Diagnosis Glaucoma
Diagnosis Glaucoma
Untuk mendiagnosis penyakit glaucoma, dokter mata akan memeriksa penglihatan mata dan
memeriksa mata melalui pupil yang diperlebar dengan obat midriatikum. Pemeriksaan mata
biasanya berfokus pada saraf optic, yang memiliki penampilan khusus untuk glaucoma, yaitu
pelebaran rasio diskus optikus dari saraf optic. Bahkan, foto saraf optic juga dapat membantu
menelusuri penyakit glaucoma dari waktu ke waktu. Dokter juga akan melakukan beberapa
prosedur yaitu sebagai berikut :
A. Pemeriksaan tonometri
Test ini dilakukan untuk mengukur tekanan intraocular (TIO) dengan cara merekam perlawanan
kornea terhadap tekanan atau lekukan.
B. Pemeriksaan perimetri
Pemeriksaan ini digunakan untuk mengukur lapang pandang peripheral dan sentral secara lebih
detail dan mendalam. Lapang pandang akan diukur dan digambarkan sesuai dengan derajat,
kemudian pemeriksaan akan dilakukan menggunakan alat yang menghasilkan rangsangan
stimulus (cahaya). Pasien akan diminta respin apabila stimulus sudah berada dilapang pandang
mata mereka. Terdapat dua jenis metode perimetri yaitu statuk dan kinetic.
C. Ketajaman penglihatan
Test ini merupakan upaya untuk mengetahui ketajaman mata berupa angka perbandingan yang
menggambarkan kemampuan penglihatan pasien yang diuji bila dibandingkan dengan
penglihatan orang yang normal. Alat yang digunakan untuk melakukan test ketajaman
penglihatan sebagai objek biasanya yaitu Optotip atau Snellen yaitu berupa kartu besar atau
papan yang berisi huruf/angka/symbol/gambar dalam berbagai jenis ukuran tertentu yang telah
disusun dari yang terbesar diatas, makin kebawah semakin kecil ukurannya.
D. Tes refraksi
Uji refraksi dilakukan dengan menggunakan alat khusus yang disebut dengan phoropter. Melalui
alat ini, dokter akan melakukan koreksi pada lensa hingga pasien dapat menyebutkan huruf-
huruf dengan baik dan jelas. Saat melakukan pemeriksaan berjalan, dokter bisa bertanya
mengenai objek yang dilihat pasien, apakah semakin jelas atau semakin tidak terlihat. Dari
jawaban pasien tersebut dokter akan menentukan lensa tambahan yang akan dibutuhkan. Test
ini sendiri dibutuhkan untuk mendeteksi gangguan refraksi, seperti rabun jauh atau biasa
disebut dengan miopi, rabun dekat atau hipermetropi, mata tua atau presbiopi, dan juga mata
silinder atau astigmatisme.
E. Pemeriksaan Opthalmoscopy
Test ini dilakukan untuk memeriksa bagian belakang dan dalam pada mata (fundus), termasuk
cakram optic, retina, juga pembuluh darah. Dengan dilakukannya test ini juga dapat mendeteksi
banyak penyakit serius ditahap awal dengan tingkat akurasi yang tinggi.
F. Pemeriksaan gonioskopi
Test ini dilakukan untuk memeriksa sudut penyaringan dan area pengaliran mata atau aquous,
untuk melihat bagian depan mata (ruang anterior) dibagian kornea dan iris mata. Test ini
termasuk pemeriksaan tanpa rasa sakit untuk melihat apakah area dimana cairan keluar dari
mata (sudut drainase) terbuka atau tertutup.
G. Pemeriksaan pachymetry
Test ini dilakukan untuk menentukan ketebalan dari kornea mata, ketebalan kornea
menunjukkan tinggi atau rendahnya tekanan yang ada pada mata. Test ini termasuk
pemeriksaan tanpa rasa sakit dan berlangsung paling cepat.
GUEDLINE
Bekerja secara langsung sebagai obat parasimpatomimetik yang menyebabkan terjadinya konstriksi
pupil, menstimulasi otot silari, dan meningkatkan aliran aqueous humor sehingga menurubkan
tekanan pada intraokular.
Karbakol
Pilokarpin
Efek samping : berkeringat, bradikardia, hipersaliva, dan kolik usus setelah penyerapan
sistemik
Mekanisme kerja antihipertensif okular belum diketahui secara pasti, tetapi diduga menurunkan
produksi cairan mata.
Betaksolol Hidroklorida
Levobunolol Hidroklorida
Metilpranolol
Efek samping : Mata kering, sementara dan alergi blefarokonjungtivitis, uveitis anterior
granulomatosa (hentikan pengobatan)
Timolol Maleat
Sediaan beredar: Timolol Maleat (Generik), Ximex Opticom (Konimex), Tim-Ophtal (Sanbe
Farma), Timolol maleat (Cendo)
Asetazolamin
Peringatan : Hindari pada kerusakan ginjal yang berat ; kehamilan ; tidak dianjurkan untuk
menggunakan lama tetapi bila tetap akan diberikan diperlukan pemeriksaan
hitung jenis darah ; hindari ekstravasasi pada tempat injeksi (resiko nekrosis).
Efek samping : Parestesia, hipokalemia, berkurangnya nafsu makan, rasa mengantuk dan
depresi terutama pada pasien usia lanjut, bintik- bintik merah pada kulit dan
kelainan darah jarang terjadi, dan dapat terjadi batu ginjal.
Brinzolamide
Indikasi : Terapi tambahan pada peningkatan tekanan intra oular pada pasien hipertensi
okular atau glaukoma sudut lebar.
Efek samping : Iritasi lokal, gangguan rasa, mual, dispepsia, mulut kering, nyeri dada, mimisan,
haemoptysis, rinitis, faringitis, bronkitis, depresi, pusing, dermatitis, alopesia,
erosi kornea
AGONIS PROSTAGLANDIN
Agonis prostaglandin menurunkan tekanan intraokular dengan meningkatkan aliran aqueous humor,
meskipun mekanisme pasti belum diketahui.
Latanoprost
Indikasi : Tekanan intraokuler pada glaukoma sudut lebar dan hipertensi okuler pada
pasien yang tidak menunjukan respons terhadap obat lain.
Efek samping : Pigmentasi coklat yang menetap atau yang reversibel terutama pada mereka
yang warna irisnya bercampur (hentikan pengobatan bila mungkin) ; iritasi
okuler hiperaremia konjungtiva ; erosi epitelial punctata
Agen osmotic : digunakan untuk menurunkan TIO dengan cepat (Contoh : Gliserin 1 hingga 2 g/Kg
secara oral, dan manitol 1 hingga 2 g/Kg IV)
Meskipun secara tradisional obat pilihan penggunaan pilocarpine controversial sebagai awal terapi.
Setelah TIO dikontrol, pilocarpine harus diberikan setiap 6 jam sampai iridektomi dilakukan.
Kortikosteroid topical : dapat digunakan untuk mengurangi peradangan mata dan sinetika.
Antikolinergik topical
Simpatomimetik topical
Antikolinergik sistemik
Antidepresan heterosiklik
Fenotiazin potensi rendah
Antihistamin
Ipratropium
Benzodiazepine (resiko rendah)
Teofilin (resiko rendah)
Vasodilator (resiko rendah)
Simpatomimetik sistemik (resiko rendah)
Stimulant system saraf sentral (resiko rendah)
Penghambat pengambilan selektif serotonin
Imipramin
Venlafaksin
Topiramat
Tetrasiklin (resiko rendah)
Penghambat karbonik anhidrase (resiko rendah)
Penghambat monoamine oksidase (resiko rendah)
Kolinergik topical (resiko rendah)
Glaukoma Terbuka
Kortikosteroid ophthalmic
Kortikosteroid sistemik
Kortikosteroid nasal
Fenoldopam
Antikolinergik ophthalmik
Suksinilkolin
Vasolidator (resiko rendah)
Simetidin (resiko rendah)
B. Operasi Bedah :
Trabekulektomi
Trabekulektomi dikenal juga sebagai bedah filtrasi glaucoma yaitu prosedur invasive yang
melibatkan pembuatan area penyaringan atau beranda depan (aqueous humor) untuk
mengurangi penumpukan tekanan intraocular didalam bola mata. Tujuan utama dari dilakukan
bedah ini adalah mengeringkan aqueous humor dengan mengalihkan cairan pada area drainase
lain, yang seringkali disebut dengan bleb.
Siklodekstruksi
Pada operasi bedah siklodekstruksi ini akan dilakukan prosedur perusakan pada sebagian badan
siliar mata, yang bertujuan untuk pembentukan cairan mata berkurang.
Iridektomi
Dikerjakan pada kasus glaucoma tertutup sebagai tindakan pencegahan. Prosedur ini dilakukan
untuk mengangkat sebagian iris untuk memungkinkan aliran humor aqueous dari kamera
posterior ke kamera anterior.
Implant
C. Terapi lainnya
Terapi Vitamin A
Gaya hidup sehat
Menghilangkan kebiasaan menggaruk mata
Menjaga kebersihan mata
Membatasi asupan natrium
Menambahkan asupan kalsium
Rutin berolahraga
Berhenti merokok
Minum atau menggunakan obat secara teratur