibu adalah 26 cm. Ambang batas LILA wanita usia subur dengan
risiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Bila < 23,5cm menunjukkan ibu hamil
menderita Kurang Energi Kronis (Ibu hamil KEK) dan beresiko melahirkan Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR) (Kementerian Kesehatan RI, 2016). Sehingga hasil
mencangkup manuver leopold untuk mendeteksi keadaan letak janin. TFU Ny.S
pada usia kehamilan 34 minggu adalah 29 cm, usia kehamilan 35 minggu 30 cm,
Sesuai dengan teori Manuaba (2013) panjang fundus uteri pada usia kehamilan 28
minggu adalah 25 cm, usia kehamilan 32 minggu adalah 27 cm, dan usia
mengalami peningkatan sehingga keadaan dan letak janin dalam keadaan baik.
170
Hal tersebut juga didukung oleh pemeriksaan USG pada kunjungan antenatal
keempat, bahwa janin dalam keadaan baik, hanya saja terdapat lilitan talipusat.
Dari pengukuran tinggi fundus uteri dapat menghitung taksiran berat janin
Taksiran berat janin yang didapatkan saat usia kehamilan 38 minggu dan sudah
masuk pintu atas panggu, dengan tinggi fundus uteri 29 cm adalah 2635 gram.
Keadaan ini masih dalam batas normal sesuai dengan teori yang menyatakan berat
badan bayi lahir normal adalah 2500 gram – 4000 gram (Prawirohardjo, 2014).
Selama pemeriksaan kehamilan denyut jantung janin dalam kondisi normal. Pada
kunjungan ketiga 142 x/menit dan kunjungan keempat yaitu 140 x/menit. Hasil
pemeriksaan ini masih sesuai dengan teori yang menyatakan denyut jantung janin
batasan anemia pada ibu hamil yaitu memiliki Hb < 11 gr/dl pada trimester ke III
(Kilpatrick, 2010).
Ny.S pada tanggal 19 April 2017. Pemeriksaan USG didaptkan hasil bahwa usia
171
kehamilan 39 minggu, jenis kelamin laki-laki, TBJ 2800 gram, ICA cukup,
terdapat lilitan tali pusat. Sebenarnya tidak ada keuntungan melakukan USG
secara rutin, dianjurkan melakukan USG pada awal kehamilan sebagai penegakan
diagnosa pasti, yaitu pada usia lebih dari 6 minggu. Pemeriksaan yang kedua yaitu
pada usia 16-24 minggu untuk mendeteksi gangguan pada pertumbuhan janin dan
diatas 32 minggu sebagai deteksi kelainan letak plasenta, posisi janin, dan
fisiologis yaitu nyeri pinggang, sering berkemih, dan Braxton Hicks, hal ini
merupakan hal yang fisiologis pada kehamilan trimester ke III. Sering berkemih
dikeluhan sebanyak 60% oleh ibu selama kehamilan akibat dari meningatnya laju
oleh uterus yang semakin membesar dan menyebabkan kapasitas kandung kemih
berkurang serta frekuensi berkemih meningkat (Sandhu, dkk, 2009). Rasa nyeri
pada bagian punggung ibu dialami oleh 20%-25% ibu hamil, keluhan ini dimulai
pada usia 24 minggu sampai menjelang persalinan (James et al, 2006). Pada akhir
kehamilan, Braxton Hicks dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan menjadi
peyebab persalinan palsu. Salah satu dampak klinis yang baru-baru ini dibuktikan
adalah bahwa 75% wanita dengan 12 atau lebih kontraksi per jam didiagnosis
pada kehamilan seperti perdarahan dari jalan lahir, gerakan janin tidak terasa,
172
nyeri perut hebat, demam, sakit kepala, pandangan berkunang-kunang, bengkak
dibagian wajah dan tangan, nyeri ulu hati (Kementrian Kesehatan RI, 2015).
ibu.
kendaraan motor untuk menuju BPM, dan biaya ditanggung oleh Ny.S dan Tn.A.
Persalinan
Pada tanggal 20 April 2017, pukul 07.00 WIB Ny. S datang ke BPM
Bd.Hj Oom Markonah ditemani oleh suami. Klien mengatakan mules-mules sejak
pukul 02.00 WIB. Pada pemeriksaan dalam, didapatkan ibu sudah masuk kala I
fase laten yaitu pembukaan 3. Sesuai dengan teori bahwa persalinan dimulai
(membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.
173
Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks
seperti menganjurkan ibu untuk didampingi oleh pendamping persalinan dan ibu
relaksasi, dan membimbing suami untuk melakukan pijatan ringan kepada ibu.
kemungkinan gangguan emosional dan fisiknya, komplikasi pada bayi yang akan
dilahirkan, serta akan memudahkan persalinan (Elisa dkk, 2013). Teknik relaksasi
nafas dalam (Kusyanti dan Astuti, 2012) dan Terapi pijat (Noviyanti dkk, 2016)
suami.
Menganjurkan ibu untuk makan dan minum agar tetap memiliki tenaga
yang akan digunakan saat ibu memasuki kala II. Serta mempersilahkan ibu untuk
tidak menahan BAK dan BAB demi lancarnya proses kala 1 fase laten. Asuhan
kebidanan yang penulis lakukan sesuai dengan asuhan kebidanan kala I yang
Pukul 15.00 WIB Ny.S mengatakan merasa sangat mulas yang semakin
174
garis waspada dengan pembukaan 6, kontraksi 3 kali dalam 10 menit dengan lama
kontraksi 35 detik. Hal tersebut tidak sesuai dengan fisiologis persalinan yaitu
2013). Hal tersebut berarti pembukaan serviks pada fase aktif rata-rata adalah 1
masih kurang 3 kali dalam 10 menit atau lamanya kurang dari 40 detik, pikirkan
terjadi kontraksi rahim (mules) dan kepala janin turun memasuki saluran
persalinan. Lilitan tali pusat bisa menjadi semakin erat dan menyebabkan
oksigen dan zat makanan ke bayi menjadi hipoksia dan ibu akan mengalami
partus lama (Prawirohardjo, 2014). Oleh karena itu Ny.S dirujuk ke Rumah Sakit
Kartika Pulomas untuk penanganan lebih lanjut dengan diagnosa Ny.S G3P2A0
hamil 38 minggu inpartu kala I fase aktif dengan lilitan tali pusat.
Ny.S memasuki ruang operasi dari IGD tanggal 20 April 2017 pukil 16.20
WIB. Asuhan pre operasi yang dilakukan pada Ny.S yaitu konsultasi dengan
pramedikassi pre op, pemasangan douwer cateter, pelepasan semua prosthesis dan
175
relaksan, antiemetik, analgesik dll. Tugas bidan adalah memberikan medikasi
Setelah bayi Ny. S lahir, langsung dilakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini)
bersama ibu dengan meletakkan bayi diatas ibu dengan posisi telungkup tanpa
menggunakan baju agar terjadi kontak kulit antara ibu dan bayi, bayi diselimuti
badan dan ujung kaki bayi sebagai upaya pencegahan kehilangan panas, selama
satu jam pertama dan IMD telah berhasil terbukti dengan bayi tampak mencari
puting susu ibu (Depkes, 2008). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
selanjutnya, karena ibu yang memberikan ASI dalam satu jam pertama setelah
melahirkan mempunyai peluang 2-8 kali lebih besar untuk memberikan ASI
eksklusif. Kontak awal ini merupakan periode sensitif, sehingga apabila terlambat,
antropometri dan pemeriksaan fisik secara lengkap terhadap bayi baru lahir. Dari
hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap bayi Ny. S didapatkan bahwa berat
badan bayi Ny. S sebesar 2600 gram, hal tersebut menunjukkan bahwa berat
badan bayi Ny. S termasuk normal. Sesuai dengan ciri-ciri bayi baru lahir normal
menurut Pawirohardjo (2014) bahwa berat badan bayi baru lahir normal ialah
176
berkisar dari 2500 gram – 4000 gram. Panjang badan bayi Ny. S ialah 48 cm,
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Vivian Nanny (2010) bahwa panjang
badan bayi baru lahir normal ialah 48 cm – 52 cm. Selain berat badan dan panjang
badan, pemeriksaan antropometri lain yang diperiksa adalah lingkar kepala dan
lingkar dada, dari pemeriksaan dihasilkan bayi Ny. S memiliki lingkar kepala 33
cm dan lingkar dada 32 cm, hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa bayi Ny. S
termasuk normal dikarenakan menurut teori bahwa lingkar kepala dan lingkar
dada bayi baru lahir normal ialah 33-35 cm, dan 30 -38 cm (Nanny, 2010).
fisik pada bayi Ny. S berdasarkan pemeriksaan didapatkan hasil bahwa bayi Ny. S
dalam keadaan normal, hal ini sesuai dengan teori bahwa bunyi jantung normal
120-160 x/menit, pernapasan pada menit pertama sekitar 40-60 kali/menit, kulit
kemerah-merahan, licin dan diliputi verniks caseosa, rambut lanugo telah tidak
terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna, kuku telah agak panjang dan
lemas, pada alat genetalia testis sudah turun dan berbagai refleks telah terlihat
konjungtiva mata, yang berguna untuk mencegah penularan infeksi dari ibu ke
bayi. Sesuai dengan teori, setiap bayi baru lahir perlu diberi salep mata.
memberikan vitamin K setelah 1 jam persalinan pada 1/3 paha luar kiri. Menurut
177
teori, semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K untuk mcegah perdarahan
pada otak akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL
(Depkes, 2008). Penulis juga melakukan perawatan tali pusat seperti menjaga tali
pusat dalam kondisi kering dan bersih, hal ini sesuai dengan asuhan kebidanan
Pada kunjungan neonatus kedua yaitu pada usia 6 hari (26 April 2017).
Pada kunjungan ini ibu datang ke BPM Bd.Oom Markonah mengatakan bahwa
tali pusat bayi belum puput. Hal ini sesuai dengan teori bahwa tali pusat biasanya
lepas dalam satu minggu setelah lahir, beberapa kasus dapat lebih lambat hingga
10-14 setelah bayi lahir (IDAI, 2016). Pada pemeriksaan berat badan didapatkan
hasil 2500 gram, hal tersebut menunjukkan terjadinya penurunan berat badan
sebanyak 100 gram pada bayi Ny.S. Sesuai dengan teori berat badan bayi baru
lahir yaitu ketika lahir, berat badan bayi mengandung banyak cairan tubuh yang
akan hilang dalam beberapa hari. Sebagian besar bayi kehilangan 1/10 dari berat
badannya selama lima hari pertama dan berat badan akan naik kembali dalam lima
hari berikutnya. Pada hari kesepuluh, berat badan biasanya akan kembali ke berat
Bayi Ny. S juga diberikan imunisasi HB-0 yang pertama kali pada paha
1/3 paha kanan secara I.M dengan dosis 0,5 cc. Imunisasi HB-0 bermanfaat untuk
mencegah infeksi hepatitis B pada bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi. Dalam
178
buku kesehatan Ibu dan Anak (2016) yang menyatakan bahwa pemberian
Pada kunjungan neonatus ketiga yaitu pada usia 19 hari (9 Mei 2017),
penulis melakukan kunjungan rumah. Pada kunjungan ini ibu mengatakan bahwa
tali pusat bayi sudah puput pada hari ketujuh. Hal ini sesuai dengan teori bahwa
tali pusat biasanya lepas dalam satu minggu setelah lahir (IDAI, 2016). Penulis
memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan bayi baru lahir normal pada
mengamati tanda bahaya pada bayi, mengamati cara bayi menyusu, dan
memberitahu cara menjemur bayi yang tepat. Pada pemeriksaan berat badan
didapatkan hasil 2900 gram, hal tersebut menunjukkan terjadinya kenaikan berat
badan sebanyak 400 gram pada bayi Ny.S. Sesuai dengan teori berat badan bayi
baru lahir yaitu sebagian besar bayi kehilangan 1/10 dari berat badannya selama
lima hari pertama dan berat badan akan naik kembali dalam lima hari berikutnya.
Pada hari kesepuluh, berat badan biasanya akan kembali ke berat lahir (IDAI,
2016).
Pada kunjungan neonatus keempat yaitu pada usia 44 hari (3 Juni 2017),
penulis melakukan kunjungan rumah. Pada kunjungan ini ibu mengatakan bahwa
bayi sudah diberikan imunisasi yang kedua yaitu BCG dan Polio 1 di BPM
Bd.Oom Markona. Hal ini sesuai dengan teori bahwa jadwal pembeian imunisasi
BCG dan Polio 1 pada usia bayi 1 bulan (Kemenkes RI, 2016). Penulis
memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan bayi baru lahir normal pada
179
umumnya seperti memeriksa tanda-tanda vital bayi, pemeriksaan berat badan,
mengamati tanda bahaya pada bayi, mengamati cara bayi menyusu, mengingatkan
kembali mengenai tanda bahaya pada bayi dan mencuci tangan yang benar. Pada
pemeriksaan berat badan didapatkan hasil 4200 gram, hal tersebut menunjukkan
terjadinya kenaikan berat badan sebanyak 1300 gram pada bayi Ny.S. Sebagian
besar bayi tumbuh dengan cepat setelah kembali ke berat lahir terutama selama
masa pacu tumbuh pada hari ketujuh sampai kesepuluh dan antara minggu ketiga
dan keenam. Rerata pertambahan berat badan adalah 20-30 gram per hari
sehingga pada usia satu bulan berat badan mencapai 4 kilogram (IDAI, 2016).
dan KN 4 tidak ditemukannya tanda bahaya bayi baru lahir seperti, sulit bernapas
atau lebih dari 60 kali/menit, suhu terlalu tinggi (>38oC) atau terlalu dingin (<
36oC), kulit bayi kuning (terutama 24 jam pertama), biru, pucat atau memar,
hisapan saat menyusui lemah, rewel, sering muntah, tali pusat memerah, bengkak,
keluar cairan dan berdarah, tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh meningkat,
merah, bengkak, bau busuk, keluar cairan dan pernapasan sulit, tidak BAB dalam
3 hari, tidak BAK dalam 24 jam, tinja lembek/encer, berwarna hijau tua ada lendir
atau darah, menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, dan menangis terus-
180
Nifas
(Jannah, 2011).
dan 6 minggu. Dengan tujuan memonitor masa nifas klien, dan mendeteksi
apakah adanya gangguan yang dirasakan oleh klien pada masa nifas serta
menginformasikan tentang KB. Sesuai dengan teori bahwa kunjungan masa nifas
kunjungan nifas dilakukan sebanyak minimal 4 kali, yaitu kunjunga nifas pertama
pada usia 6 jam, kunjungan nifas kedua pada usia 6 hari, kunjungan nifas ke tiga
pada usia 2 minggu dan kunjungan nifas keempat pada usia 6 minggu
pemeriksaan nifas, yaitu pada nifas usia 6 jam, 6 hari, 2 minggu dan 6 minggu
setelah persalinan. Penulis melakukan kunjungan nifas sebanyak empat kali sesuai
181
Masa nifas Ny.S berlangsung normal, keadaan umum dan tanda-tanda vital
dalam batas normal. Proses involusi uteri pada Ny. S berlangsung normal pada 6
jam postpartum TFU setinggi 2 jari dibawah pusat, pada hari ke 6 post partum
TFU teraba pertengahan pusat simpisis, pada hari ke 14 atau 2 minggu postpartum
TFU sudah tidak teraba, dan pada 6 minggu post partum besar uterus sudah
kembali ke bentuk semula. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
182
Berukuran normal seperti
6 minggu 50 gram
semula
Pada masa nifas ibu memiliki keluhan pada pola eliminasi, BAB yang
tidak teratur dan konsistensi yang sedikit keras yang muncul pada hari ke 6 masa
nifas sedikit membuat ibu terganggu. Penulis telah menyarankan untuk tetap
tetap memenuhi hidrasi agar tidak terjadi dehidrasi. BAB yang tidak teratur pada
masa nifas nyatanya adalah hal yang wajar dikarenakan terdapat perubahan pada
sistem pencernaan. Hal ini disebabkan karena pada waktu melahirkan alat
makan, haemoroid, laserasi jalan lahir. Supaya buang air besar kembali teratur
dapat diberikan diet/makanan yang mengandung serat dan pemberian cairan yang
cukup. Bila usaha ini tidak berhasil dalam waktu 2 atau 3 hari dapat ditolong
dengan pemberian huknah atau glyserin spuit atau diberikan obat yang lain
(Saleha, 2009).
Lokhea adalah secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina pada masa
183
yaitu pada pemeriksaan nifas pertama yaitu 6 jam postpartum, pengeluaran lokhea
pada Ny. S adalah lokhea rubra dengan warna kemerahan. Pada pemeriksaan nifas
kedua yaitu 6 hari post partum, pengeluaran lokhea pada Ny.S adalah lokhea
Sanguinolenta dengan warna merah kuning berisi darah dan lendir, pada
adalah lokhea serosa dengan warna kuning kecokelatan, dan pada pemeriksaan
nifas keempat yaitu 6 minggu post partum pengeluaran lokhea Ny.S adalah lokhea
memiliki pengeluaran lokhea yang fisiologis. Hal ini sesuai teori (Prawirohardjo,
2014).
Proses adaptasi psikologi ibu berjalan dengan baik, pada nifas hari pertama
ibu hanya mengalami periode taking in, yaitu Ny.S masih merasa mulas, nyerri
pada luka operasi, kurang tidur, dan kelealahan. Berdasarkan teori, Fase ini
hari ke dua setelah melahirkan. Ibu terfokus pada dirinya sendiri, sehingga
diberikan kepada ibu yaitu istirahat yang cukup dan komunikasi yang baik.
Setelah melewati fase taking in, ibu akan menjalani fase taking hold yang
berlangsung 3-10 hari setelah melahirkan, dimana pada fase ini ibu merasa
184
bayinya, terlebih ibu masih sedikit terasa nyeri luka operasi, terkadang Ny.S
semangat kepada Ny.S agar mampu mengurus bayinya secara efisien, selain
mengurus bayi ibu juga harus merasa cukup dengan pola istirahatnya serta tidak
Setelah berhasil melewati fase taking hold, ibu memasuki fase ketiga yaitu
fase letting go. Dimana difase inilah ibu mulai menerima tanggungjawab akan
peran barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai
akan perawatan diri dan bayinya. Ibu merasa percaya diri akan peran barunya,
lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan bayinya. Dukungan suami
dan keluarga dapat membantu merawat bayi (Ambarwati, 2008). Ny.S selalu
dibantu oleh suaminya dalam mengurus buah hatinya, misalnya dalam hal
Selama masa nifas, proses laktasi berjalan dengan baik dan tidak terjadi
agar ibu memberikan hanya ASI saja tanpa makanan atau minuman tambahan
apapun. Penulis juga memberikan pujian kepada ibu karena hingga pada
kunjungan nifas ke 44 hari ibu masih tetap memberikan ASI kepada bayinya dan
185
bertekad akan memberikan ASI Ekslusif hingga bayi berusia 6 bulan. Penulis juga
memberikan penkes mengenai manfaat dari pemberian ASI, sesuai dengan teori
yang dikemukakan, Air Susu Ibu (ASI) mempunyai sifat melindungi bayi
terhadap infeksi seperti gastro enteritis, radang jalan pernafasan dan paru-paru,
otitis media, karena air susu ibu mengandung lactoferrin, lysozyme dan immune
menggunakan kontrasepsi jenis implant setelah masa nifasnya usai, Ny.S memilih
oleh Ny.S dan suami. Berdasarkan teori, kunjungan 6 minggu setelah persalinan,
2014).
186
BAB V
A. Simpulan
bayi baru lahir, dan nifas. Asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny.S
1. Pengkajian data subjektif dan objektif yang bersumber langsung dari Ny.S
telah dilakukan mulai tanggal 20 Maret 2017 yaitu ketika usia kehamilan
2. Analisa masalah diagnosa kebidanan yaitu terdapat lilitan tali pusat pada
USG.
3. Diagnosa potensial yang terjadi pada lilitan tali pusat adalah bayi menjadi
hipoksia dan ibu akan mengalami partus lama, karena lilitan tali pusat
187
juga menyebabkan penekanan / kompresi pada pembuluh-pembuluh darah
tali pusat.
USG sebelumnya dan partograf melewati garis waspada, maka ibu di rujuk
5. Dari seluruh rangkaian asuhan yang diberikan penulis pada klien dapat
diberikan dari masa kehamilan, bersalin, nifas dan bayi baru lahir sehingga
6. Dokumentasi asuhan kebidanan pada Ny. S sejak hamil, bersalin, nifas dan
B. Saran
asuhan kebidanan baik pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir dan
2. Bagi Mahasiswi
188
- Meningkatkan kualitas pengetahuan baik materi maupun praktik
kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir
serta nifas.
3. Bagi BPM
4. Bagi Ny.S
psikologi pada ibu dalam proses kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas
agar proses yang dijalani ibu dapat berjalan dengan baik. Keluarga juga berperan
189
dalam membantu ibu mengambil keputusan yang berhubungan dengan
kesehatannya.
DAFTAR PUSTAKA
BPJS. 2014. Sistem Rujukan Berjenjang. Diunduh pada 11 Juni 2017 pukul 16.45
WIB.
190
Celen S, Dover N, Seckin B, Goker U, Yenicesu O, Danisman N. 2012. Utility of
First Trimester Ultrasonography before 11 Weeks of Gestation: A
Retrospective Study. Obstetric and Gynocology.
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika.
Dinkes RI. 2016. Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Jakarta:
Dinkes RI.
________. 2014. Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2014. Jakarta:
Dinkes RI.
Husin, Farid. 2014. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta: Sagung Seto.
Kalish RB, Thaler HT, Chasen ST, Gupta M, Berman SJ, Rosenwaks Z, et al.
2004. First and Secon Trimester Ultrasound Assessment of Gestasional
Age. Am J Obstet Hynecol. 191(3):975-8.
Kemenkes RI. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kementerian
Kesehatan dan JICA (Japan International Cooperation Agency).
Kusyati, E. and Astuti, L.P., 2012. Efektivitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam
191
Terhadap Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tlogosari Wetan Semarang Tahun 2012. Jurnal Kebidanan. 4(2).
Manuaba, et.al. 2013. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta :
EGC.
Mitra S, Misra S, Nayak PK, Sahoo JP. 2012. Effect of Maternal Anthropometry
and Metabolic Parameters of Fetal Growth. Indiana Journal of
Endrokinology and Metabolism. 16(5):754-8.
Noviyanti, N., Astuti, I. and Hamdah, N.M.N., 2016. Pengaruh Terapi Pijat
terhadap Pengurangan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif pada Ibu
Bersalin (Studi Kasus Di Kota Bandung). The Southeast Asian Journal of
Midwifery, 2(1), pp.1-8.
Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia. 2016. Buku Acuan Midwifery Update.
Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia.
192
Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Sudarti. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Sudin Kesehatan Jakarta Timur. 2014. Profil Kesehatan Jakarta Timur Tahun
2014. Jakarta: Sudin Kesehatan Jakarta Timur.
Sumarah. 2009. Perawatan Ibu Bersalin : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.
Yogyakarta : Fitramaya.
Tauriska, T.A. and Umamah, F., 2017. Hubungan antara Isapan Bayi dengan
Produksi Asi Pada Ibu MenyusuidDi Rumah Sakit Islam Jemursari
Surabaya. Journal of Health Sciences, 8(1).
193
lAMPIRAN
Gambar: Hasil Pemeriksaan Laboratorium