Anda di halaman 1dari 12

POS PELAYANAN TERPADU(POSYANDU)

KEPERAWATAN KOMUNITAS

Oleh:
Sofyan Nurdiansyah NIM 162310101191

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No.37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 323450
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan hak asasi dan sekaligus sebagai investasi, sehingga
perlu diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh
seluruh komponen bangsa, agara masyarakat dapat menikmati hidup sehat, dan
pada akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal
ini perlu dilakukan, karena kesehatan bukanlah tanggung jawab pemerintah saja,
namun merupakan tanggung jawab bersama pemerintas dan masyarakat, termasuk
swasta juga.
Posyandu merupakan salah satu dari sekian banyak bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Upaya
pengembangan kualitas sumberdaya manusia yang mengoptimalkan potensi
tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara merata apabila sistem pelayanan
kesehatan yang berbasis masyarakat seperti posyandu dapat dilakukan secara
merata apabila sistem pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti
posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien, dan dapat menjangkau semua
sasaran yang membutuhkan pelayanan, salah satunya adalah layanan tumbuh
kembang anak (Depkes RI, 2012).
Pemantauan pertumbuhan saat ini merupakan kegiatan utama posyandu yag
jumlahnya mencapai lebih dari 260.000 yang tersebar di seluruh Indonesia. Hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 meniunjukkan bahwa sebanyak 74,5%
(sekitar 15 juta) balita pernah ditimbang inimal 1 kali selama 6 bulan terakhir;
60,9% diantaranya lebih dari 4 kali. Sebanyak 65% (sekitar 12 juta) balita
memiliki KMS (Depkes RI, 2009).
Pelaksanaan kegiatan posyandu memerlukan peran serta masyarakat,
khususnya kader posyandu. Kader posyandu berasal dari anggota masyarakat
yang mau bekerjasaama secara ikhlas, mau dan sanggup melaksanakan kegiatan
posyandu, sehingga keaktifan kader sangat diperlukan dalam kegiatan ini. Kinerja
posyandu sangat tergantung dari peran, motivasi, dan kemampuan para kader
dalam melaksanakan kegiatan posyandu. Hal inilah yang perlu disadari mengingat
timbulnya berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja dan motivasi kader
posyandu, baik secara internal maupun eksternal (Alven, 2008).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Makalah ini memiliki tujuan untuk membantu pembaca paham
mengenai konsep tentang posyandu
1.2.2 Tujuan Khusus
Pembaca mampu memahami konsep posyandu secara menyeluruh
1.3 Manfaat
Dapat memberikan pengetahuan, wawasan serta ilmu tambah bagi para
pembaca makalah ini mengenai posyandu dan sub-sub penting lainya yang ada
pada posyandu.
BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Posyandu


Menurut POKJANAL (2012), pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan
salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya maasyarakat (UKBM) yang
dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh
dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan di suatu wilayah
kerja puskesmas, dimana program ini dapat dilaksanakan dibalai dusun,
kelurahan maupun tempat-tempat lain yang mudah didatangi oleh masyarakat
(Ismawati dkk, 2010).
Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan
kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis
dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini.
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan
dan keluarga berencana.
2.2 Tujuan Posyandu
Mubarak (2012) memaparkan tujuan pokok posyandu yakni sebagai berikut :
a. Mempercepat penerimaan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera) atau membudayakan NKKBS
b. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan-kegiatan lain
yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat sejahtera
c. Mempercepat penurunan angka kematian ibu (ibu hamil, melahirkan dan
ibu nifas) dan anak, menignkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk
menurunkan IMR
d. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan
ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera
2.3 Manfaat Posyandu
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2012), manfaat yang
diperoleh dari adanya posyandu adalah :
a. Bagi Masyarakat
- Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan
kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita
- Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah
darah (Fe) serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
- Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang
atau gizi buruk
- Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul Vitamin A
- Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu, bayi,
dan anak balita
- Bayi memperoleh imunisasi lengkap
- Ibu nifas memperoleh kapsul Vitamin A dan tablet tambah darah (Fe)
- Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu dan
anak
- Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan
ibu menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas
b. Bagi Kader
- Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih
lengkap
- Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak
balita dan kesehatan ibu
- Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya
dalam bidang kesehatan
- Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan
kesehatan ibu
2.4 Kegiatan Pelayanan di Posyandu
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2012) mengutarakan kegiatan
posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan atau pilihan.
a. Kegiatan utama mencakup :
- Kesehatan ibu dan anak
- Keluarga berencana
- Imunisasi
- Gizi
- Pencegahan dan penanggulangan diare
b. Kegiatan pengembangan atau pilihan. Masyarakat dapat menambah
kegiatan baru disampubg dari 5 kegiatan utama yang telah di tetapkan,
yang mana dinamakan Posyandu Terintegrasi. Kegiatan baru tersebut
misalnya :
- Bina Keluarag Balita (BKB)
- Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
- Bina Keluarga Lansia (BKL)
- Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
- Berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya
2.5 Sasaran Posyandu
Sasaran dalam pelayanan posyandu menurut Ambarwati (2009) sebagai
berikut :
a. Bayi berusia kurang dari 1 tahun
b. Anak balita 1-5 tahun
c. Ibu hamil dan menyusui
d. Ibu nifas
e. Wanita subur
f. Cakupan pelayanan sebaiknya sekitar 100 balita (120 KK) atau sesuai dengan
kemampuan petugas setempat.
2.6 Tingkat Posyandu
Menurut Konsep ARRIP posyandu dibagi menjadi 4 tingkatan, yakni :
a. Posyandu Pratam (Merah)
Yang memiliki ciri-ciri :
- Kegiatan belum mantap
- Kader terbatas dan kegiatan belum rutin
- Frekuensi penimbangan kurang dari 8 kali dalam setahun
b. Posyandu Madya (Kuning)
- Kegiatan lebih teratur, pelaksanaan kegiatan lebih dari 8 kali dalam
setahun
- Cakupan program utamanya yakni KB, KIA, gizi, imunisasi masih rendah
yakni kurang dari 50%
- Jumlah kader 5 orang
c. Posyandu Purnama (Hijau)
- Kegiatan sudah teratur, pelaksanaan kegiatan lebih dari 8 kali setahun
- Cakupan program utama lebih dari 50% dan sudah ada program
tambahan
- Jumlah kader 5 orang
d. Posyandu Mandiri (Biru)
- Kegiatan teratur
- Cakupan 5 program utama sudah baik dan ada program tambahan
- Memiliki dana sehata yang telah menjangkau lebih dari 50 KK. Dana
sehat menggunakan prinsip jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat
serta berswasembada
2.7 Penyelenggaraan Posyandu
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2012) penyelenggaraan
posyandu sebagai berikut :
a. Pengelola Posyandu
Dalam penyelenggaraannya, pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh
masyarakat pada saat musyawarah pembentukan Posyandu. Pengurus
Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, dan
bendahara.Berikut ini beberapa kriteria pengelola Posyandu :
 Sukarelawan dan tokoh masyarakat setempat
 Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi, dan mampu
memotivasi masyarakat
 Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat
b. Waktu dan Lokasi Posyandu
Penyelenggaraan Posyandu sekurang-kurangnya satu (1) kali dalam
sebulan. Jika diperlukan, hari buka Posyandu dapat lebih dari satu (1) kali
dalam sebulan. Hari dan waktunya sesuai dengan hasil kesepakatan
masyarakat. Posyandu berlokasi di setiap desa/kelurahan/RT/RW atau
dusun, salah satu kios di pasar, salah satu ruangan perkantoran, atau tempat
khusus yang dibangun oleh swadaya masyarakat. Tempat penyelenggaraan
kegiatan Posyandu sebaiknya berada di lokasi yang mudah dijangkau oleh
masyarakat.
2.8 Pelayanan Posyandu
Pelaksanaan kegiatan posyandu dikenal dengan system 5 meja, dimana
kegiatan masing-masing meja mempunyai kegiatan tersendiri atau khusus. 5
meja tersebut antara lain :
a. Meja I: Pendaftaran plus penyuluhan
b. Meja II:

 Penimbangan bayi dan balita.

 Pelayanan ibu menyusui, ibu hamil, PUS.


c. Meja III: Pengisian KMS.
d. Meja IV:

 Penyuluhan perorangan pada ibu hamil, menyusui, PUS.

 Pelayanan oralit, vitamin A dosis tinggi.

 Pemberian tablet besi.

 Pemberian pil, kondom, tablet busa.

e. Meja V:

 Pelayanan KIA (pemeriksaan ibu hamil, pemberian imunisasi).

 Pelayanan KB.

 Pelayanan pengobatan.

Meja 1-4 dilayani oleh kader desa, sedangkan meja kelima di layani oleh
tenaga kesehatan.

2.9 Pembentukan Posyandu


Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2012), langkah-langkah
pembentukan Posyandu
- Mempersiapkan para petugas/aparat sehingga bersedia dan memiliki
kemampuan mengelola serta membina Posyandu
- Mempersiapkan masyarakat, khususnya tokoh masyarakat sehingga
bersedia mendukung penyelenggaraan Posyandu
- Melakukan Survei Mawas Diri (SMD) agar masyarakat mempunyai rasa
memiliki, melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi dan potensi
yang dimiliki
- Melakukan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) untuk mendapatkan
dukungan dari tokoh masyarakat
- Membentuk dan memantau kegiatan Posyandu dengan kegiatan
pemilihan pengurus dan kader, orientasi pengurus dan pelatihan kader
Posyandu, pembentukan dan peresmian Posyandu, serta penyelengaraan
dan pemantauan kegiatan Posyandu
2.10 Beberapa Kendala Dalam Pelaksanaan Posyandu
Menurut Sulistyorini (2010) dalam pelaksanaannya posyandu masih
banyak mengalami kendala yang menyebabkan kegiatan posyandu tidak
berjalan dengan lancar. Kegagalan dan kendala tersebut disebabkan antara
lain adalah sebagai berikut :
- Kurangnya kader
- Kepasifan dari pengurus posyandu karena belum adanya pembentukan
atau pergantian pengurus baru dari kegiatan sebelumnya
- Sistem pencatatan buku kurang lengkap
- Tempat pelaksanaan kurang memadai
- Pelaksanaan kegiatan posyandu tidak didukung dengan anggaran rutin
- Kurangnya kelengkapan alat dan bahan yang digunakan dalam setiap
kegiatan posyandu
- Kader posyandu sering berganti tanpa diikuti dengan pelatihan sehingga
peran para kader kurang aktif dan tidak memadai
- Masyarakat yang mengalami masalah kesehatan banyak yang menolak
untuk dirawat dan dirujuk ke puskesmas perawatan atau rumah sakit
BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Posyandu merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan
masyarakat khususnya bagi balita, ibu hamil, ibu menyusui dan lansia.
Keberhasilan pengelolaan posyandu memerlukan dukungan yang kuat dari
berbagai pihak, baik secara moril, material ataupun finansial. Selain itu juga
diperlukan adanya bentuk kerjasama, tekanan dan pengabdian para pengelola
dalam melakukan kegiatan posyandu ini termasuk yakni para kader yang
bertugas. Apabila kegiatan posyandu terselenggara dengan baik maka akan
memberikan kontribusi yang besar dalam menurunkan angka kematian ibu, bayi
dan balita, serta dapat menurunkan masalah-masalah yang sering terjadi pada ibu
hamil dan balita.
3.2 Saran
Sebagai seorang mahasiswa di bidang kesehatan diharapkan dapat mengikuti
proses kegiatan posyandu yang dilakukan dilingkungan sekitar sehingga dapat
mengetahui kegiatan posyandu secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta :


Depkes RI

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta :


EGC

Kementerian Kesehatan RI. 2012. Ayo Ke Posyandu Setiap Bulan. Melalui


http://www.depkes.go.id/resources/download/promosi-kesehatan/buku-
saku-posyandu.pdf [diakses tanggal 27 Desember 2018, pukul 20.41]

Manuaba, Ida Bagus Gde., dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC

Swarjana, I Ketut. 2016. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Yogyakarta : ANDI

Anda mungkin juga menyukai