Anda di halaman 1dari 8

SEMINAR NASIONAL IV

SDM TEKNOLOGI NUKLIR


YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176

APLIKASI RADIASI SINAR-X DI BIDANG KEDOKTERAN UNTUK


MENUNJANG KESEHATAN MASYARAKAT

FERRY SUYATNO
Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN
Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang 15310, Banten
Telp. 021.7560896, Faks 7560921

Abstrak

APLIKASI RADIASI SINAR-X DI BIDANG KEDOKTERAN UNTUK MENUNJANG KESEHATAN


MASYARAKAT. Radiasi sinar-X merupakan suatu gelombang elektromagnetik dengan gelombang pendek
Gelombang elektromagnetik banyak jenisnya antara lain sinar lampu, ultra violet, infra merah, gelombang
radio, dan TV. Sinar-X mempunyai daya tembus yang cukup tinggi terhadap bahan yang dilaluinya. Dengan
demikian sinar-X dapat dimanfaatkan sebagai alat diagnosis dan terapi di bidang kedokteran nuklir.
Perangkat sinar-X untuk diagnosis disebut dengan photo Rontgen sedangkan yang untuk terapi disebut Linec
(Linier Accelerator). Dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka photo Rontgen dapat di tingkatkan
fungsinya lebih luas yaitu melalui alat baru yang disebut dengan CT. Scan (Computed Tomography Scan).
Adanya peralatan peralatan yang menggunakan sinar-X maka akan membantu dalam mendiagnosis dan
pengobatan (terapi) suatu penyakit, sehingga dapat meningkatkan kesehatan masyarakat. Untuk di tingkat
daerah peralatan yang menggunakan sinar-X masih terbatas hanya pada pesawat Rontgen. Karena pesawat
radioterapi membutuhkan catu daya listrik yang cukup besar, pada hal sumber listrik di daerah relatip
masih rendah. Oleh sebab itu pembahasan disini lebih dititik beratkan pada penggunaan sinar-X untuk
pesawat Rontgen.

Kata kunci : sinar-X, Photo Rontgen, CT-scan, Linac.

Abstract

APPLICATION OF X-RAY RADIATION IN MEEDICINE TO SUPPORT PUBLIC HEALTH. The X-ray


is a short wave electromagnetic radiation. There are many types of electromagnetic radiation, such as visible
light, ultraviolet radiation, infrared radiation, radio waves, TV waves, and many others. The X-ray possesses
a high penetrating power toward materials. Consequently, it could be used as a diagnostic and therapy tool
in nuclear medicine. Two of the X-ray based equipments are the Roentgen camera, which is used for
diagnostics, and the linear accelerator (Linac), which is used for therapy. Recent technological
developments allow Roentgen cameras to be enhanced with new functions, resulting in a new tool namely the
CT (Computed Tomography) Scanner. The presence of X-ray using equipments helps both the diagnosis and
therapy of various diseases, thus enhancing public health. In less developed locales, the X-ray based on
equipment used is still limited at Roentgen camera, since radiotherapy equipments require much electricity,
whose supply is still limited. Therefore, this article emphasizes the use of X-ray in the Roentgen camera.

Keywords: X-ray, Roentgen Camera, CT Scan, Linac

percobaan percobaan sebelumnya antara lain


PENDAHULUAN dari J.J Thomson mengenai tabung katoda dan
Sinar-X ditemukan oleh Wilhelm Conrad Heinrich Hertz tentang foto listrik. Kedua
Rontgen seorang berkebangsaan Jerman pada percobaan tersebut mengamati gerak elektron
tahun 1895[5]. Penemuanya diilhami dari hasil

Ferry Suyatno 503 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN


SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176

yang keluar dari katoda menuju ke anoda yang yang terbaca di Galvanometer adalah arus yang
berada dalam tabung kaca yang hampa udara[2]. sangat kecil dalam order mikro ampere.
Pembangkit sinar-X berupa tabung Peristiwa di atas disebut dengan efek foto
hampa udara yang di dalamnya terdapat filamen listrik. Kecuali disinari dengan gelombang
yang juga sebagai katoda dan terdapat pendek elektron dapat keluar dari katoda
komponen anoda. Jika filamen dipanaskan dengan cara dipanaskan sehingga terjadi emisi
maka akan keluar elektron dan apabila antara thermis. Jadi dengan cara dipanaskan atau
katoda dan anoda diberi beda potensial yang diberi gelombang pendek elektromagnetik
tinggi, elektron akan dipercepat menuju ke katoda dapat memancarkan elektron lebih
anoda. Dengan percepatan elektron tersebut banyak[2].
maka akan terjadi tumbukan tak kenyal Makin pendek gelombang
sempurna antara elektron dengan anoda, elektromagnetik yang menumbuk katoda, maka
akibatnya terjadi pancaran radiasi sinar-X[4]. makin besar arus yang mengalir dan sebaliknya
Pemanfaatan sinar-X di bidang makin panjang gelombangnya, makin kecil arus
kedokteran nuklir merupakan salah satu cara yang terbaca di galvanometer. Hal demikian
untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. dapat dipahami karena bila gelombang
Aplikasi ini telah cukup beragam mulai dari elektromagnetik panjang gelombangnya makin
radiasi untuk diagnostic, pemeriksaan sinar-X pendek berarti frekuensinya makin besar dan
gigi dan penggunaan radiasi sinar-X untuk energinya juga makin besar[2]. Gambar 1.
terapi. Radioterapi adalah suatu pengobatan menunjukkan alat foto listrik.
yang menggunakan sinar pengion yang banyak
dipakai untuk menangani penyakit kanker. Alat
diagnosis yang banyak digunakan di daerah
adalah pesawat sinar-X (photo Rontgen) yang
berfungsi untuk photo thorax, tulang
tangan,kaki dan organ tubuh yang lainnya. Alat
terapi banyak terdapat di rumah sakit-rumah
sakit perkotaan karena membutuhkan daya
listrik yang cukup besar. Di negara maju,
fasilitas kesehatan yang menggunakan radiasi
sinar-X telah sangat umum dan sering Gambar 1. Alat Foto Listrik[2]
digunakan.
Karakteristik gelombang elektromagnetik
Radiasi di bidang kedokteran membawa
ditentukan oleh panjang gelombang, frekuensi,
manfaat yang cukup nyata bagi yang
dan kecepatan. Kecepatan rambat gelombang
menggunakannya. Dengan radiasi suatu
elektromagnetik di udara untuk semua panjang
penyakit atau kelainan organ tubuh dapat lebih
gelombang adalah sama yaitu sama dengan
awal dan lebih teliti dideteksi, sementara terapi
kecepatan dalam ruang hampa c = 3 1010cm/det.
dengan radiasi dapat lebih memperpanjang usia
penderita kanker atau tumor[3].
C =v × λ (1)
DASAR PERCOBAAN SINAR-X dengan :
Peristiwa terjadinya sinar-X diawali dari c : Kecepatan rambat dalam hampa (cm/det)
percobaan Heinrich Hertz pada tahun 1887 v : Frekuensi gelombang (cycle/det)
dengan menggunakan tabung hampa yang berisi λ : Panjang gelombang, (cm)
katoda dan anoda. Katoda dan anoda Pemancaran energi radiasi
dihubungkan dengan sumber listrik E. Pada elektromagnetik oleh sumbernya tidak
tegangan, E, yang rendah tidak ada arus berlangsung secara kontinyu melainkan secara
elektron dari katoda ke anoda yang dapat dilihat terputus-putus (diskrit), sehingga berupa paket
dari galvanometer. Pada saat katoda disinari yang harganya tertentu yang disebut dengan
gelombang pendek elektromagnetik kuanta/foton. Besar energi kuanta tergantung
ternyata dari katoda keluar elektron menuju pada frekuensi gelombang.(2)
anoda yang diamati dari galvanometer. Arus

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 504 Ferry Suyatno


SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176

E = h ×v (2) Elektron yang mendekati atom didalam


anoda berinteraksi dengan elektron dalam atom
dengan : tersebut, berupa tumbukan tak kenyal
E : Energi foton, (eV) sempurna, akibatnya elektron anoda terlepas
h : Tetapan Max Plank, (Joule/det) dari kulitnya. Atom tertinggal dalam keadaan
v : Frekuensi gelombang, (cycle/det) bereksitasi yang dalam keadaan tidak stabil.
Maka terjadilah (dalam waktu 10-8 detik)
TERJADINYA SINAR-X pengisian kekosongan itu oleh elektron-elektron
Pada peristiwa terjadinya tumbukan tak yang lebih luar.
kenyal sempurna antara elektron dengan atom Perpindahan kulit yang luar ke kulit yang
anoda (targed) akan terjadi dua hal sebagai dalam disertai pancaran radiasi dengan panjang
berikut. gelombang tertentu, maka radiasi ini bersifat
1. Terjadi radiasi yang dikenal dengan “ diskrit[4]. Interaksi elektron dengan atom anoda
bremstrahlung” yaitu elektron yang dapat dilihat pada Gambar 4.
mendekati atom targed (anoda) akan
berinteraksi dengan atom bahan anoda,
tepatnya dengan elektron luar atom
tersebut. Ia mengalami perlambatan
sehingga mengeluarkan radiasi. Radiasi ini
memiliki aneka ragam panjang gelombang,
oleh karena itu proses bremstrahlung dapat
dialami elektron berulang kali, sehingga
spektrum radiasi ini bersifat kontinyu[4].
Spektrum sinar-X bremstrahlung seperti
terlihat pada Gambar 2.
Gambar 4. Interaksi Elektron dengan Atom Anoda

BERKAS SINAR-X DAN PEMBENTUKAN


CITRA
Berkas sinar-X dalam penyebaranya dari
sumber melalui suatu garis yang menyebar ke
segala arah kecuali dihentikan oleh bahan
penyerap sinar-X[1]. Oleh karena itu, tabung
sinar-X ditutup dalam suatu rumah tabung
logam yang mampu menghentikan sebagian
Gambar 2. Spektrum sinar-X[4] besar radiasi sinar-X, hanya sinar-X yang
Peristiwa tumbukan antara elektron berguna dibiarkan keluar dari tabung melalui
dengan atom anoda dapat dilihat pada Gambar sebuah jendela/window. Sinar-X adalah foton-
3. foton yang mempunyai energi tinggi, karena
elektron memancarkan energi maka energi
kinetik elektron akan berkurang dan akhirnya
akan kehilangan seluruh energi kinetiknya.
Energi foton maksimum atau panjang
gelombang minimum dapat ditulis dengan
persamaan (3) [1] :

hc
h f max = (3)
λ min
Jadi dalam proses ini akan terjadi
spectrum kontinyu, spektrum tersebut
Gambar 3. Tumbukan Antara Elektron
dengan Anoda
mempunyai frekuensi cut off (batasan) atau

Ferry Suyatno 505 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN


SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176

panjang gelombang cut off yang tergantung pesawat sinar-X selalu dilakukan
pada potensial percepatan. Elektron-elektron pengaturan waktu (S) dan arus (mA) atau
yang ditembakan akan mengeksitasi elektron biasa disebut dengan mAS yang
dalam atom target[1]. Jika elektron yang bergantung pada obyek yang disinari. Jika
ditembakkan cukup besar energinya maka akan tabung didekatkan pada obyek maka
mampu melepaskan elektron target dari intensitas akan naik dan hasil gambar jelas
kulitnya. Kemudian kekosongan kulit yang dan terang. Sebaliknya jika tabung
ditinggalkan elektron akan diisi oleh elektron dijauhkan dari obyek maka intensitas akan
yang lebih luar dengan memancarkan radiasi. menurun. Dari sini dapat disimpulkan
Transisi ini akan menyebabkan sederet baris bahwa cahaya dan sinar-X merambat
(garis-garis) spectrum yang dalam notasi sinar- dalam pancaran garis lurus yang melebar[1]
X disebut garis-garis Kα, Kβ, Kγ dan 2. Pengaruh Tegangan (kV)
seterusnya[2]. Tegangan tinggi merupakan daya dorong
Pada sistem pencitraan sinar-X elektron di dalam tabung dari katoda ke
diperlukan tegangan tinggi, dengan tujuan agar anoda. Supaya dapat menghasilkan sinar-X
dapat dihasilkan berkas sinar-X. Untuk itu daya dorong ini harus kuat sehingga
rangkaian listriknya dirancang sedemikian rupa mampu menembus obyek. Dengan
sehingga tegangan tingginya dapat diatur demikian perubahan kV sangat
dengan rentang yang besar yaitu antara 30 kV berpengaruh terhadap daya tembus sinar-
sampai 100 kV. Jika kVnya rendah maka sinar- X.
X memiliki gelombang yang panjang sehingga
Penyerapan Sinar-X
akan mudah diserap oleh atom dari targed
(anoda), kemudian disebut sebagai soft x-ray[1]. Penyerapan sinar-X oleh suatu bahan
Radiasi yang dihasilkan dengan pengaturan tergantung pada tiga faktor sebagai berikut.
tegangan yang cukup tinggi maka akan a. Panjang gelombang sinar-X
dihasilkan sinar-X dengan daya tembus yang b. Susunan obyek yang terdapat pada alur
besar dan panjang gelombang yang pendek[1]. berkas sinar-X
Sinar-X merupakan gelombang c. Ketebalan dan kerapatan obyek
elektromagnetik yang dapat menembus suatu Jika kV rendah maka akan dihasilkan
bahan, tetapi hanya sinar-X yang mempunyai sinar-X dengan gelombang yang panjang dan
energi yang tinggi yang dapat menembus bahan sebaliknya dengan kV tinggi maka panjang
yang dilaluinya, selain itu akan diserap oleh gelombang sinar-X akan semakin pendek[1].
bahan tersebut. Sinar-X yang mampu Penyerapan sinar-X oleh suatu bahan
menembus bahan itulah yang akan membentuk juga tergantung pada susunan obyek yang
gambar atau bayangan[1]. dilaluinya, sedangkan susunan obyek
tergantung pada nomor atom unsur, misalnya
FAKTOR-FAKTOR YANG
nomor atom alumunium lebih rendah dari
BERPENGARUH PADA CITRA[1]
nomor atom tembaga. Ternyata penyerapan
sinar-X alumunium lebih rendah dari
Pengaruh Arus (mA)
penyerapan sinar-X oleh tembaga. Timah hitam
Arus akan berpengaruh pada intensitas mempunyai nomor atom yang besar, maka daya
sinar-X atau derajat terang/brighnees. Dengan serap terhadap sinar-X juga besar. Ketebalan
peningkatan mA akan menambah intensitas dan kerapatan suatu unsur bahan juga
sinar-X dan sebaliknya. Oleh sebab itu derajat berpengaruh terhadap penyerapan sinar-X.
terang dapat diatur dengan mengubah mA. Bahan yang tebal akan lebih banyak menyerap
1. Pengaruh jarak dan waktu pencitraan sinar-X dibanding dengan bahan yang tipis,
(exposure) tentunya pada unsur yang sama.
Di samping arus (mA) jarak dan waktu Penyerapan sinar-X oleh tubuh manusia
pencitraan juga berpengaruh pada pada proses photo Rontgen dapat dijelaskan
intensitas. Waktu exposure yang lama juga sebagai berikut. Tubuh manusia dibentuk oleh
akan meningkatkan intensitas dari sinar-X. unsur-unsur yang sangat komplek. Oleh sebab
Untuk itu dalam setiap pengoperasian itu, penyerapan sinar-X oleh tubuh pada proses

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 506 Ferry Suyatno


SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176

Rontgen tidak sama, misalnya tulang akan lebih 3. Instrumentasi kontrol


banyak menyerap sinar-X dibanding dengan Sistem kontrol berfungsi sebagai pengatur
otot atau daging. Bagian tulang yang sakit atau parameter pada pengoperasian pesawat
daging akan lebih besar menyerap sinar-X sinar-X.
dibanding kondisi normal. Usia juga akan Instrumentasi kontrol terbagi menjadi 5
menjadi penyebab perbedaan penyerapan sinar- modul yaitu :
X. Tulang orang tua yang telah kekurangan a. modul Power supplay (Catu daya DC )
kalsium, maka penyerapan sinar-X akan b. modul pengatur tegangan (kV)
berkurang dibanding tulang anak muda[1]. c. modul pengatur arus (mA)
d. modul pengatur waktu pencitraan (S)
PESAWAT SINAR-X e. modul Kendali sistem
Pesawat sinar-X adalah pesawat yang f. catu daya AC dari sumber PLN.
dipakai untuk memproduksi sinar-X. Untuk
SARANA DAN PRASARANA
dapat menghasilkan suatu pencitraan sinar-X
RADIOTERAPI
diperlukan beberapa instrumetasi yang baku
sebagai berikut : Pengobatan dengan radiasi merupakan
1. Tabung sinar-X pengobatan yang mempunyai ciri khusus. Di
Tabung sinar-X berisi filament yang juga samping itu, metode ini membutuhkan sumber
sebagai katoda dan berisi anoda. Filamen daya manusia yang mempunyai ilmu dan
terbuat dari tungsten, sedangkan anoda ketrampilan yang tinggi. Perlatan radiasi yang
terbuat dari logam anoda (Cu, Fe atau Ni). canggih pada umumnya belum dapat dibuat di
Anoda biasanya dibuat berputar supaya Negara-negara berkembang, termasuk
permukaannya tidak lekas rusak yang Indonesia sehingga pengadaannya
disebabkan tumbukan elektron. membutuhkan biaya yang tinggi. Sejak tahun
2. Trafo Tegangan Tinggi 1960 pesawat telecobalt baru digunakan di RS.
Trafo tegangan tinggi berfungsi pelipat Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta.
tegangan rendah dari sumber menjadi Pesawat Linear accelerator baru
tegangan tinggi antara 30 kV sampai 100 digunakan pada tahun 1982. Perkembangan
kV. Pada trafo tegangan tinggi diberi pengadaan pesawat radioterapi berlangsung
minyak sebagai media pendingin. Trafo lambat seperti terlihat pada Tabel 1.
tegangan tinggi berfungsi untuk
mempercepat elektron di dalam tabung.

Tabel 1. Perkembangan Pengadaan radioterapi[3]

Tahun 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 - 89 90 - 99
Telecaesium 1 3 5 7 4
Telecobalt 1 2 3 12 18
Linier Accelert - - - 5 8
Afterloading - - - 8 13
Jumlah 2 5 8 32 43

Terlihat bahwa pada saat itu pengadaan penyakitnya[1]. Di negara-negara berkembang


peralatan radioterapi memang lambat ini diperkirakan angka tersebut lebih tinggi lagi
disebabkan untuk biaya pengadaannya cukup karena penderita sebagian besar berada pada
tinggi, apalagi saat ini yang perekonomian stadium lanjut, sehingga pengobatan bedah
negara sedang tidak stabil. Radioterapi tidak dapat dilakukan lagi[2] Berdasarkan data
merupakan salah satu dari berbagai cara dari berbagai pusat patologi[3], 10 Jenis kanker
pengobatan kanker yang bersifat multidisplin terbanyak di Indonesia dapat dilihat pada Tabel
termasuk bedah dan kemoterapi. Di negara- 2.
negara maju, lebih dari 50 % penderita kanker
memerlukan radioterapi sepanjang perjalanan

Ferry Suyatno 507 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN


SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176

Tabel 2. Penyakit Kanker / Tumor terbanyak cukup dan aliran listrik yang cukup dan
di Indonesia[3] stabil. Apabila hal ini tidak dipenuhi maka
akan menyebabkan kerusakan yang sering
No Kode Keterangan Jumlah Persentase terjadi.
1. 180 Leher rahim 3676 28,7 3. Perawatan.
Payudara Perawatan yang berkesinambungan
2. 174 2271 17 didukung oleh penyediaan suku cadang
Perempuan
3. 173 Kulit 1444 11 merupakan syarat mutlak untuk kelancaran
4. 147 Nasofaring 1059 8 operasi pesawat radiasi. Namun hal ini
5. 196 Kelenjar Limfe 1054 8 sering mengalami hambatan yang
6. 183 Ovarium 996 7,6 disebabkan oleh alokasi dana yang
7. 154 Rektum 830 6 terbatas.
8. 193 Tiroid 729 5,5 4. Pengadaan Suku Cadang (Spare Parts)
9. 153 Kolon 530 4
Penggantian suku cadang untuk pesawat
Jaringan
10 171 484 3,7 sinar-X lebih sering pada tabung terutama
Lunak
untuk buatan China 5-6 tahun. Pada
PERKEMBANGAN SDM RADIOTERAPI pesawat Linac yang sering perlu diganti
DAN DIAGNOSTIK pada sumber radiasi dan bagian mekanik
yaitu perputaran pesawat dan gerakan
Kurangnya jumlah SDM radioterapi dan meja.
diagnostik disebabkan oleh beberapa factor 5. Jumlah dan Keahlian Teknisi.
antara lain karena sistem pendidikan, kesulitan Untuk mengadakan pemeliharaan yang
peralatan, dan jasa pelayanan yang minimal. baik maka sangat diperlukan tenaga teknisi
Bidang radioterapi di Indonesia masih menjadi yang terampil dan dalam jumlah yang
satu dengan radiodiagnostik, sehingga dokter memadai. Namun hal ini masih sukar
radioterapi juga bekerja di bidang dicapai, karena khususnya pada pesawat-
radiodiagnostik, sehingga hal ini akan pesawat yang canggih diperlukan keahlian
mengurangi keprofesionalan seorang dokter[3]. yang khusus, sehingga memerlukan
Demikian juga dibidang lainya masih banyak tambahan pendidikan dan pengalaman
SDM yang kerja rangkap profesi, karena yang cukup.
memang keterbatasan tenaga medis pada setiap
bidang[3]. KESIMPULAN

PERAWATAN PERALATAN RADIASI. Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan


bahwa banyak faktor yang berpengaruh pada
Berbagai faktor yang mempengaruhi pemanfaatan radiasi sinar-X untuk menunjang
pelayanan radioterapi dan radiodiagnostik kesehatan masyarakat antara lain.
adalah jumlah pasien yang melebihi kapasitas, 1. Terbatasnya tenaga medis, ini sangat
sarana dan prasarana, pemeliharaan, penyediaan berpengaruh terhadap kelancaran
suku cadang dan ketrampilan teknisi[3]. pelayanan penggunaan pesawat radiasi.
1. Jumlah Pasien 2. Faktor perawatan merupakan kegiatan
Di beberapa rumah sakit misalnya di RS. yang sangat diperlukan pada operasi
Dr. Ciptomangunkusumo dan RS. Sardjito pesawat radiasi.
terdapat kelebihan jumlah pasien 3. Beban pelayanan perlu dipertimbangkan
dibandingkan dengan jumlah pesawat untuk menjaga ketahanan elemen pesawat.
radiasi. Hal ini akan berpengaruh terhadap 4. Penyediaan suku cadang juga perlu
kesempatan untuk melakukan dipersiapkan, agar pada saat terjadi
pemeliharaan dan mempercepat keausan kerusakan dapat cepat diatasi, sehingga
elemen mesin. tidak menggangu pelayanan.
2. Sarana dan Prasarana 5. Teknisi ahli sangat diperlukan untuk
Pada penggunaan pesawat yang canggih menjaga tetap berlangsungnya operasi
diperlukan persyaratan prasarana yang pesawat radiasi.
baik, misalnya tersedianya aliran air yang

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 508 Ferry Suyatno


SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176

DAFTAR PUSTAKA
1. ARIF JAUHARI, 2008, ”Berkas Sinar-X dan
Pembentukan gambar pada Pesawat sinar-X”,
Puskaradim, Jakarta.
2. BAMBANG .SW, 1986, ”Fisika Atom”,
Karunika, Jakarta
3. CHOLID BADRI, 1998, ”Aspek Pemeliharaan
Sarana Radiasi”, Instalasi Radioterapi RS.Dr.
Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
4. DARMAWAN, 1987, ”Fisika Zat Padat”,
Karunika, Jakarta
5. MUKHLIS AKHADI, 2001, ”Napak Tilas 106
Tahun Perjalanan Sinar-X”, PKRBN-
BATAN, Jakarta.

Ferry Suyatno 509 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN


SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 510 Ferry Suyatno

Anda mungkin juga menyukai