Human Relation
Human Relation
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang untuk bertahan hidup
manusia membutuhkan manusia lain dan hal ini tidak bisa dihindari.
Human relation dan komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam
kelancaran dan keberlangsungan suatu kegiatan apapun, terutama dalam
suatu organisasi ataupun dalam hal pekerjaan.
Sebuah studi menunjukkan bahwa hambatan terbesar dalam
pengembangan karir sebagai manager adalah rendahnya keterampilan
dalam membangun hubungan dengan orang lain.
Carnegie Foundation menyatakan bahwa 85% kesuksesan
seseorang ditentukan oleh faktor kualitas kepribadian dan hanya 15%
ditentukan oleh faktor pengetahuan teknis.
Harvard Bureau & Vocational Guidance menyatakan bahwa 66%
orang diberhentikan dari pekerjaannya hanya karena gagal membangun
hubungan jangka panjang dengan orang lain dan 34% diberhentikan
karena rendahnya pengetahuan teknis.
Saat ini kita hidup dalam era perekonomian jasa dimana
aspek relationship lebih diutamakan daripada produk fisik. Oleh
karenanya, perusahaan lebih membutuhkan keterampilan membangun
hubungan.
Karena suatu hubungan antara manusia yang baik akan
menciptakan suatu keharmonisan untuk menyelesaikan suatu
permasalahan. Manusia merupakan individu yang berbeda-beda maka
secara langsung atau tidak langsung akan menciptakan permasalahan.
Maka diperlukan penguasaan human relation dan komunikasi yang baik
untuk memecahkan suatu masalah yang ada.
1
B. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari relationship.
2. Untuk memahami ruang lingkup human relation.
3. Untuk memahami prinsip human relation.
4. Untuk memahami fungsi dan tujuan human relation.
5. Untuk memahami fungsi dan manfaat komunikasi.
6. Untuk mengetahui kunci aktivitas dan tujuan human relation.
7. Untuk mengetahui hambatan human relation.
8. Untuk mengetahui konsep diri dalam human relation.
9. Untuk memahami teori self disclosure dalam human relation.
C. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran penulisan makalah ini,maka penulis
memberikan sistematika penulisan sebagaia berikut:
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II PENUTUP
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
penuh dengan keakraban yang didahului oleh pertukaran informasi tentang
identitas dan masalah pribadi yang bersifat sosial.
4
c. Tidak menceritakan rahasia organisasi atau perusahaan terhadap
orang lain.
d. Memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap organisasi.
e. Tidak menganggap bawahan sebagai mesin karena bawahan juga
ingin dihargai, diakui kemampuan dan kemauanya dapat
dikembangkan secara teratur sampai tingkat yang maksimal.
f. Pimpinan mau mengakui dan menghargai pelaksanaan tugas dengan
baik oleh bawahan. Bentuk penghargaannya dapat berupa: kenaikan
pangkat, kenaikan gaji, hadiah, surat penghargaan atau kombinasi dari
beberapa hal tersebut.
2) Adanya kegairahan kerja, yaitu akibat dari suasana kerja yang
menyenangkan, dilihat dari jenis pekerjaan dan lingkungan kerja.
a. Karyawan telah menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu karena
suasana kerja yang menyenangkan.
b. Seorang karyawan yang sangat antusias melakukan pekerjaan dari
atasan karena hubungan antara keduanya sangat baik.
c. Pekerjaan yang menarik dapat seseorang merasa tergantung sehingga
akan memperbesar kegairahan bekerjanya, memperluas imajinasinya,
dan memperhebat daya kreasi dan inisiatifnya.
5
hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian dan
mengembangkan segi konstruktif sifat tabiat manusia”.
Human relation dilakukan untuk menyembuhkan orang yang
menderita frustasi. Frustasi timbul pada diri seseorang akibat suatu
masalah yang tidak dapat dipecahkan olehnya. Apabila frustasi itu
diderita oleh anggota, apalagi jika jumlahnya banyak ini akan
mengganggu jalannya organisasi akan menjadi rintangan bagi tujuan
yang hendak dicapai oleh organisasi. Tidaklah bijaksana jika seorang
pemimpin menangani setiap anggota yang frustasi dengan tindakan
kekerasan. Di sinilah pentingnya peranan human relation. Dia harus
membawa penderita dari situasi masalah kepada pemecahan masalah
situasi.
6
F. Kunci Aktivitas dan Tujuan Human relations
Kunci aktivitas human relations adalah memotivasi. Dengan demikian,
dalam kegiatan human relations orang-orang yang berinteraksi di dalamnya
harus mampu memotivasi agar dapat mencapai tujuan yang telah
dirumuskan, dengan cara berkomunikasi yang bersifat manusiawi yang pada
akhirnya mereka mau bekerja, bergerak, atau melakukan sesuatu sehingga
menimbulkan kepuasan pada kedua belah pihak.
Jadi, sebuah komunikasi yang terjadi baru bisa dikatakan sebagai sebuah
human relation apabila dalam komunikasi tersebut kedua belah pihak saling
berinteraksi, berkomunikasi, dan memberikan kepuasan batin serta
kebahagiaan bagi kedua belah pihak tersebut.
Bertolak dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa kunci aktivitas
human relation adalah “hubungan antar insani di mana terjadi komunikasi
yang persuasive-sugestif yang memberikan kepuasan batin kepada kedua
belah pihak”.
Dalam suatu manajemen, suatu lingkungan kerja, atau suatu kegiatan,
human relation sangat diperlukan. Karena bertujuan untuk mempererat rasa
persaudaraan dan mendapatkan suatu kepuasan dari apa yang telah mereka
kerjakan. Selain itu, human relation diperlukan, karena mempelajari
bagaimana orang dapat berkerja atau berinteraksi dengan efektif dalam
kelompoknya, sehingga menimbulkan suatu keputusan, dalam pencapaian
tujuan bersama maupun pencapaian tujuan personal.
7
memiliki “field of experience” yang tidak “in tune” antara komunikator dan
komunikan, pendekatan penyajian yang kurang baik, waktu yang tidak
tepat, penggunaan media yang keliru, dan sebagainya.
Hambatan yang bersifat subjektif ialah yang sengaja dibuat oleh orang
lain sehingga merupakan gangguan, penentangan terhadap suatu usaha
komunikasi. Dasar gangguan dan penentangan ini biasanya disebabkan
karena adanya pertentangan kepentingan, tamak, iri hati, apatisme dan
sebagainya.
Faktor kepentingan dan prasangka merupakan faktor yang paling berat
karena usaha yang paling sulit bagi seorang komunikator ialah mengadakan
komunikasi dengan orang-orang yang jelas tidak menyenangi komunikator
atau menyajikan pesan komunikasi yang berlawanan dengan fakta atau
isinya yang mengganggu suatu kepentingan.
Apabila seseorang dikonfrontasikan dengan suatu bentuk komunikasi
yang tidak disukainya karena mengganggu kedudukan pendidikan, atau
kepentingannya maka orang tersebut biasanya mencemoohkan komunikasi
tersebut atau mungkin pula mengelakkan dan secara acuh tak acuh
menyesatkan pesan komunikasi sebagai hal yang sukar dimengerti.
Gejala mencemoohkan dan mengelakkan suatu komunikasi untuk
kemudian menyesatkan pesan komunikasi, dinamakan evasion of
communication.
8
Dengan mengamati diri kita, sampailah kita pada gambaran dan penilaian
diri kita. Ini disebut konsep diri. Walaupun konsep diri merupakan tema
utama psikologi humanistik yang muncul belakangan ini, pembicaraan
tentang konsep diri dapat dilacak sampai William James. James
membedakan antara “The I” diri yang sadar dan aktif dan “The Me” diri
yang menjadi objek renungan kita. Pada psikologi sosial yang berorientasi
pada sosiologi, konsep diri dikembangkan oleh Charles Horton cooley
(1864 – 1929), George herbert Mead (1863 – 1931) dan memuncak pada
aliran interaksi simbolis yang tokoh terkemukanya adalah Herbert Blumer.
Jadi konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita.
Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologi sosial dan fisis.
9
terbuka”, suatu bingkai yang paling ideal dalam hubungan dan
komunikasi antar pribadi.
2) Bingkai 2, adalah bidang buta. “Orang Buta” merupakan orang yang
tidak mengetahui banyak hal tentang dirinya sendiri namun orang lain
mengetahui banyak hal tentang dia.
3) Bingkai 3, disebut “bidang tersembunyi” yang menunjukkan keadaan
bahwa berbagai hal diketahui diri sendiri namun tidak diketahui orang
lain.
4) Bingkai 4, disebut “bidang tidak dikenal” yang menunjukkan keadaan
bahwa berbagai hal tidak diketahui diri sendiri dan orang lain.
Model Jendela Johari dibangun berdasarkan 8 asumsi yang
berhubungan dengan perilaku manusia. Asumsi-asumsi itu menjadi
landasan berpikir para kaum humanistik.
1) Asumsi pertama, pendekatan terhadap perilaku manusia harus
dilakukan secara holistik. Artinya kalau kita hendak menganalisa
perilaku manusia maka analisis itu harus menyeluruh sesuai konteks
dan jangan terpenggal-penggal.
2) Asumsi kedua, apa yang dialami seseorang atau sekelompok orang
hendaklah dipahami melalui persepsi dan perasaan tertentu meskipun
pandangan itu subjektif.
3) Asumsi ketiga, perilaku manusia lebih sering emosional bukan
rasional. Pendekatan humanistik terhadap perilaku sangat menekankan
betapa pentingnya hubungan antara faktor emosi dengan perilaku.
4) Asumsi keempat, setiap individu atau sekelompok orang sering tidak
menyadari bahwa tindakan-tindakannya dapat menggambarkan
perilaku individu atau kelompok tersebut. Oleh karena itu, para pakar
aliran humanistik sering mengemukakan pendapat mereka bahwa
setiap individu atau kelompok perlu meningkatkan kesadaran sehingga
mereka dapat mempengaruhi dan dipengaruhi orang lain.
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hubungan Antar Manusia (Human Relation) adalah interaksi antara
seseorang dengan orang lain baik dalam situasi kerja atau dalam organisasi.
Ditinjau dari kepemimpinannya, yang bertanggung jawab dalam suatu kelompok
merupakan interaksi orang-orang menuju situasi kerja yang memotivasi untuk
bekerja sama secara produktif, sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis
dan sosial.
Tujuan human relation, memenuhi kebutuhan antara individu yang satu
dengan yang lain,memperoleh pengetahuan dan informasi baru, menumbuhkan
sikap kerjasama, menghilangkan sikap egois/merasa paling benar, menghindari
dari sikap stagnan karena “manusia adalah makhluk homo socius”, mengubah
sikap dan perilaku diri sendiri dan orang lain serta memberikan bantuan.
Komunikasi adalah proses dimana pesan disampaikan oleh komunikator
kepada penerima. Pesan itu dapat berupa hasil pemikiran atau perasaan yang
dimaksudkan untuk mengubah pengetahuan, sikap atau tingkah laku si penerima
pesan. Secara garis besar, fungsi komunikasi dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu:
Fungsi integratif, yang bertujuan untuk menjaga kesatuan individu-individu serta
bagian dalam organisasi.
Fungsi interaktif, yang bertujuan untuk menjaga pertukaran informasi, pendapat
dan sikap agar individu atau bagian organisasi tersebut dapat mengadakan
penyesuaian, baik penyesuaian antara sub sistem dalam organisasi itu sendiri
maupun anatara organisasi dengan lingkungannya.
11
DAFTAR PUSTAKA
12