ILUSTRASI KASUS
41
Keluhan lain seperti nyeri dada (-), batuk (-), gatal-gatal di seluruh tubuh (-)
dan demam (-).
42
3.3 PEMERIKSAAN FISIK
Status generalisata
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Komposmentis
Tanda vital :
Tekanan darah : 210/130 mmHg
Pernafasan : 32 x/menit
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36,7 ºC
Berat badan : 55 kg
Tinggi badan : 160 cm
BMI/IMT : 55 : (1,6)2 = 55 : 2,56 = 21,48 (Normal)
43
- JVP : Tidak ada peningkatan JVP (JVP 5-2 cm H2O)
- Kelenjar Getah Bening : Tidak ada pembesaran KGB
- Trakea : Letak di tengah
Thorax
a) Paru-paru (depan)
- Inspeksi : Statis = dinding dada sama kiri dan kanan
Dinamis = Pergerakan dinding dada kanan sama kiri
- Palpasi : Vocal fremitus kanan = kiri
- Perkusi : Kanan = sonor, Kiri = sonor
- Auskultasi : Suara nafas vesicular (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
b) Paru-paru (belakang)
- Inspeksi : Statis = Simetris dada kanan dan kiri
Dinamis = Pergerakan dinding dada kiri sama kanan
- Palpasi : vocal fremitus kanan = kiri
- Perkusi : Kanan = sonor, Kiri =sonor
- Auskultasi : Suara nafas vesikular (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
c) Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tidak terihat
- Palpasi : Ictus cordis teraba di linea midclavicularis sinistra ICS V
- Perkusi :
Batas atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Batas kanan : ICS III-IV Linea sternalis dextra
Batas kiri : ICS V - VI linea midclavikularis sinistra
- Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen
- Inspeksi : Perut tampak sedikit cembung, venektasi (-), scar (-),
inflamasi (-)
- Auskultasi : Bising usus (+) normal
- Palpasi : supel, nyeri tekan epigastrium (+), hepato-splenomegali
(-)
- Perkusi : Timpani pada seluruh kuadran abdomen, nyeri ketok
ginjal (+)
Ekstremitas
- Superior : Akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/-)
- Inferior : Akral hangat, CRT < 2 detik, edema pretibial (+/+)
Darah rutin
44
WBC 9,6 [103/ uL] (4.0 – 10.0) [103/ uL]
RBC 2,41[106/ UL] (4,54 – 5,78) [106/ UL]
72 x 16,93
45
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Darah rutin
72 x 13,19
3.5 RESUME
Pasien datang ke RSUD Tengku Rafi’an Siak via IGD dengan keluhan
sesak nafas sejak ± 2 hari SMRS dan semakin berat 1 hari ini. Sesak dirasakan
terus menerus. Sesak tidak berkurang dengan istirahat. Sesak tidak
dipengaruhi cuaca, debu ataupun makanan. Pasien juga mengeluhkan kedua
kaki bengkak sejak ± 1 minggu yang lalu memberat dalam 3 hari ini.
Pasien juga mengeluhkan sakit perut didaerah ulu hati, sakitnya hilang
timbul, perut terasa kembung (+), badannya terasa lemas (+), mual (-), muntah
(-), nafsu makan ↓ (+), nyeri pada pinggang (+). Saat ini pasien menjalani cuci
darah secara rutin yakni 2x seminggu yaitu hari selasa dan jumat. Pasien juga
mengeluhkan BAK sedikit, BAB dalam batas normal. Keluhan lain seperti
nyeri dada (-), batuk (-), gatal-gatal di seluruh tubuh (-) dan demam (-).
Pasien sudah pernah mengalami keluhan yang sama sejak beberapa
minggu yang lalu dan sudah pernah dirawat di RSUD tengku rafi’an dengan
riwayat gagal ginjal kronik. Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak ± 5
tahun yang lalu dengan tekanan darah tertinggi (sistol ≥200 mmhg) dan tidak
rutin minum obat hipertensi. Riwayat DM (-), riwayat konsumsi obat 6 bulan
disagkal, riwayat penyakit kuning (-)
Pasien menyatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang mengalami hal
yang serupa dengan pasien. Riwayat diabetes melitus, hipertensi, penyakit
penyakit jantung didalam keluarga disangkal pasien.
37
Pasien bekerja sebagai petani, pola makan pasien memiliki kebiasaan
makan banyak dan ingin makan enak setiap hari tanpa peduli dengan
penyakitnya, tidak pernah mengontrol asupan garam, pasien termasuk
masyarakat ekonomi menengah, pasien tidak memiliki gangguan jiwa, riwayat
alkohol dan penggunaan obat-obatan terlarang disangkal, riwayat merokok (-).
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tampak sakit sedang, pasien dalam
keadaan sesak nafas, nyeri tekan epigastrium (+).
3.8 PENATALAKSANAAN
1. Non-Medikamentosa
- Edukasi kepada pasien dan keluarga
- Istirahat/ tirah baring
- Pembatasan aktivitas fisik dan pola hidup sehat
- Minum obat secara teratur dan tuntas
- Mengontrol tekanan darah
- Rutin menjalani HD
- Diet Ginjal
2. Medikamentosa
- IVFD RL asnet
- Oksigen 4 liter
Tablet
- ISDN (Isosorbide Dinitrate) 2 x 5 mg
- Irbesartan 1 x 150 mg
- Amlodipin 1 x 10 mg
- Bicnat2 x 500 mg
- Asam folat 2 x 1
38
- Bisoprolol 1 x 2,5 mg
Injeksi
- Omeprazole 2 x 40 mg
- Lasix 2 x 1
No Tanggal S O A P
1. Jumat, Sesak (+), TD : 210/130 CKD stage - Diet Ginjal
01 /02/ kaki mmHg V on HD + - IVFD RL asnet
2019 bengkak N : 88 x/menit HHD - Oksigen 4 liter
(+/+), R : 32 x/menit Tablet
lemas (+), T : 36,7 oC - ISDN 2 x 5 mg
nafsu Status - Irbesartan 1 x 150
makan ↓ Generalisata : mg
(+), sakit - Nyeri tekan - Amlodipin 1 x 10
perut (+), epigastrium (+) mg
Perut - Edem kedua - Bicnat 2 x 500 mg
kembung tungkai (+/+) - Asam folat 2 x 1
(+) Injeksi
Pemeriksaan
penunjang: - Omeprazole 2 x 40
01 /02/ 2019 mg
Nilai GFR 4,19 - Lasix 2 x 1
Rencana HD hari ini
2. Sabtu, Sesak (+), TD : 180/120 CKD stage - Diet Ginjal
02/02/ kaki mmHg V on HD + - IVFD RL asnet
2019 bengkak N : 88 x/menit HHD - Oksigen 3 liter
(+/+), R : 28 x/menit Tablet
lemas (+), T : 36,5 oC - ISDN 2 x 5 mg
nafsu - Irbesartan 1 x 150
makan ↓ Status mg
(+), sakit Generalisata : - Amlodipin 1 x 10
- Nyeri tekan
perut (+), mg
epigastrium (+)
Perut - Edem kedua - Bicnat 2 x 500 mg
kembung tungkai (+/+) - Asam folat 2 x 1
(+) Injeksi
- Omeprazole 2 x 40
mg
- Lasix 2 x 1
39
3. Minggu, Sesak (+), TD : 160/120 CKD on - Diet Ginjal
03/02/ kaki mmHg HD et - IVFD RL asnet
2019 bengkak N : 82 x/menit causa HHD - Oksigen 3 liter
(+/+), R : 28 x/menit + anemia Tablet
lemas (+), T : 36,7 oC - ISDN 2 x 5 mg
nafsu Status - Irbesartan 1 x 150
makan ↓ Generalisata : mg
(+), sakit - Nyeri tekan - Amlodipin 1 x 10
epigastrium (+)
perut ↓ mg
- Edem kedua
- Bicnat2 x 500 mg
tungkai (+/+)
Pemeriksaan - Asam folat 2 x 1
penunjang: Injeksi
03/02/ 2019 - Omeprazole 2 x 40
- Ureum : 157 mg
mg/dl - Lasix 2 x 1
- Creatinin : 13,19
mg/dl
Nilai GFR 5,38
4. Senin, Sesak ↓, TD : 160/120 CKD on - Diet Ginjal
04/02/ kaki mmHg HD et - IVFD RL asnet
2019 bengkak N : 80 x/menit causa HHD Tablet
(+/+), R : 26 x/menit + anemia - ISDN 2 x 5 mg
lemas ↓, T : 36,9 oC - Irbesartan 1 x 150
nafsu mulai mg
membaik, Status - Amlodipin 1 x 10
sakit perut Generalisata : mg
↓ - Edem kedua - Bicnat 2 x 500 mg
tungkai (+/+) - Asam folat 2 x 1
↓ - Bisoprolol 1 x 2,5
mg
Injeksi
- Omeprazole 2 x 40
mg
- Lasix 2 x 1
Pasien PAPS
Pulang Atas
Permintaan Sendiri
3.9 PROGNOSIS
40
Prognosis pada pasien ini dibagi atas:
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
BAB IV
PEMBAHASAN
41
Tn. S, 47 tahun datang ke RSUD Tengku rafi’an dengan keluhan sesak
napas yang dirasakan semakin berat sejak ± 1 hari SMRS. Berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan maka
diagnosis pasien ini adalah gagal ginjal kronik (CKD) dengan penyebab
kemungkinan akibat hipertensi yang tidak terkontrol yang dialami pasien selama 5
tahun. Diagnosis ini berdasarkan anamnesis didapatkan bahwa pasien
mengeluhkan sesak napas yang didahului adanya kaki yang bengkak, terdapat
gangguan pada sistem gastrointestinal dan hematologi.
Pemeriksaan fisik didapatkan adanya peningkatan frekuensi napas, CA(+/
+), nyeri epigastrium (+) dan udem pretibial (+/+). Hal ini didukung dari
pemeriksaan penunjang didapatkan LFG 4,19 yang dikategorikan ke dalam CKD
stage V. Hal ini menunjukkan bahwa pada pasien telah terjadi kegagalan fungsi
ginjal menyebabkan sekresi protein terganggu timbullah keadaan sindrom uremia
(lemah, letargi, anoreksia, mual-muntah). Sehingga terjadi gangguan
keseimbangan asam basa menyebabkan peningkatan produksi asam di sirkulasi.
Edema yang dialami pada pasien ini diakibatkan kelebihan volume cairan.
Penurunan laju filtrasi glomerulus menyebabkan retensi Na sehingga total CES
meningkat, hal ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler sehingga volume
interstitial meningkat. Selain itu efek RAA yang juga menyebabkan retensi Na
dan H2O akan memperburuk edema.
Penatalaksanaan pasien sesak nafas pada kasus ini dapat dilakukan dengan
pemberian oksigen 4 liter yang adekuat yang berfungsi untuk mencegah disfungsi
end organ dan serangan gagal organ yang multipel. Pencegahan progresifitas
CKD adalah upaya utama yang harus dilakukan. Pada pasien ini fungsi ginjal
sudah terjadi penurunan, produk akhir metabolisme protein yang normalnya
dieksresikan kedalam urin tertimbun didalam darah, terjadi uremia dan
mempengaruhi setiap sistem tubuh semakin banyak timbunan produk sampah,
maka gejala semakin berat penurunan jumlah glomerulus yang normal
menyebabkan penurunan klirens darah yang seharusnya dibersihkan oleh ginjal.
Penurunan LFG mengakibatkan penurunan klirens kreatinin dan peningkatan
42
kadar kreatinin serum. Upaya tersebut yaitu berusaha mengontrol tekanan darah.
Membatasi asupan protein dan mengurangi proteinuria merupakan upaya lain
yang dapat ditempuh untuk mencegah progresifitas.
Terapi lain yang dilakukan adalah mengobati gajal- gejala akibat sindroma
uremik yang biasa terjadi pada pasien CKD. Pada pasien ini dianjurkan untuk
istirahat dan diet rendah protein. Pembatasan asupan protein dilakukan karena
kelebihan protein tidak disimpan di dalam tubuh, tetapi dipecah menjadi urea dan
substansi nitrogen lain yang terutama diekskresikan melalui ginjal.
Terapi Non-Medikamentosa yaitu: edukasi kepada pasien dan keluarga,
Istirahat/ tirah baring, pembatasan aktivitas fisik dan pola hidup sehat, minum
obat secara teratur dan tuntas, mengontrol tekanan darah, rutin menjalani HD, dan
diet Ginjal.
Untuk terapi medikamentosa:
- IVFD RL asnet
- Oksigen 4 liter
Tablet
- ISDN (Isosorbide Dinitrate) 2 x 5 mg
- Irbesartan 1 x 150 mg
- Amlodipin 1 x 10 mg
- Bicnat2 x 500 mg
- Asam folat 2 x 1
- Bisoprolol 1 x 2,5 mg
Injeksi
- Omeprazole 2 x 40 mg
- Lasix 2 x 1
DAFTAR PUSTAKA
43
1. Sherwood, Lauralee. Sistem Kemih. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem.
Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG ; 2001. p. 463 – 503.
2. Sudoyo, A. W dkk. Penyakit Ginjal Kronik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jilid II. Edisi V. Jakarta : Pusat Penerbitan IPD FK UI ; 2009. p. 1035 – 1040.
3. Suwitra K. Penyakit Ginjal Kronik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I
Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI,
2006. 581-584
4. Arora P. Chronic Kidney Disease. [cited on Juli 20nd, 2018]. Available on :
http://emedicine.medscape.com/article/238798-overview.
5. Kamaludin Ameliana. 2010. Gagal Ginjal Kronik. Jakarta : Bagian Ilmu
Penyakit Dalam UPH.
6. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit.
Ed.6 Vol. 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2006.p865-988
7. Silbernagl, S dan Lang, F. Gagal Ginjal kronis. Teks & Atlas Berwarna
Patofisiologi. Cetakan I. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2007. p.
110 – 115.
8. Mansjoer A, et al.Gagal ginjal Kronik. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II
Edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius FKUI, 2002.
9. Suhardjono, Lydia A, Kapojos EJ, Sidabutar RP. Gagal Ginjal Kronik. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi 3. Jakarta: FKUI, 2001.427-434.
10. Nicolas GA. Terapi hemodialisis sustained low efficiency daily Dialysis pada
pasien gagal ginjal kronik di ruang terapi intensif Bagian/SMF Anestesiologi
dan Terapi Intensif. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Rumah Sakit
Sanglah Denpasar.
11. Tierney LM, et al. Gagal Ginjal Kronik. Diagnosis dan Terapi Kedokteran
Penyakit Dalam Buku 1. Jakarta: Salemba Medika.2003.
44