Anda di halaman 1dari 15

MATERI PRAKTIKUM KE - 4 :

DISPLAY CITRA DIGITAL PENGINDRAAN JAUH


DAN
KOREKSI GEOMETRIK

Kelompok: 1 (Hari : Kamis )


1. Salva Cakra Pratama E44160076
2. Fahirah Dwiyuni E44170002

Koordinator:
1. Dr. Nining Puspaningsih
2. Uus Saepul M, S.Hut

Asisten:
1. Dhea Amalia E14150059
2. Muhammad Shidqy Zainurramdhan E14150004
3. Asyari Suhud Akrami E14150002
4. Rizka Novrida Putri E14150093

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN


INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pemetaan citra satelit dilakukan dengan melalui beberapa tahapan. Salah satu
tahapan yang paling penting dalam pemrosesan citra satelit adalah melakukan koreksi
sehigga citra tersebut sesuai dengan peta proyeksi yang diinginkan. Pada umumnya,
semua data digital remote sensing satelit mengandung kesalahan baik kesalahan
geometrik sistematik atau unsistematik (systematic and unsystematic error).
Kesalahan/error yang muncul dapat diakibatkan karena berbagai hal ketika satelit
mengorbit. maka dari itu, proses koreksi ini dilakukan untuk memperbaiki kesalahan-
kesalahan yang terjadi karena baik faktor internal satelite sendiri ataupun faktor
eksternal seperti pengaruh kondisi alam.
TUJUAN
Tujuan praktikum ini adalah melakukan koreksi geometric, memilih GCP
secara benar, memahami secara riil tentang proses rektifikasi, dan memahami
prosedur melakukan rektifikasi.
METODOLOGI

WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM


Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis 14 Februari 2019 di Laboratorium
Fisik Remote Sensing dan GIS, Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan,
Institut Pertanian Bogor.

ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


Adapun alat dan bahan praktikum ini adalah :
1. Laptop
2. Aplikasi Erdas
3. Literatur
4. Buku
5. Jurnal
6. Alat tulis

PROSEDUR PRAKTIKUM
Prosedur praktikum ini terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut:
1. Aktifkan aplikasi Erdas melalui aplikasi FlexLM Tools > klik start/stop/reread >
klik start server

Gambar 1. Tampilan awal flexLM tools

2. Buka aplikasi Erdas


Gambar 2. Halaman awal saat membuka erdas
3. Klik Viewer pada pojok kiri atas untuk memunculkan layar.

Gambar 3. Tampilan saat Erdas sudah berjalan

4. Klik Open, lalu akan muncul layar Select layer to add. Lalu klik dokumen citra
Landsat yang sudah tersimpan.

Gambar 4. Langkah awal membentuk kombinasi Band


5. Kemudian Klik Interpreter > Utilities > Layer stack. Hal ini dilakukan untuk
mengkombinasikan beberapa band agar citra dapat terlihat.
Gambar 5. Proses kombinasi Band

6. Klik Input file.

Gambar 6. Tampilan saat data sedang di input

7. Input citra satelit secara satu per satu dengan cara klik Add pada layar Layer
selection and Stacking.

Gambar 7. Proses input pada layar Erdas

8. Klik 0k > ok > ok, kemudian tunggu prosesnya


Gambar 8. Loading page saat menginput data

9. Setelah dikombinasikan, maka akan muncul sebuah citra satelit pada layar. Klik
kanan > Fit to window agar gambar citra terlihat secara keseluruhan.

Gambar 9. hasil dan kombinasi 8 Band Landsat OLI dengan True Color

10. Untuk mengubah kombinasi band agar citra terlihat lebih baik, dapat dilakukan
dengan meng-klik Raster > ubah kombinasi band (Contoh : 6-5-4), kemudian
warna citra akan berubah.

Gambar 10. Kondisi saat kombinasi citra diubah menjadi 6-5-4


11. Tambahkan viewer dengan mengklik icon Viewer, kemudian buka folder Bahan
Minggu ke-4 -> OK

12. Klik -> Set Geometric Model -> Polynomial -> OK

13. Akan muncul Tabel Polynomial Model Properties, pastikan Polynomial Order = 1 -
> OK

14. Akan muncul tabel seperti di bawah lalu pilih icon paling atas -> OK -> OK
15. Kemudian akan muncul dua tabel kecil (Perbesaran dari yang di bawah) dan tabel
Tool

16. Jika sudah ada yang terisi pada tabel maka delete detected terlebih dahulu dan
mulai dari awal. Klik gambar lingkaran dengan garis jari-jari di tengahnya padabtabel
kecil di tengah yang berada di atas.

17. Tentukan sepuluh lokasi Ground Control Point (GCP) yang sama antara kedua
gambar tersebut lalu tetapkan titik koordinatnya, penempatan lokasi GCP diletakan
secara menyebar di seluruh citra yang dikoreksi. Ganti warna yang diinginkan pada
setiap lokasi di tabel tool dan lakukan peletakan GCP seakurat mungkit sehingga
menghasilkan RMSE < 0,5 pixel

18. Jika RMSE sudah memenuhi syarat, maka selanjutnya dilakukan resampling dan
pembuatan citra terkoreksi sebagai berikut:

a. Klik ikon resampling


b. Pilih resample method: Nearest Neighbour
c. Masukkan nama file citra yang terkoreksi, misalnya
lc08_I1tp_122064_20130825_20170502_koreksi.img
d. Tentukan ukuran pikselnya, misalnya X:30 dan Y:30
e. Klik OK .

19. setelah proses koreksi telah selesai, buka kembali file citra yang sebelum di koreksi
dan bandingkan dengan file citra yang telah dikoreksi, hasil perbandingan tersebut
akan terlihat seperti pada gambar
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL

Citra bogor sebelum di koreksi

Citra bogor setelah di koreksi

Citra bogor setelah proses koreksi di terapkan pada citra false color
Tabel Ground Control Point (GCP) yang didapat setelah melalui proses koreksi pada
10 titik kordinat

PEMBAHASAN
Koreksi geometrik pada citra Landsat merupakan upaya memperbaiki
kesalahan perekaman secara geometrik agar citra yang dihasilkan mempunyai sistem
koordinat dan skala yang seragam, dan dilakukan dengan cara translasi, rotasi, atau
pergeseran skala. (Parman & Satyanta 2010). Koreksi geometrik ini bergantung pada
nilai pointing tingkat akurasi kalibrasi yang ditunjukkan oleh nilai RMS <0,5 untuk
mengetahui letak kenampakan di koordinat yang berbeda namun daerah pada citra
yang hampir sama. Menurut Indarto 2014 dalam bukunya yang berjudul Teori dan
Praktek Penginderaan Jauh, koreksi geometrik menghasilkan gambar yang posisi
citranya cocok dengan koordinat citra sebenarnya dan gambar yang ditampilkan lebih
kontras dalam penajaman warna sehingga lebih mudah untuk diinterpretasikan.
Menurut Mather (1987), koreksi geometrik adalah transformasi citra hasil
penginderaan jauh sehingga citra tersebut mempunyai sifat-sifat peta dalam bentuk,
skala dan proyeksi. Transforamasi geometrik yang paling mendasar adalah
penempatan kembali posisi pixel sedemikian rupa, sehingga pada citra digital yang
tertransformasi dapat dilihat gambaran objek dipermukaan bumi yang terekam
sensor. Pengubahan bentuk kerangka liputan dari bujur sangkar menjadi jajaran
genjang merupakan hasil transformasi ini. Tahap ini diterapkan pada citra digital
mentah (langsung hasil perekaman satelit), dan merupakan koreksi kesalahan
geometric sistematik.
Berdasarkan sumber yang praktikan baca, Terdapat tiga metode yang dapat
digunakan dalam koreksi geometric yaitu, yang pertama, , metode sistematik dengan
menerapkan rumus yang diturunkan dari model maematikatas sumber distorsi atau
menggunakan data referensi geometric yang diukur dari distorsi sensor penginderaan
jauh. Kedua, metode non – sistematik dengan menerapkan rumus transformasi
polynomial dari sistem koordinat geografis ke koordinat citra, yang ditentukan dengan
menggunakan titik control tanah (Ground Control Point (GCP)). Terakhir, Metode
Kombinasi dengan melakukan koreksi sistematik, kemudian kesalahan residu akan
direduksi menggunakan orde polinomial (Purwadhi 2001). Metode yang dilakukan
oleh praktikan dalam koreksi kali ini adalah menggunakan metode GCP. Titik kontrol
tanah (GCP) adalah target besar yang ditandai di tanah, ditempatkan secara strategis
di seluruh area survey dengan teknis dan preferensi tertentu. Dalam koreksi
Geometrik, lokasi titik kontrol tanah (GCP) sangat mempengaruhi Root Mean Square
Error (RMSE) yang akan dihasilkan pada proses koreksi geometrik. RMSE adalah
metode alternatif untuk mengevaluasi teknik peramalan yang digunakan untuk
mengukur tingkat akurasi hasil prakiraan suatu model. RMSE merupakan nilai rata-
rata dari jumlah kuadrat kesalahan, juga dapat menyatakan ukuran besarnya
kesalahan yang dihasilkan oleh suatu model prakiraan (sukojo et al. 2016).
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Parman, Satyanta. 2010. Deteksi perubahan garis pantai melalui citra penginderaan
jauh di pantai utara semarang demak. Jurnal Geografi (7)1:30–38

Indarto. 2014. Teori dan Praktek Pengideraan Jauh. Yogyakarta (ID) : Penerbit ANDI
Mathe PM. 1987. Computer Processing of Remotely-Sensed Images. An Introduction,
1st Edition, Wiley, Chichester.
Purwadhi FSH. 2001. Interpretasi Citra Digital. Jakarta(ID): Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Sukojo BM, Mahfuhdin M, Alawy. 2016. Studi analisi ketelitian geometrik horizontal
citra satelit resoluso tinggi sebagai peta dasar RDTR pesisir. Jurnal Geoid 12(1):24-31

Anda mungkin juga menyukai