Anda di halaman 1dari 6

BAB I

1. UMUM

Alat penangkal petir merupakan sebuahn jalur rangkaian kabel tembaga yang
difungsikan sebagai jalan atau aliran bagi petir untuk menuju ke permukaan bumi atau
grounding. Sehingga petir tidak merusak alat-alat elektronik yang dilewatinya. Ada 3 bagian
utama pada Batang Kabel konduktor Tempat pembumian berupa batang tembaga murni yang
ujung tembaganya runcing. Batang dibuat menjadi runcing karena muatan listrik mempunyai
sifat mudah berkumpul dan lepas pada ujung logam Dengan demikian dapat memperlancar
proses tarik menarik dengan muatan listrik yang ada di awan. dipasang pada bagian puncak
sebuah bangunan atau gedung. Kabel konduktor atau kabel tembaga dibuat dari jalinan kawat
tembaga. Diameter jalinan kabel konduktor tembaga ini sekitar 1 cm hingga 2 cm . Kabel
konduktor tembaga berfungsi meneruskan aliran muatan listrik dari batang yang bermuatan
listrik ke tanah. Kabel konduktor dipasang pada dinding bagian luar bangunan. Tempat
pembumian (grounding) berfungsi mengalirkan muatan listrik dari kabel konduktor ke
batang pembumian (ground rod) yang ditanam di tanah. Batang pembumian terbuat dari
bahan tembaga berlapis baja, dengan diameter 1,5 cm dan panjang sekitar 1,8 - 3 m.

1.1 Keamanan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

1.1.1 Definisi K3 adalah suatu bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan
kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek.

a. Secara filosofi
Suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
terhadap hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adl dan makmur.
b. Secara keilmuan
Dalam Ilmu pengetahuan dan penerapannya, K3 adalah usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, K3 adalah suatu upaya guna memperkembangkan
kerja sama, saling pengertian dan partisipasi efektif dari pengusaha atau pengurus dan
tenaga kerja dalam tempat-tempat kerja untuk melaksanakan tugas dan kewajiban
bersama dibidang keselamatan, kesehatan, dan keamanan kerja dalam rangka
melancarkan usaha berproduksi.

1.1.2 Tujuan K3

a. Untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja.


b. Untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan dan PAK
yang pada akhirnya dapat meningkatkan sistem dan produktifitas kerja.

1.1.3 Tujuan norma-norma yang menjamin keselamatan kerja.

a. Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehtan kerja.


b. Di terapkan untuk melindungi tenaga kerja.
c. Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
1.1.4 Dasar hukum menurut undang-undang

Penentuan K3 berdasarkan pada Undang-Undang dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja :

a. UU No.1 tahun 1970


b. UU No.21 tahun 2003
c. UU No.13 tahun 2003
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-5/MEN/1996

BAB II

Identifikasi kecelakaan kerja

No. Pekerjaan Potensi Penilaian Pengendalian resiko


gangguan resiko
1. Naik ke atap Tangga yang  Luka  Memeriksa keadaan tangga
rumah digunakan ada lecet
kerusakan  Luka
patah
 kematian

2. Menaikkan  Tali yang  Cidera  Memperhitungkan besar tali


alat dan bahan digunakan ringan yang akan digunakan.
yang akan tidak kuat  Luka  Pekerja di bawah agar tidak
digunakan  Pekerja kepala diam tepat dibawah alat-alat
diatas dibawah dan bahan diatas
tertimpa
alat dan
bahan
yang akan
dinaikkan
3. Pemasangan  Pekerja  Cedera  menggunakan body harnes
penyalur petir terjatuh kaki pada saat pemasangan
dari atas  Cedera
atap tangan
 Cedera
kepala
 Luka
parah
 kematian
BAB III

TEKNIS PEKERJAAN

A. Personil
 Terdiri dari 4 orang pekerja untuk pemasangan penyalur petir.
 Memiliki sertifikat K3.
 Mempunyai pengalaman kerja di lapangan sebagai teknisi minimal 1 tahun.
B. APD
 Pelindung kepala (helm) 5 buah
 Pelindung tangan (slop tangan) 4 pasang
 Pelindung kaki (sepatu kerja) 4 pasang
 Rompi kerja 5 buah
C. Peralatan dan Bahan
 Peralatan yang digunakan adalah
 Alat ukur earthester 1 unit
 Tang potong 3 buah
 Tang kombinasi 3 buah
 Palu 2 buah
 Obeng plus 3 buah
 Obeng min 3 buah
 Tangga 2 buah
 Bahan yang digunakan adalah
 Batang tembaga 4 buah
 Kabel BC 20 meter
 Batang pembumian 2 meter
 Skrup 20 buah
 Klem 20 buah
 Pipa 15 meter
D. LANGKAH/TAHAPAN KERJA
 Pertama, rancanglah jalur kabel yang paling efektif, usahakan jalur kabel BC tidak
ada barang elektronika.
 Kedua, mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
 Yang ketiga, ukur/kalibrasi alat dan bahan yang akan digunakan. Apakah sesuai
dengan standard cara kerjanya.
 Selanjutnya, pasang batang tembaga diatas atap, usahakan ujung dari batang tembaga
tersebut runcing.
 Tarik kabel BC sesuai jalur yang telah di rancang.
 Lalu, batang pembumian di tancapkan di tanah diiringi dengan alat ukur earthester
untuk mengetahui nilai resistansi tanah.
 Jika nilai resistansinya dibawah 5 ohm, menurut standar PUIL aman.
 Setelah selesai pemasangan batang pembumian, selanjutnya selubungi kabel BC
dengan pipa agar safety dari jangkauan masyarakat.
 Selanjutnya klem jalur kabel BC agar tidak bergerak.
 Dan tahap akhir pasang kabel BC ke batang pembumian.
BAB IV

PERENCANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Ada beberapa perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja dalam pemasangan


penyalur petir, diantaranya :

1. Membuat SOP pemasangan penyalur petir.


2. Menggunakan APD sesuai dengan standar kerja
3. Mempersiapkan alat dan bahan sesuai dengan yang telah ditentukan. Dan sudah dicek
keadaannya.
4. Kalibrasi alat ukur eathtester.
5. Pengukuran tahanan isolasi pada tanah.

BAB V
PENGENDALIAN PEKERJAAN DENGAN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA

1. Pekerja naik ke atas atap


Untuk naik ke atas atap untuk pemasangan penyalur petir maka, harus
menggunakan tangga. Sehingga pengecekan tangga sangat perlu dilakukan.
2. Pemasangan diatas tiang
Untuk pemsanagan harus hati-hati karena bisa saja terpeleset atau kejadian
yang lain sehingga, diperlukan body harnes dan sepatu kerja.
KESIMPULAN
Dalam kegiatan pemasangan penyalur petir harus sesuai dengan SOP dan K3.
Sertifikat personil harus sesuai dengan keahlian yang telah tertera di SOP yang telah
memenuhi standar. Keselamatan kerja personil sudah terjamin sesuai dengan prosedur K3.
BAB V

PENGENDALIAN PEKERJAAN DENGAN K3


BAB VI

KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai