Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Di dalam dunia farmasi yang sering membahas terkait sediaan dan bahan
farmasi sangat perlu untuk menganalisa sediaan dan bahan baku farmasi, untuk
itu perlu untuk mempelajari mengenai analisis pada sediaan farmasi guna
menjamin mutu dan kualitas sediaan farmasi terutama pada kandungan kimia
dari sediaan farmasi sebagai zat aktif yang akan bekerja dalam tubuh manusia
untuk mencapai terapi pengobatan yang ingin dicapai dari suatu sediaan
farmasi. Analisis farmasi merupakan analisis kimia pada sediaan farmasi
(bahan aktif dan bahan tambahan) yang digunakan dalam bidang farmasi.
Tujuan analisis farmasi adalah menentukan kualitas atau mutu:
- Bahan, berupa bahan aktif atau bahan tambahan meliputi identitas, kadar
dan kemurnian.
- Sediaan farmasi atau obat, meliputi identitas bahan aktif, kadar, dan
kemurnian serta karateristik kerjanya. Mengenai kemurnian sediaan farmasi
ini, perlu untuk dianalisis karena pada dasarnya terkait dengan stabilitasnya.
Dapat menyebabkan dihasilkannya hasil urai sehingga penting untuk
dianalisis kemurniannya.
1
1. Apa itu analisis farmasi?
2. Apa saja tahapan-tahapan dalam analisis farmasi?
3. Bagaimana klasifikasi metode analisis?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
merupakan serangkaian proses mulai dari penyiapan sampel sampai dengan
evaluasi hasil pengukuran keseluruhan tahap atau prosedur analisis dapat
diringkas sebagai berikut : (Gandjar, Ibnu, 2015, 3)
1. Tahap Perencanaan Analisis
Tahapan awal ini harus selalu dilakukan agar setiap proses analisis
yang akan dilakukan menjadi terarah. Tahap perencanaan ini disebut juga
sebagai tahapan panduan untuk melakukan kegiatan analisis. Untuk
mendapatkan hasil analisis yang akurat, maka harus diperhatikan hal
berikut:
a. Definisi masalah
Definisi masalah terkait dengan informasi analisis yang
berhubungan dengan tingkat akurasi yang dibutuhkan. Selain itu juga
menyangkut berapa lama waktu yang dibutuhkan, biaya yang
diperlukan, ketersediaan alat, bahan, dan pelarut yang dibutuhkan
untuk analisis.
b. Pemilihan teknik dan metode analisis
Pemilihan teknik dan metode analisis terbaik yang akan
digunakan untuk analisis sampel harus diperhatikan, apakah akan
menggunakan kromatografi, spektrofotometri, titrimetri, atau dengan
yang lainnya.
4
Persoalannya adalah apakah sampel yang dianalisis itu representatif, artinya
mewakili semua barang (populasi) yang akan dianalisis.
Cara pengambilan sampel zat padat akan berbeda dengan cara
pengambilan zat cair, dan akan berbeda pula dengan gas. Namun, pada
prinsipnya sampel yang dianalisis harus bersifat representatif, artinya
sampel yang akan dianalisis benar-benar mewakili populasinya.
5
juga dilakukan pengukuran dengan menggunakan instrumen laboratorium
yang lebih canggih.
6
2.3 Metode Analisis
Berdasarkanteknikatauperlakuanmetodeanalisisterdiridari 2 yaitu :
1. Metode Klasik/Konvensional
7
Metode klasik (dikenal juga sebagai metode kimia basah)
menggunakan pemisahan seperti pengendapan, ekstraksi, dan distilasi
serta analisis kualitatif berdasarkan warna, bau, atau titik leleh
(organoleptis). Analisis kuantitatif klasik dilakukan dengan
menentukan berat atau volum.
a. Metode Gravimetri
Analisis gravimetri merupakan cara analisis kuantitatif
berdasarkan berat tetap (berat konstan) nya. Metode ini digunakan
untuk menentukan massa dari suatuanalit dengan menimbang
sampel sebelum dan/atau setelah mengalami beberapa perubahan.
Contoh yang umum adalah menentukan massa air dalam suatu
hidrat dengan memanaskan sampelnya untuk menghilangkan air
yang ada, sehingga akan ada perbedaan massa karena molekul air
akan terlepas. (https://www.academia.edu/7838850/Gravimetri)
o Metode penguapan
8
yang dilakukan dalam metode ini dapat dilakukan
dengan cara pemanasan dalam gas tertentu atau
penambahan suatu pereaksi tertentu sehingga
komponen yang tidak diinginkan mudah menguap atau
penambahan suatu pereaksi tertentu sehingga
komponen yang diinginkan tidak mudah menguap.
Langsung
Tidak langsung
o Metode elektrolisis
Metode elektrolisis dilakukan dengan cara
mereduksi ion-ion logam terlarut menjadi endapan
logam. Ion-ion logam berada dalam bentuk kation
apabila dialiri dengan arus listrikndengan besar tertentu
dalam waktu tertentu maka akan terjadi reaksi reduksi
menjadi logam dengan bilangan oksidasi.
Endapan yang terbentuk selanjutnya dapat
ditentukan berdasarkan beratnya, misalnya
mengendapkan tembaga terlarut dalam suatu sampel
cair dengan cara mereduksi.
9
Pada titrasi terdapat penambahan reaktan ke larutan yang
sedang dianalisis sampai titik ekivalen tercapai. Jenis yang
paling umum adalah titrasi asam-basa yang menggunakan
berbagai macam indikator yang menunjukkan perubahan warna.
Tipe indikator yang digunakan berbeda-beda untuk mendeteksi
tercapainya titik ekivalen. Pada metode volumetri, besaran
volume zat-zat yang bereaksi merupakan besaran yang diukur.
Adapun jenis-jenis titrasi berdasarkan reaksi yang terjadi
yaitu titrasi netralisasi, titrasi pengendapan, dan titrasi
redoksdanpembentukankompleks.
(https://www.kimiafi.com/2017/04/analisa-
volumetri.html)
2. Metode Modern/Instrumental
Secara umum metode modern lebih unggul dibanding dengan
metode konvensional, karena metode modern menawarkan kepekaan
yang tinggi, jumlah sampel yang diperlukan sedikit, dan waktu
pengerjaannya relatif cepat karena seperti beberapa metode modern
(seperti kromatografi), selain dapat digunakan untuk analisis
kuantitatif dapat juga digunakan untuk melakukan pemisahan senyawa
yang terdapat dalam sampel. Contoh metode modern antara lain:
a. Spektrfotometri
10
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia
analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu
sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada
interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan yangdigunakan
dalam spektrofotometri disebut spektrofotometer. Cahaya yang
dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah,
sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang
lebih berperan adalah elektron valensi.
Dalam interaksi materi dengan cahaya atau
radiasielektromagnetik, radiasi elektromagnetik kemungkinanan
dihamburkan, diabsorbsiatau dihamburkan sehingga dikenal
adanya spektroskopi hamburan, spektroskopiabsorbsi ataupun
spektroskopi emisi.
(https://www.scribd.com/doc/143384632/instrumen-analisis-
farmasi)
b. Kromatografi
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul
berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase
diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada
pada larutan. Molekul yang terlarut dalam fase gerak, akan
melewati kolom yang merupakan fase diam. Molekul yang
memiliki ikatan yang kuat dengan kolom akan cenderung bergerak
lebih lambat dibanding molekul yang berikatan lemah. Dengan ini,
berbagai macam tipe molekul dapat dipisahkan berdasarkan
pergerakan pada kolom. Setelah komponen terelusi dari kolom,
komponen tersebut dapat dianalisa dengan menggunakan detektor
atau dapat dikumpulkan untuk analisa lebih lanjut.
Adapun jenis-jenis kromatografi antara lain Kromatografi Cair
(Liquid Chromatography), Reverse Phase Chromatography, High
Performance Liquid Chromatography, Size Exclusion
Chromatography, dan Kromatografi Pertukaran Ion (Ion-
Exchange Chromatography).
11
c. Elektroforesis
Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau
molekul bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya
dalam sebuah medan listrik. Medan listrik dialirkan pada suatu
medium yang mengandung sampel yang akan dipisahkan. Secara
umum, elektroforesis digunakan untuk memisahkan,
mengidentifikasi, dan memurnikan fragmen DNA. Adapun jenis
elektroforesis adalah elektroforesis kertas dan elektroforesis gel.
Berdasarkan tujuan analisis, metode analisis dibagi menjadi dua, yaitu metode
analisis kualitatif dan metode analisis kuantitatif.
1. Metode Analisis Kualitatif
Metode analisis kualitatif merupakan metode kimia analitik
untuk mengetahui keberadaan suatu zat di dalam suatu sampel. Pada
awalnya, metode analisis kualitatif ini dilakukan berdasarkan reaksi
yang dihasilkan dengan mengamati perubahan warna, bau, dan bentuk
kristalnya. Untuk saat ini telah ditemukan beberapa metode modern,
salah satu di antaranya yaitu dengan menggunakan instrumen seperti
instrumen kromatografi. Metode analisis kualitatif ini dapat dilakukan
pada analisis zat organik maupun analisis zat anorganik.
Pada zat anorganik, metode analisis kualitatif ini dapat
dilakukan baik terhadap zat yang berupa padatan maupun zat yang
berada dalam larutannya. Untuk zat yang masih dalam bentuk
padatannya, maka analisis dapat dilakukan dengan menggunakan
reaksi kering. Sedangkan untuk zat anorganik yang masih berada
dalam bentuk larutannya, maka dapat digunakan reaksi basah untuk
melakukan analisisnya. Secara umum, analisis zat anorganik ini
terbagi dalam tiga tahapan, yaitu pemeriksaan pendahuluan, tes nyala,
dan analisis kation dan anionnya.
a. Pemeriksaan pendahuluan dalam tahapan analisis kualitatif
biasanya dilakukan dengan uji kering. Pemeriksaan dilakukan
terhadap wujud zatnya yang meliputi bentuk, warna, dan baunya.
12
Setelah itu, zat dipanaskan untuk mengetahui apakah zat tersebut
dapat terurai atau tidak pada suhu tinggi.
b. Tahapan selanjutnya yaitu dengan melakukan tes nyala untuk
mengetahui kandungan unsur logam di dalamnya. Unsur logam
yang berbeda akan menghasilkan pijaran warna yang berbeda
pula.
c. Sedangkan analisis kation dan anion dilakukan dengan reaksi
basah yaitu mereaksikannya dengan pereaksi tertentu.
13
sedikitnya sampel yang diambil untuk analisis tergantung pada metode
analisis yang digunakan. Suatu penentuan konsentrasi sekelumit
secara spektrofotometri memerlukan suatu sampel makro, tapi bila
dilakukan secara kromatografi cukup dilakukan dengan sampel mikro.
(Nur, Fadilah, 2015, 10-14)
2.4 PembahasanKelompok
14
Dalam tahap ini dalam pengukuran dengan menggunakan metode
gravimetri dan volumetri, yang mana gravimetric untuk mengetahui masa
dari sampel dan volumetric untuk mengetahui volume larutan.
- Tahap Perhitungandan Pelaporan
Pada tahap ini dilakukan perhitungan untuk mengetahui kadar sampel
tersebut yang kemudian akan dibandingkan dengan tetapan yang sudah
diketahui pada farmakope atau refrensi yang digunakan apakah memenuhi
syarat atau tidak, kemudian dilakukan pelaporan data apabila hasil
perhitungannya dapat dipertanggungjawabkan.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
Fadilla, Arisa Nur dkk. 2015. Makalah Kimia Analisis : Prosedur Analisis.
Tulungagung.
Gandjar, Ibnu Gholib& Abdul Rohman. 2015. Kimia Farmasi Analisis. Cetakan XIII.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
17